Professional Documents
Culture Documents
Kelas : VIII A
No : 26
Mapel : B. Indonesia
Puisi merupakan salah satu media yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan.
Pesan ini dapat berupa nasihat atau ungkapan pribadi seseorang kepada orang lain. Puisi
sering berisi kata-kata indah yang disusun sedemikian rupa berdasarkan tema tertentu. Di
Indonesia, jenis jenis puisi dibedakan menjadi puisi lama, puisi baru, dan puisi
kontemporer. Artikel kali ini akan membahas mengenai puisi lama, khususnya kepada jenis
jenis puisi lama.
Pengertian Puisi Lama
Puisi lama sudah muncul sejak zaman dahulu dan sering digunakan dalam upacara upacara
adat. Puisi lama adalah puisi yang memiliki aturan aturan dan mempunyai makna. Aturan
dalam puisi lama berkaitan dengan keterikatannya pada:
Terlihat kaku, karena puisi lama sangat terikat dengan aturan di dalamnya
Merupakan karya turun temurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya
Merupakan sastra lisan karena disampaikan dari mulut ke mulut
1. Syair
Syair berasal dari Arab. Ciri khas dari syair adalah terdiri atas empat baris dalam satu bait
dengan sajak a-a-a-a. Syair biasanya berisi tentang suatu cerita dengan nasihat di
dalamnya.
Contoh:
Syair Pendidikan
Ciri-ciri yang bisa digunakan untuk mengenali puisi baru antara lain:
Berdasarkan isi atau bahasan dalam puisi, puisi baru dibedakan menjadi 7 jenis yaitu
balada, himne, ode, epigram, romansa, elegi, dan satire.
Hymne
Hymne merupakan sebuah puisi yang berisi pujian untuk Tuhan, dewa, pahlawan, tanah
air, atau almamater (dalam dunia sastra). Dewasa ini, hymne menjadi sebuah puisi yang
dinyanyikan.
Contoh:
Ya Tuhan kami
Kami telah terpuruk dalam lautan dosa
Detik menit jam kami terendam dalam dosa
Pikiran yang mendua
Hati yang beku
Ampunilah kami
Ya Tuhan kami
Ya Tuhan
Telah kotor setiap inci daging ini
Telah hina diri ini
Menyalahgunakan karunia-Mu
Mengkufurkan nikmat-Mu
Semoga Kau tuntun kami kembali
Ke jalan kebenaran-Mu
Ke jalan lurus-Mu
Sebelum Kau panggil kami kembali
Ke alam kekal-Mu
Amin
PUISI KONTEMPORER
Pengertian Puisi Kontemporer
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kontemporer berarti waktu kini. Puisi
kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang diciptakan pada waktu kini. Kekinian ini
terlihat dari kebebasan puisi kontemporer. Puisi ini tidak terikat oleh bentuk dan rima.
Tujuan dari penciptaan puisi ini adalah untuk menyampaikan gagasan.
1. Puisi Mantra
Jenis puisi kontemporer yang satu ini berkaitan dengan salah satu jenis puisi lama yaitu
mantra. Puisi mantra pertama kali diperkenalkan oleh Sutardji Calzoum Bachri. Puisi
mantra memiliki beberapa ciri, yaitu:
Berikut adalah salah satu contoh puisi mantra karya Sutardji Calzoum Bachri:
Shang Hai
ping di atas pong
pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
keempat jenis jenis dari majas di atas akan di bagi lagi dan di bawah ini kita akan
membahas lebih terperinci lagi jenis jenis majas
1. Majas Personifikasi- adalah majas yang membandingkan benda yang tidak bernyawa
menjadi benda yang hidup dan bernyawa.
2. Majas Simile- adalah majas yang membandingkan dua hal yang berbeda tetapi sengaja
di anggap sama.
3. Majas Metafora- adalah majas perbandingan yang menggunakan kata atau kelompok
kata bukan dengan arti yang sebenarnya.
4. Majas Alegori- adalah majas yang mempertautkan satu hal atau kejadian dengan hal
atau kejadian lain dalam kesatuan yang utuh.
