You are on page 1of 29

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/02/manajemen-pelayanan-kesehatan.

html

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Pengertian

Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli, namun dalam materi ini hanya akan
disampaikan beberapa pendapat ahli manajemen :

1. H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya Principles of Management mengemukan sebagai berikut
: manajemen berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan
orang-orang lain (Management involves getting things done thought and with people).

2. Mary Parker Folllett mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain.

3. George R. Terry dalam bukunya Principles of Management menyampaikan pendapatnya :


manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar
dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Management is a distinct process
consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art,
and followed in order to accomplish predetermined objectives)

4. James A.F. Stoner dalam bukunya Management (1982) mengemukakan manajemen adalah
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang
telah ditetapkan

Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan bahwa manajemen memiliki
beberapa ciri antara lain :

Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan

Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan,


pengarahan dan pengawasan

Tersedia sumber daya; manusia, material dan sumber lain

Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan efektif
Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)

Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang harus dimiliki oleh
manajer

Pandangan Terhadap Manajemen

Untuk mengkaji lebih jauh tentang manajemen, perlu disampaikan beberapa pandangan tentang
manajemen :

a. Manajemen sebagai suatu sistem

Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian yang saling
berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

b. Manajemen sebagai suatu proses

Manajemen sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan dengan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manajemen sebagai suatu proses dapat dipelajari dari
fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh manajer.

c. Manajemen sebagai suatu ilmu terapan

Manajemen hanya dapat diterapkan dalam kehidupan yang nyata, dan dalam menerapkan
manajemen, dibantu oleh berbagai cabang ilmu lainnya, seperti ; komunikasi, sosiologi, ekonomi,
psikologi, matematika, dll.

d. Manajemen merupakan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen dapat dipelajari dari proses kerjasama yang berkembang antara pimpinan dengan staf
untuk mencapai tujuan organisasi.

e. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia.

Dalam manajemen, manusia merupakan sumber daya yang paling penting. Dari sudut pandang ini
manajemen dapat dilihat dari perilaku manusia yang ada dalam organisasi. Di sini dapat ditelaah
mengenai aspek kepemimpinan serta proses dan mekanisme kepemimpinan. Ditinjau dari
pengambilan keputusan dapat dikatakan Management as a decision making process.

f. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah

Proses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dari proses pemecahan masalah yang
dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam organisasi. Secara konkrit dalam
organisasi pelayanan kesehatan, seperti yang dilakukan di Rumah Sakit dan Puskesmas yaitu,
identifikasi masalah perumusan masalah dilanjutkan dengan langkah-langkah pemecahan
masalah. Melalui tahapan tersebut diharapkan tercapai hasil kegiatan secara efektif dan efisien.

g. Manajemen sebagai profesi.

Manajemen mempunyai bidang pekerjaan atau bidang keahlian tertentu, seperti halnya bidang-bidang
lain, misalnya profesi di bidang kesehatan, di bidang hukum, dll.

Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan ada tiga alasan mendasar, mengapa
manajemen diperlukan, yaitu :

1) Untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi
dan juga tujuan individu yang ada dalam organisasi tersebut.

2) Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen


dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan, sasaran dan kegiatan yang bertentangan dari
pihak-pihak yang berkepentingan dengan organisasi, seperti ; pimpinan, pegawai, pelanggan, serikat
kerja, masyarakat, pemerintah (pemerintah daerah), dll.

3) Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang
tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Fungsi Manajemen
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari fungsi-
fungsi manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer. Banyak ahli manajemen yang
menyampaikan tentang fungsi manajemen ini, namun pada dasarnya tidak ada perbedaan yang
prinsip, bahkan pendapat satu dengan lainnya saling melengkapi. Para ahli manajemen, antara lain ;
George Terry, L. Gullick, H. Fayol dan Koonzt ODonnel mengemukakan tentang fungsi manajemen
sebagai berikut :

PERBANDINGAN FUNGSI MANAJEMEN

George Terry

L. Gullick

H. Fayol

Koonzt ODonnel

Planning

Planning

Planning

Planning
Organizing

Organizing

Organizing

Organizing

Actuating

Staffing, Directing, Coordinating

Commanding, Coordinating

Staffing,

Directing

Controlling
Reporting

Controlling

Controlling

Budgeting

Dari keempat ahli manajemen tersebut, ternyata banyak kesamaan, dan secara garis besar dapat
dikelompokan menjadi : fungsi perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi
penggerakan pelaksanaan (staffing, commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan
pengendalian (controlling, reporting).

