You are on page 1of 1

2.

1 Patofisiologi
Otot rangka dan otot lurik dipersarafi oleh saraf besar bermielin yang berasal dari sel konu
anterior medula spinalis dan batang otak. Saraf-saraf ini mengirimkan aksonnya dalam bentuk
saraf-saraf spinal dan kranial menuju ke perifer. Masing-masing saraf bercabang banyak sekali
dan mampu merangsang sekitar 2000 serabut otot rangka, gabungan antara saraf motorik dan
serabut-serabut otot yang dipersarafi dinamakan unit motorik. Meskipun setiap neuron motorik
dipersarafi banyak serabut otot, tetapi setiap serabut otot dipersarafi oleh hanya satu meuron
motorik (Sylvia dan Wilson, 2001: 999).
Pada miastenia gravis, konduksi meuromuskular terganggu. Jumlah reseptor asetilkolin
kurang, mungkin akibat cedera autoimun. Antibodi terhadap protein reseptor asetilkolin ditemukan
dalam serum banyak pada penderita miastenia gravis. Faktor penting untuk menentukan
patogenesitas miastenia gravis adalah apakah merupakan akibat kerusakan reseptor primer atau
sekunder oleh suatu agen primer yang belum dikenal. Pada pasien-pasien miastenia gravis, secara
makroskopis otot-ototnya tampak normal. Jika ada atrofi, maka itu disebabkan karena otot tidak
dipakai. Secara mikroskopis beberapa kasus dapat ditemukan infiltrasi limfosit dalam otot dan
organ-organ lain, tetapi pada otot rangka tidak dapat ditemukan kelainan yang konsisten (Sylvia
dan Wilson, 2001: 1000).
Secara singkat, pada keadaan miastenia gravis, terjadi penurunan jumlah asutilkolin yang
berfungsi sebagai neurotransmitter, sehingga jumlah zat kimia yang dilepaskan dari presinaps
menuju post sinaps, yaitu otot dan kelenjar juga menjadi berkurang. Akibatnya impuls dari neuron
tidak dapat tersampaikan seluruhnya ke otot, hal inilah yang menyebabkan kelemahan otot pada
keadaan miastenia gravis.

You might also like