You are on page 1of 13

PENILAIAN DERAJAT ASMA DENGAN MENGGUNAKAN

ASTHMA CONTROL TEST (ACT) PADA PASIEN ASMA


YANG MENGIKUTI SENAM ASMA DI PEKANBARU

Desta Reviona
Sri Melati Munir
Miftah Azrin
Email: Destafkur@gmail.com

ABSTRACT
Asthma is a chronic inflammatory disorder of the airways in which many cell
and cellular elements play a role. Asthma gymnastic is one of the recommended
exercise therapy to help the process of rehabilitation in patients with asthma. To
assist in the management of asthma besides of rehabilitation by following the asthma
exercise, it is necessary to control the asthma. Asthma Control Test (ACT) is a
screening test in the form of a questionnaire on clinical judgement to know asthma is
controlled or not. The research design useing descriptive study with cross sectional
approachment. The sampling technique used total sampling with 31 samples
obtained. Result showed that asthma patients who followed gymnastics asma were in
the age group 21-30 years old (41,94%), most commonly happened in female
(70,97%), most common had comorbidities (58,06%), most common patients had a
family history of asthma (74,20%), the length of time following the most gymnastics
was asthma gymnastics < 3 month of people (61,30%). The degree was the most
severe asthma persistent (54,84%), assessment of asthma control was the most
uncontrolled asthma (45,16%)

Key word : Asthma, Asthma gymnastics, Asthma Control Test (ACT)

PENDAHULUAN
Asma merupakan penyakit Berdasarkan Global Initiative for
yang ditandai dengan serangan Asthma (GINA) asma termasuk
berulang sesak napas dan mengi, masalah kesehatan masyarakat utama
dengan tingkat keparahan dan dan tercatat ada 300 juta orang
frekuensi tiap orang bervariasi, yang penderita asma diseluruh dunia dan
disebabkan peradangan saluran udara diperkirakan akan terus meningkat
paru-paru dan mempengaruhi hingga 400 juta pada tahun 2025.2,3
sensitivitas ujung saraf disaluran napas Pada tahun 2009 di Amerika tercatat
sehingga mudah menimbulkan iritasi.1 prevalensi asma adalah 8,2% dan

Jom Vol.1 No.2 Oktober 2014 1


mempengaruhi 24,6 juta orang (17,5 tubuh, mengendalikan dan
juta dewasa dan 7,1 juta anak-anak meningkatkan kapasitas pernapasan,
dengan rentang usia 0-17 tahun).4 dan meningkatkan percaya diri.9
Asma masih menjadi sepuluh Untuk membantu pengelolaan
besar penyakit penyebab kesakitan dan asma selain secara rehabilitasi dengan
kematian di Indonesia. Berdasarkan mengikuti senam asma, perlu
penelitian Matondang didapatkan dilakukan kontrol terhadap asma.
bahwa prevalensi asma didaerah rural Kontrol asma dapat dilakukan dengan
(4,3%) lebih rendah daripada di daerah menggunakan berbagai parameter.
urban (6,5%) dan yang tertinggi adalah Salah satu instrumen yang sederhana
di kota besar seperti Jakarta (16,4).3 dan sudah memiliki validitas adalah
Berdasarkan data yang diperoleh dari Asthma Control Test (ACT). Asthma
Badan Litbang Kesehatan Depkes RI Control Test (ACT) merupakan suatu
tahun 2009, persentase penyakit asma uji skrining berupa kuisioner tentang
di Provinsi Riau adalah 3,30%.5 Pasien penilaian klinis seorang penderita
asma rawat jalan adalah sebesar 3-6% asma untuk mengetahui asmanya
(3.773 kasus) yang termasuk 15 terkontrol atau tidak. Kuesioner ini
penyakit terbesar di Poli Paru Rumah terdiri dari lima pertanyaan, yang
Sakit Provinsi Riau.6 dikeluarkan oleh America Lung
Asma juga menjadi penyebab Association bertujuan memberikan
utama kecatatan serta memburuknya kemudahan bagi dokter dan pasien
kualitas kesehatan diseluruh dunia.3 untuk mengevaluasi asma penderita
Pengobatan asma sudah cukup efektif, yang berusia diatas 12 tahun dan
tetapi angka morbiditas dan mortalitas menetapkan terapi pemeliharaannya.
asma tetap tinggi.7 Berdasarkan studi Parameter yang dinilai adalah
di Asia Pasifik menunjukkan tingkat gangguan aktivitas harian akibat asma,
ketidakhadiran kerja akibat asma jauh frekuensi gejala asma, gejala malam,
lebih tinggi dibandingkan di Amerika penggunaan obat pelega dan persepsi
Serikat dan Eropa, serta didapatkan terhadap kontrol asma dikutip oleh
hampir separuh pasien asma pernah Widysanto.10,11
dirawat di rumah sakit dan setiap Berdasarkan penelitian yang
tahunnya pernah melakukan dilakukan Bachtiar, Wiyono dan
kunjungan ke bagian gawat darurat.8 Yunus didapatkan bahwa hasil
Pengobatan asma dapat pemeriksaan ACT hanya 1 pasien yang
dilakukan dengan cara kuratif maupun terkontrol penuh dan 113 (33%) yang
rehabilitatif. Cara pengobatan kuratif terkontrol sebagian. Sebagian besar
dengan menggunakan obat-obatan dan pasien 230 (67%) tidak terkontrol.
rehabilitatif dengan latihan teratur. Satu orang pasien terkontrol penuh
Senam asma merupakan salah satu merupakan pasien dengan derajat asma
terapi latihan yang dianjurkan untuk intermiten dengan pengetahuan
membantu proses rehabilitasi pada tentang asma yang baik dan aktif
pasien asma. Senam asma bertujuan mengikuti kegiatan senam asma dan
untuk melenturkan otot-otot selalu berusaha menghindari faktor
pernapasan, mencegah dan pencetus.12
mengurangi kelainan bentuk dan sikap