Keterampilan yang Harus Dimiliki Manajer


Seorang manajer dituntut untuk memiliki keterampilan khusus yang bersifat manajerial sesuai dengan
tingkatan dan kedudukannya dalam organisasi. Di dalam organisasi yang besar kedudukan manajer
akan dibedakan ke dalam tiga tingkatan, yaitu ; manajer tingkat tinggi (top level manager), manajer
tingkat menengah (middle level manager) dan manajer tingkat bawah (low level manager).
Berdasarkan tingkatan tersebut keterampilan atau kemampuan manajer juga akan berbeda.
Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer yaitu : keterampilan manajerial (management
skill), keterampilan melakukan hubungan antar manusia (human relation skill), dan keterampilan teknis
(technical skill), untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

Bagan 2

JENIS KETERAMPILAN MANAJER

Middle manager
Top manage

Conceptual skill

management skill

Low manager

Technical skill

Dari bagan di atas, terlihat bahwa makin tinggi jabatan seseorang dalam organisasi, akan semakin
dituntut mempunyai keterampilan konseptual dan semakin rendah kedudukan seseorang dalam
organisasi semakin dituntut mempunyai keterampilan secara teknik. Tetapi dalam setiap tingkatan
manajer tersebut harus dimiliki keterampilan dalam melakukan hubungan antara manusia.
Keterampilan konseptual, adalah keterampilan dimana seorang manajer harus mempunyai
pengetahuan tentang keseluruhan (kompleksitas) dari organisasi yang dipimpinnya, antara lain ;
merumuskan visi, misi dan strategi organisasi, serta kebijakan untuk merealisasikannya.

Keterampilan hubungan antar manusia, adalah kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain,
yaitu dengan melakukan komunikasi yang efektif, memotivasi staf sehingga mampu menerapkan
kepemimpinan secara efktif.

Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metoda, teknik atau
peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi.

Manajemen Pelayanan Kesehatan

Rumah sakit dan Puskesmas merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang pada dasarnya
melaksanakan dua jenis pelayanan ; (1) pelayanan kesehatan dan (2) pelayanan administrasi.
Pelayanan kesehatan yang diberikan adalah pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
rehabilitasi medik dan pelayanan keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di Rumah sakit meliputi;
gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di Pukesmas hanya pelayanan; gawat darurat
(kearah pertolongan pertama) dan rawat jalan.

Sejalan dengan reformasi dibidang kesehatan melalui Paradigma Sehat, pelayanan kesehatan di
rumah sakit maupun di Puskesmas lebih difokuskan pada upaya promosi kesehatan (promotif) dan
pencegahan (preventif) dengan tidak mengabaikan upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu, pelayanan
kesehatan di rumah sakit dan puskesmas bukan hanya kepada individu (pasen), tetapi juga keluarga
dan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan merupakan pelayanan kesehatan
yang paripurna (komprehensif dan holistik).
Dengan bergesernya orientasi pembangunan kesehatan, mendorong rumah sakit dan puskesmas
melakukan perubahan visi, misi dan strategi dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Visi merupakan impian atau cita-cita yang ingin diwujudkan, yang dapat mengantisipasi
perubahan yang sedang dan akan terjadi. Apabila su atu organisasi tidak memiliki visi maka
perubahan lingkungan yang tidak diduga sebelumnya sering dirasakan sebagai suatu musibah.
Sedangkan misi dan strategi dibuat dalam rangka merealisasikan visi yang telah ditetapkan.

Manajemen yang diterapkan di jajaran Departemen Kesehatan, lebih mengacu kepada konsep yang
disampaikan G. Terry, yaitu melalui fungsi-fungsi ; perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan pelaksanaan (actuating), pengawasan dan pengendalian (controlling).

Manajemen Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Fungsi manajemen yang dilakukan di rumah sakit secara garis besar meliputi ;
perencanaan,pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.

1. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting, karena perencanaan
memegang peranan yang sangat strategis dalam keberhasilan upaya pelayanan kesehatan di RS.
Terdapat beberapa jenis perencanaan spesifik yang dilaksanakan di RS, yaitu : (a) perencanaan
pengadaan obat dan logistik, yang disusun berdasarkan pola konsumsi dan pola epidemiologi, (b)
perencanaan tenaga professional kesehatan, dalam menentukan kebutuhan tenaga tersebut misalnya
; tenaga perawat dan bidan, menggunakan beberapa pendekatan, antara lain ; ketergantungan pasen,
beban kerja, dll.

2. Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun semua sumber daya yang dimiliki
RS dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuannya. Pengorganisasian dalam
manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, sama hal dengan di organisasi lainnya.

3. Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir sama dengan hotel atau
penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang sakit (pasen) dan keluarganya, serta pada
umumnya mempunyai beban sosial-psikologis akibat penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya
yang sedang dirawat. Kompleksitas fungsi penggerakan pelaksanaan di RS sangat dipengaruhi oleh
dua aspek, yaitu : (1) sifat pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada konsumen penerima jasa
pelayanan kesehatan (customer service), dengan hasil pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan
sempurna, sembuh dengan cacat dan meninggal. Apapun hasilnya kualitas pelayanan diarahkan
untuk kepuasan pasen dan keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi actuating ini sangat kompleks,karena
tenaga yang bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.
4. Pengawasan dan pengendalian, merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus
(bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi
(perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya
standar kinerja yang jelas. Dari standar tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang akan
dijadikan dasar untuk menilai hasil kerja (kinerja) pegawai. Penilaian kinerja pegawai di RS meliputi
tenaga yang memberikan pelayanan langsung kepada pasen, seperti ; perawat, bidan dan dokter
maupun tenaga administratif. Adanya indikator kinerja, akan memudahkan dalam melakukan koreksi
apabila ada penyimpangan.

Kecenderungan RS ke Depan

Terdapat dua hal yang perlu diantisipasi oleh rumah sakit, yaitu adanya perubahan pola pemerintahan
yang bersifat desentralisasi, dimana setiap daerah mempunyai otonomi untuk mengembangkan
daerahnya termasuk dalam mengelola pelayanan kesehatan dan akan memasuki era globalisasi.

Untuk itu RS perlu melakukan pembenahan secara internal, antara lain :

a. Mengembangkan struktur organisasi sesuai dengan tuntutan perubahan dan kebutuhan yang
spesifik

b. Menerapkan manajemen strategis secara konkrit

c. Mendayagunakan dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan tenaganya, termasuk


tenaga keperawatan (perawat dan bidan)

d. Memanfaatkan pendapatan sendiri untuk memperoleh kemandirian dan kesinambungan


(sustainability)

Manajemen Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan dengan misi sebagai pusat
pengembangan pelayanan kesehatan, yang tugasnya melaksanakan pembinaan, pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah tertentu. Pelayanan
kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek-aspek; promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Upaya yang dilakukan untuk menjalankan misi Puskesmas, antara lain :
Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa.

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan dua cara ;

(1) quality of care yaitu peningkatan kemampuan profesional tenaga kesehatan dalam menjalankan
profesinya (dokter,perawat, bidan, dll) yang dilakukan oleh organisasi profesi,

(2) quality of service, yaitu peningkatan kualitas yang terkait dengan pengadaan sarana, dan menjadi
tanggung jawab institusi sarana kesehatan (Puskesmas)

Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Sistem rujukan di tingkat pelayanan dasar

Peran serta masyarakat, melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD).

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DI PUSKESMAS

Fungsi Manajemen

Kegiatan

Perencanaan

Micro planning (perencanaan tingkat Puskesmas yang dilakukan setahun sekali, unsur yang
direncanakan meliputi; kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta penunjang lainnya). Sedangkan
perencanaan obat dan alat kesehatan dilakukan setiap bulan, dengan cara mengajukan usulan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Pengorganisasian
Struktur organisasi Puskesmas, dengan jabatan struktural Kepala Puskesmas, sedangkan
lainnya bersifat fungsional

Pembagian tugas, yang berdasarkan program pokok Puskesmas, terdiri dari 12 s/d 18 program
pokok, yang melibatkan tenaga perawat dan bidan.

