You are on page 1of 34

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

RS ASTRINI

TB DOTS

2017

7
DAFTAR ISI

Halaman

1. Penerimaan Pasien...................................................................................................... 3
2. Jejaring internal.......................................................................................................... 4
3. Jejaring eksternal....................................................................................................... 5
4. Prosedur Diagnosis Pasien TB.................................................................................. 8
5. Pengumpulan & Pemeriksaan Sputum ................. 11
6. Pemeriksaan radiologis pada pasien suspek TB Paru............................................... 14
7. Prosedur Pengobatan Pasien TB............................................................................... 15
8. Penyediaan obat anti TB............................................................................................ 17
9. Rujukan dan pindah pasien TB yang sudah diobati.................................................. 19
10. Prosedur Tata laksana Pasien TB yang berobat tidak Teratur................................... 20
11. Prosedur Efek Samping OAT pasien TB.................................................................. 22
12. Pencatatan & Pelaporan Pasient TB ............ 24
13. Prosedur bersama tim DOTS-tim VCT untuk penatalaksanaan pasienTB &

HIV............................................................................................................................. 25
14. Alur Pasient Tuberkolosis di Unit Gawat Darurat .................... 28
15. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pasien Tuberkulosis di Instalasi Rawat

Inap...............................................................................................................................

30
16. Alur Pasien Tuberkolosis MDR ( TB MDR ) di Instansi rawat jalan ...................... 31
17. Alur Pasien Tuberkolosis di Instansi rawat jalan.......................................... 32
18. Transportasi Pasien Tuberkulosis........... 34

PENERIMAAN PASIEN

No. Dokumen No Revisi Halaman

00.00.01 1 dari 1
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
Direktur RS ASTRINI WONOGIRI

7
3 Januari 2017

dr.Pajar Sigit Nugroho


PENGERTIAN Kesatuan dari serangkaian aktifitas yang terjadi bila pasien masuk ke ruangan /
poli

TUJUAN Supaya pasien dan keluarga merasa diterima di lingkungan RS


KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang
Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
PROSEDUR 1. Komunikasi dengan baik kepada pasien dan keluarga, bersikap ramah serta
memperkenalkan diri
2. Menanyakan identitas pasien dan keluhan datang ke RS
3. Membantu pasien bertemu dokter untuk dilakukan pemeriksaan
4. Mengarahkan pasien untuk menyelesaikan administrasi dan menunjukkan
lokasi poli pelayanan, serta lokasi apotek

UNIT TERKAIT Bagian Pendaftaran Pasien

JEJARING INTERNAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

00.00.02 1 dari 1

RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

3 Januari 2017

dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

7
PENGERTIAN Jejaring Internal adalah jejaring antar semua unit yang terkait dalam menangani pasien
TB di dalam RS.
TUJUAN Jejaring Internal bertujuan untuk mempermudah RS dalam menemukan penderita TB
(Case Finding).
KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang Standar
Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
PROSEDUR 1. Unit DOTS berfungsi sebagai tempat penanganan seluruh pasien tuberkulosis di
RS Astrini Wonogiri dan pusat informasi tentang tuberkulosis.
2. Poli umum, UGD, dan poli spesialis berfungsi menjaring pasien suspek
TB,menegakkan diagnosis, pengobatan, serta menginformasikan dan atau mengirim
pasien TB ke UNIT DOTS.
3. Rawat inap berfungsi sebagai pendukung unit DOTS dalam melakukan
penjaringan tersangka serta perawatan dan pengobatan pasien TB
4. Laboratorium berfungsi sebagai sarana penunjang diagnostik.
5. Radiologi berfungsi sebagai sarana penunjang diagnostik.
6. Farmasi berfungsi sebagai unit yang bertanggung jawab terhadap manajemen
OAT di RS Astrini Wonogiri.
7. Pencatatan dan pelaporan TB dilakukan oleh petugas administrasi TB di unit
DOTS.Petugas Rekam Medis berfungsi sebagai pendukung data TB di RS.
8. Promosi Kesehatan Masyarakat di RS(PKMRS) berfungsi sebagai pelaksana
penyuluhan TB DOTS di RS Astrini Wonogiri

