You are on page 1of 19

Tugas individu

MIKROBIOLOGI
( ANATOMI MIKROBA )

OLEH:

KADEK MERTAYASA
A1C214072

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya-lah sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan
makalah tentang Anatomi Mikroba ini. Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penulisan makalah ini.
Makalah ini di susun dari beberapa literature sebagai rujukan dalam
penulisannya. Dalam makalah ini dibahas tentang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Oleh karena itu penulis berharap makalah ini dapat
berguna bagi para pembaca. Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
dibutuhkan demi perbaikan kekurangan-kekurangan dalam makalah ini.

Kendari, 22 Desember 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Bakteri.................................................................................... 4
B. Reproduksi Bakteri............................................................................... 10
C. Anatomi Pada Jamur............................................................................. 11
D. Reproduksi Pada Jamur......................................................................... 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................. 14
B. Saran....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme
memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain
dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi
dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang
tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan
menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi
dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula.
Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk
menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim
yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah
ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat
(Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap
mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan
maupun yang menguntungkan.
Dunia mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok jasad renik
(makhluk halus). Kebanyakan bersel satu atau uniseluler. Ciri utama yang
membedakan kelompok organism tertentu dari mikroba yang lain adalah
organisasi bahan selulernya. Dunia mikroba terdiri dari Monera (Virus dan
sianobakteri), Protista, dan Fungi. Mikroorganisme tersebut diantaranya
adalah bakteri, jamur, dan virus. Secara umum, bakteri, jamur, dan virus
mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang berbeda. Di dalam
kehidupannya beberapa mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus
selalu dipengaruhi oleh lingkungannya dan untuk mempertahankan hidupnya
mikroorganisme melakukan adaptasi dengan lingkungannya.
Adaptasi ini dapat terjadi secara cepat serta bersifat sementara waktu
dan dapat pula perubahan itu bersifat permanen sehingga mempengaruhi
bentuk morfologi serta struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan virus. Untuk
mengidentifikasikan suatu mikroorganime dapat dilakukan dengan
mengetahui morfologi dan struktur anatominya. Oleh karena itu kita perlu
mengetahui bentuk morfologi dan struktur anatomi dari bakteri, jamur, dan
virus.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan
beberapa rumusan mengenai fotosintesis sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan bakteri ?
2. Bagaimana ciri-ciri yang dimiliki oleh bakteri dan jamur ?
3. Bagaimana struktur Anatomi bakteri dan jamur ?
4. Bagaimana proses reproduksi yang terjadi pada jamur ?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Memahami apa yang di maksud dengan bakteri.
2. Memahami ciri-ciri yang dimiliki oleh bakteri dan jamur.
3. Memahami struktur anatomi bakteri dan jamur.
4. Memahami proses reproduksi yang terjadi pada jamur.
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah agar :

1. Pembaca dapat mengetahui dan memahami apa yang di maksud dengan


bakteri .
2. Pembaca dapat mengetahui dan memahami ciri-ciri yang dimiliki oleh
bakteri dan jamur.
3. Pembaca dapat mengetahui dan memahami struktur anatomi bakteri dan
jamur.
4. Pembaca dapat mengetahui dan memahami proses reproduksi yang terjadi
pada jamur.
5. Memberikan informasi teoritik dan dapat dijadikan rujukan dalam
pembuatan karya tulis seanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN

Bentuk umum mikroorganisme terdiri dari satu sel (uniseluler), seperti


yang umum didapatkan pada bakteri, ragi, dan mikroalga. Bentuk mikroorganisme
dapat juga berbentuk filamen atau serat, yakni rangkaian sel yang terdiri dari 2 sel
atau lebih yang berbentuk rantai, seperti yang umum didapatkan pada fungi.
Bentuk filamen paa kenyataannya dapat berupa filamen semu bila hubungan
antara sel satu dengan lainnya tidak nyata atau tidak ada. Sedangkan bentuk
filament benar, kalau hubungan antara satu sel dengan lainnya terdapat hubungan
yang jelas, baik hubungan secara morfologis (bentuk) maupun secara fisiologi
(fungsi sel).
A. Anatomi bakteri