Pembagian wilayah kerja, setiap petugas Puskesmas melakukan pembinaan ke desa-desa

Penggerakan Pelaksanaan

Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan dalam rangka koordinasi lintas program dan sektor

Adanya proses kepemimpinan

Dilakukan koordinasi secara lintas program & sektor

Pelaksanaan program pokok puskesmas yang melibatkan seluruh staf

Pengawasan dan Evaluasi

Melalui pemantauan laporan kegiatan

Pemantauan wilayah setempat (PWS)

Supervisi

Rapat rutin (staff meeting)


Setiap program yang ada di Puskesmas (sekitar 18 program pokok) dikelola atau manajemennya
meliputi; perencanaan, manajemen personalia, pelatihan, supervisi, manajemen keuangan,
manajemen logistik, monitoring program, kerjasama/ koordinasi dan pencatatan/pelaporan.

Kecenderungan Perubahan Manajemen Puskesmas

Seperti telah disampaikan di atas, bahwa dampak dari adanya perubahan paradigma dalam
pembangunan kesehatan, sangat berpengaruh terhadap semua sarana kesehatan, termasuk
Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan terdepan. Adanya perubahan visi, misi dan
strategi Puskesmas sebagai berikut :

Visi Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat pada tahun 2010, dengan memiliki 3 misi,
yaitu;

(1) menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan,

(2) memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan, dan

(3) memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu.

Adapun strategi yang dikembangkan meliputi;

(a) mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan yang mantap di tingkat kecamatan,
agar dapat diterapkannya pembangunan berwawasan kesehatan,

(b) mengembangkan dan menerapkan asas kemitraan serta pemberdayaan keluarga dan masyarakat,
sehingga terwujudnya upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,

(c) meningkatkan profesionalisme petugas, sehingga terwujud kualitas pelayanan kesehatan,

(d) mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan yang diberikan Dinas
Kesehatan Kab/ Kota.

Pengorganisasian puskesmas ke depan selain dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas, juga ada
Wakil Kepala Puskesmas dan meliputi unit fungsional dan unit tata usaha. Program pokok Puskesmas
atau program kesehatan dasar yang harus dilaksanakan di Puskesmas meliputi ; (1) promosi
kesehatan,

(2) kesehatan lingkungan,


(3) kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana,

(4) perbaikan gizi,

(5) pemberantasan penyakit menular,

(6) pengobatan.

Sesuai dengan misi dan strategi di atas, Puskesmas dapat mengembangkan program-program
unggulan berdasarkan kebutuhan, situasi dan kondisi daerah masing-masing. Contohnya, daerah
yang diwilayah kerjanya banyak ditemukan kelompok rawan kesehatan atau kelompok resiko tinggi
(high-risk group) ; seperti ibu hamil Risti, penyakit kronis, lanjut usia, dll. Di wilayah tersebut dapat
dikembangkan perawatan kesehatan masyarakat (community health nursing) sebagai program
unggulan atau program prioritas kesehatan lain.

Kesimpulan

Manajemen memiliki ciri-ciri : adanya tujuan yang ingin dicapai, adanya sumber daya, upaya
penggerakan sumber daya, adanya orang yang menggerakan sumber daya (manajer), adanya
proses; perencanaan pengorganisasian penggerakan pelaksanaan pengarahan dan
pengendalian

Ada 3 alasan penting, mengapa suatu organisasi perlu menerapkan manajemen yaitu: untuk
mencapai tujuan organisasi, untuk menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang ada dalam organisasi,
agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.

Secara umum, pendapat para ahli manajemen tentang fungsi manajemen memiliki kesamaan dan
pendapat satu dengan lainnya yang saling melengkapi. Pada dasarnya fungsi manajemen meliputi;
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.

Setiap manajer harus memiliki keterampilan; konseptual, manajerial dan keterampilan melakukan
hubungan antar manusia.