UNIT TERKAIT Laboratorium, Radiologi, I,Farmasi, Rekam medis, SMF Saraf, SMF Penyakit Dalam,
SMF Anak, SMF Bedah, SMF Bedah, SMF Obgyn

GAMBAR JEJARING INTERNAL

7
JEJARING EKSTERNAL

7
No. Dokumen No. Revisi Halaman

1 dari 1
00.00.03

RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

Ditetapkan
SPO TanggalTerbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Jejaring eksternal adalah jejaring yang dibangun antara dinas kesehatan, RS, Puskesmas,
UPK lainnya dan instansi lain terkait dalam penanggulangan TB dengan strategi DOTS.

TUJUAN Semua pasien Tuberkulosis mendapatkan akses pelayanan DOTS yang berkualitas, mulai
dari diagnosis, follow up sampai akhir pengobatan.
KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang Standar
Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
PROSEDUR 1. RS Astrini Wonogiri menerima pasien suspek TB darifasilitaspelayanan kesehatan
primer.
2. RS Astrini Wonogiri dapat melaksanakan semua kegiatan tatalaksana pasien TB.
Dalam hal tertentu, RS Astrini Wonogiri dapat berfungsi sebagai tempat rujukan pasien
dan pemeriksaan pendukung lain sesuai dengan indikasinya.
3. Atas kesepakatan dokter pasien, RS Astrini Wonogiri juga dapat mengirim pasien
kembali ke RS atau Balai Pengobatan tempat asal pasien.
4. Atas kesepakatan dokter pasien, RS Astrini Wonogiri dapat mengirim pasien ke
Puskesmas yang terdekat dengan tempat tinggal pasien,untuk mendapatkan pengobatan
dan pengawasan selanjutnya.Hal ini untuk menghindari Drop out.
5. Dalam pengelolaan logistik dan pelaporan, RS Astrini Wonogiri berkoordinasi dengan
pengelola program TB di Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri.
6. Pelacakan pasien kasus putus obat dilakukan dengan cara menghubungi puskesmas
terdekat dengan tempat tinggal pasien.

UNIT TERKAIT Departemen keperawatan

7
GAMBAR JEJARING EKSTERNAL

RS Astrini
Wonogiri

Klinik Puskesmas
Satelit

Dinas Kesehatan
Kabupaten Wonogiri

PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB

7
No. Dokumen No Revisi Halaman

00.00.04 1 dari 3

RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Kegiatan untuk menegakkan diagnosis TB pada pasien yang dicurigai menderita
TB (suspek TB) oleh staf medis dokter penanggungjawab perawatan pasien
TUJUAN Sebagai acuan tata laksana penegakkan diagnosa TB pada pasien yang dicurigai
menderita TB, untuk menemukan pasien TB
KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang
Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
PROSEDUR 1. Penegakkan diagnosis pasien TB didasarkan pada:
a. Anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dahulu, dan riwayat penyakit keluarga)
b. Pemeriksaan fisik yang mendukung
c. Hasil pemeriksaan dahak SPS
d. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya (sesuai indikasi: foto thorax/ uji
tuberkulin/histopatologi/patologi anatomi)
e. Hasil pembobotan (sistem skor) pada kasus TB anak.
2. Untuk pasien TB paru dewasa, apabila:
a. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+) pada 2 hasil pemeriksaan
dahak SPS maka ditegakkan, diagnosa pasien TB, dan selanjutnya
dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan
regimen pengobatan OAT Nya

PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB


No. Dokumen No Revisi Halaman

7
00.00.04
2 dari 3

RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

b. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (+) pada hanya 1 hasil pemeriksaan
dahak SPS, maka dilakukan pemeriksaan foto thorax:
- Bila hasil foto thorax mendukung kelainan TB, maka ditegakkan diagnosa
pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB,
untuk menentukan regimen OAT nya.
- Bila hasil foto thorax tidak mendukung kelainan TB, maka dapat dilakukan
pemeriksaan dahak SPS ulang:
Bila ditemukan BTA (+), ditegakkan diagnosa pasien TB
Bila tidak ditemukan BTA (+), ditegakkan diagnosa bukan pasien TB.
c. Pada suspek pasien TB, ditemukan BTA (-) pada ketiga hasil pemeriksaan
dahak SPS, maka diberi pengobatan antibiotik spektrum luas terlebih dahulu, dan
bila ada perbaikan, maka ditegakkan diagnosa bukan pasien TB. Apabila dengan
antibiotik spektrum luas tidak ada perbaikan, maka dilakukan pemeriksaan foto
thorax
-Bila hasil pemeriksaan foto thorax mendukung kelainan TB, maka ditegakkan
diagnosa pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe
pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan OATnya.
-Bila hasil pemeriksaan dahak, foto thorax tidak mendukung kelainan TB, dan maka
ditegakkan diagnosa bukan pasien TB

7
PROSEDUR DIAGNOSIS PASIEN TB

No. Dokumen No Revisi Halaman

00.00.04
RS ASTRINI
KABUPATEN 3 dari 3
WONOGIRI

3. Untuk pasien TB anak, apabila terdapat hasil scoring:


- Skor 6 atau > ditegakkan diagnosa TB anak
- Skor 5, dilakukan evaluasi lebih lanjut
- Skor < 5, ditegakkan diagnosa bukan TB anak.
Sistem skor untuk diagnosis TB anak:

Parameter/skor 0 1 2 3
Kontak TB Tak Ada, BTA tidak Ada, BTA
jelas tahu (+)
Uji tuberculin Negatif Positif
Berat badan/keadaan gizi < 80% < 60%
Demam tanpa sebab jelas 2 mgg
Batuk 3 mgg
Pembesaran lymph 1 cm
>1 tdk
nyeri
Pembengkakan tulang/sendi ada
Rontgen thorax normal Mendukung TB
UNIT TERKAIT SMF Anak, SMF Bedah, SMF Saraf, SMF Kulit Kelamin, SMF THT, SMF
Obgyn, SMF Penyakit Dalam, SMF Mata, SMF Jantung, Laboratorium
Jantung

7
PENGUMPULAN DAN PEMERIKSAAN SPUTUM

No. Dokumen No Revisi Halaman

00.00.05 1 dari 3
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Pemeriksaan Dahak Mikroskopis adalah pemeriksaan dahak yang dikumpulkan


dalam 2 hari kunjungan yang berurutan berupa Sewaktu Pagi Sewaktu atau
pengumpulan dahak pagi hari selama 3 hari
TUJUAN Pemeriksaan dahak mikroskopis adalah untuk penegakan diagnosis TB paru pada
pasien suspek TB paru dan menentukan potensi penularan TB.
KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang
Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
Penanggulangan TB dilaksanakan dengan menggunakan strategi DOTS dan
mengacu pada pedoman nasional penanggulanan tuberkulosis serta standar
internasional penanggulangan tuberkulosis (ISTC)

PROSEDUR Alat yang diperlukan


a. Pot dahak sesuai standar laboratorium
b. Stiker/spidol
c. Sabun cuci tangan
d. Prosedur tetap pengumpulan dahak
e. Form TB 05/ TB 05 MDR
Cara Kerja
1. Persiapan pasien :
- Beritahu pasien tentang pentingnya mendapatkan dahak yang berkualitas
untuk menentukan penyakitnya.
- Anjurkan pasien untuk berdahak dalam keadaan perut kosong dan
membersihkan rongga mulut dengan berkumur air bersih
- Dahak merupakan bahan infeksius maka anjurkan pasien untuk
-