Jom Vol.1 No.2 Oktober 2014 2


Penggunaan ACT sangat kuesioner akan dikelompokkan
penting untuk mengontrol asma. berdasarkan variabel penelitian dan
Derajat kontrol dari asma diharapkan diolah secara manual dan
dapat memonitor penyakit dan menjadi komputerisasi kemudian disajikan
pedoman terapi bagi penderita asma. dalam bentuk tabel distribusi
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk frekuensi.
melakukan penilaian derajat asma
dengan menggunakan ACT pada
pasien asma yang mengikuti senam HASIL PENELITIAN
asma di Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan pada
bulan Agustus 2013 sampai dengan
METODE PENELITIAN bulan Mei 2014 di Pekanbaru yang
Desain penelitian yang akan diadakan di Rumah Sakit Pendidikan
digunakan adalah penelitian deskriptif Universitas Riau dan Rumah Sakit
dengan pendekatan cross sectional. Islam Ibnu Sina. Sampel penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan adalah pasien asma yang mengikuti
Agustus 2013 sampai Mei 2014 di senam asma di Pekanbaru. Jumlah
Rumah Sakit Pendidikan Universitas sampel penelitian adalah seluruhnya
Riau dan Rumah Sakit Ibnu Sina memenuhi kriteria inklusi penelitian
Pekanbaru. Sampel penelitian adalah yang berjumlah 31 orang. Setiap
seluruh pasien asma yang mengikuti responden dibedakan karakteristiknya
senam asma di Pekanbaru yang berdasarkan umur, jenis kelamin, ada
diadakan di Rumah Sakit Pendidikan atau tidaknya penyakit penyerta,
Universitas Riau dan Rumah Sakit riwayat asma pada keluarga, dan lama
Ibnu Sina yang bersedia menjadi mengikuti senam asma
responden penelitian . Teknik Gambaran karakteristik pasien
pengambilan sampel dilakukan secara asma yang mengikuti senam asma di
total sampling dengan besar sampel Pekanbaru berdasarkan umur dapat
sebanyak 31 orang. dilihat pada tabel 4.1
Instrumen yang digunakan dalam Tabel 4.1 Karakteristik sampel
penelitian ini adalah Kuesioner Asthma penelitian berdasarkan umur
Control Test (ACT), Kuesioner Umur Jumlah Persentase
penentuan derajat asma Kuesioner ini (Tahun) (N) (%)
diadopsi dari penelitian Desmawati), 11-20 6 19,35
Meteran, Timbangan, Spirometer 21-30 13 41,94
Schiller Switzerland No.2. 157014. 31-40 4 12,90
Data diperoleh dari hasil pengisian 41-50 1 3,23
kuesioner ACT dan kuesioner 51-60 3 9,68
penentuan derajat asma oleh pasien 61-70 3 9,68
asma yang mengikuti senam asma di 71-80 1 3,23
Pekanbaru pada bulan April 2014, Total 31 100
dengan meminta kesediaan pasien
untuk dijadikan sampel penelitian Berdasarkan tabel 4.1 dapat
dengan menandatangani informed dilihat bahwa Kelompok umur
concent. Data yang diperoleh dari terbanyak adalah kelompok umur 21-

