You are on page 1of 22

LAPORAN KEGIATAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

Penyuluhan Tentang Upaya Meminimalisir Penularan TB Pada Keluarga


Penderita TB di johar Baru, Jakpus

Oleh:

Dr. Kholis Ernawati, M.Kes. NIDN: 0309087303 (Dosen)


.................................................................. (Mahasiswa)
...................................................................... (Mahasiswa)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
TAHUN 2017
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PROGRAM
HIBAH PENGMAS INTERNAL

1. Judul Usulan Pengmas : Penyuluhan Tentang Upaya Meminimalisir Penularan


TB Pada Keluarga Penderita TB di johar Baru, Jakpus
2. Ketua Tim Pengusul
a. Nama : Dr. Kholis Ernawati, S.Si, MKes
b. NIDN : 0309087303
c. Jabatan/Golongan : Lektor 3d
d. Program Studi : Fakultas Kedokteran/Ilmu Kesehatan Msyarakat
e. Perguruan Tinggi : Universitas YARSI
f. Bidang Keahlian : Kesehatan Lingkungan Kesehatan Masyarakat,
g. Alamat Kantor/Telp/Faks/ : Pemberdayaan Masyarakat
E-mail Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat /
: kholis.ernawati@yarsi.ac.id
3. Anggota Tim Pengusul 2 orang
a. Nama Anggota : Anggota 1: Dr. Rifqatussaadah, MKes/Kesmas,
: Pemberdayaan Masyarakat
Anggota 2: Rifda Wulansari, MKes/Kesmas,
b. Mahasiswa terlibat Pemberdayaan Masyarakat
: 5 (lima) orang mahasiswa Fak. Kedokteran Univ.
YARSI
4. Jangka Waktu Kegiatan : 6 (enam) bulan
5. Lokasi Kegiatan : Daerah Johar Baru, Jakarta Pusat.
6. Biaya yang diajukan : Rp. 7.500.000,- (Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

Jakarta, 23 Maret 2017


Mengetahui,
Dekan Fak. Kedokteran Univ. YARSI Ketua Tim Pengmas,

Dr. Kholis Ernawati, S.Si.MKes


NIDN 0014106201 NIDN 0309087303
ABSTRAK

Tujuan kegiatan adalah mengedukasi penderita TB dan keluarga penderita TB tentang


cara pencegahan penularan TB dan pemakaian masker yang benar serta
mempraktekan cara penggunaan masker. Sasaran kegiatan adalah penderita dan
anggota keluarga penderita TB di daerah Johar Baru, Jakarta Pusat. Metode kegiatan
adalah sosialisasi, penyuluhan dan pemberian masker, dan evaluasi kegiatan. Sasaran
kegiatan adalah 20 keluarga pasien TB di Johar Baru. Media penyuluhan yang
digunakan adalah poster tentang 5 Cara Pencegahan TB dan poster tentang memakai
masker yang benar. Penyuluhan dilaksanakan dalam 3 kali kunjungan yaitu tanggal 9
Februari, 10 Februari 2017 dan 14 Februari 2017. Penyuluhan dilaksanakan dari
rumah ke rumah keluarga penderita TB. Total responden dari 20 keluarga penderita
TB yang didatangi sebanyak 35 responden. Hasil kegiatan yaitu penyuluhan dapat
meningkatkan pengetahuan responden sebesar 85,7% tentang cara pencegahan
penularan TB Selain itu, kegiatan pengmas juga dapat meningkatkan pengetahuan
responden tentang pemakaian masker yang benar dan sekaligus mempraktekannya
sebesar 100%. Perlu dilakukan kegiatan kontinyu agar pengetahuan yang sudah
meningkat dapat dipertahankan dan diharapkan dapat membentuk sikap positif dan
membentuk perilaku hygiene personal responden.