PENGUMPULAN DAN PEMERIKSAAN SPUTUM

7
No. No Revisi Halaman

2 dari 3
00.00.05
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

berhati-hati saat berdahak dan mencuci tangan dengan sabun setelah selesai.
Anjurkan pasien membaca prosedur tetap pengumpulan dahak.
2. Persiapan alat
3. Siapkan pot dahak steril
4. Beri identitas pada badan pot dahak : Tuliskan identitas pasien,dan
tambahkan huruf A pada pot dahak yang diambil sewaktu dan huruf B pada
dahak yang diambil pagi hari.. Stiker atau tulisan ditempelkan pada badan
pot dan jangan pada tutup pot
5. Pengambilan dahak untuk diagnosis TB adalah 3 kali (S-P-S) yaitu
Sewaktu- Pagi- Sewaktu
6. Tulis identitas pasien dan tanggal pengambilan dahak pada formulir TB
05/TB 05 MDR
7. Cara pengeluaran dahak yang baik:
8. Kumur-kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan dahak
9. Bila memakai gigi palsu dilepas terlebih dahulu
10. Tarik napas dalan 2-3 kali
11. Buka tutup pot dekatkan ke mulut, berdahak dengan kuat dan ludahkan ke
dalam pot.
12. Setelah selesai berdahak tutup rapat pot dahak tersebut
13. Segera cuci tangan dengan air dan sabun antiseptik
14. Apabila pasien didamping oleh petugas saat berdahak agar diperhatikan
arah angin agar tidak mengarah ke petugas
15. Apabila ternyata dahak tidak memenuhi syarat pemeriksaan seperti air liur
atau volumenya kurang, pasien diminta berdahak lagi
16. Apabila pasien kesulitan mengeluarkan dahak pasien dapat dibeikan
ekspektoran seperti OBH atau gliserol guayacolas sehari sebelum
pengeluaran dahak dan dianjurkan minum banyak.
17. Pasien dianjurkan olah raga ringan seperti lari-lari keil atau petugas petugas
melakukan tepukan-tepukan ringan dengan kedua telapak petugas pada
punggung pasien selama 3-5 menit.
18. Selanjutnya pasien berdahak seperti pada butir 3 di atas
19. Cara menilai dahak secara makroskopik
20. Lakukan penilaian terhadap dahak pasien tanpa membuka tutup

PENGUMPULAN DAN PEMERIKSAAN SPUTUM

7
No. No Revisi Halaman
Dokumen 3 dari 3

00.00.05

RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

21. pot melalui dinding pot yang transparan.


22. Hal- hal yang harus diamati adalah volume 3-5 ml, dahak kental berwarna
hijau kekuningan (mukopurulen)
23. Setelah menilai kualitas dahak segera mencuci tangan dengan air dan
sabunMengemas dahak untuk dirujuk
- Masukkan pot ke dalam kantong plastik bersegel (satu kantong berisi satu
pot dahak), tutup segel kantong kemudian berikan ke laboratorium
disertai dengan TB 05/TB 05 MDR
Setelah selesai petugas harus mencuci tangan dengan air dan sabun. Semua pasien
(dewasa, remaja, dan anak yang dapat mengeluarkan dahak) yang diduga menderita
TB paru harus menjalani pemeriksaan dahak mikroskopis minimal 2 dan sebaiknya
3 kali. Salah satu specimen yang diambil harus berasal dari dahak pagi hari.
1. Sewaktu pertama : Dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung
pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk
mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua
2. Pagi : Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah
bangun tidur. Pot dahak dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas
laboratorium.
3. Sewaktu kedua : dahak dikumpulkan di Laboratorium pada hari kedua, saat
menyerahkan dahak pagi.
Pengambilan 3 spesimen dahak masih diutamakan dibanding dengan 2 spesimen
dahak mengingat masih belum optimalnya fungsi sistem dan hasil jaminan mutu
eksternal pemeriksaan laboratorium.
UNIT TERKAIT Laboratorium, Poliklinik Paru, Poli DOTS, Ruang Rawat Inap

