Professional Documents
Culture Documents
Proses transisi dari intrauteri pada kehidupan ekstrauteri terjadi selama beberapa jam
setelah kelahiran. Selama masa ini neonatus mengalami banyak adaptasi yang terjadi simultan.
Temperatur neonatus, respirasi dan kardiovakular distabilisasi pada periode ini. Observasi status
neonatus dan intervensi yang tepat merupakan hal yang penting. Pemeriksaan neonatus saat lahir
untuk mengenali adanya kelainan anatomi, injuri proses lahir dan tanda kegagalan adaptasi
ekstrauteri sangat penting, karena masalah yang terjadi pada masa kritis ini dapat memberikan
dampak yang panjang bagi neonatus. (Ricci, 2009).
Pengkajian
Pengkajian segera pada neonates berfokus pada suksesnya adaptasi kardiopulmonal. Suara
menangis yang kuat dan kencang merupakan respon pertama neonatus terhadap stimulus
eksternal.(Klossner, 2009). Pengkajian dengan melihat adanya tanda dan gejala berupa: kesulitan
bernafas, nafas cuping hidung, retraksi dada, cyanosis sentral, suara nafas abnormal (ronki,
krekels, wheezing, stridor), frekuensi nafas abnormal (lebih dari 60 kali permenit atau kurang dari
25 kali permenit),postur tubuh yang lembek, denyut jantung tidak normal (lebih dari 160 kali
permenit atau kurang dari 100 kali permenit), kelainan ukuran tubuh. (Ricci, 2009).
Pengukuran panjang dan berat badan segera dilakukan setelah lahir. Panjang diukur dari
atas kepala sampai tumit neonatus tanpa menggunakan pakaian. Ukuran panjang normal neonatus
48 -53 cm. Berat badan neonatus normal sekitar 2700 4000gram. Neonatus pada umumnya
kehilangan 10% dari berat kahirnya disebabkan oleh hilangnya meconium sekunder, cairan
extrasel dan pembatasan intake.
Pengukuran tanda vital meliputi denyut jantung dan frekuensi nafas. Normal denyut
jantung 120-160 kali per menit, saat menangis 180 kali per menit. Normal frekuensi nafas 30-60
kali per menit saat tenang. Pengukuran temperature dan tekanan darah tidak perlu segera
dilakukan, pemeriksaan tekanan darah dilakukan bila didapat Apgar skor yang rendah sedangkan
pemeriksaan temperature dapat dilakukan diruang perawatan.
Intervensi Keperawatan
Selama masa kelahiran fokus perawatan neonatus yaitu membantu melewati masa transisi
ekstrauteri. Intervensi perawatan meliputi:
1. Menjaga patensi jalan nafas, segera setelah lahir neonatus disuction untuk membersihkan
cairan dan mucus dari mulut dan hidung. Suction dilakukan untuk mencegah terjadinya
aspirasi cairan ke paru-paru.
2. Memastikan identifikasi yang tepat, sebelum neonatus dan keluarga meninggalkan area
persalinan, pastikan identifikasi neonatus sudah tepat. Berikan gelang identias yang sama
bagi neonatus, ibu dan ayah bila memungkinkan. Gelang identitas memastikan
keselamatan neonatus dan keamanan bagi orangtua. Beberapa negara mengambil identitas
sidik kaki neonatus, ada pula yang mengambil specimen darah neonatus untuk pemeriksaan
DNA.
3. Memberikan medikasi sesuai indikasi, pada umumnya pemberian vitamin K dan
profilaksis mata. Vitamin K diberikan dengan indikasi untuk membantuk pembentukan
faktor pembekuan II, VII dan IX, karena pada minggu pertama kelahiran neonatus belum
dapat memproduksi vitamin K. selain itu untuk mencegah kondisi vitamin K deficiency
bleeding (VKDB). Obat mata berupa Erythromycin ophthalmic ointment 0,5% atau
Tetracycline ophthalmic ointment 1 % digunakan sebagai pencegahan ophthalmia
nonatorum.
4. Mempertahankan termoregulasi normal, neonatus memiliki masalah pengaturan suhu
tubuh pada beberapa jam pertama setelah kelahiran. Gunakan probe temperature yang
ditempelkan pada bagian abdomen neonatus. Temperature neonatus berkisar 36,5 37,5 C,
intervensi perawat untuk mempertahankan suhu tubuh, diantaranya:
a. Keringkan neonatus segera setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas tubuh
melalui evaporasi.
b. Selimuti nenonatus dengan selimut hangat untuk mencegah kehilangan panas
melalui konveksi.
c. Gunakan alat-alat pemeriksaan yang hangat seperti stetoskop, tangan petugas dan
gunakan selimut saat melakukan pengukuran berat badan tanpa pakaian.
d. Hindari menempatkan box neonatus berdekatan dengan pendingin ruangan.
e. Tunda memandikan neonatus sampai temperature stabil.
f. Tempatkan neonatus pada tempat yang memiliki pengaturan temperature.
Adalah memberikan air susu ibu (ASI) segera setelah bayi dilahirkan, dalam waktu 30-60
menit paska bayi dilahirkan.(Kemkes RI, 2012). Tujuan pemberian IMD adalah:
Dari pemaparan teori tentang penanganan bayi baru lahir dan inisiasi menyusui dini, dapat
disimpulkan bahwa penanganan bayi baru lahir/neonatus yang tepat sangat penting karena
mempengaruhi kondisi jangka panjang bagi bayi bila terdapat kesalahan penanganan. Begitu pula
dengan mengingat besarnya keuntungan yang didapat dari IMD, pemahaman dan keterampilan
perawat profesional dalam IMD penting bagi asuhan keperawatan klien maternitas.
Daftar Pustaka