Professional Documents
Culture Documents
html
A. Pendahuluan
Tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia tidak bisa dipisahkan dari Perkembangan ilmu dan
teknologi sekarang ini dan masa depan. Demikian pesatnya kemajuan sains seiring perubahan waktu.
Hampir tidak terelakan lagi, aspek kehidupan harus menyesuaikan dengan arah perubahan tersebut.
Pelayanan kesehatan pun demikian, sebagai akibat dari pergeseran pemanfaatan sumber daya yang
menuntut efisiensi dan akselerasi. Relevansi dengan penyediaan pelayanan kesehatan saat ini, maka
dipandang perlunya reformasi pelayanan kesehatan kearah layanan publik yang mengutamakan
pemenuhan kebutuhan pelanggan, bukan pelayanan kesehatan yang ditentukan oleh penyelenggara
pelayanan kesehatan itu sendiri. Pendeknya pergeseran pola pelayanan dari produk yang ditentukan oleh
lembaga kesehatan melalui program-program yang dijabarkan oleh pemerintah ke arah pelayanan
kesehatan yang bertumpu pada mekanisme pasar. Terapan konsep pelayanan
kesehatan terdahulu pula, kala itu perhatian pada dimensi tehnis pelayanan kesehatan, lebih dominan
menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan bila dibandingkan dengan aspek manajemen itu
sendiri. Adanya asumsi pimpinan lembaga kesehatan bahwa, untuk memudahkan pencapaian tujuan
pelayanan kesehatan maka daya dukung sumberdaya harus disesuaikan dengan prosedur tehnis, guna
memperkecil kemungkinan hambatan yang terjadi saat produktifitas. Sejalan kemajuan waktu, capaian
kinerja pelayanan belum menunjukan akselerasi dengan pendekatan tehnis yang telah ditetapkan oleh
kebijakan lembaga itu sendiri. Kesalahan berpikir pimpinan, menjadi kurang optimal dalam pelayanan
kesehatan. Gaya kepemimpinan yang diterapkan bersifat kaku, mekanistik dan lambat dalam
pengendalian produktifitas. Kondisi ini cenderung menciptakan organisasi klasik yang tidak berorientasi
masa depan.
Bertolak dari gambaran sebagaimana yang telah dipaparkan diatas menjadi suatu asupan dalam
memudahkan pengelolaan suatu pelayanan kesehatan. Saat ini penemuan-penemuan baru dalam kaitan
pelayanan kesehatan, telah memperdalam pengembangan metode praktis pelayanan publik.
Defenisi pelayanan kesehatan cukup beragam pendapat dari para pakar. Salah satunya yang
disampaikan oleh Levey dan Loomba (1973). Beliau mengatakan bahwa pelayanan kesehatan ialah
setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan perseorangan keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.
Dari defenis tersebut diatas dapat di peroleh bahwa ciri pelayanan kesehatan mengandung hal-hal
sebagi beriut :
1. Usaha sendiri
Setiap usaha pelayanan kesehatan bisa dilakukan sendiri ditempat pelayanan. Misalnya pelayanan dokter
praktek.
2. Usaha lembaga atau organisasi.
Setiap usaha pelayanan kesehatan dilakukan secara kelembagaan atau organisasi kesehatan ditempat
pelayanan. Misalnya pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas.
3. Memiliki tujuan yang dicapai
Tiap pelayanan kesehatan memiliki produk yang beragam sebagai hasil ahir pelayanan yang pada tujuan
pokoknya adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat atau person.
4. Lingkup Program
Lingkup pelayanan kesehatan meliputi kegiatan pemeliharaan kesehatan, peningkatan kesehatan,
pencengah penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, atau gabungan dari kseluruhan.
5. Sasaran pelayanan.
Tiap pelayanan kesehatan menghasilkan sasaran yang berbeda, tergantung dari program yang akan
dilakukan, bisa untuk perseorangan, keluarga, kelompok ataupun untuk masyarakat secara umum
Sesuai dengan batasan yang seperti ini, segera dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan
yang dapat ditemukan banyak macamnya. Karena kesemuanya ini amat ditentukan oleh :
1. Perorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi.
2. Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencangkup kegiatan pemeliharaan kesehatan, peningkatan
kesehatan, pencengah penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, atau kombinasi dari
padanya.
3. Sasaran pelayanan kesehatan, apakah untuk perseorangan, keluarga, kelompok ataupun untuk
masyarakat secara keseluruhan.
Secara umum yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
kelompok, keluarga ataupun masyarakat (Asrul Aswar, 1996)
Tiga faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan menurut azwar (1996). Pertama,
unsur masukan meliputi tenaga medis, dana dan sarana yang tersedia sesuai kebutuhan. Kedua,unsure
lingkungan meliputi kebijakan, organisasi dan manajemen. Ketiga, unsur proses meliputi tindakan medis
dan tindakan non medis sesuai standar profesi yang telah ditetapkan.
Sekalipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan banyak macamnya namun jika disederhanakan secara
umum dapat dibedakan atas 2. bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tersebut, jika dijabarkan dari
pendapat Hodgetts dan Cascio (1983)adalah :
1. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termaksud dalam kelompok pelayanan kedokteran (medical services)
ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-
sama dalam satu organisasi (institution), tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memilihkan
kesehatan serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termaksud dalam kelompok pelayanan kesehatan masyarakat (public health
services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu
organisasi, tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit,
serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.
Secara sederhana, kedua pembagian yang seperti ini dapat digambarkan dalam bagan .1.
Perbedaan lebih lanjut dari kedua bentuk pelayanan kesehatani ini, dapat dilihat dari rincian Leavel
dan Clark (1953), yang secara sederhana dapat diuraikan pada table .1.
Bagan .1
Pembagian pelayanan kesehatan
Table .1
Perbedaan pelayanan kedokteran dengan pelayanan kesehatan masyarakat
Sistem Rujukan
Adapun yang dimaksud dengan system rujukan di Indonesia, seperti yang telah dirumuskan dalam
SK mentri Kesehatan RI no. 32 tahun 1972 ialah suatu system penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah
kesehatan secara vertical dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih
mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Macam rujukan yang berlaku diindonesia telah pula ditentukan. System kesehatan nasional
membedakannya atas dua macam yakni :
1. Rujukan kesehatan
Rujukan ini di kaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Dengan
demikian rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat. Rujukan
kesehatan dibedakan atas 3 macam yakni rujukan teknologi, sarana, dan operasional.
2. Rujukan medik
Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit serta pemulihan kesehatan. Dengan
demikin rujukan medik pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran.
Bagan 2.
Rujukan pelayanan kesehatan
Sama halnya dengan rujukan kesehatan, rujukan medik ini dibedakan atas tiga macam yakni rujukan
penderita, pengetahuan dan bahan-bahan pemeriksaan. Secara sederhana, kedua macam rujukan ini
dapat di gambarkan dalam bagan 2.
Apabila system rujukan ini dapat terlaksana, dapatlah diharapkan terciptannya pelayanan
kesehatan yang menyeluruh dan terpadu. Beberapa manfaat juga akan diperoleh yang jika ditinjau dari
unsur pembentuk pelayanan kesehatan terlihat sebagai berikut :
1. Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan
Jika ditinjau dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan kesehatan, manfaat yang akan diperoleh
antara lain :
a. Membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran
pada setiap sarana kesehatan.
b. Memperjelas system pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana
kesehatan yang tersedia.
c. Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.
2. Dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan
Jika ditinjau dari sudut masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan mamfaat yang akan diperoleh antara
lain :
a. Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang.
b. Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi dan
wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan.
Kriteria pelayanan masyarakat yang baik (Kep Menpan no. 06 tahun 1995):
1. Sederhana
2. Jelas dan pasti
3. Aman
4. Keterbukaan
5. Efisien
6. Ekonomis
7. Adil dan merata
8. Tepat waktu
Pelayana Prima (Excellenct service) adalah Usaha melayani kebutuhan orang lain atau membantu
menyiapkan apa yang diperlukan seseorang yang bermutu dan memuaskan
Unsur-unsur pelayanan prima seperti yang dimaksud dalam Kep Menpan no. 06 tahun 1995):
1. Sederhana
2. Jelas dan pasti
3. Aman
4. Keterbukaan
5. Efisien
6. Ekonomis
7. Adil dan merata
8. Tepat waktu
3. Externality.
Externality menunjukkan bahwa komsumsi pelayanan kesehatan tidak saja mempengaruhi
pembeli tetapi juga bukan pembeli.. Contohnya adalah komsumsi rokok yang mempunyai resiko besar
pada bukan perokok, akibat dari ciri ini, pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai
bentuk, oleh karena pembiayaan pelayanan kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri,
akan tetapi perlunya digalang tanggung jawa bersama ( publik ). Ciri unik tersebut juga dikemukakan oleh
beberapa ahli ekonomi kesehatan seperti Feldstein ( 1993 ).
Indikator Outcome
Merupakan Indikator hasil luaran input dan proses seperti : BOR, LOS, TOI dan Indikator klinis lain seperti :
angka kesembuhan penyakit, angka kematian 48 jam, angka infeksi nosokomial, dsb.
Kriteria
Indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria. Sebagai contoh
- Indikator status gizi sebagi indikator status kesehatan anak, dapat dispesifikan lagi menjadi kriteria : tinggi
badan, berat badan anak.
Standar
Setelah kriteria ditentukan dibuat standar-standar yang eksak dan dapat dihitung kuanitatif, yang
biasanya mencakup hal-hal yang baik. Misalnya : panjang badan bayi baru lahir yang sehat rata-rata
(standarnya) adalah 50 CM. Berat badan bayi yang baru lahir yang sehat standard adalah 3 Kg. Rasio yang
baik untuk dokter puskesmas standarnya adalah 1 : 30. 000 penduduk. Rasio yang baik untuk dokter
spesialis adalah 1 : 300. 000 penduduk. Standar kebutuhan tenaga perawat di RS adalah rasio 1 : 10 tempat
tidur.