7
PEMERIKSAAN RADIOLOGISPADA PASIEN SUSPEK TB PARU

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RS ASTRINI 1 dari 1
KABUPATEN 00.00.06
WONOGIRI

Ditetapkan
SPO TanggalTerbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

3 Januari 2017

dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Pemeriksaan Radiologis (Foto Thorax) adalah pemeriksaan foto thorax Postero-anterior
pada penderita suspek TB, untuk menunjang diagnosa TB.
TUJUAN Tujuan pemeriksaan radiologis (Foto Thorax), adalah untuk menunjang diagnosis TB pada
pasien suspek TB paru,terutama apabila pemeriksaan dahak negatif.
Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang Standar
KEBIJAKAN
Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
PROSEDUR Indikasi Pemeriksaan Foto Thorax pada pasien suspek TB paru :
1. Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya positif.
2. Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS pertama hasilnya negatif, setelah pemberian
antibiotika non OAT 2 minggu tidak ada perbaikan dan hasil pemeriksaan dahak
ulangnya tetap negatif.
3. Pasien yang mengalami komplikasi antara lain: sesak nafas berat (pneumotoraks,pleuritis
eksudativa, efusi perikarditis, dan efusi pleura) dan pasien yang mengalami hemoptysis
berat (untuk menyingkirkan bronkiektasis dan aspergiloma).
UNIT TERKAIT Laboratorium, Radiologi

PROSEDUR PENGOBATAN PASIEN TB

No. Dokumen No Revisi Halaman

7
00.00.07
1 dari 2

RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Pasien yang diagnosa TB dan telah ditetapkan klasifikasi serta tipenya, akan
mendapat pengobatan dengan OAT (Obat Anti TB)
TUJUAN 1. Untuk menyembuhkan pasien TB
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan resiko penularan
Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang
KEBIJAKAN
Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
PROSEDUR 1. Pasien yang telah didiagnosa TB dan telah ditetapkan klasifikasi dan tipenya
diberikan pengobatan OAT , dengan paduan regimen yang sesuai
2. Paduan Regimen OAT
a. Kategori 1 : 2 (RHZE)/4(RH)3
b. Kategori 2 : 2 (RHZE)S/ 1(RHZE)/5(RH)3 E3
c. Kategori anak : 2 (RHZ)/4(RH)3
d. Kategori sisipan: 1(RHZE)

PROSEDUR PENGOBATAN PASIEN TB


No. Dokumen No Revisi Halaman

00.00.07
RS ASTRINI 2 dari 2

7
KABUPATEN
WONOGIRI

Kategori Pasien TB Paduan OAT


Kategori 1 -pasien baru BTA (+)
-pasien baru TB BTA (-) dengan 2(HRZE)/4(HR)3
kerusakan paru yang luas
-pasien TB ekstra paru berat
Kategori 2 Pasien TB BTA (+) yang sudah 2(HRZE)S/1HRZE/
pernah diobati yaitu:kambuh, gagal 5(HR)3E3
atau putus obat (default)
Kategori 3 -pasien baru TB BTA(-) 2(HRZ)/4(HR)3
-pasien TB ekstra paru ringan
Kategori 4 -pasien TB kronis Individual
-Kasus MDR-TB
Dosis obat disesuaikan berat badan pasien
1. Prinsip: multi drug, 2 fase (fase intensif, minum OAT 1x/hari) dan fase
lanjutan, minum OAT 3x/minggu) dan ada pengawasan keteraturan dan
kelengkapannya.
2. Untuk pengawasan minum obat, ditunjuk PMO(pengawas Menelan Obat)
dari keluarga/tetangga yang dapat membantu melakukan pengawasan minum
obat oleh pasien.
3. Perjalanan pengobatan pasien TB dicatat di lembar pengobatan TB (form
TB.01)
Pasien TB dibuatkan kartu kontrol TB (form TB.02) yang akan dibawa pasien
pada saat kontrol
UNIT TERKAIT SMF Anak, SMF Bedah, SMF Saraf, SMF Obgyn, SMF Penyakit Dalam