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh Yang Maha Kuasa atas
karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan program Pengmas Hibah Internal
yang berjudul IbM Keluarga dalam Meminimalisir Penularan Tuberkulosis di Johar
Baru, Jakarta Pusat dengan lancar. Sholawat dan salam kita curahkan kepada baginda
kita, Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam hingga kita semua dapat
merasakan manisnya Iman dan Islam.
Rasa terima kasih kami sampaikan kepada ibu Ida, kader Community TB Care,
dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yaitu Nazza Rizky
Ramdhagana, M. Willianto, Syafhira Ayu Alawiyah, Lydia Annisa Putri Ayu, dan Vini
Tien Hajjar Dwianti yang telah banyak membantu selama kegiatan berlangsung. Juga
terim kasih kami sampaikan kepada Kepala Lembaga YARSI TB Care dan tim
program Community YARSI TB care yang telah berkenan memberikan data penderita
TB sebagai sasaran program.
Harapan kami bahwa laporan program ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang materi TB dan cara pencegahan
penularan TB. Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan.
Masukan dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan laporan program
berikutnya.

Jakarta, .. Maret 2017


Tim pengmas internal

2
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Muka
LEMBAR PENGESAHAN ..........................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................. 2
DAFTAR ISI .................................................................................................. 3
1. PENDAHULUAN .................................................................................. 4
1.1. Analisis Situasi................................................................................. 4
1.2. Masalah Mitra................................................................................... 5
2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6
3. METODE PELAKSANAAN.................................................................. 9
4. PELAKSANAAN KEGIATAN ......... 10
4.1. Sosialisasi Kegiatan . 10
4.2. Pembuatan Media Penyuluhan dan Kuesioner Pre Post Tes . 12
4.3. Penyuluhan Dan Pemberian Masker 12
4.4. Evaluasi kegiatan . 15
5. KESIMPULAN DAN SARAN .. 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Peserta
Lampiran 2. Kartu Pelajar

3
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi


Penyakit TB paru, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Risiko
penularan setiap tahun yang dihitung dengan menggunakan indicator Annual Risk of
Tuberculosis Infection (ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi
antara 1-3 %. 1 Data terbaru yang diliris WHO Global Report 2015 mengungkapkan,
selama tahun 2014, mereka yang meninggal karena TB mencapai 1,1 juta jiwa, sedang
yang meninggal disebabkan HIV/AIDS mencapai 800 ribu jiwa. Sementara yang
meninggal karena koinfeksi TB-HIV mencapai 400 jiwa.2.
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang tertular TB adalah daya
tahan tubuh yang rendah,3,4 karakteristik individu,5 lingkungan rumah,5 lingkungan
kerja,6 perilaku,6 keadaan gizi,7 serta ekonomi dan social.8
Hasil Riskesdas tahun 2010 mengatakan bahwa Prevalens TB Paru Provinsi
DKI Jakarta menempati urutan keempat setelah Papua, Sulawesi Utara, dan Banten.9
Hasil Riskesdas tahun 2013, data TB Paru Provinsi DKI Jakarta naik peringkat
prevalensinya yaitu menempati urutan ketiga setelah Jawa Barat, dan Papua.10
Sejak tahun 2003- 2008 Aisyiyah telah bergerak melawan penyakit TB
melalui program Penanggulangan TB sebagai Implemening Unit - SR (Sub Resipien)
Kementrian Kesehatan, selanjutnya sejak tahun 2009 sampai sekarang sebagai PR
(Principal Resipient) mewakili Civil Sosiety yang bergerak 18 propensi meliputi 45
kabupaten. Keberhasilan sebagai PR pada Rounde 8 dengan nilai A1 berturut sampai
enam kali dan A2 dua kali, telah mengantarkan Aisyiyah untuk dipercaya lagi oleg
The GF untuk melanjutkan ke Ronde 10 (SSF) sampai pertengahan 2016 nanti yang
bergerak di 12 propinsi dan 48 kabupaten/kota.11
Kader komunitas adalah inti penggerak dari kegiatan Community TB Care
Aisyiyah. Para kader ini berada di tengah masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menemukan orang diduga TB (suspek), mendiagnosa suspek yang diduga TB secara
mikroskopis di Unit Pelayanan Kesehataan (UPK) dan mendampingi proses
pengobatan pasien hingga sembuh.12