Gambar 2.0. Anatomi Sel Bakteri


Sumber : www.google.com

Bakteri tersusun atas dinding sel dan isi sel. Disebelah luar dinding sel
terdapat selubung atau kapsul. Di dalam sel bakteri tidak terdapat membrane
dalam (endomembran) dan organel bermembran seperti kloroplas dan
mitkondria. Struktur tubuh bakteri dari lapisan luar hingga bagian dalam sel
yaitu flagela, dinding sel, membrane sel, mesosom, lembaran fotosintetik,
sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora.
6. Flagela
Flagela terdapat salah satu ujung, pada kedua ujung atau pada
perukaan sel. Fungsinya untuk bergerak. Berdasar letak dan jumlahnya, tipe
flagella dapat dibedakan menjadi montrik, amfitrik, lofotrik, dan peritrik.
Flagela terbuat dari protein yang disebut flagelin. Flagella berbetuk seperti
pembuka sumbat botol. Fungsinya adalah untuk bergerak. Flagella berputar
seperti baling-baling untuk menggerakkan bakteri. Flagela melekat pada
membrane sel.

Gambar 2.1. Macam Tipe Flagella Bakteri


Sumber : www.google.com

7. Dinding sel
Dinding sel tersusun atas peptidoglikan yakni polisakarida yang
berikatan dengan protein. Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri
memiliki bentuk yang tetap. Fungsi dinding sel adalah untuk melindungi sel.
Berdasarkan struktur protein dan polisakarida yang terkandung di
dalam dinding sel ini, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri gram positif
dan gram negatif. Jika bakteri diwarnai dengan tinta Cina kemudian timbul
warna pada dinding selnya, maka bakteri itu tergolong bakteri gram positif.
Sebaliknya, jika diberi warna dengan tinta Cina namun tidak menunjukkan
perubahan warna pada dinding selnya, maka bakteri itu digolongkan ke
dalam bakteri gram negatif. Bakteri gram positif mempunyai peptidoglikan
di luar membran plasma. Pada bakteri gram negatif, peptidoglikan terletak
di antara membran plasma dan membran luar dan jumlahnya lebih sedikit.
Umumnya bakteri gram negatif lebih patogen.
Bakteri gram-positif dinding selnya terdiri atas 60-100 persen
peptodoglikan dan semua bakteri gram-positif memiliki polimer iurus asam
N-asetil muramat dan N-asetil glukosamin dinding sel beberapa bakteri
gram positif mengandung substansi asam teikoat yang dikaitkan pada asam
muramat dari lapisan peptidoglikan. Asam teikoat ini berwujud dalam dua
bentuk utama yaitu asam teikoat ribitoi dan asam teiokat gliserol fungsi dari
asam teiokat adalah mengatur pembelahan sel normal. Apabila diberi
pewarna gram menghasilkan warna ungu.
Bakteri gram-negatif dinding sel gram negatif mengandung 10-20 %
peptidoglikan, diluar lapisan peptidoglikan ada struktur membran yang
tersusun dari protein fostolipida dan lipopolisakarida. Apabila diberi
pewarna gram menghasilkan warna merah.

Gambar 2.2. Dinding Sel Bakteri


Sumber : www.google.com
Di sebelah luar dinding sel terdapat kapsul. Tidak semua sel bakteri
memiliki kapsul. Hanya bakteri patogen yang berkapsul. Kapsul berfungsi
untuk mempertahankan diri dari antibodi yang dihasilkan selinang. Kapsul
juga berfungdi untuk melindungi sel dari kekeringan. Kapsul bakteri
tersusun atas persenyawaan antara protein dan glikogen yaitu glikoprotein.
8. Membrane sel
Membrane sel tersusun atas molekul lemak dan protein, seperti
halnya membran sel organisme yang lain. Membrane sel bersifat
semipermiable dan berfungsi mengatur keluar masuknya zat keluar atau ke
dalam sel.