PENYEDIAAN OBAT ANTI TB

No. Dokumen No Revisi Halaman


1 dari 2
00.00.08

RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

7
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Penyediaan obat anti TB untuk pasien dewasa dan anak. Penyediaan obat anti TB
merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, monitoring dan evaluasi.
TUJUAN Sebagai acuan pengelolaan logistik obat anti TB
Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang
KEBIJAKAN
Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
PROSEDUR 1. Perencanaan kebutuhan obat dilakukan terpadu dengan berpedoman pada:
- jumlah penemun pasien pada tahun sebelumnya
- perkiraan jumlah penerimaan pasien yang direncanakan
- buffer stok OAT
- sisa stok OAT yang ada
- perkiraan waktu perencanaan dan waktu distribusi untuk mengetahui estimasi
kebutuhan dalam kurun waktu perencanaan
2. Pengadaan OAT
Kabupaten / kota maupun propinsi yang akan mengadakan OAT perlu
berkoordinasi dengan pusat (Dirjen PPM dan PL Kemenkes RI)sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
3. Penyimpanan dan pendistribusian OAT
OAT yang telah diadakan, dikirim langsung oleh pusat sesuai dengan rencana
kebutuhan masing-masing daerah.

PENYEDIAAN OBAT ANTI TB

No. Dokumen No Revisi Halaman


2 dari 2

RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

OAT disimpan di gudang obat sesuai persyaratan penyimpanan obat.


Penyimpanan obat disusun berdasarkan FEFO (First Expired First Out) artinya
obat yang kadaluarsanya lebih awal harus didistribusikan lebih awal

7
Pendistribusian OAT dari IFK ke UPK dilakukan sesuai permintaan yang telah
disetujui oleh Dinas Kesehatan kabupaten / kota.
4. Monitoring dan Evaluasi
Pemantauan OAT dilakukan dengan menggunakan laporan pemakaian dan
lembar permintaan obat yang menggambarkan dinamika logistik dan alat
pencatatan dan pelaporan

UNIT TERKAIT Dinas Kesehatan Kabupaten WONOGIRI

RUJUKAN DAN PINDAH PASIEN TB


YANG SUDAH DIOBATI
No. Dokumen No Revisi Halaman

1 dari 1
00.00.09
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

7
Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN SOP Rujukan dan pindah Pasien TB dan diobati adalah alur yang diperlakukan
apabila pasien sudah didiagnosa TB dan diobati di poli paru RS Astrini
Wonogiri, namun akan pindah pengobatan di fasilitas kesehatan terdekat.
TUJUAN Tujuan untuk memudahkan pasien dalam pengambilan obat di fasilitas
kesehatan terdekat, dan untuk menghindari terjadinya drop out.
KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang
Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
PROSEDUR 1. Membuat kartu pengobatan pasien TB (TB.01).
2. Untuk pasien yang dirujuk, harus dibuatkan surat pengantar (formulir
TB.09)dengan menyertakan fotokopi TB.01 dan sisa OAT (bila telah
diobati).
3. Formulir TB.09 diberikan kepada pasien beserta sisa OAT untuk diserahkan
kepada RS/UPK yang dituju.
4. memberikan informasi langsung (telepon atau sms) ke RS/UPK yang dituju
dan wasor TB / Koordinator jejaring DOTS tentang pasien yang dirujuk.
5. Berkoordinasi dengan RS/UPK yang telah menerima pasien rujukan segera
mengisi dan mengirimkan kembali lembar bagian bawah formulir TB.09 ke
RS Astrini Wonogiri.
6. Melakukan koordinasi dengan Wasor TB untuk memastikan semua pasien
yang dirujuk telah melanjutkan pengobatan di RS / UPK yang dituju
(dilakukan konfirmasi melalui telepon atau sms).
UNIT TERKAIT Puskesmas terdekat tempat tinggal pasien