Jom Vol.1 No.2 Oktober 2014 3


30 tahun yang berjumlah 13 orang Tabel 4.3 Karakteristik sampel
(41,94%), diikuti kelompok umur 11- penelitian berdasarkan ada
20 tahun berjumlah 6 orang (19,35%), tidaknya penyakit penyerta
kelompok umur 31-40 tahun berjumlah Variabel Jumlah Persentase
4 orang (12,90%), kemudian kelompok (N) (%)
umur 51-60 tahun dan 61-70 tahun Ada 18 58,06
masing-masing berjumlah 3 orang Tidak ada 13 41,94
(9,68%) dan yang paling sedikit adalah Total 31 100
kelompok umur 11-20 tahun dan 71-80
tahun yang masing-masing berjumlah Berdasarkan tabel 4.3
1 orang (3,23%) didapatkan bahwa pada subjek
penelitian ini jumlah pasien asma yang
Gambaran karakteristik pasien memiliki penyakit penyerta selain
asma yang mengikuti senam asma di asma lebih banyak dibandingkan
Pekanbaru berdasarkan jenis kelamin dengan pasien asma yang tidak
dapat dilihat pada tabel 4.2 memiliki penyakit penyerta yaitu
Tabel 4.2 Karakteristik sampel pasien yang memiliki penyakit
penelitian berdasarkan jenis penyerta berjumlah 18 orang (58,07%)
kelamin sedangkan pasien yang tidak memiliki
Jenis Jumlah Persentase penyakit penyerta selain asma
kelamin (N) (%) berjumlah 13 orang (41,93%).
Laki-laki 9 29,03
Perempuan 22 70,97 Gambaran karakteristik pasien
Total 31 100 asma yang mengikuti senam asma di
Pekanbaru berdasarkan riwayat asma
Berdasarkan tabel 4.2 dapat pada keluarga dapat dilihat paada tabel
dilihat bahwa jumlah subjek 4.4
perempuan lebih banyak dibandingkan Tabel 4.4 Karakteristik sampel
laki-laki yaitu jumlah perempuan penelitian berdasarkan riwayat
sebanyak 22 orang (70,97%), asma pada keluarga
sedangkan laki-laki berjumlah 9 orang Variabel Jumlah Persentase
(29,03%). (N) (%)
Ada 23 74,20
Gambaran karakteristik pasien Tidak ada 8 25,80
asma yang mengikuti senam asma di Total 31 100
Pekanbaru berdasarkan ada tidaknya
penyakit penyerta dapat dilihat pada Berdasarkan tabel 4.4
tabel 4.3 didapatkan bahwa pada subjek
penelitian ini jumlah pasien yang
memiliki riwayat penyakit asma pada
keluarga lebih banyak dibandingkan
dengan pasien yang tidak memiliki
riwayat penyakit asma pada keluarga
yaitu pasien yang memiliki riwayat

Jom Vol.1 No.2 Oktober 2014 4


penyakit asma pada keluarga Pekanbaru dengan menggunakan
berjumlah 23 orang (74,20%) kueisoner penentuan derajat asma dan
sedangkan pasien yang tidak memiliki penilaian kontrol asma dengan
riwayat penyakit asma pada keluarga menggunakan kuesioner ACT
berjumlah 8 orang (25,80%). %). Dari
wawancara dan pengisian kuesioner Gambaran hasil penilaian
penelitian, didapatkan bahwa dari 18 derajat asma pada pasien asma yang
orang responden didapatkan 9 orang mengikuti senam asma di Pekanbaru
memiliki penyakit penyerta Rhinitis, 4 dengan menggunakan kuesioner
orang memiliki penyakit penyerta penentuan derajat asma dapat dilihat
Dermatitis, 2 orang memiliki penyakit pada tabel 4.6
penyerta Sinusitis, selanjutnya 1 orang Tabel 4.6 Hasil penilaian derajat
memiliki penyakit penyerta asma dengan menggunakan
Gastroesophageal Reflux disease kuesioner penentuan derajat asma
(GERD) kemudian 1 orang memiliki Variabel Jumlah Persentase
penyakit penyerta Maag, dan 1 orang (N) (%)
memiliki penyakit penyerta Diabetes Intermiten 5 16,12
Melitus. Asma 3 9,68
persisten
Gambaran karakteristik pasien ringan
asma yang mengikuti senam asma di Asma 6 19,35
Pekanbaru berdasarkan waktu persisten
mengikuti senam asma dapat dilihat sedang
pada tabel 4.5 Asma 17 54,84
Tabel 4.5 Karakteristik sampel persisten
penelitian berdasarkan lama waktu berat
mengikuti senam asma Total 31 100
Variabel Jumlah Persentase
(N) (%) Berdasarkan tabel 4.6
< 3 bulan 19 61,30 didapatkan bahwa hasil penilaian
3 bulan 12 38,70 derajat asma dengan menggunakan
Total 31 100 kuesioner penentuan derajat asma
terbanyak adalah pasien asma dengan
Berdasarkan tabel 4.5 dapat derajat asma persisten berat yang
dilihat bahwa lama waktu mengikuti berjumlah 17 orang (54,84%) diikuti
senam asma terbanyak pasien asma asma persisten sedang yang berjumlah
adalah < 3 bulan yang berjumlah 19 6 orang (19,35%), kemudian pasien
orang (61,30%), sedangkan untuk asma intermiten yang berjumlah 5
waktu 3 bulan berjumlah 12 orang orang (16,12%) dan yang paling
(38,70%). sedikit adalah derajat asma persisten
ringan yang berjumlah 3 orang
Pada penelitian ini dilakukan (9,68%).
penilaian derajat asma pada pasien
asma yang mengikuti senam asma di

