Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN LINGKUNGAN PETERNAKAN
Oleh :
Kelompok 8 C
Departemen : PETERNAKAN
Menyetujui,
Koordinator Kelas Asisten Pembimbing
Peternakan C
Mengetahui,
Koordinator Umum Asisten
Manajemen Lingkungan Peternakan
Ozalia Zulfa
23010114130113
PENGUKURAN KENYAMANAN LINGKUNGAN TERNAK DAN
PENGELOLAAN LIMBAH PETERNAKAN
TUJUAN
limbah adalah mahasiswa dapat mengetahui kondisi tubuh ternak dari tingkat
kenyamanan ternak yang dapat dilihat dari pengecekkan suhu rektal, pengecekkan
frekuensi nadi dan laju pernapasan dan mahasiswa dapat mengevaluasi sistem
ternak.
MANFAAT
tersebut sehingga peternak dapat menentukan lokasi yang nyaman untuk ternak
dengan baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
lingkungan adalah 27,760C dengan kelembaban 86,10 hasil ini berada pada
kisaran suhu yang normal. Hal ini sesuai dengan pendapat Palulungan dkk. (2013)
kambing kacang adalah 27 - 340C. Kelembaban yang ada pada kandang tinggi
karena melebihi standar yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Sodiq (2008)
yang menyatakan bahwa kelembaban normal pada kandang kambing adalah 60%
dengan lingkungannya.
Berdasarkan hasil dari perhitungan THI diperoleh hasil sebesar 79,37 dan
melebihi dari nilai standar THI kambing kacang yaitu kurang dari 72. Hal ini
sesuai dengan pendapat Pramono (2014) yang menyatakan bahwa kambing
kacang akan mengalami kondisi yang nyaman pada nilai THI di bawah 72. Hasil
Hal ini sesuai dengan pendapat Nurmi (2012) yang menyatakan bahwa
Tabel 3. Rataan Suhu Rektal, Frekuensi Nadi, Frekuensi Nafas dan HTC (Heat
Tolerance Coefficient) Kambing
Parameter Hasil Standar
Suhu Rektal (oC) 38,92a 38 39 c
Frekuensi Denyut Nadi 90,55a 70 80b
(kali/menit)
Frekuensi Nafas (kali/menit) 59,55a 11 20b
a
Index Rhoad 99,33 100b
a
Index Benezra 3,98 2b
Sumber :
a. Data Primer Praktikum Manajemen Lingkungan Peternakan, 2017
b. Fajar dan Isroli (2015)
c. Gistan (2006)
d. Smith dan Mangkoewidjojo (1998)
Berdasarkan tabel diatas suhu rektal pada kambing yaitu sebesar 38,92oC
yang menunjukkan bahwa kambing masih dalam keaadaan normal. Hal ini sesuai
dengan pendat Fajar dan Isroli (2015) yang menyatakan bahwa suhu rektal standar
untuk kambing yaitu sebesar 38 39oC. Nilai frekuensi denyut nadi yaitu 90,55
kali/menit. Hal ini tidak sesuai pendapat Gistan (2006) yang menyatakan bahwa
kali/menit. Frekuensi nafas pada kambing yaitu 59,55 kali/menit, nilai tersebut
menunjukkan frekuensi nafas diatas kisaran nilai standar dan tidak sesuai
nilai fisiologis frekuensi nafas yang dijumpai pada kambing dewasa yaitu sebesar
10 20 kali/menit. Frekuensi nafas dan denyut nadi meningkat dan melebihi dari
nilai standar normal, hal ini disebabkan karena faktor lingkungan yang tidak
sesuai dengan nilai THI (Tenperature Humidity Index) dimana ternak tersebut
meningkatkan frekuensi nafas dan denyut nadi. Hal ini sesuai pendapat Fajar dan
Isroli (2015) yang menyatakan bahwa cekaman panas yang tinggi dapat
yaitu 99,33 yang menunjukkan nilai tersebut dapat dikatakan bahwa daya tahan
kambing terhadap cekaman panas masih tergolong normal dan baik, dimana hasil
tersebut mendekati angka 100 yang merupakan daya tahan tubuh kambing yang
sempurna. Hal ini sesuai pendapat Fajar dan Isroli (2015) bahwa nilai standar
pada kambing memiliki daya tahan panas yang baik apabila mendekati angka 100.