5. Majas Epik Simile- adalah majas perbandingan yang di perpanjang dan dibentuk
dengan melanjutkan kata sifat sifat perbandingan dalam kalimat atau frasa secara berturut
turut.
2. Majas Litotes- adalah majas yang mengurangi atau mengecil ngecilkan kenyataan yang
sebenarnya.
Contoh majas litotes:
Aku bekerja sebagai kacung di perusahaan itu.
Terimalah hadiah kecil dari kami.
3. Majas Ironi- adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud
untuk menyindir.
Contoh majas ironi:
Wah pemerintah sangat baik ya kepada rakyat kecil bahkan saking baiknya banyak rakyat
miskin yang mati kelaparan.
Tubuhmu sangat gendut seperti gitar spanyol.
Tulisanmu sangat indah seperti cakar ayam.
4. Majas Paradoks- adalah majas yang antara bagian bagiannya menyatakan sesuatu yang
bertentangan.
Contoh majas paradoks:
Meski hari ini hujan tapi udara terasa panas.
Meski diana sedang sakit tapi dia tetap masuk sekolah.
5. Majas Antitesis- adalah majas pertentangan yang menggunakan paduan kata yang
berlawanan arti.
Contoh majas antitesis:
Mau pintar atau bodoh kita harus tetap belajar.
Kaya miskin sama di hadapan tuhan.
6. Majas Oksimoron- adalah majas yang mengungkapkan maksud yang berlawanan dalam
satu kalimat.
Contoh majas oksimoron:
Elizabeth memang wanita cantik tapi sifatnya seperti binatang.
Air es memang segar tapi bisa menyebabkan flu.
1. Majas Metonimia- adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan
dengan nama orang sebagai penggantinya.
Contoh majas metonimia:
Pak kepala sekolah yang baru sangat killer.
Mentri pendidikan kemarin berkunjung ke sekolah kami.
2. Majas Sinekdoke- adalah majas yang menyebutkan nama sebagian sebagai pengganti
nama seluruhnya.
Contoh majas sinekdoke:
Pemerintah dituntut tegas untuk memberantas korupsi.
Anak anak zaman sekarang sangat pembangkang meski sudah diperingati.
3. Majas Alusio- adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada tokoh atau
peristiwa yang sudah di ketahui bersama.
Contoh majas alusio:
Sudah 3 bulan aku tidak melihat batang hidungnya.
4. Majas Elipsis- adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau juga
kalimat.
Contoh majas elipsis:
Aku sibuk (harusnya aku sedang sibuk)
1. Majas Aliterasi- adalah majas yang memanfaatkan kata kata permulaan dan akhiran
yang sama bunyinya.
Contoh majas aliterasi:
Lihatlah langit luruskan langkah.
Inikah Indahnya Impian.
2. Majas Antanaklasis- adalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan
makna yang berbeda.
Contoh majas antanaklasis:
Randi menjadi bintang di sekolahnya, itu karena kepintarannya.
3. Majas repetisi- adalah majas pengulangan kata sebagai penegasan yang diruntut dalam
baris yang sama.
Contoh majas repetisi:
Selamat tinggal cintaku
Selamat tinggal airmataku
Selamat tinggal sedihku.
4. Majas Pararelisme- adalah majas pengulangan kata yang disusun dalam baris yang
berbeda.
Contoh majas pararelisme:
Ibu adalah anugerah
Ibu adalah nafasku
Ibu adalah hidupku.
5. Majas Anafora- adalah majas pengulangan kata atau kelompok kata pada awal kalimat
atau kalusa secara berturut turut.
Contoh majas anafora:
Aku ingin mencintaimu dengan besar
Aku ingin mencintaimu dengan caraku
Aku ingin mencintaimu sekarang dan selamanya.
6. Majas Tautologi- adalah majas yang berisi pernyataan gagasan dengan mengulang kata
atau kelompok kata yang semakna dan searti.
Contoh majas tautologi:
Aku marah dan sakit hati ketika tahu dia membohongiku.
Aku bahagia dan senang ketika melihat ibu sudah sembuh.