Jom Vol.1 No.2 Oktober 2014 5


Gambaran hasil penilaian sudah tidak aktif lagi, dan beberapa
kontrol asma dengan menggunakan tempat ada juga yang masih
kueisoner ACT pada pasien asma yang melaksanakan senam asma, tetapi
mengikuti senam asma di Pekanbaru setelah diobservasi sebagian besar
dapat dilihat pada tabel 4.7 peserta senam asma adalah orang-
Tabel 4.7 Hasil penilaian kontrol orang yang bukan penderita asma.
asma dengan menggunakan Dari wawancara yang telah
kuesioner ACT dilakukan dengan penanggung jawab
Variabel Jumlah Persentase senam asma diketahui bahwa
(N) (%) pencatatan jumlah paserta senam asma
Terkontrol 4 12,90 tidak dilakukan karena senam asma
penuh bersifat terbuka untuk umum.
Terkontrol 13 41,94 Sehingga tidak ada data pasti
sebagian mengenai jumlah peserta di berbagai
Tidak 14 45,16 tempat pelaksanaan senam asma.
terkontrol
Total 31 100 Karakteristik sampel pasien
asma berdasarkan kelompok umur
Berdasarkan tabel 4.7 dapat didapatkan kelompok umur terbanyak
dilihat bahwa derajat kontrol asma adalah kelompok umur 21-30 tahun
terbanyak adalah pasien asma dengan yang berjumlah 13 orang (41,94%)
asma yang tidak terkontrol dengan diikuti kelompok umur 11-20 tahun
jumlah 14 orang (45,16%), diikuti berjumlah 6 orang (19,35%),
dengan pasien asma dengan asma kelompok umur 31-40 tahun berjumlah
terkontrol sebagian yang berjumlah 13 4 orang (12,90%), kemudian kelompok
orang (41,94%), kemudian pasien umur 51-60 tahun dan 61-70 tahun
asma yang terkontrol penuh dengan masing-masing berjumlah 3 orang
jumlah 4 orang (12,90%). (9,68%) dan yang paling sedikit adalah
kelompok umur 11-20 tahun dan 71-80
PEMBAHASAN tahun yang masing-masing berjumlah
Penelitian ini diikuti oleh 31 1 orang (3,23%). Hal ini berbeda
responden pasien asma yang mengikuti dengan hasil penelitian yang dilakukan
senam asma di Pekanbaru. Penelitian oleh Zega, Yunus, dan Wiyono pada
dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan penelitian tersebut kelompok umur
Universitas Riau dengan jumlah pasien asma yang mengikuti senam
responden 24 orang dan di Rumah asma terbanyak adalah umur 36-40
Sakit Islam Ibnu Sina dengan jumlah tahun yang berjumlah 5 orang
responden sebanyak 7 orang. (31,25%).13 Sedangkan pada penelitian
Penelitian dilakukan di kedua tempat yang dilakukan oleh Melinda
tersebut karena di kedua tempat menemukan kelompok umur terbanyak
tersebut kegiatan senam asma rutin adalah 56-60 yang berjumlah 7 orang
dilakukan. Sedangkan dibeberapa (23,33%).14
tempat lain yang sebelumnya juga Prevalensi asma menurut
melaksanakan kegiatan senam asma Central for Disease Control and
Prevention (CDC) tahun 2011,