Perubahan yang mendasar perlu dilakukan dalam manajemen pelayanan kesehatan, baik di Rumah
Sakit maupun di Puskesmas. Perubahan tersebut mencakup, perubahan visi, misi dan strategi,
mengembangkan struktur organisasi sesuai kebutuhan, melakukan manajemen strategis,
pengembangan SDM (manajemen SDM), melakukan upaya-upaya yang mendorong kemandirian
Semua upaya perubahan tersebut diarahkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan
pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan.

Referensi

1. A.A. Gde Manunjaya, (1999) Manajemen Kesehatan, EGC Jakarta

2. Arifin Abdurahman (1973), Kerangka Pokok-pokok Manajemen Umum, Jakarta

3. Azrul Azwar (1988), Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi kedua, PPT Bina Rupa
Aksara.

4. Departemen Kesehatan RI (2002), Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas di Era


Desentralisasi (DRAFT), Jakarta

5. Departemen Kesehatan RI (1999), Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010,


Jakarta.

6. James.AF Stoner (1982), Management , edisi kedua, Prentice/ Hall International, Inc.
Englewood Cliffs, New York

7. Soedarmono Soejitno, Ali Alkatari, Emil Ibrahim (2000), Reformasi Perumahsakitan


Indonesia, Dirjen Yanmedik Depkes RI & WHO, Jakarta

8. Soewarno Handayaningrat (1981), Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen, CV Haji


Masagung, Jakarta.

9. T. Hani Handoko (1995), Manajemen, Edisi kedua, BPFE Yogyakarta, 1995


0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Gothic Land of Jack Daniel

Entri Populer

MAKALAH Konsep Kebidanan Komunitas

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

MAKALAH PROGRAM KB DI INDONESIA

MAKALAH PERTOLONGAN PERTAMA KEGAWAT DARURATAN OBSTETRIC DAN NEONATAL


(PPGDON)

MAKALAH Asuhan Antenatal dan Intranatal

SPONSOR

Chat

Don't use $ symbol


BTricks

Health online
since 23-02-2011

Followers

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Tentang Saya

Rafless bencoolen Lihat profil lengkapku


UNSUR-UNSUR MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
UNSUR-UNSUR MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

A.PENGERTIAN MANAJEMEN KESEHATAN


Dalam kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan pengaturan yang baik, agar
tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai dengan baik. Proses pengaturan kegiatan ilmiah atau
ilmu seni tentang bagaiman menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif serta rasional untuk
mencapai tujuan ini disebut manajemen , sedangkan untuk mengatur kegiatan kegiatan aau
pelayanan kesehatan masyarakat disebut Manajemen Pelayanan Kesehatan Masyarakat .

Sebagaian orang masih rancu dengan pengertian manajemen, kebanyakan masih menyatakan bahwa
proses pengaturan kegiatan untuk mencapai tujuan ini disebut Administrasi. Manajemen ialah seni
tentang bagaiman menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif serta rasional untuk
mencapai tujuan. Administrasi sendiri ialah ilmu dan seni yang mempelajari kerjasama kelompok
orang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan . Bedanya dengan manajemen adalah
Manjemen sebai proses sosial dan organisasi sebagai system sosial ( Marry Parket Follet)

Banyak ahli yang telah membuat batasan tentang manajemen ini, antara lain:
< !--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->The accomplishing of a predetermined objectives through the effort
other people atau : Manajemen adalah pencapaiam tujuam tujuan yang telah ditentukan dengan
menggunakan orang lain. (Robert D.Terry)

< !--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Manajemen adalah the process , by which the excution of given
purpose is put in to to operation and supervised atau : Manajemen adalah proses dimana
pelaksanaan dari suatu tujuan diselenggarakan dan diawasi . ( Encyclopasdia of social sciences).

< !--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Manjemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang
atau lebih untuk mengkoordinasi kegiatan-kegaiatn orang lain guna mencapai hasil (tujuan) yang tidak
dapat dicapai oleh hanya satu orang saja (Evancevich), 1989).

Kesimpulannya ialah Manjemen Kesehatan merupakan penerapan manajemen umum dalam system
pelayanan kesehatan masyarakat sehingga yang menjadi objek atau sasaran manajemen adalah
system pelayanan kesehatan masyarakat.

Fungsi manajemen menurut bebrapa ahli ialah :


< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->GR.Terry : Planning, organizing , actuating , controlling.