Gambar 2.3. Membran Sel Bakteri


Sumber : www.google.com
9. Mesosom
Pada tempat tertentu terjadi penonjolan membran sel kearah dalam
atau ke sitoplasma. Tonjolan membrane ini berguna untuk menyediakan
energi atau pabrik energi bakteri. Organ sel (organel) ini disebut mesosom.
Selain itu mesosom berfungsi juga sebagai pusat pembentukan dinding sel
baru diantara kedua sel anak pada proses pembelahan.

Gambar 2.4.Organel Mesosom Sel Bakteri


Sumber : www.google.com
10. Lembar fotosintetik
Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane
sel kearah sitoplasma. Membrn yang berlipat-lipat tersebut berisi
klorofil,dikenal sebagai lembar fotosintetik (tilakoid). Lembar fotosintetik
berfungsi untuk fotosintesis contohnya pada bakteri ungu. Bakteri lain yang
tidak berfotosintesis tidak memiliki lipatan demikian.
11. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel,
plasma= cairan). Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung
berbagai molekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral,
ribosom, DNA, dan enzim-enzim. Sitoplasma merupakan tempat
berlangsungya reaksi-reaksi metabolism.

Gambar 2.5. Sitoplasma Sel Bakteri


Sumber : www.google.com

12. DNA
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA)
atau asam inti, merupakan materi genetic bakteri yang terdapat di dalam
sitoplasma. Bentuk DNA bakteri seperti kalung yang tidak berujung
pangkal. Bentuk demikian dikenal sebagai DNA sirkuler. DNA tersusun atas
dua utas polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat pengontrol sintesis
protein bakteri, dan merupakanzat pembawa sifat atau gen. DNA ini dikenal
pula sebagai kromosom bakteri. DNA bakteri tidak tersebar di dalam
sitoplasma, melainkan terdapat pada daerah tertentu yang disebut daerah
inti. Materi genetik inilah yang dikenal sebagai inti bakteri.
Gambar 2.6. DNA Sel Bakteri
Sumber : www.google.com

13. Plasmid
Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA
nonkromosom. DNA nokromosom bentuknya juga sirkuler dan terletak di
luar DNA kromosom. DNA nonkromosom sirkuler ini dikenal sebagai
plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali DNA kromosom. Plasmid
mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik, gen patogen.
Seperti halnya DNA yang lain, plasmid mampu melakukan replikasi dan
membentuk kopi dirinya dalam jumlah banyak. Dalam sel bakteri dapat
terbentuk 10-20 plasmid.

Gambar 2.7. Plasmid Sel Bakteri


Sumber : www.google.com
14. Ribosom
Ribosom merupakan organel yang berfungsi dalam sintesis protein
atau sebagai pabrik protein. Bentuknya berupa butir-butir kecil dan tidak
diselubungi membran. Ribosom tersusun atas protein dan RNA. Di dalam
sel bakteri Escherichia coli terkandung 15.000 ribosom, atau kira-kira
masa sel bakteri tersebut. Ini menunjukkan bahwa ribosom memiliki fungsi
yang penting bagi bakteri.

Gambar 2.8. Ribosom Sel Bakteri


Sumber : www.google.com

10. Endospora
Bakteri ada yang dapat membentuk endospora, pembentukan
endospora merupakan cara bakteri mengatasi kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan. Endospora tahan terhadap panas sehingga tidak mati oleh
proses memasak biasa. Spora mati di atas suhu 120 C. jika kondisi telah
membaik, endospora dapat tumbuh menjadi bakteri seperti sedia kala.