Jom Vol.1 No.2 Oktober 2014 6


didapatkan prevalensi asma pada anak dewasa lebih banyak pada perempuan
adalah 8,9% (dari 6,5 juta anak) dibandingkan laki-laki, hal ini
sedangkan prevalensi asma pada disebabkan responden dari penelitian
dewasa berjumlah 7,2% (dari 15,7 juta ini adalah pengunjung suatu fasilitas
dewasa).4 Pada penelitian ini kesehatan berupa senam asma yang
kelompok dewasa yang mengikuti disediakan oleh beberapa rumah sakit
senam asma lebih banyak dari di Pekanbaru. Selain itu penyebab lain
kelompok anak, hal ini disebabkan perempuan lebih banyak mengikuti
oleh jadwal pelaksanaan senam asma senam asma dibandingkan laki-laki
bertepatan dengan waktu sekolah, adalah kesibukan pekerjaan yang
yaitu hari jumat dan sabtu. bertepatan dengan jadwal pelaksanaan
Berdasarkan hasil penelitian senam asma.
didapatkan kelompok jenis kelamin
pasien asma yang mengikuti senam Dari penelitian yang dilakukan
asma terbanyak adalah perempuan didapatkan bahwa pasien asma yang
yang berjumlah 22 orang (70,97%), memiliki penyakit penyerta lebih
sedangkan laki-laki berjumlah 9 orang banyak dari pasien asma tidak
(29,03%). Penelitian ini sesuai dengan memiliki penyakit penyerta. Pasien
penelitian yang dilakukan Sahat asma yang memiliki penyakit penyerta
didapatkan jumlah perempuan lebih berjumlah 18 orang (58,07%), sisanya
banyak dibandingkan laki-laki yaitu tidak memiliki penyakit penyerta. Dari
perempuan berjumlah 17 orang (68%), wawancara dan pengisian kuesioner
sedangkan laki-laki berjumlah 8 orang penelitian, didapatkan bahwa dari 18
(32%).15 Pada penelitian yang orang responden didapatkan 9 orang
dilakukan oleh Zega, Yunus, dan memiliki penyakit penyerta Rhinitis, 4
Wiyono didapatkan bahwa jumlah orang memiliki penyakit penyerta
perempuan lebih banyak dibandingkan Dermatitis, 2 orang memiliki penyakit
laki-laki yaitu perempuan sebanyak 10 penyerta Sinusitis, selanjutnya 1 orang
orang (62,5%) dan laki-laki berjumlah memiliki penyakit penyerta
6 orang (37,5%).13 Sedangkan Gastroesophageal Reflux disease
penelitian yang dilakukan oleh (GERD) kemudian 1 orang memiliki
Melinda didapatkan seluruh peserta penyakit penyerta Maag, dan 1 orang
yang mengikuti senam asma adalah memiliki penyakit penyerta Diabetes
perempuan yaitu sebanyak 30 orang Melitus. Asma sering dikaitkan dengan
(100%).14 berbagai penyakit penyerta, beberapa
Berdasarkan data National penyakit yang sering dilaporkan
Health Statistic Report (NHSR) tahun sebagai penyakit penyerta pada asma
2011 didapatkan bahwa perempuan adalah Rhinitis, Sinusitis, GERD,
yang menderita asma lebih banyak dari obstructive sleep apnea, dan gangguan
pada laki-laki4. Dari hasil penelitian hormonal.16 Menurut data dari World
juga didapatkan bahwa perempuan Allergy Organization (WAO) dalam
lebih banyak mengikuti senam asma penelitian yang dilakukan pada 99
dibandingkan laki-laki, tetapi dari orang pasien dengan Rhinitis alergi
penelitian ini tidak dapat diambil atau Asma atau keduanya didapatkan
kesimpulan bahwa prevalensi asma hasil yaitu sebanyak 32% pasien

Jom Vol.1 No.2 Oktober 2014 7


Rhinitis yang berkembang menjadi pasien dewasa. pada beberapa
Asma, 50% pasien dengan asma yang penelitian telah diketahui insidens
disertai dengan Rhinitis. Pada radiografi sinus yang abnormal pada
penelitian lain juga didapatkan anak dengan mengi yang menetap.
sebanyak 70-90% pasien Asma juga Pasien asma yang mempunyai foto
memiliki Rhinitis dan 40-50% pasien sinus abnormal antara 31% dan 53%
dengan Rhinitis alergi juga memiliki hal ini sama dengan yang dikutip oleh
Asma. Sedangkan penyakit non alergi Irsa.20Gastroesophageal Reflux
lain seperti flu dan Sinusitis dapat disease (GERD) juga merupakan
mengakibatkan memburuknya gejala penyakit penyerta pada asma.
asma terutama pada anak-anak. Hubungan antara gejala asma yang
Bahkan pada pasien non alergi dapat meningkat terutama pada malam hari
meningkatkan perkembangan dengan GERD masih diperdebatkan.
asma.17Asma dan Rhinitis sering Kejadian GERD pada penderita asma
terdapat bersamaan. Alergen yang hampir 3 kali lebih banyak
umum seperti debu rumah, bulu dibandingkan orang yang tidak
binatang, tepung sari, aspirin dan anti menderita asma.18
inflamasi nonsteroid dapat
mempengaruhi hidung maupun Berdasarkan penelitian
bronkus. Rhinitis sering mendahului didapatkan bahwa jumlah pasien asma
timbulnya asma, sebagian besar yang memiliki riwayat penyakit asma
penderita asma yaitu 75% asma alergi pada keluarga lebih banyak
dan lebih dari 80% asma non alergi dibandingkan dengan pasien yang
mempunyai gejala Rhinitis alergi tidak memiliki riwayat penyakit asma
musiman. Asma dan Rhinitis adalah pada keluarga yaitu pasien yang
kelainan inflamasi saluran napas, memiliki riwayat penyakit asma pada
tetapi terdapat perbedaan antara kedua keluarga berjumlah 23 orang
penyakit tersebut dalam hal (74,20%). Pada penelitian yang hampir
mekanisme, gambaran klinis dan sama yang dilakukan oleh Ilyas juga
pengobatan. Pengobatan Rhinitis dapat didapatkan bahwa dari 100 orang
memperbaiki gejala asma.18 Seperti responden pasien asma didapatkan 74
yang dikutip dari Laisina, alergi bulu orang (74%) pasien asma yang
dan serpihan kulit binatang peliharaan memiliki riwayat asma pada keluarga
seperti kucing dan anjing seringkali dan 26 orang (26%) pasien asma yang
menjadi pencetus asma. Penderita tidak memiliki riwayat asma pada
asma juga memiliki penyakit lain keluarga.21Penelitian ini didukung oleh
seperti Dermatitis atopi yang disebut penelitian yang dilakukan oleh Laisina
sebagai faktor resiko.19Sinusitis didapatkan bahwa terdapat hubungan
merupakan komplikasi dari infeksi yang bermakna antara riwayat asma
saluran napas atas, Rhinitis alergi, pada orangtua, riwayat atopi pada
Polip hidung dan obstruksi hidung orangtua selain asma, infeksi saluran
lainnya. Sinusitis akut dan kronik napas dan obesitas dengan kejadian
dapat mencetuskan asma.18 Selama asma pada anak.19Menurut penelitian
awal abad ke-20 dicatat tingginya yang dilakukan oleh Hall dan
insidens Sinusitis pada anak dan penelitian yang dilakukan oleh

