Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Berkenaan dengan teori belajar sosial, menurut bandura, sejak masa kanak-kanaknya,
manusia sudah mempelajari berbagai tata cara berperilaku sedemikian rupa, sehingga ia
tidak canggung dan serbasalah menghadapi berbagai situasi dan persoalan. Namun berbeda
dari teori belajar sebelumnya, bandura mengatakan bahwa manusia tidak perlu mengalami
atau melakukan sesuatu terlebih dahulu, sebelum ia mempelajari sesuatu. Manusia dapat
belajar hanya dari mengamati atau meniru/ mengimitasi perilaku orang lain.
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi Albert Bandura
2. Untuk mengetahui konsep Behavorisme
3. Untuk mengetahui tujuan Albert Bandura
B. Rumusan masalah
1. Jelaskan Biografi Albert Bandura ?
2. Jelaskan sejarah Albert Bandura ?
3. Bagaimana Struktur Kepribadian menurut Albert Bandura ?
4. Bagaimana Dinamika Kepribadan menurut Albert Bandura ?
5. Bagaimana Perkembangan Kepribadian menurut Albert Bandura ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Albert Bandura
Albert Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925, di Mundara, sebuah kota kecil di
Alberta, Kanada. Dia mendapatkan gelar B.A dari University of British Columbia pada tahun
1949, dan gelar Ph.D di psikologi dari University of Lowa tahun 1952. Bandura menikahi
Virginia Varns, dan mereka memiliki 2 orang anak. Dia adalah penulis atau editor dari enam
buku dan beberapa artikel. Tanda jasanya meliputi beberapa penghargaan ilmuwan
terkemuka, dan pemilihan untuk jabatan presiden the American Psychological Association
pada tahun 1974
C. Struktur Kepribadian
1. Sistem self (self system)
Self diakui sebagai unsur struktur kepribadian. Sistem self bukan unsur psikis yang
mengontrol tingkah laku, tetapi mengacu ke struktur kognitif yang memberi pedoman
mekanisme dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi dan pengaturan tingkah laku.
Pengaturan self tidak otomatis atau mengatur tingkah laku secara otonom, tetapi self menjadi
bagian dari sistem interaksi resiprokal.
2. Regulasi diri
Manusia mempunyai kemampuan berfikir, dan dengan kemampuan itu mereka
memanipulasi lingkungan, sehingga terjadi perubahan lingkungan akibat kegiatan manusia.
Menurut Bandura, akan terjadi strategi reaktif dan proaktif dalam regulasi diri. Strategi
reaktif dipakai untuk mencapai tujuan, namun ketika tujuan hampir tercapai startegi proaktif
menentukan tujuan baru yang lebih tinggi. Seseorang memotivasi dan membimbing tingkah
lakunya sendiri melalui strategi proaktif, menciptakan keseimbangan, agar dapat
memobilisasikan kemampuan dan usahanya berdasarkan antisipasi apa saja yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan. Tiga proses yang dapat dipakai unutk melakukan pengaturan diri
yaitu: memanipulasi faktor eksternal, memonitor dan mengevaluasi tingkah laku internal.
Tingkah laku manusia adalah hasil pengaruh resiprokal faktor eksternal dan faktor internal
itu.
a) Faktor Eksternal dalam Regulasi Diri
Faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dengan dua cara, yaitu faktor eksternal
yang memberi standar untuk mengevaluasi tingkah laku. Faktor lingkungan berinteraksi
dengan pengaruh-pengaruh pribadi yang akan membentuk standar evaluasi diri seseorang.
Faktor yang kedua yaitu faktor eksternal yang mempengaruhi regulasi diri dalam bentuk
penguatan (reinforcement).
b) Faktor Internal dalam Regulasi Diri
Faktor eksternal berhubungan dengan faktor internal dalam pengaturan diri sendiri.
Tiga bentuk pengaruh internal menurut Bandura:
1. Observasi diri (self observation): dilakukan berdasarkan faktor kualitas penampilan ,
kuantitas penampilan, orisinalitas tingkah laku diri. Apa yang diobservasi seseorang
tergantung kapada minat dan konsep dirinya.
2. Proses penilaian atau mengadili tingkah laku (judgmental proses): yaitu melihat kesesuaian
tingkah laku dengan standar pribadi (bersumber dari pengalaman mengamati model),
membandingkan tingkah laku dengan norma standar atau dengan tingkah laku orang lain,
menilai berdasarkan pentingnya suatu aktivitas, dan memberi atribusi performasi.