B. Reproduksi bakteri
Bakteri bereproduksi secara vegetatif dengan membelah diri secara
biner. Pada lingkungan yang baik bakteri dapat membelah diri tiap 20 menit.
Pembuahan seksual tidak dijumpaipada bakteri, tetapi terjadi pemindahan
materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain tanpa menghasilkan zigot.
Peristiwa ini disebut proses paraseksual. Ada tiga proses paraseksual yang telah
diketahui, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.
Gambar 2.9. Proses Paraseksual Sel Bakteri
Sumber : www.google.com

C. Anatomi pada fungi (jamur)


Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler,ada
pula yang mutiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin. Jamur
multiseluler terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas,
yang disebu benang hifa. Hifa memiliki sekat-sekat yang melintang, tiap-tiap
sekat memiliki satu sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Namun adapula hifa
yang tidak memiliki sekat melintang, yang mengandung banyak inti dan
disebut senositik. Ada tidaknya sekat pada hifa ini dijadikan dasar dalam
penggolongan jamur. Hifa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat
reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas menjadi
sporangiofor yang artinya pembawa sporangium.sporangium artinya kotak
spora. Didalam sporangium terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh menjadi
konidiofor yang artinya pembawa konidia, yang dapat menghasilkan konidium.
Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai miselium.
Miselium inilah yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai
penyerap makanan dari lingkungannya.

Gambar 2.10. Anatomi Jamur


Sumber : www.google.com

D. Reproduksi pada jamur (fungi)


Jamur uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan dengan cara
aseksual. Pada perkembangbiakannya yang secara seksual jamur membentuk
tunas,sedangkan secara aseksual jamur membentuk spora askus.
Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara aseksual,yaitu dengan cara
memutuskan benang hifa (fragmentasi),membentuk spora aseksual yaitu
zoospora, endospora dan konidia. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual
melalui peleburan antara inti jantan dan inti betina sehingga terbentuk spora
askus atau spora basidium.
1. Zoospora atau spora kembara adalah spora yang dapat bergerak didalam air
dengan menggunakan flagella. Jadi jamur penghasil zoospore biasanya
hidup dilingkungan yang lembab atau berair.
2. Endospora adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal
didalam sel tersebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh.
3. Spora askus atau askospora adalah spora yang dihasilkan melalui
perkawinan jamur Ascomycota. Askospora terdapat didalam askus, biasanya
berjumlah 8 spora. Spora dari perkawinan kelompok jamur Basidiomycota
disebut basidiospora. Basidiospora terdapat didalam basidium,dan biasanya
bejumlah empat spora.
4. Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat
melintang pada ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak
konidia. Jika telah masak konidia paling ujung dapat melepskan diri.

Gambar 2.11. Reproduksi Jamur


Sumber : www.google.com
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan Uraian diatas, maka dapat di simpulkan bahwa :
1. Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat
oleh mata telanjang. Secara morfologi bakteri memiliki bentuk bermacam-
macam yaitu, bulat, batang, dan spiral, sedangkan secara anatomi tubuh
bakteri tersusun atas flagela, dinding sel, membran sel, mesosom,
lembaran fotosintetik, sitoplasma, DNA, plasmid, ribosom, dan endospora.
2. Jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara
heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik
yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit. Akan
tetapi ada pula jamur yang hidup secara parasit.
3. Jamur tidak memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler,ada pula
yang mutiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin. Jamur
multiseluler terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas,
yang disebu benang hifa. Hifa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat
reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas menjadi
sporangiofor yang artinya pembawa sporangium. Sporangium artinya
kotak spora. Didalam sporangium terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh
menjadi konidiofor yang artinya pembawa konidia, yang dapat
menghasilkan konidium. Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang
dikenal sebagai miselium.

B. Saran
Saran yang dapat saya sampaikan, sebaiknya dalam penulisan
makalah berikutnya tidak hanya menggunakan referensi dari satu sumber
perlu tambahan sumber lain yang lebih up date pengetahuanya mengenai
anatomi mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA

Coyne, Mark S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. Delmar


Publisher, USA.
Pelczar, Michael J. 1999. Microbiology. McGRAW-HILL INTERNATIONAL
EDITIONS, USA.
Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM PRESS, Malang.
Winarni, Endang Widi. 2007. Biologi mikroorganisme. Esis, Jakarta.

You might also like