Jom Vol.1 No.2 Oktober 2014 8


Litonjua seperti yang dikutip oleh penelitian yang dilakukan oleh Sahat
Laisina,Selama berabad-abad didapatkan bahwa senam asma
diketahui bahwa asma merupakan berpengaruh terhadap peningkatan
penyakit keturunan dalam keluarga. kekuatan otot pernapasan dan fungsi
Telah dibuktikan dalam berbagai paru setelah dikontrol variabel usia,
penelitian bahwa orangtua yang tinggi badan, berat badan dan jenis
menderita asma merupakan prediktor kelamin.15Pada penelitian ini
yang kuat terhadap kejadian asma pada didapatkan pasien asma yang
anak. Sedangkan hasil penelitian oleh mengikuti senam asma terbanyak < 3
Laisina menunjukkan bahwa kejadian bulan. Hal ini dikarenakan pada salah
asma pada anak yang orangtuanya satu rumah sakit tempat penelitian
memiliki riwayat asma adalah 72,7% baru mengadakan kegiatan senam
dan terdapat hubungan antara riwayat asma.
asma pada orangtua dengan kejadian
asma pada anak.19 Hasil penelitian menunjukan
penilaian derajat asma dengan
Berdasarkan hasil penelitian, menggunakan kuesioner penentuan
dapat dilihat bahwa lama waktu derajat asma terbanyak adalah pasien
mengikuti senam asma terbanyak pada asma dengan derajat asma persisten
pasien asma adalah < 3 bulan yang berat yang berjumlah 17 orang
berjumlah 19 orang (61,30%), (54,84%) diikuti asma persisten
sedangkan untuk waktu 3 bulan sedang yang berjumlah 6 orang
berjumlah 12 orang (38,70%). Pada (19,35%), kemudian pasien asma
penelitian yang dilakukan Zega, Yunus intermiten yang berjumlah 5 orang
dan Wiyono didapatkan kesimpulan (16,12%) dan yang paling sedikit
bahwa melakukan senam asma dan adalah derajat asma persisten ringan
senam merpati putih secara teratur yang berjumlah 3 orang (9,68%). Hasil
selama 3 bulan selain tidak terjadi penelitian ini berbeda dengan hasil
Exercise-induced Asthma (EIA) juga penelitian yang hampir sama yang
didapatkan manfaat lain yaitu dilakukan oleh Khoman pada penderita
mengurangi gejala klinis, pemakaian asma di Poli Asma RSUP Haji Adam
bronkodilator hisap, meningkatkan Malik Medan yang mana didapatkan
fungsi paru, menurunkan Hb, Ht, dan derajat asma terbanyak adalah derajat
eosinofil darah.13Senam asma asma intermiten yang berjumlah 18
dianjurkan untuk penyandang asma orang (39,1%) dan yang paling sedikit
sebagai penatalaksanaan alternatif adalah derajat asma persisten ringan
selain pemakaian obat-obatan. Senam dan persisten berat yang masing-
asma dianjurkan karena melatih dan masing berjumlah 8 orang
22
menguatkan otot-otot pernapasan. (17,4%). Pada penelitian yang
Manfaat senam asma telah diteliti baik dilakukan Juhariyah didapatkan bahwa
manfaat subjektif (kuesioner) maupun latihan fisik dan latihan pernapasan
objektif (faal paru) dimana didapatkan pada pasien asma persisten ringan,
manfaat yang bermakna setelah sedang dan berat efektif dapat
melakukan senam asma secara teratur memperbaiki status fungsional
dalam waktu 3-6 bulan.18 Berdasarkan terutama APE dan kualitas hidup

