Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Di dalam hukum dikenal subjek hukum dan objek hukum juga perbuatan
hukum. Subjek hukum merupakan aspek terpenting dalam suatu hukum tanpa
adanya subjek hukum, suatu hukum tidak akan bisa dilaksanakan begitu juga
dengan objek hukum. Jika subjek hukum itu ada, maka objeknya pun juga harus
ada, karena antara subjek hukum dengan objek hukum sangatlah berkaitan dalam
hal hukum. Objek hukum merupakan pelengkap dari suatu subjek hukum. Biasanya
subjek hukum itu berupa manusia atau orang. Sedangkan objek hukum adalah
bendanya atau sasarannya.
Setelah adanya subjek hukum dan objek hukum, kemudian muncul perbuatan
hukum , perbuatan hukum adalah hasil dari subjek hukum dan objek hukum bisa
juga di katakana sebagai akibat-akibat hukum.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Chainur A, S.H (2008 :120) subjek hukum adalah segala sesuatu
yang menurut hukum dapat menjadi pendukung (dapat memiliki) hak dan
kewajiban
Setiap manusia di Indonesia tanpa terkecuali selama hidupnya adalah orang atau
subjek hukum , sejak di lahirkan manusia memperoleh hak dan kewajiban dan
apabila meninggal dunia, maka hak dan kewajibannya akan beralih pada ahli
warisnya. Setiap manusia di Indonesia dapat di simpulkan dari pasal 15 UUD yang
berbunyi bahwa tidak suatu hak manapun menyebabkan kematian perdata atau
kehilangan segala hak-hak kewenangan.
Di dalam sejarah di kenal adanya manusia yang tidak mempunyai hak dan
kewajiban dan tidak merupakan subjek hukum yaitu budak belian. Budak bukan
merupakan subjek hukum tetapi merupakan objek hukum yang dapat di perjual
belikan. Selain itu, dahulu di kenal kematian perdata (burgelyke dood) pernyatan
pengadilan (lijke dood) yang menyatakan bahwa seseorang itu tak dapat
memperoleh hak apapun lagi. Pencabutan hak dan kewajiban masih bersifat terbatas
2
1
dan hanya untuk sementara saja. Berikut hak-hak tertentu yang dapat di cabut, di
antaranya:
Dengan demikian orang dianggap sebagai pendukung hak dan kewajiban, sejak
lahir sampai meninggal bahkan sejak dalam kandungan ibunya. Tapi meskipun
demikian orang yang belum dewasa masih belum cukup untuk melakukan hukum
sendiri. Berikut yang dianggap belum cukup untuk melakukan hukum sendiri
diantaranya:
Orang yang belum dewasa atau belum cukup umur (belum cukup 21)
Orang gila pemabuk, pemboros,yakni mereka yang ditaruh dibawah
pengampuan
Orang perempuan dalam pernikahan (wanita kawin).
1
Budi Ruhiatun, SH., M.Hum . 2009 . Pengantar Ilmu Hukum hal. 57-62 . Teras : Yogyakarta
3
Menurut Chainur A, S.H (2008 :124) badan hukum adalah setiap pendukung
hak yang tidak berjiwa (yang bukan manusia) yang dapat melakukan perbuatan
hukum seperti manusia
2
Mertokusumo, S. 2004 . Mengenal Hukum(Suatu Pengantar) hal.52-53. Liberty : Yogyakarta
4
Dalam Tata Hukum Indonesia, badan-badan hukum dikelompokkan dalam
tiga macam, yaitu:3
3
Syarifin, P. 1999 . Pengantar Ilmu Hukum hal. 61-62. Pustaka Setia : Bandung
5
5. Teori duguit dari Duguit bahwa badan hukum itu tidak ada manusia adalah
satu-satunya subjek hukum hal ini sesuai dengan ajarannya yaitu fungsi
social yang harus di laksanakan.
6. Teori enggensbahwa badan merupakan hulp figuur, karena adanya
diperlukan dan diperbolehkan oleh hukum untuk menjalankan hak-hak
dengan sewajarnya
4
Objek hukum (recht objek) merupakan segala sesuatu yang berguna bagi
subjek hukum dan yang menjadi objek hukum dari suatu hubungan hukum adalah
hak oleh karena itu dapat di kuasai oleh subjek hukum.