PROSEDUR TATA LAKSANA PASIEN TB YANG BEROBAT TIDAK


TERATUR

No. Dokumen No Revisi Halaman

1 dari 2
RS ASTRINI 00.00.10
KABUPATEN
WONOGIRI

7
Ditetapkan
SPO
Tanggal Terbit DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

3 Januari 2017 dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Kegiatan melacak dan menindaklanjuti pasien TB yang berobat tidak teratur
TUJUAN Sebagai acuan dalam menentukan terapi serta tindakan selanjutnya terhadap
pasien TB yang berobat tidak teratur .
Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017
KEBIJAKAN
tentang Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
PROSEDUR Tindakan pada pasien yang putus berobat kurang dari 1 bulan:
- Lacak pasien, berikan edukasi tentang akibat putus obat
- Diskusikan dengan pasien untuk mencari penyebab berobat tidak
teratur
- Lanjutkan pengobatan sampai seluruh dosis selesai
Tindakan pada pasien yang putus berobat antara 1-2 bulan:
Tindakan 1 Tindakan 2
. lacak pasien . Bila hasil BTA Lanjutkan sampai seluruh dosis
.diskusikan dan (-) atau ekstra selesai
cari masalah paru
.periksa 3 kali
dahak SPS dan . Bila satu atau Lama Lanjutkan
lanjutkan lebih hasil BTA pengobatan pengobatan
pengobatan (+) sebelumnya sampai seluruh
sementara kurang dari 5 dosis selesai
menunggu bulan
hasilnya. Lama Kategori 1 :
pengobatan mulai kategori 2
sebelumnya Kategori 2:
lebih dari 5 Mungkin kasus
bulan kronis

PROSEDUR TATA LAKSANA PASIEN TB YANG BEROBAT TIDAK


TERATUR

No. Dokumen No Revisi Halaman

2 dari 2
00.00.10

RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

7
Tindakan pada pasien yang putus berobat lebih dari 2 bulan:
- Periksa dahak Bila hasil BTA Pengobatan dihentikan pasien
3x SPS (-) atau TB diobservasi bila gejalanya semakin
- Diskusikan dan ekstra paru parah perlu dilakukan pemeriksaan
cari masalah kembali (SPS dan atau biakan)
- hentikan
pengobatan
sambil Bila salah satu Kategori 1 Mulai kategori 2
menunggu atau lebih hasil
hasil BTA (+)
pemeriksaan Kategori 2 Mungkin kasus
dahak kronis

Catatan:
Tindakan pada pasien yang putus berobat antara 1-2 bulan dan lama pengobatan
sebelumnya kurang dari 5 bulan: lanjutkan dulu pengobatan dahulu, sampai
seluruh dosis selesai dan 1 bulan sebelum akhir pengobatan harus diperiksa dahak
UNIT TERKAIT SMF anak, SMF bedah, SMF Saraf, SMF Obgyn, SMF Penyakit Dalam.

RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI

PENATALAKSANAAN EFEK SAMPING OAT PASIEN TB

7
No. Dokumen

00.00.11
No Revisi
Halaman

1 dari 1
SPO

Tanggal Terbit

3 Januari 2017
Ditetapkan
DIREKTUR RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI

dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN

Kegiatan penatalaksanaan efek samping OAT

TUJUAN

Sebagai acuan untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan-keluhan pasien TB akibat


efek samping OAT

KEBIJAKAN
Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang Standar
Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri

PROSEDUR

Efek samping ringan OAT


Efek samping Penyebab Penatalaksanaan
Tidak adanafsu makan, Rifampisin Semua OAT diminum malam
mual, sakit perut sebelum tidur
Nyeri sendi pirazinamid Beri aspirin