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Henry Fayol : Planning , organizing , commanding , coordinating ,


controlling.

< !--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Koontz o Donnel : Planning, organizing, staffing, directing,


controlling.

Secara garis besar ialah:

< !--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Perencanaan (Planning)

< !--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Pengorganisasian ( Organizing)

< !--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Penyusunan personalian ( Staffing )

< !--[if !supportLists]-->d. <!--[endif]-->Pengkoordinasian ( Coordinating)

< !--[if !supportLists]-->e. <!--[endif]-->Penyusunan anggaran ( Budgeting)

Unsur-unsur manajemen dalam pelayanan kesehatan ialah:

A.PERENCANAAN
Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan, menyusun dan
menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya.

Dalam bidang kesehatan sendiri, manajemen merupakan proses merumuskan masalah-masalah


kesehatan di masyarakat , menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia , menetapkan
tujuan program yang paling pokok , dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Dapat ditarik kesimpulan:

< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Perencanaan harus didasarkan kepda analisa dan pemahaman
system dengan baik.

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Perencanaan pada hakikatnya menyusun konsep dan kegiatan
yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasai.

< !--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Perencanaan secara implicit mengemban misi organisasai untuk
mencapai hari depan yang lebih baik.

Manfaat perencanaan dari manajemen ialah:

< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Memberikan arah yang jelas pada organisasi karena mengetahui
tujuan dan cara mencapainya.

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Mengetahui struktur organisasi yang dibutuhkan.

< !--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Mengetahui jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan urain
tugasnya.
< !--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Mengukur hasil kegiatan yang akan dicapai.

Perencanaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain:

a.Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana

< !--[if !supportLists]-->1) <!--[endif]-->Rencana jangka panjang (long term planning) yang berlaku antara
10-25 tahun.

< !--[if !supportLists]-->2) <!--[endif]-->Rencana jangka menengah (Medium range planning) , yang
berlaku antara 5-7 tahun.

< !--[if !supportLists]-->3) <!--[endif]-->Rencana jangka pendek ( short range palnning), umunya berlaku
hanya untuk 1 tahun.

b.Dilihat dari tingkatannya

< !--[if !supportLists]-->1) <!--[endif]-->Rencana induk (masterplan) , lebih menitikberatkan uraian


kebijakan organisasi.

< !--[if !supportLists]-->2) <!--[endif]-->Rencana oprasional (operational planning) , lebih menitik beratkan
pada pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu program.

< !--[if !supportLists]-->3) <!--[endif]-->Rencana harian ( Day to day palnning) ialah rencana harian yang
bersifat rutin.

c.Ditinjau dari lingkupnya

< !--[if !supportLists]-->1) <!--[endif]-->Rencana strategis (strategic planning ), berisikan uraian tentang
kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama.

< !--[if !supportLists]-->2) <!--[endif]-->Rencana taktis (tactical planning) ialah rencana yang berisi uaraian
yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegaiatan , asalakan tujuannya tidak
berubah.

< !--[if !supportLists]-->3) <!--[endif]-->Rencana menyeluruh (comprehensive planning) , ialah rencana


yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap .

< !--[if !supportLists]-->4) <!--[endif]-->Rencana terintegrasi (integrated palnning) ialah rencana yang
mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain di luar
kesehatan.
Proses Perencanaan

1. Analisa Situasi

Dilakukan dengan pendekatan SWOT ; Stregth , Weakneesses, Opporcunity, Treath.

2. Identifikasi masalah

7 langkah untuk mengidentifikasi masalah kesehtan ialah:

< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Apa masalah kesehatan yang sedang dihadapi?

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Apa masalah yang sering dihadapi?

< !--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Apa faktor-faktor penyebabnya?

< !--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Kapan masalah itu timbul?

< !--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Siapa kelompok masyarakat yang paling banyak menderita?

< !--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Diamana kejadian yang paling banyak?

< !--[if !supportLists]-->7. <!--[endif]-->Apa kemungkinan dampak yang muncul, bila masalah kesehatan
tersebut tak tertangani ?

< !--[if !supportLists]-->8. <!--[endif]-->Apa upaya program untuk mengatasi masalah tersebut?