4
Sejak adanya program Community TB Care, jumlah pasien baru TB yang
ditemukan meningkat jumlahnya. Kader komunitas sangat aktif menjalankan perannya
dalam menemukan suspek TB. Berdasarkan laporan program Community TB Care,
jumlah penderita TB daerah Johar Baru yang melakukan pengobatan tahun 2016
adalah 44 orang. Dengan ditemukannya penderita TB ini, yang perlu diperhatikan
adalah adanya kemungkinan penularan oleh penderita TB kepada anggota keluarganya
yang lain atau kepada tetangganya. Hal ini yang masih kurang menjadi perhatian oleh
program Community TB Care.
Berdasarkan analisis situasi di atas maka diperlukan kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan faktor risiko penderita TB dan keluarganya. Jika
pengetahuan faktor risiko meningkat, diharapkan dapat meminimalisir penularan TB
terhadap anggota keluarga yang lain atau tetangga sekitarnya.

1.2. Masalah Mitra


Selama ini belum pernah ada kegiatan yang mengedukasi keluarga penderita
TB tentang faktor risiko TB. Kegiatan yang dilakukan oleh kader TB Johar Baru lebih
ke arah pendampingan pasien TB dan keluarga untuk memeriksakan diri ke layanan
kesehatan. Juga edukasi tentang kepatuhan berobat pada penderita TB. Untuk
menghindari terjadinya penularan TB pada anggota keluarga yang lain dan tetangga
sekitarnya perlu dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang faktor
risiko TB dan penularannya.
Kegiatan akan dilakukan pada 20 keluarga penderita TB, program Community
TB Care, yang masih menjalani pengobatan di daerah Johar Baru.

5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Yassi et al. (2001), kesehatan manusia sangat tergantung pada


kapasitas masyarakat dalam menata interaksi antara manusia dan aktifitasnya dengan
lingkungan fisik, kimia serta biologis. Dimana interaksi ini seharusnya berfungsi
melindungi dan mendorong kesehatan manusia dan pada saat yang sama tetap
melindungi integritas sistem alami. Jika interaksi tersebut tidak seimbang maka yang
terjadi adalah adanya gangguan pada kesehatan manusia.
Blum (1983) menerangkan tentang model kesehatan bahwa status kesehatan
ditentukan oleh interaksi dinamis antara determinan lingkungan (fisik, biologis, sosio-
kultural), determinan perilaku (sikap, gaya hidup), determinan herediter (pertumbuhan
penduduk, distribusi penduduk, genetik) dan determinan pelayanan kesehatan
(kebijakan pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif)). Determinan lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap
kesehatan individu/masyarakat.
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lain. Sumber penularan adalah pasien TB BTA
positif. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak
berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan
selama beberapa jam dalam keadaan gelap dan lembab (Depkes RI, 2008).

6
Gambar 1. Faktor Risiko Kejadian TB

Penyakit TB paru, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. World


Health Organization (WHO, 2003) memperkirakan jumlah penderita TB penderita TB
baru di dunia akan meningkat dari 8,8 juta tahun 1995 menjadi 10,2 juta pada tahun
2000 dan 11,9 juta pada tahun 2005. Setiap tahun diperkirakan 4 juta penderita TB
baru, dengan 8 juta kematian. Di negara yang berkembang, risiko infeksi tuberkulosis
pada anak 2-5% dan hampir 8-20% kematian disebabkan oleh TB.
Risiko penularan setiap tahun (Annual Risk of Tuberculosis Infection = ARTI)
di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-3 %. Daerah dengan ARTI
sebesar 1%, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk tersebut, 10 (sepuluh) orang
akan terinfeksi. Sebagian besar orang yang terinfeksi tidak akan menjadi pasien TB,
hanya sekitar 10% dari yang terinfeksi yang akan menjadi pasien TB. Dari keterangan
tersebut, dapat diperkirakan bahwa pada daerah dengan ARTI 1%, maka di antara
100.000 penduduk, terinfeksi 1000 orang, rata-rata terjadi 100 pasien TB setiap tahun,
50 pasien di antaranya adalah BTA positif (Depkes RI, 2009).
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah
daya tahan tubuh yang rendah (Fletcher, 1992; Beaglehole, 1997),
karakteristik individu (Dahlan, 2001), lingkungan rumah (Dahlan, 2001),
lingkungan kerja (Martinana, 2007), perilaku (Martiana et al., 2007; Retnaningsih et
al., 2010), keadaan gizi (Andriani, 2008), serta ekonomi dan sosial (Colgrove, 2002).
Menurut WHO (2003) di seluruh dunia ditemukan kasus baru TB berkisar
antara 8-12 juta per tahun dengan kematian 2-3 juta per tahun. Penyebab utama
meningkatnya beban masalah TB antara lain adalah a) kemiskinan pada berbagai