Index Benezra pada kambing yaitu 3,98 sedangkan nilai standar Index Benezra
yaitu 2 dan dapat dikatakan bahwa nilai tersebut diatas kisaran normal. Hal ini
sesuai dengan pendapat Gistan (2006) yang menyatakan standar Index Benerzra
adalah 2. Index benezra yang tinggi menunjukkan bahwa daya tahan ternak
C. Perkandangan
Universitas Diponegoro, Semarang terbuat dari bahan kayu yakni lantai dan
dindingnya yang mempunyai rongga atau sela-sela untuk sirkulasi udara. Atap
yang digunakan dari bahan asbes. Menurut Roger dan Subandriyo (1997) yang
menyatakan bahwa bahan pembuat kandang merupakan bahan yang tidak susah
untuk didapatkan (mudah dicari) pada sekitar lokasi kandang, murah dan tahan
menghadap dari arah utara menuju selatan. Hal tersebut tidak memenuhi standar
Pengaruh yang dimaksud adalah cekaman panas yang dialami oleh kambing
tersebut karena sifat asbes yang sangat mudah menghantarkan panas. Cekaman
panas dapat membuat ternak kambing menjadi stress, dan apabila kambing
mengalami stress secara tidak lansung akan menurunkan produksi dari kambing
itu sendiri yang dalam hal ini sesuai dengan tujuannya (potong atau perah). Hal
nyata terhadap kualitas suhu dan produksi dari ternak tersebut. Tinggi atap dari
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Badriyah dan Fatihah (2011) yang
limbah yang dihasilkan oleh ternak yang bertujuan untuk mengurangi tingkat
kandang kambing relatif lebar untuk sistem pembuangan limbah dari ternak.
kondisi kandang dan tujuan pemeliharaan ternak. Ukuran kandang kambing pada
12,62 m, lebar 8,27 m dan luas keseluruhan adalah 104,37 m2 sedangkan panjang
kandang per koloni adalah 2,46 m, lebar 2,23 m dan luas keseluruhan kandang per
koloni adalah 5,48 m2. Kapasitas per meter persegi kandang kambing digunakan
untuk 1 2 ekor, maka untuk kandang kambing per koloni digunakan untuk 3 4
ekor. Hal ini sesuai dengan pendapat Sitepu (2008) yang menyatakan bahwa
D. Pengelolaan Limbah
yang dihasilkan dari peternakan diantaranya adalah feses, urin, sisa pakan dan
pembungkus pakan. Limbah tersebut harus dikelola dengan baik dan benar agar
kemudian dikeringkan kemudian jika sudah kering maka dapat digunakan menjadi
pupuk kompos. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suwahyono (2014) yang
beratnya akan menyusut sekitar 50%. Selain dapat diolah menjadi pupuk, feses
dapat diolah menjadi biogas. Menurut Arifin (2015) feses mengandung 65,7% gas
metan, 27% karbondioksida dan 2,3% nitrogen yang dapat diolah menjadi biogas
yang digunakan sebagai bahan pengganti elpiji. Limbah berupa urin sebaiknya
diolah menjadi pupuk cair sedangkan sisa pakan dapat dikelola menjadi pupuk
kompos. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadisuwito (2007) yang menyatakan
bahwa kotoran ternak, urin, pakan yang terbuang dapat dijadikan sebagai pupuk
kompos.
sebaiknya dikumpulkan menjadi satu dan dapat dijual atau dapat digunakan
kembali untuk tempat feses. Hal ini sesuai dengan pendapat Jayanti dkk. (2015)
A. Simpulan
kambing sudah sesuai standar hal ini dapat dilihat dari nilai THI yang berada di
kisaran suhu normal, hanya pada perhitungan HTC menunjukkan hasil melebihi
Sistem perkandangan yang ada sudah sesuai dengan kriteria standart tetapi limbah
B. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya kondisi kandang harus dijaga
dengan baik agar ternak tidak stress, kondisi kandang meliputi suhu, kelembaban,
suara, cahaya dan lain-lain. Kondisi lingkungan sekitar kandang perlu dijaga juga
yakni dengan melakukan pengolahan limbah peternakan dengan baik dan benar
agar tidak mencemari lingkungan sekitar kandang serta agar ternak merasa
Fajar, M. Y. dan Isroli 2015. Perbedaan respon fisiologis dan daya tahan panas
sapi potong perah di UPT PT HMT JEMATER. Fakultas Peternakan dan
Pertanian. Universitas Diponegoro.
Jayanti, D. I., D. N. Santi dan E. Naria. 2014.Analisis kadar amoniak di udara dan
sanitasi peternakan serta keluhan kesehatan pada pekerja di peternakan
ayam di Desa Sel Limbat Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. J.
Lingkungan dan Kesehatan Kerja. 3(1): 1 9.
Roger, C. M. dan Subandriyo. 1997. Sheep and Goat Production Handbook for
Southeast Asia. Davis: Small Ruminant-Collaborative Reserch Support
Program, University of California Davis.
Sitepu, R. A. 2008. Prospek pengembangan ternak kambing di kabupaten karo.
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. (Skripsi Sarjana
Pertanian)
Suwahyono, U. 2014. Cara Cepat Buat Kompos dari Limbah. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Widyarti, M dan Oktavia, Y. 2011. Analisis iklim mikro kandang Domba Garut
sistem tertutup milik Fakultas Peternakan IPB. J. Keteknikan Pertanian. 25
(1): 35 40.