3. Reaksi-diri-afektif (self respon), berdasarkan pengamatan dan jugment, orang mengevalasi
diri sendiri positif atau negatif. Reaksi afektif bisa tidak muncul, karena fungsi kognitif
membuat keseimbangan yang mempengaruhi evaluasi positif atau negatif menjadi kurang
bermakna secara individual.
D. Dinamika Kepribadian
Menurut bandura, motivasi adalah konsep kognitif yang mempunyai dua sumber,
gambaran hasil pada masa yang akan datang, dan harapan keberhasilan didasarkan pada
pengalaman antara menetapkan dan mencapai tujuan. Bandura setuju bahwa penguatan
menjadi penyebab belajar. Namun orang juga dapat belajar dengan beberapa reinforcement:
penguatan vikarius (vicarious reinforcement): mengamati orang lain yang mendapat
penguatan, membuat orang ikut puas dan berusaha belajar gigih agar menjadi seperti
orang itu.
Penguatan yang ditunda (expectation reinforcement): orang terus menerus berbuat tanpa
mendapat penguatan, karena yakin akan mendapat penguatan yang sangat memuaskan
pada masa yang akan datang.
Tanpa penguatan (beyond reinforcement): belajar tanpa ada reinforsemen sama sekali.
E. Perkembangan kepribadian
1) Belajar Melalui Observasi
Menurut Bandura kebanyakan orang belajar terjadi tanpa reinforsemen yang nyata.
Dalam penelitiannya, ternyata orang dapat dapat mempelajari respon baru dengan melihat
respon orang lain, belajar tetap terjadi tanpa ikut melakukan hal yang yang dipelajari itu,
danmodel yang diamati juga tidak mendapat reinforsemen dari tingkah lakunya. Belajar
melalui observasi jauh lebih efisien dibanding belajar melalui pengalaman langsung.
Melalui observasi orang dapat memperoleh respon yang sangat banyak, yang mungkin
diikuti dengan hubungan atau penguatan.
2) Peniruan (modelling)
Inti dari belajar melalui observasi adalah modelling. Peniruan atau meniru
sesungguhnya tidak tepat untuk mengganti kata modelling, karena modelling bukan
sekedar menirukan atau mengulangi apa yang dilakukan orang model (orang lain), tetapi
modelling melibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati,
menggenaralisir berbagai pengamatan sekaligus, melibatkan proses kognitif.
3) Modelling tingkah laku baru
Melalui modelling orang dapat memperoleh tingkah laku baru. Stimulus berbentuk
tingkah laku model ditransformasi menjadi gambaran mental, dan yang lebih penting lagi
ditransformasi menjadi simbol verbal yang dapat diingat kembali suatu saat nanti.
4) Modelling mengubah tingkah laku lama
Pertama, tingkah laku model yang diterima secara sosial dapat memperkuat respon
yang sudah dimiliki pengamat. Kedua, tingkah laku model yang tidak diterima secara
sosisl dapat memperkuat atau memperlemah pengamat untuk melakukan tingka laku yang
tidak diterima secara sosial. Tergantung apakah tingkah laku model itu diganjar atau
dihukum.
5) Modelling simbolik
Sebagian besar modelling tingkah laku berbentuk simbolk. Film dan televisi
menyajikan contoh tingkah laku yang tak terhitung yang mungkin mempengaruhi
pengamatnya. Sajian itu berpotensi sebagai sumber model tingkah laku.
6) Modelling kondisioning
Modelling ini banyak dipakai untuk mempelajari respon emosional. Pengamat
mengobservasi model tingkah laku emosional yang mendapat penguatan.
KESIMPULAN
Bandura menyatakan ada dua fenomena perilaku individu yang dipengaruhi oleh
lingkungan. Pertama, Bandura berpendapat manusia dapat berfikir dan mengatur tingkah
lakunya sendiri, sehingga mereka bukan menjadi obyek pengaruh lingkungan. Sifat kausal
bukan hanya dimiliki oleh lingkungan, karena manusia dan lingkungan saling mempengaruhi.
Kedua, banyak aspek kepribadian melibatkan interaksi antar individu.Asumsi dasar dari teori
dan penelitian belajar sosial adalah sebagian besar tingkah laku individu diperoleh sebagai
hasil belajar melalui pengamatan (observasi) atas tingkah laku yang ditampilkan oleh
individu-individu lain yang menjadi model.
2. Dinamika kepribadian
Bandura setuju bahwa penguatan menjadi penyebab belajar. Namun orang juga dapat belajar
dengan beberapa reinforcement:
penguatan vikarius (vicarious reinforcement)
Penguatan yang ditunda (expectation reinforcement)
Tanpa penguatan (beyond reinforcement):
DAFTAR PUSTAKA