7
kelompok masyarakat, seperti pada negara negara yang sedang berkembang, b)
kegagalan program TB selama ini, penemuan kasus/diagnosis yang tidak standar, obat
tidak terjamin penyediaannya, tidak dilakukan pemantauan, pencatatan dan pelaporan
yang standar, dan sebagainya, c) perubahan demografik karena meningkatnya
penduduk dunia dan perubahan struktur umur kependudukan, dan d) dampak pandemi
HIV.
WHO telah merekomendasikan strategi DOTS (Directly Observed Treatment,
Shorcourse) sebagai strategi dalam penanggulangan TB sejak tahun 1995. Strategi
DOTS terdiri dari lima komponen kunci yaitu a) komitmen politis, b) pemeriksaan
dahak mikroskopis yang terjamin mutunya, c) pengobatan jangka pendek yang standar
bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan
langsung pengobatan, d) jaminan ketersediaan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) yang
bermutu, e) sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian
terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan.
Melaksanakan dan mengembangkan riset adalah perluasan strategi DOTS yang telah
dikembangkan kemitraan global dalam penanggulangan TB (Stop TB Partnership)
(Depkes RI, 2008).

8
BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Digunakan beberapa metode pelaksanaan untuk mencapai target kegiatan,


yaitu:
a. Sosialisasi
Sosialisasi rencana kegiatan dilakukan kepada kader TB Communitas (Bu Ida,
kader Johar Baru) dan Yarsi TB Care serta mahasiswa (sebanyak 5 orang) yang
akan membantu kegiatan pengmas.
b. Penyuluhan dan pemberian masker
Penyuluhan dilakukan kepada keluarga penderita TB yang menjadi sasaran
kegiatan dengan didampingi oleh kader komunitas TB daerah Johar Baru..
Anggota keluarga yang dimaksud adalah responden berumur dewasa dan ada di
rumah ketika penyuluhan dilaksanakan serta bersedia mengikuti kegiatan
penyuluhan. Materi penyuluhan adalah tentang cara pencegahan penularan TB dan
cara pemakaian masker yang benar.
Selain penyuluhan akan dibagikan masker untuk semua anggota keluarga sebagai
alat untuk mendukung perilaku yang dapat mencegah penularan.
c. Evaluasi kegiatan
Untuk menilai keberhasilan penyuluhan dilakukan pre dan post tes terhadap
anggota keluarga yang mengikuti penyuluhan. Kuesioner dibuat dengan model
jawaban B (benar) dan S (salah). Anggota keluarga yang mengikuti penyuluhan
menjawab pertanyaan kuesioner dengan cara memilih salah satu jawaban. Target
evaluasi kegiatan yang direncanakan adalah:
a. Penyuluhan tentang cara pencegahan penularan TB : pengetahuan responden
meningkat dengan jawaban benar di atas 60% setelah diadakan penyuluhan
b. Penyuluhan tentang cara pemakaian masker : pengetahuan dan praktek cara
pemakaian masker yang benar meningkat 90% setelah diadakan penyuluhan.

BAB 4. PELAKSANAAN KEGIATAN

9
4.1. Sosialisasi Kegiatan
Sosialisasi rencana kegiatan dilakukan kepada kader TB Communitas
(Bu Ida, kader Johar Baru) dan Yarsi TB Care serta mahasiswa (sebanyak 5
orang) yang akan membantu kegiatan pengmas. Sosialisasi kegiatan
dilaksanakan pada tanggal 3 Februari 2017 di Universitas YARSI, ruang rapat
SPS lt 7.

