Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Syarifah Maryani
D1011131106
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Pontianak merupakan Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat yang terus
berkembang cukup pesat seiring dengan berjalannya waktu. Jumlah penduduk
yang semakin meningkat serta pembangunan yang semakin maju membuat Kota
Pontianak menjadi semakin padat. Tidak berbeda dengan kota besar lainnya di
Indonesia, penggunaan kendaraan pribadi yang tinggi terlihat di Kota Pontianak.
Minimnya Angkutan Umum Perkotaan menyebabkan masyarakat Kota Pontianak
lebih memilih kendaraan pribadi dalam memenuhi kebutuhan akan transportasi.
Jumlah angkutan umum terus menurun dari tahun ke tahun. Dinas Perhubungan
mencatat, ada 368 unit oplet pada tahun 2011, 266 unit pada tahun 2012, dan
hanya sebanyak 200 unit pada tahun 2013. Untuk bus kota, tercatat terdapat 17
unit pada tahun 2011, lalu kemudian bertambah menjadi 20 unit pada 2012, dan
menurun drastis hingga yang tersisa hanya 8 unit pada tahun 2013. Sedangkan
untuk jumlah kendaraan pribadi terus meningkat setiap tahunnya. Demikian pula
kepemilikan kendaraan pribadi, jumlah kepemilikan kendaraan terus meningkat
setiap tahunnya. Berbagai masalah transportasi di Kota Pontianak antara lain
adalah minimnya angkutan umum perkotaan. Angkutan umum di Kota Pontianak
berupa Angkutan Kota atau biasa disebut oplet oleh masyarakat sekitar dan juga
bus kota. Oplet di Kota Pontianak memiliki kondisi yang sangat memprihatinkan.
Bentuknya yang telah usang, dan jumlah nya yang semakin berkurang seiring
berjalannya waktu serta jangkauan pelayanan yang terbatas (tidak melayani
seluruh kota). Untuk sistem jaringan, kualitas jaringan infrastruktur jalan maupun
jembatan pada jalan-jalan utama di Kota Pontianak termasuk dalam kategori baik
dan sudah merupakan perkerasan aspal. Hal ini mendorong kualitas aksesibilitas
yang lebih baik bagi pengguna kendaraan pribadi. Penyediaan moda angkutan
umum masih dikelola oleh pihak swasta dan pokja masyarakat, hal ini
menyebabkan tarif angkutan umum yang tinggi dan tergantung harga bahan bakar
minyak yang berlaku, selain itu kualitas dan jumlah moda yang minim serta
1
pelayanan angkutan umum yang buruk menyebabkan masyarakat cenderung
menggunakan kendaraan pribadi.
B. Pembatasan masalah
Dalam hal ini penulis membatasi masalah analisis yang meliputi
peningkatan efisiensi lalu lintas, keselamatan pengguna fasilitas umum,
penurunan dampak lingkungan sebagai akibat diterapkannya kebijakan dan
peningkatan pendapatan asli daerah dari retribusi parkir.
C. Perumusan masalah
Dalam makalah ini permasalahan yang menjadi fokus penulisan ini adalah
sebagai berikut;
PEMBAHASAN
adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijakan umum yang
kelihatanya bagus di atas kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya dalam kata-kata
dan slogan-slogan yang kedengarannya mengenakan bagi telinga para pemimpin
dan para pemilih yang mendengarkannya. Dan lebih sulit lagi untuk
melaksanakannya dalam bnetuk cara yang memuaskan semua orang termasuk
mereka annggap klien.
Dari pernyatan di atas bisa kita bayangkan bagaimana sulitnya penerapan atau
implementasi kebijakan yang sifatnya umum. Akan tetapi dalam sebuah kebijakan
tentunya ada objek dan subjek yang berperan dalam pelaksanaan peraturan daerah
tentang pengelolaan dan penyelenggaraan parkir( Peraturan Daerah Kota
Pontianak Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan
Tempat Parkir) , yaitu :
Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan
baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik
Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi,
dana pensun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan
bentuk badan lainnya
Sudah menjadi keharusan antara objek dan subjek dari perda ini bersinergi
didalam pelaksanaan kebijakan ini. Agar tujuan dari perda ini bisa tercapai yaitu
terciptanya pengelolaan dan penyelenggaraan parkir yang tertib di Kota
Pontianak.
Sebagai akibat dari kurangnya lahan parkir yang memadai para pemilik
kendaraan memarkir kendaraanya di tempat-tempat umum yang bukan
peruntukanya seperti taman, badan jalan dan trotoar. Hal ini biasa dan sering kita
lihat di Kota Pontianak.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis kebijakan implementasi pengelolaan dan
penyelenggaraan tempat parkir, masih banyak permasalahan yang belum
bisa ditanggulangi oleh kebijakan tersebut. Masyarakat pemilik kendaraan
perlutempat prkir yang memberikan jaminan keamanan kendaraan mereka.
Masih banyaknya tempat-tempat parkir illegal yang menggaanggu lalu
lintas dan juga kenyamanan para pengguna jalan.
B. Rekomendasis
1. Perlu penyediaan tempat parkir yang memadai
2. Pemerintah harus tegas terhadap pelanggaran-pelanggara yang terjadi.
3. Sosialisasi perda kepada masyarakat harus lebih gencar dilakukan.
4. Pemerintah kota Pontianak harus bekerja sam dengan instansi terkait
seperti kepolisian, satpol PP, dan yang lainya.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 4 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Dan
Penyelenggaraan Tempat Parkir