Sumber masalahnya sendiri bisa diperoleh dari berbagai cara, antara lain:

< !--[if !supportLists]-->a) <!--[endif]-->Laporan-laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada.

< !--[if !supportLists]-->b) <!--[endif]-->Suvailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit

< !--[if !supportLists]-->c) <!--[endif]-->Survai kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh
masukan perencanaan kesehatan.

< !--[if !supportLists]-->d) <!--[endif]-->Hasil kunjungan lapangan supervisi, dan sebagainya.

3.Menetapkan Prioritas Masalah

Pemilihan prioritas dapat dilakukan melaui 2 cara, yakni:

a) Melalui teknik scoring, yakni memberikan nilai (scor) terhadap masalah terebut dengan mengunkan
ukuran (parameter) antra lain:

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Pravelensi penyakit ( prevalence) atau besarnya masalah.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masyarakat tersebut
(severity)

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate of increase)

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut


(degree of unmeet need)
< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasai (
social benefit)

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical
feasibility)

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Sumber daya yang tersedia dapat dipergunakan untuk mengatasi
masalah ( resources availability), termaksud tenaga kesehatan.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->b) Melalaui Teknik Non Skoring :

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Dengan melalaui diskusi kelompok, oleh sebab itu disebut juga
Nominal Group Tecnique (NGT) .Ada 2 NGT , yakni:

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Delphi Techniquew : yaitu masalah- masalah didiskusikan oleh
sekelompok oarang yang mempunyai keahlian yang sama.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Delbeq Technique :menetapkan prioritas dengan melakukan diskusi
kelompok dengan orang yang berbeda keahlian.

4.Menetapkan Tujuan Program

Suatu tujuan oprasional suatu manajemen harus mengandung unsure:

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->What ; Kegiatan apa yang akan dikerjakan harus jelas.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Who; Sasarannya harus jelas, siapa ynag akan mengerjakan ,
berapa yang ingin dicapai.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->When; Kejelasan waktu untuk menyelesaikan kegiatan.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->How; prosedur kerjanya jelas dan harus sesui dengan satandar
pelayanan kesehatan.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Why; mengapa kegaiatn itu harus dikerjakan denagn penjelasan
yang jelas.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Where; kapan dan dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Jika perlu ditambah which; siapa yang terkait dengan kegiatan
tersebut (Lintas sector maupun lintas program yang terkait).

Dalam menetapkan tujuan dapat menggunkan cara dengan pertanyaan yang perlu dijawab:

< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Potensi organisasai?

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Target program( sejauh mana akan dipecahkan cangkupan)?

< !--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Target waktu?


Gunanya ialah :

< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Untuk menetapkan langkah-langkah kegiatan untuk mencapai


tujuan.

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Memudahkan untuk evaluasi.

Kriteria penentuan tujuan:

SMART!!!

S = Sepesific (mempunyai interprestasi sama)

M = Measurable (dapat diukur kemajuannya)

A = Appropiate (sesuai dengan tujuan nasional , program, institusi).

T = Time bound (sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan sesuai denagn tenggat waktu)

5.Menetapkan Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegaiatan-kegaiatn yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Pada umunya kegiatan mencangkup 3 tahap pokok, yakni:

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Kegiatan pada tahap persiapan , yakni kegiatan-kegiatan yang
dilakukan sebelum kegiatan pokok dilaksanakan, misalnya : rapat-rapat koordinasi, perizinan dan
sebagainya.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Kegiatan pada tahap pelaksnaan yakni kegaiatan pokok program
yang bersangkutan.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Kegiatan pada tahap penilain yakni kegiatan untuk mengevaluasi
seluruh kegiatan dalam rangka pencapaian program tersebut.

B.PENGORGANISASIAN

Alat yang akan dapat merealisasikan tujuan dan sasaran organisasi dan hal yang paling pokok adalah
pembagian tugas atau merupakan alat untuk memadukan / mensinkronisasikan semua kegiatan yang
beraspek personil, finansial , material, dan tatacara dalam rangka menapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Manfaat organisasai adalah:

< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Pembagian tugas untuk perorangan / kelompok .

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Hubungan koordinasi dalam kegiatn yang akan dilakukan antar
anggota organisasai dulu.