Gambar 1. Foto kegiatan sosialisasi Gambar 2. Foto kegiatan sosialisasi

Dari hasil sosialisasi ini diperoleh update data keluarga pasien TB yang akan
menjadi sasaran kegiatan. Dipilih keluarga dari Pasien TB yang masih
menjalani pengobatan dengan jumlah sasaran 20 keluarga pasien TB di Johar
Baru.

4.2. Pembuatan Media Penyuluhan dan Kuesioner Pre Post Tes


Media penyuluhan yang digunakan adalah poster tentang 5 Cara
Pencegahan TB dan poster tentang memakai masker yang benar. Sumber
poster 5 cara pencegahan TB berasal dari program Community TB Care dan
digunakan untuk penyuluhan meningkatkan pengetahuan tentang
meminimalisir penularan TB (Poster bisa dilihat pada Gambar 3 dan Gambar
4). Sedangkan poster Cara Memakai Masker digunakan sebagai media
penyuluhan cara pemakaian masker yang benar.
Materi yang tercantum pada poster 5 cara pencegahan TB yaitu:
1) Melaksanakan pengobatan TB dengan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dengan
pengawasan hingga dinyatakan sembuh
2) Menutup mulut dan hidung pada saat batuk dan bersin bagi penderita TB

10
3) Imunisasi BCG pada bayi mencegah TB berat pada anak sejak dini.
4) Membuang dahak di tempat yang tertutup dan dibuang di tempat yang
mengalir seperti lubang WC, atau diberi desinfectan (lisol, detergen, dll) atau
membakar dahak di tempat pembuangan.
5) Menjaga agar terjadi pergantian udara dalam rumah dengan cara membuka
jendela setiap hari, dan menjaga agar seluruh bagian rumah terkena sinar
matahari.

Gambar 3. Poster 5 Cara Pencegahan TB Gambar 4. Poster 5 Cara Pencegahan TB

Materi yang tercantum pada poster cara memakai masker adalah (Gambar 5):
1) Cuci tangan Anda
2) Cek masker dahulu apa ada kerusakan
3) Pastikan bagian atas masker dengan benar
4) Pastikan sisi masker menghadap luar
5) Pasangkan masker ke wajah Anda
6) Atur masker pada bagian hidung
7) Ikat tali bagian bawah bila perlu
8) Pastikan masker tepat di wajah dan dagu Anda

11
Gambar 5. Poster Cara Memakai Masker

4.3. Penyuluhan Dan Pemberian Masker


Penyuluhan dilakukan kepada 20 keluarga penderita TB yang masih menjalani
pengobatan di daerah Johar Baru. Kegiatan penyuluhan didampingi oleh kader
Komuntas TB Johar Baru yaitu ibu Ida. Untuk menilai keberhasilan penyuluhan
dilakukan pre dan post tes terhadap anggota keluarga yang mengikuti penyuluhan. Pre
post tes tentang materi 5 cara pencegahan penularan TB dan cara pemakaian masker
yang benar.
Penyuluhan dilaksanakan dalam 3 kali kunjungan yaitu tanggal 9 Februari, 10
Februari 2017 dan 14 Februari 2017. Penyuluhan dilaksanakan dari rumah ke rumah
keluarga penderita TB. Total responden dari 20 keluarga penderita TB yang didatangi
sebanyak 35 responden. Data responden terdapat pada Tabel 1. Setelah penyuluhan,
tiap keluarga diberikan poster dan ditempel di dalam rumah serta diberikan masker 1
(satu) dus.
Tabel 1. Data Responden Kegiatan Penyuluhan