Ada lima kunciuntuk mengukur masing-masing output ;
1. Target : anggaran atau penampilan yang ingin dicapai
2. Perkiraan : tingkat penampilan yang diperkirakan yang mungkin lebih baik atau lebih buruk dari target
tergantung pada situasi bisnis yang sedang berlangsung
3. Kenyataan : tingkat nyata sesunggguhnya penampilan yang dicapai terhadap yang dijanjikan.
4. Problem : perbedaan antara keadaan yang sesungguhnya dengan tingkatan target penampilan, dimana
keadaan sesungguhnya adalah lebih jelek daripada target.
5. Peluang : peluang untuk meningkatkan lebih baik daripada target tanpa baiaya tambahan.
Indikator Input
Indikator daripada input : tersedianya tenaga kesehatan, tersedianya anggarann kesehatan,
perlengkapan dan obat-obatan, tersedianya metode pemberantasan penyakit, standard operating
prosedure klinis dan sebagainya.
Indikator proses
Dipandang dari sudut manajemen yang diperlukan adalah pelaksanaan daripada fungsi-fungsi
manajemen seperti perencanaan, pengoorganisasia, penggerakan, pemantauan, pengendalian dan
penilaian.
Indikator output
Merupakan ukuran-ukuran khusus (kuantitas) bagi out put program seperti sejumlah puskesmas
yang berhasil dibangun, jumlah kadek kes yang dilatih, jumlah MCK yang dibangun, jumlah pasien yang
sembuh dsb.
Indikator outcome (dampak jangka pendek)
Adalah ukuran-ukuran dari berbagai dampak program seperti meningkatnya derajat kesehatan
anak balita, menurunkan angka kesakitan
Indikator Impact (Dampak jangka panjang)
Seperti meningkatnya umur harapan hidup, meningkatnya status gizi, dsb.
Indikator penampilan (performance indikator)
Indikator penampilan dibagi 3 kelompok :
1. Indikator penampilan klinik, yang berhubungan dengan proses pelayanan misalnya Lenght of stay
(LOS), Turn over Interval (TOI), bed Occupancy Rate (BOR) dsb.
2. Indikator penampilan keuangan (Financial Performance Indicator)
3. Indikator Penampilan tenaga (Man power indicator)
Contoh-contoh indikator :
1. Indikator kebijakan kesehatan :
a. Komitmen politis pada tingkat tinggi terhadap kesehatan bagi semua
b. Alokasi sumber daya yang cukup untuk pelayanan kesehatan dasar
c. Tingkat pemerataan pembagian sumber daya
d. Tingkat keterlibatan masyarakat dalam mencapai kesehatan bagi semua
e. Penyusunan suatu kerangka organisasi dan manajerial yang sesuai dengan strategi nasional untuk kesehatan
bagi semua
f. Manifestasi praktis dari komitmen politik internasional untuk kesehatan bagi semua
2. Indikator sosial dan ekonomi :
a. Laju pertumbuhan penduduk
b. Pendapatan nasional Kotor (GNP) atau pendapatan domestik kotor (GDP)
c. Distribusi upah/pendapatan
d. Tersedianya pekerjaan
e. Kecukupan perumahan yang dinyatakan dalam jumlah oragn per kamar
f. Tersedianya energi per kapita
3. Indikator-indikator penyedia pelayanan kesehatan
a. Ketersediaanya
b. Aksesbilitas secara fisik
c. Aksesbilitas secara ekonomi dan budaya
d. Penggunaan pelayanan
e. Indikator-indikator untuk menilai mutu pelayanan
4. Indikator cakupan pelayanan kesehatan dasar :
a. Tingkat pengetahuan di bidang kesehatan
b. Tersedianya air di rumah atau tempat yang jaraknya dapat dicapai dengan jalan kaki
c. Fasilitas yang cukup dirumah atau di dekat rumah
d. Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan bagi ibu-ibu dan anak-anak
e. Pertolongan persalinan oleh petugas terlatih
f. Prosentase anak terancam risk yang telah di imunisasi terhadap penyakit infeksi masa kanak-kanak
g. Tersedianya obat-obatan esensial sepanjang tahun
h. Aksesbilitas lembaga-lembaga rujukan
i. Rasio jumlah penduduk terhadap berbagai jenis tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan dasar dan di
tingkat-tingkat rujukan
5. Indikator status kesehatan :
a. Prosentase bayi-bayi yang dilahirkan dengan berat badan pada waktu lahir paling sedikit 2500 g
b. Prosentase anak berat badannya menurut umur dengan norma-norma tertentu
c. Indikator-indikator perkembangan psikososial anak-anak
d. Angka kematian bayi
e. Angka kematian anak
f. Angka kematian anak dibawah lima tahun
g. Harapan hidup pada umur tertentu
h. Angka kematian ibu
i. Angka kematian menurut jenis penyakit tertentu
j. Angka cacat tubuh
k. Indikator-indikator patologi sosial dan mental, seperti angka-angka bunuh diri, kecanduan obat, kejahatn,
kenakalan remaja, minum minuman keras, merokok, kegemukan, penggunaan obat-obat terlarang.