Jom Vol.1 No.2 Oktober 2014 9


terutama komponen gejala.23Pada tidak terkontrol, mengubah pengobatan
penelitian ini didapatkan pasien menjadi lebih tepat, melaksanakan
terbanyak adalah pasien asma dengan pedoman pengobatan menjadi tepat
derajat asma persisten berat. Tetapi dan memberikan pendidikan atau
menurut kepustakaan dikatakan bahwa pengetahuan tentang bahaya keadaan
derajat asma tidak hanya berkaitan asma yang tidak terkontrol. Salah satu
dengan keparahan penyakitnya tetapi kuesioner tersebut adalah Asthma
juga respon terhadap terapi. Derajat Control Test (ACT) yang dibuat untuk
beratnya asma juga bukan gambaran menilai dengan cepat dan tepat tingkat
statis, melainkan dapat berubah dalam kontrol asma pasien. ACT ini bersifat
waktu beberapa bulan ataupun tahun.10 lebih valid, reliable, mudah digunakan
dan lebih komperehensif dibanding
Hasil penilaian kontrol asma jenis kuesioner lain sehingga dapat
terbanyak adalah pasien asma dengan dipakai secara luas.24Pada penelitian
asma yang tidak terkontrol dengan didapatkan yang terbanyak adalah
jumlah 14 orang (45,16%), diikuti pasien asma dengan asma yang tidak
dengan pasien asma dengan asma terkontrol. Hal ini bisa saja terjadi
terkontrol sebagian yang berjumlah 13 karena terkontrol atau tidaknya asma
orang (41,94%), kemudian pasien seseorang dipengaruhi oleh banyak
asma yang terkontrol penuh dengan faktor. Berdasarkan penelitian yang
jumlah 4 orang (12,90%). Pada dilakukan oleh Rahayu didapatkan
penelitian yang dilakukan Bachtiar, bahwa ada hubungan antara tingkat
Wiyono dan Yunus juga didapatkan kontrol asma dan kualitas penderita
pasien asma tidak terkontrol dengan asma. Penderita asma yang memiliki
jumlah 230 orang (66,9%), pasien asma terkontrol kualitas hidupnya
asma dengan asma terkontrol sebagian lebih baik dibandingkan penderita
dengan jumlah 113 orang (33,1%) dan asma yang memiliki asma tidak
pasien asma dengan terkontrol penuh terkontrol.25
dengan jumlah 1 orang
12
(0,1%). Sedangkan pada penelitian SIMPULAN
yang dilakukan oleh Ilyas, Yunus dan Karakteristik sampel penelitian
Wiyono pada pasien asma didapatkan berdasarkan umur terbanyak adalah
yang terbanyak adalah pasien asma kelompok umur 21-30 tahun
terkontrol sebagian yang berjumlah 61 berjumlah 13 orang (41,94%).
orang (61%), pasien asma tidak Berdasarkan jenis kelamin terbanyak
terkontrol dengan jumlah 32 orang adalah jenis kelamin perempuan
(32%) dan pasien asma terkontrol berjumlah 22 orang (70,97%).
penuh 7 orang (7%).21Penatalaksanaan Berdasarkan ada tidaknya penyakit
asma saja tidak cukup untuk menilai penyerta didapatkan bahwa pasien
kontrol asma. Pengukuran berdasarkan asma terbanyak adalah pasien yang
patient-based berguna untuk menilai memiliki penyakit penyerta yang
tingkat kontrol asma. Kueisoner berjumlah 18 orang (58,06%).
tingkat kontrol spesifik terhadap asma Berdasarkan riwayat asma pada
telah dikembangkan dan divalidasi keluarga didapatkan pasien terbanyak
sehingga dapat menyeleksi asma yang adalah pasien yang memiliki riwayat

Jom Vol.1 No.2 Oktober 2014 10


asma pada keluarga berjumlah 23 http://www.ginasthma.org/do
orang (74,20%). Berdasarkan lama cuments/4. [diunduh tanggal
waktu mengikuti senam asma 9 April 2013].
terbanyak adalah pasien yang
mengikuti senam asma < 3 bulan yang 3. Ratnawati, Editorial
berjumlah 19 orang (61,30%). Hasil Epidemiology of Asthma.
penilaian derajat asma dengan Jurnal Respirologi Indonesia.
menggunakan kuesioner penentuan 2011;31(4):172-5.
derajat asma terbanyak adalah pasien
asma dengan derajat asma persisten 4. Central for Disease Control
berat yang berjumlah 17 orang and Prevention. Asthma
(54,84%) sedangkan yang paling Prevalance, Health Care
sedikit adalah derajat asma persisten Use,and Mortality: United
ringan yang berjumlah 3 orang States, 2005-2009.
(9,68%). Hasil penilaian kontrol asma 2011;12(32)
dengan menggunakan kueisoner ACT
terbanyak adalah pasien asma dengan 5. Oemiyati R. Pengaruh Faktor
asma yang tidak terkontrol dengan Lingkungan terhadap
jumlah 14 orang (45,16%), dan yang Penyakit Asma di Indonesia.
paling sedikit adalah pasien asma Jurnal Penyakit Tidak
terkontrol penuh dengan jumlah 4 Menular
orang (12,90%). Indonesia.2009;1(1):12-18