12
Kode Pendidik
No Nama Umur L/P Alamat Pekerjaan
Resp an

13
1 1a Nursani 68 P Kp Rawa Sawah - IRT
Achmad
2 1b 48 L Kp Rawa Sawah SMP Wiraswasta
Fauzi
3 2a Yulinar 32 P Kp Rawa Sawah
4 2b Wusjid 53 L Kp Rawa Sawah Buruh
5 3a Rochanah 46 P Kp Rawa Sawah IRT
6 3b Rusyana 52 L Kp Rawa Sawah SMP Buruh
7 4a Hartono 52 L Tanah Tinggi Sawah Freelance
Ade
8
4b Syarifah 48 P Tanah Tinggi Sawah Pedagang
9 5a Wati 21 P Tanah Tinggi Sawah SMP
10 5b sukama 57 L Kp Rawa Sawah SMA Freelance
Cucu
11
6a Rukhayah 41 P Kramat Pulo Gundul IRT
Muna
12
6b Mufidah 19 P Kramat Pulo Gundul SMA Mahasiswa
13 7a Umar 68 L Kp Rawa Sawah
14 7b Aminah 63 P Kp Rawa Sawah SD IRT
15 8a Navih 51 P Kp Rawa Sawah SD IRT
16 8b Sulaiman 59 L Kp Rawa Sawah
17 9 Watini 33 P Pulau Gundul SD IRT
Fajar
18
10a Juniasah 16 L Pulau Gundul SD
19 10b Djuleha 35 P Pulau Gundul SD IRT
20 11 Sarmini 46 P Baladewa IRT
21 12 Sugimin 55 L Baladewa SMA Pedagang
22 13a Erni 59 P Kp Rawa Sawah SMP IRT
23 13b Eko Rohadi 25 L Kp Rawa Sawah SMP
24 14 Rohana 50 P Kp Rawa Sawah SD Pedagang
Teng Hok
25
15a Kiem 60 L Tanah Tinggi SMP Wiraswasta
26 15b Rodiah 45 P Tanah Tinggi SD IRT
27 16a Bahrudin 47 L Kp Rawa Sawah SD Ojek
28 16b Atim 66 P Kp Rawa Sawah Dagang
Ahmad
29
17a Jajuli 48 L Kp Rawa Sawah SMA Serabutan
30 17b Royati 63 P Kp Rawa Sawah SD IRT
Meti
31
18a Sumiati 30 P Kramat Jaya SMA IRT
32 18b Wahyu 37 L Kramat Jaya SMa Wiraswasta
33 19 Yusuf 21 L Kp Rawa Sawah SD Pegawai Toko
34 20a Tono 28 L Kp Rawa Sawah STM Pedagang
35 20b Sujarwo 63 L Kp Rawa Sawah SMP
Keterangan: kode (a) adalah penderita TB.

14
Gambar 6. Foto bersama kader Gambar 7. Foto bersama keluarga
penderita

Gambar 8. Foto bersama keluarga Gambar 9. Foto kondisi rumah salah satu
penderita penderita

Gambar 10. Foto bersama salah satu Gambar 11. Foto poster yang ditempel di
penderita dinding depan rumah

4.4. Evaluasi kegiatan

15
Evaluasi kegiatan penyuluhan yang dilakukan adalah sbb:
a. Distribusi frekuensi jawaban responden pre dan post penyuluhan tiap item cara
pencegahan dan cara pemakaian masker yang betul
b. Distribusi frekuensi total jawaban responden pre dan post penyuluhan
c. Mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pre Dan Post Penyuluhan


Tentang Cara Pencegahan Penularan TB
Jawaban Responden
Cara Pencegahan Pre Post
Salah (%) Benar (%) Salah (%) Benar (%)
Cara 1 16 (45,7%) 19 (54,3%) 2 (5,7%) 33 (94,3%)
Cara 2 20 (57,1%) 15 (42,9%) 3 (8,6%) 32 (91,4%)
Cara 3 17 (48,6%) 18 (51,4%) 2 (5,7%) 33 (94,3%)
Cara 4 33 (94,3%) 2 (5,7%) 22 (62,9%) 13 (37,1%)
Cara 5 15 (42,9%) 20 (57,1%) 16 (45,7%) 19 (54,3%)
Cara 1-5 25 (71,4%) 10 (28,6%) 5 (14,3%) 30 (85,7%)

Dari tabel 2 terlihat bahwa setelah penyuluhan maka jawaban responden untuk cara
pencegahan penularan TB yang benar di atas 60% adalah cara 1, 2, dan 3 serta total
jawaban responden tentang kelima cara pencegahan penularan TB. Sedangkan cara 4
dan 5 masih di bawah 60%.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Pre Dan Post Penyuluhan