< !--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Pendelegasian wewenang.

< !--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Pemanfaatan fasilitas fisik dan anggota.


Langkah-langkah pengorganisasaian ialah;

< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Tujuan organisasai harus dipahami oleh pelaksana dan tertuang
dalam perencanaan .

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Membagi habis kegaiatan apa yang akan dilakukan dan apa yang
akan dikerjakan.

< !--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Menggolongkan kegiatan pokok dalam satuan kegiatan yang praktis
untuk dikerjakan petugas.

< !--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Menetapkan apa yang kan dikerjkan oleh petugas pelayanan

< !--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Memilih petugas yang cakap untuk mengerjakan kegiatan yang
direncanakan .

< !--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Pendelegasian wewenang.

C.PELAKSANAAN (AKTUASI)

Merupakan usaha untuk menciptakan kerjasama di antara pelaksana kegiatan sehingga tujuan
organisasai tercapai secara efektif dan efisien.

Tujuan aktuasi ialah:

< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Menciptakan kerjasama yang lebih efisien.

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Mengembangkan kemampuan dan keterampilan petugas.

< !--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai apa yang menjadi
tanggung jawabnya.

< !--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Menciptakan suasana kerja yang dapat memotivasi dan
meningkatkan prestasi petugas.

< !--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Organisasi dapat berkembang lebih dinamis.

Elemen-elemen aktuasi:

< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Kepemimpinan

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Motovasi

< !--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Komunikasi

D.PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


Tujuan pengawasan ialah sebgai pengemban efisiensi penggunaan sumber daya dan menjamin
efektiftas tujuan program.

Manfaat dari pengawasan ialah:

< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Meningkatkan efisiensi.

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Mengetahui penyimpangan pengetahuan, skill staf.

< !--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Mengetahui apakah waktu dan sumberdaya lainya telah mencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara benar.

< !--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.

< !--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Mengetahui staf yang dapat diberikan reward dan punishment.

Jenis standar pengawasan:

< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Norma didasarkan atas pengalaman masa lalu .

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Kriteria standar yang diharapkan dari upaya-upaya kesehtan.

Ada 3 langkah penting dalam melakukan pengawasan:

< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Mengukur hasil yang telah dicapai.

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Membandingkan hasil kerja dengan tolak ukur yang tealAh dibuat
dalam perencanaan.

< !--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai, faktor apa


penyebabnya, dan menetapkan langkah lanjutan untuk mengatasi.

Cara memperoleh data dalam pengawasan :

< !--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Pengamatan langsung

< !--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Ini dilakukan dengan supervis kelapangan untuk mengamati kegiatn
petugas . Hasil yang dicapai lebih akurat (Lebih objektif)

< !--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Laporan lisan , hasil kegiatan disampaikan oleh petugas, biasanya
informasi yang diperoleh terbatas.
< !--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Laporan tertulis, biasanya informasi yang dipoleh terbatas pada hal
yang dianggap penting oleh petugas , namun laporan tertulis ini dapat diamanfaatkan untuk
pengembangan program.

E.PENCATAN DAN PELAYANAN

Merupakan suatu sitem untuk melakukn pencatatan tentang pendataan dari kegiatan pelayanan yang
dilakukan juga dapat diamanfaatkan sebagai bahan untuk melakukan kegiatan evaluasai yang menilai
akan tidak atau berhasilnya kegiatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Syafrudin, 2010, Organisasi manajemen Pelayamam Kesehatan,


Trans info Media, Jakarta

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Notoatmodjo,Soekidjo.Prof.Dr,Ilmu Kesehatan Masyarakat.PT


Rineka Cipta, jakarta.1997.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->Sahlan,J.H.Dr,FKM,Kebidanan Komunitas.Yayasan Bina Sumber


Daya Kesehatan, Jakarta.1996.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->DEPKES 2001,Standar Pelayanan Kebidanan.DEPKES RI, Jakarta.


2001.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->DEPKES RI, Pusat Pendidikan Tenaga


Kesehatan,DEPKES,Jakarta.1995.

< !--[if !supportLists]--> <!--[endif]-->www.depkes/kesehtan/htm.

You might also like