UCAPAN TERIMA KASIH 6. Dinas Kesehatan Provinsi


Penulis mengucapkan terima Riau. Profil Kesehatan
kasih yang sebesar-besarnya kepada Provinsi Riau Tahun 2010.
Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Riau: 2011;89-91.
Rumah Sakit Pendidikan Universitas
Riau dan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina 7. To T, Stanojevic S, Moores
atas segala fasilitas kemudahan yang G, Gershon AS, Bateman
diberikan kepada penulis selama ED, Cruz AA, Boulet LP.
melaksanakan penelitian ini. Global asthma prevalence in
adults: findings from the
DAFTAR RUJUKAN cross-sectional world health
1. World Health Organization. survey. To et al BMC Public
Asthma definition. [diakses Health 2012,12:204.
tanggal 18 Maret 2013] Available From:
http://www.who.int/respirator http://www.biomedcentral.co
y/asthma/definition/en/. m/content/pdf/1471-2458-12-
204.pdf. [diunduh tanggal 9
2. Global Initiative For Asthma. April 2013]
Global Strategy For Asthma
Management and Prevention. 8. Kementerian Kesehatan
Update 2012 February 13. Republik Indonesia.
Available from: Pedoman Pengendalian

Jom Vol.1 No.2 Oktober 2014 11


Penyakit Asma. Jakarta: Asma. Jurnal Respirologi
2008; 3. Indonesia. 2011;31(2):72-80

9. Darmayasa IK. Senam Asma 14. Melinda V. Gambaran


Tiga Kali Seminggu Lebih Keberhasilan Senam Asma
Meningkatkan Kapastitas Indonesia Pada Penderita
Vital Paksa (KVP) dan Asma Bronkhial di Klub
Volume Ekspirasi Paksa Senam Asma Indonesia
Detik 1 (VEP 1) Dari Pada RSUD Arifin Achmad
Senam Asma Satu Kali Pekanbaru [skripsi].
Seminggu Pada Penderita Universitas Riau;2007
Asma Persisten Sedang.
15. Sahat S. Pengaruh Senam
10. Zaini J. Editorial Asthma Asma Terhadap Peningkatan
Control Test : Cara Simpel Kekuatan otot Pernapasan
dan Efektif untuk Menilai dan Fungsi Paru Pasien Asma
Derajat dan Respons. Jurnal di Perkumpulan Senam Asma
Respirologi Indonesia. di Rumah Sakit Umum
2011;31(2), Tangerang. Universitas
Indonesia;2008
11. Widysanto, Allen dkk.
Korelasi Penilaian Asma 16. Boulet LP, Boulay Marie-
Terkontrol Pada Penderita Eve. Asthma-Related
Asma Persisten Sesudah Comorbidities. Expert
Pemberian Kortikosteroid Review. Respirology
Inhalasi dengan Medicine. 2011; 5(3):377-
Menggunakan Asthma 393
Control Scoring System dan
Asthma Test Control Test. 17. World Allergy Organization.
Jurnal Kedokteran Indonesia. Rhinitis and
2009;1(1) Asthma:Combined Allergic
Rhinitis and Asthma
12. Bachtiar D, Wiyono WH, Syndrome.http://www.world
Yunus F. Proporsi Asma allergy.org/public/allergic_di
Terkontrol di Klinik Asma seases_center/caras/ [diakses
RS Persahabatan Jakarta tanggal 30 Mei 2014]
l2009. Jurnal Respirologi
Indonesia.2011;31(2) 18. Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia. Pedoman
13. Zega CTA, Yunus F, Wiyono Diagnosis dan
WH. Perbandingan Manfaat Penatalaksanaan di
Klinis Senam Merpati Putih Indonesia. Jakarta: Balai
Dengan Senam Asma Penerbit FKUI; 2004: 1-117
Indonesia Pada Penyandang

Jom Vol.1 No.2 Oktober 2014 12


19. Laisina AH, Sondakh
DT,Wantania JM. Faktor 25. Rahayu. Hubungan Tingkat
Risiko Kejadian Asma pada Kontrol Asma dan Kualitas
Anak Sekolah Dasar di Hidup Penderita Asma yang
Kecamatan Wenang Kota Berobat di RSUD Dokter
Manado. Sari Pediatri. Soedarso Pontianak Pada
2007;8(4) Bulan Maret Sampai Dengan
Mei Tahun 2012 [skripsi].
20. Irsa L. Penyakit Alergi Universitas
Saluran Napas yang Tanjungpura;2012
Menyertai Asma. Sari
Pediatri. 2005;7(1):19-26

21. Ilyas M. Yunus F, Wiyono


WH. Correlation Between
Asthma Control Test (ACT)
and Spirometry as Tool of
Assessing of Controlled
Asthma. Jurnal Respirologi
Indonesia.2010;30(4)

22. Khoman PA. Profil Penderita


Asma Pada Poli Asma Di
Bagian Paru RSUP Haji
Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera
Utara;2010

23. Juhariyah S, Djajalaksana S,


Sartono TR, Ridwan M.
Efektivitas Latihan Fisis dan
Latihan Pernapasan Pada
Asma Persisten Sedang-
Berat. Jurnal Respirologi
Indonesia. 2012; 32 (1) : 17-
24

24. Nathan RA, Sorkness CA,


Konsinski M, Schatz M, Li
JT, Marcus P, et.al.
Development of the Asthma
Control Test: A Survey for
Assessing Asthma Control. J
Allergy Clin Immunol. 2004;
113 (1): 59-65

Jom Vol.1 No.2 Oktober 2014 13

You might also like