Tentang Cara Pemakaian Masker
Jawaban Responden
Cara Pemakaian
Pre Post
Masker
Salah (%) Benar (%) Salah (%) Benar (%)
Tahu 14 (40%) 21 (60%) 0 (0%) 35 (100%)
Praktek 6 (17,1%) 29 (82,9%) 0 (0%) 35 (100%)

Dari tabel 3 terlihat bahwa setelah penyuluhan maka pengetahuan responden untuk
cara pemakaian masker yang benar adalah 100%. Demikian juga untuk praktek
pemakaian maskes yang benar sebesar 100%.
Tabel 4. Hasil Uji Paired Sample t Test Pre dan Post Tes Penyuluhan Tentang
Cara Pencegahan Penularan TB
Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-


tailed)

16
Mean Std. Std. 95% Confidence
Deviati Error Interval of the
on Mean Difference

Lower Upper

Pair 1 Pre_1 - Post_1 -.400 .497 .084 -.571 -.229 -4.761 34 .000
Pair 2 Pre_2 - Post_2 -.486 .507 .086 -.660 -.312 -5.667 34 .000
Pair 3 Pre_3 - Post_3 -.429 .558 .094 -.620 -.237 -4.547 34 .000
Pair 4 Pre_4 - Post_4 -.314 .471 .080 -.476 -.152 -3.948 34 .000
Pair 5 Pre_5 - Post_5 -.429 .502 .085 -.601 -.256 -5.050 34 .000
Total_Pre -
Pair 6 -.571 .502 .085 -.744 -.399 -6.733 34 .000
Total_Post

Nilai sig (2-tailed) < 0,05 maka terdapat perbedaan yg signifikan antara hasil
penyuluhan pada data pre dan post test artinya terdapat pengaruh penyuluhan dalam
meningkatkan pengetahuan responden tentang cara pencegahan penularan TB

Tabel 5. Hasil Uji Paired Sample t Test Pre dan Post Tes Penyuluhan Tentang
Cara Pemakaian Masker
Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

Mean Std. Std. Error 95% Confidence tailed)

Deviation Mean Interval of the


Difference

Lower Upper

M_Pre_1 -
Pair 1 -.400 .497 .084 -.571 -.229 -4.761 34 .000
M_Post_1
M_Pre_2 -
Pair 2 -.171 .382 .065 -.303 -.040 -2.652 34 .012
M_Post_2

Nilai sig (2-tailed) < 0,05 maka terdapat perbedaan yg signifikan antara hasil
penyuluhan pada data pre dan post test artinya terdapat pengaruh penyuluhan dalam
meningkatkan pengetahuan dan praktek pemakaian responden tentang cara pemakaian
masker.

17
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dari kegiatan pengmas ini yaitu penyuluhan dapat meningkatkan


pengetahuan responden sebesar 85,7% tentang cara pencegahan penularan TB yang
meliputi a) melaksanakan pengobatan TB dengan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dengan
pengawasan hingga dinyatakan sembuh, b) menutup mulut dan hidung pada saat batuk dan
bersin bagi penderita TB, c) Imunisasi BCG pada bayi mencegah TB berat pada anak sejak
dini, d) membuang dahak di tempat yang tertutup dan dibuang di tempat yang mengalir
seperti lubang WC, atau diberi desinfectan (lisol, detergen, dll) atau membakar dahak di
tempat pembuangan, dan e) Menjaga agar terjadi pergantian udara dalam rumah dengan
cara membuka jendela setiap hari, dan menjaga agar seluruh bagian rumah terkena sinar
matahari. Selain itu, kegiatan pengmas juga dapat meningkatkan pengetahuan responden
tentang pemakaian masker yang benar dan sekaligus mempraktekannya sebesar 100%.
Perlu dilakukan kegiatan kontinyu agar pengetahuan yang sudah meningkat dapat
dipertahankan dan diharapkan dapat membentuk sikap positif dan membentuk perilaku
hygiene personal responden.
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Pengetahuan Pre/Post Penyuluhan 5 Cara Pencegahan TB dan Cara


Memakai Masker

You might also like