Professional Documents
Culture Documents
Pembahasan
B. Radikalisme di Indonesia
Menurut data hasil observasi mengenai indeks kerentanan radikalisme di Indonesia
pada tahun 2011 dirilis oleh Birru, L. (2011) di Media Center pada 15 Oktober adalah 43,6.
Indeks tersebut diperoleh dari hasil survey responden yang direspon oleh 4.840 responden
dari 33 provinsi Indonesia. Potensi konflik antar elemen masyarakat di Indonesia masih akan
cukup tinggi pada lima hingga sepuluh tahun mendatang. (Kompas, Jumat 10 Februari 2012).
Hal ini dapat menyebabkan kurangnya kesejahteraan ekonomi beserta demokrasi di
Indonesia tersebut kurang matang.
Secara umum, radikalisme disebabkan oleh faktor internal dan eksternal yang dapat
menimbulkan sebuah proses radikalisasi. Fanatisme hamper selalu merupakan proses
internal terciptanya keyakinan di dalam hati sehingga tidak terlalu membutuhkan rangsangan
dari eksternal. Aksi-aksi radikalisme biasanya disebabkan oleh karena adanya tidak menerima
perbedaan. Perbedaan tersebut muncul di masyarakat dapat dianggap sebagai ancaman
terhadap eksistensi kaum radikal.
C. Terorisme di Indonesia
Menurut teori sejarah dalam waktu, terdapat 4 hal yaitu: (1) perkembangan, (2)
berkesinambungan, (3) pengulangan, (4) perubahan. Berhubungan dengan hal tersebut, ada
tiga teori sejarah yang mencakup berupa (1) teori spiral, (2) teori kemajuan, (3) teori siklus.
Berkaitan dengan terorisme yang terjadi di Indonesia menunjukkan adanya perputaran
(pengulangan) dan terkadang ada perubahan dan variasi dalam bentuk penampilannya
meskipun semuanya dari sisi unsur yang tetap memberi ciri sama dari masa ke masa.
1. Periode 1945-1965
Pada periode ini, awalnya terdapat UUD 1945 tahap I kemudian ditransisikan menjadi
UUD RIS 1950 (27 Desember 1949-17 Agustus 1950) dan Masa berlakunya UUD S 1950 (17
Agustus 1950- 5 Juli 1959). Pada periode tersebut, terdapat sebuah gerakan DI/TII Jawa
Barat (1949-1962). DI/TII Ibnu Hadjar di Kalimantan (1950;1959), DI/TII Batalyon 426 dan
gerombolan lain di Jawa Tengah (1951-1954). DI/TII Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan 1951-
1965). DI/TII Daud Beureuh di Aceh (1953-1962), (Bambang S. Sulasmono: 2002).
Tabel I.
Kondisi di Awal Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia 1945-1965
No Bidang Fenomena Desintegrasi Pancasila dan Sistem
Ketatanegaraan
1 Ideologi Menguatnya paham Pancasila belum mantap
komunisme, agama dan sebagai dasar negara dan
separatisme, primodialisme wawasan kebangsaan
2 Sosial Politik Konflik antar golongan, SARA Perubahan Bentuk negara
meningkat , muncul organisasi (Negara Kesatuan) -> Negara
dan gerakan-gerakan yang serikat -> (Negara kesatuan)
mendasarkan primodialisme. Perubahan UUD 1945 ->
Timbul berbagai pemberontakan Konstitusi RIS -> UUDS 1950 -
DI TII, APRA, Pemberontakan > UUD 1945 ->Sistem
Andi Azis, RMS, PRRI/PERMESTA, Pemerintahan (Presidensiil) -
G 30 S/PKI. Menjamurnya partai >Parlementer-> (Presidensil)
politik dengan ormas-ormasnya
Timbul Politik Aliran :
Nasionalisme, sosial demokrat
dan komunisme
3 Militer ABRI terpecah berdasarkan
matranya masing-masing
4 Kewilayahan Timbunya gerakan separatis
(pemisahan)
Istilah yang menonjol pada periode tersebut bukan terorisme melainkan gerakan
pengacau dan penghancur keamanan Indonesia. Permasalahan yang dihadapi adalah
ideologis dan separatis dengan secara mendasarnya penggeraknya adalah ideologis-politis.
Selain itu, ada juga gerakan yang bernuansa kedaerahan untuk menyatakan pemisahan
daerah yaitu pemberontakan PRRI dan Permesta. Dari skala gerakannya, pada periode ini
termasuk kategori nasional, yaitu gerakan yang ditujukan kepada pihak-pihak yang ada pada
suatu wilayah dan kekuasaan Negara nasional, yang berupa pemberontakan bersenjata,
pengacauan stabilitas nasional, dan gangguan keamanan nasional.
3. Periode 1994-2004
Periode ini merupakan periode transisi dimana situasi kehidupan negara Indonesia
belum sempurna di berbagai bidang. Masalah pada periode ini adalah munculnya
terror dan gangguan keamanan, konflik melanda kehidupan berbangsa dan
bernegara. Teror ini mengacu pada gangguan keamanan dan ketentraman
masyarakat, walaupun tendensi ke arah politik. Berbagai gangguan ekonomi, politik,
dan keamanan terjadi di Jawa, Kalimantan, Poso, Bali, dll.
No Tahun Terror
4. Periode 2005-2015
Seiring era globalisasi, terorisme sering muncul pada periode ini dengan bertujuan yaitu
memanfaatkan jaringan internasional tidak hanya berasal dari warga negara sendiri tetapi
juga warga negara asing. Karena itu, terror tersebut menggunakan cara-cara yang tercanggih
sesuai perkembangan teknologi dalam globalisasi.