Hubungan hukum adalah suatu wewenang yang di miliki oleh seseorang untuk
menguasai sesuatu dari orang lain dan kewajiban orang lain untuk berperilaku
sesuai dengan wewenang yang ada isi dari wewenang dan kewajiban tersebut
ditentukan oleh hukum (misalnya hubungan antara pembeli dan penjual) dalam
hubungan hukum menurut hukum public (dalam hal ini hukum pajak) objek
hukumnya adalah sejumlah uang yang dapat dipungut dari wajib pajak dan hukum
pidana adalah pidana yang dapat dijatuhkan pada pelanggar pidana. Dalam hukum
perdata, objek hukum lazim disebut benda (zaa). Menurut hukum perdata Eropa
pasal 503 KUH Perdata, benda dibedakan menjadi:
Benda yang berwujud, yaitu segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh
pancaindera, misalnya: rumah, buku-buku, dll.
Benda yang tak berwujud, yaitu segala macam hak. Misalnya: hak cipta,
merek, dll.
Kemudian pada saat yang sama, benda terwujud maupun tak berwujud itu terbagi
menjadi dua yaitu ]menurut pasal 504 KUH perdata yaitu:
4
Emirzon, J . 2000 . Aspek-Aspek Hukum Perusahaan Jasa Penilai hal. 25-28 . PT Pustaka Utama : Jakarta
6
Benda bergerak(benda tidak tetap) yaitu benda-benda yang dapat
dipindahkan, seperti: meja, kursi, sepeda, dll.
Benda tidak bergerak(benda tetap) yaitu benda yang tak dapat dipindahkan,
seperti: tanah, mencakup pohon, gedung, mesin-mesin, dll. Kapal yang
ukurannya besarnya 20 m3 termasuk juga golongan benda tetap.5
2.3 Hak Kebendaan yang Bersifat Sebagai Pelunasan Hutang (Hak Jaminan)
1. Jaminan Umum
5 Satya, A. 2012 . Memahami Hukum ( Dari Hukum sampai Implementasi ) hal. 60- 64. Rajawali pers : Jakarta
7
benda yang dapat dijadikan pelunasan jaminan umum apabila telah
memenuhi persyaratan antara lain:
2. Jaminan Khusus
Gadai
Dalam pasal 1150 KUH perdata disebutkan bahwa gadai adalah hak yang
diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak yang diberikan kepadanya
oleh debitur atau orang lain atas namanya untuk menjamin suatu hutang.
Hipotik
Hipotik berdasarkan pasal 1162 KUH perdata adalah suatu hak kebendaan
atas benda tidak bergerak untuk mengambil pengantian dari padanya bagi
pelunasan suatu perhutangan (verbintenis).
Hak Tanggungan
Berdasarkan pasal 1 ayat 1 undang-undang hak tanggungan (UUTH), hak
tanggungan merupakan hak jaminan atas tanah yang dibebankan berikut
benda-benda lain yang merupakan suatu satu kesatuan dengan tanah itu
untuk pelunasan hutang dan memberikan kedudukan yang diutamakan
kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur yang lain.
Fidusia
Fidusia yang lazim dikenal dengan nama FEO (Fiduciare Eigendoms
Overdracht) yang dasarnya merupakan suatu perjanjian accesor antara
debitor dan kreditor yang isinya penyerahan hak milik secara kepercayaan
atau benda bergerak milik debitor kepada kreditur.6
6
Starke, J.G. 1992. Pengantar Hukum Internasional hal. 44-45. Sinar Grafika : jakarta
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
subjek hukum adalah sesuatu yang menurut hukum memiliki hak dan
kewajiban yang memiliki kewenangan untuk bertindak dan melakukan perbuatan
hukum sedangakn objek hukum (recht objek) merupakan segala sesuatu yang
berguna bagi subjek hukum dan yang menjadi objek hukum dari suatu hubungan
hukum adalah hak oleh karena itu dapat di kuasai oleh subjek hukum. Kemudian
hak kebendaan yang bersifat sebagai pelunasan hutang (hak jaminan) adalah hak
jaminan yang melekat pada kreditor yang memberikan kewenangan untuk
melakukan eksekusi kepada benda yang dijadikan jaminan jika debitur melakukan
wansprestasi terhadap suatu prestasi (perjanjian).
9
DAFTAR PUSTAKA
Budi Ruhiatun, SH., M.Hum . 2009 . Pengantar Ilmu Hukum hal. 57-62 . Teras :
Yogyakarta
Yogyakarta
Satya, A. 2012 . Memahami Hukum ( Dari Hukum sampai Implementasi ) hal. 60-
Starke, J.G. 1992. Pengantar Hukum Internasional hal. 44-45. Sinar Grafika :
Jakarta
Syarifin, P. 1999 . Pengantar Ilmu Hukum hal. 61-62. Pustaka Setia : Bandung
10