7
Kesemutan s.d rasa terbakar INH Beri vitamin B6 (piridoxin) 100
di kaki mg/hari
Warna Tuli
kemerahan padastreptomisin
air Rifampisin Streptomisin dihentikan,
Tidak perlu diberi apa-apa tetapi beri
seni digantikanpada
penjelasan ethambutol
pasien
EfekGangguan
samping berat OATstreptomisin Streptomisin dihentikan,
keseimbangan
Efek samping penyebab digantikan ethambutol
Penatalaksanaan
Ikterus tanpa
Gatal dan kemerahan Hampir semua
Semua Hentikan semua OAT
Ikuti petunjuk sampai
penatalaksanaan
penyebab lain OAT ikterus menghilang
Bingung dan Hampir semua Hentikan semua OAT, segera
muntah-muntah OAT lakukan tes fungsi hati
(permulaan icterus
karena obat)
Gangguan ethambutol Hentikan ethambutol
penglihatan
Purpura dan Rifampisin Hentikan rifampisin RS ASTRINI
KABUPATEN
rejatan(syok) WONOGIRI

PENATALAKSANAAN EFEK SAMPING OAT PASIEN TB

No. Dokumen

00.00.11
No Revisi
Halaman

2 dari 2

Efek samping berat OAT

UNIT TERKAIT

SMF Anak, SMF Bedah, SMF Saraf, SMFObgyn, SMF Penyakit Dalam, SMF Mata.

7
PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB

RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

No. Dokumen No Revisi Halaman

00.00.12 1 dari 1

SPO Tanggal Terbit


Ditetapkan
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Pemantauan dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program
TUJUAN Untuk menilai sejauh mana target yang telah ditetapkan sebelumnya dicapai
Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang
KEBIJAKAN
Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri

7
PROSEDUR 1. Petugas TB bagian pencatatan dan pelaporan mencatat data pasien TB pada
formulir :
- Daftartersangkapasien (suspek) yang diperiksadahak SPS (TB.06)
- Formulir permohonan laboratorium TB untuk pemeriksaan dahak (TB.05)
- Kartu pengobatan pasien TB (TB.01)
- Kartu identitas pasien TB (TB. 02)
- Formulir rujukan / pindah pasien (TB.09)
- Register TB UPK (TB.03 UPK)
- Formulir hasil akhir pengobatan dari pasien Tb pindahan (TB .10)
- Register laboratorium TB (TB.04)
2. Petugas melakukan pelaporan data pasien TB sebagai berikut
- Laporantriwulanpenemuandanpengobatanpasien TB (TB.07)
- Laporantriwulanhasilpengobatan (TB.08)
- Laporantriwulanhasilkonversidahakakhirtahapintensif (TB.11)
- Laporan OAT (TB.13)
yang ditujukan kepada Diskesal dan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat

UNIT TERKAIT Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri

PROSEDUR BERSAMA TIM DOTS-TIM VCT UNTUK


RS ASTRINI PENATALAKSANAAN PASIEN TB DAN HIV
KABUPATEN
WONOGIRI

No. Dokumen No Revisi Halaman

00.00.13
1 dari 2
Ditetapkan
SPO
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI
Tanggal Terbit

3 Januari 2017

dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Pelayanan pasien koinfeksi TB dan HIV/AIDS (ODHA) secara bersamaan oleh
tim DOTS dan tim VCT
TUJUAN Memberikan pelayanan kepada pasien koinfeksi TB dan HIV/AIDS (ODHA)
secara terpadu, proporsional dan menyeluruh.
Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang
KEBIJAKAN

7
Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
PROSEDUR 1. Pasien TB yang dirawat
a. Pasien TB yang dirawat oleh tim DOTS, di klinik rawat jalan maupun
bangsal rawat inap, apabila ditemukan salah satu atau lebih indikasi
terinfeksi HIV/AIDS;
MDR-TB
Hasil terapi dengan OAT tidak memuaskan
Perilaku berisiko tertular HIV/AIDS dibuatkan surat konsultasi kepada
tim VCT
b. Tim VCT melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang dikonsulkan oleh
tim DOTS.
Apabila pasien sero positif/positif HIV, selanjutnya dilakukan rawat
bersama antara tim DOTS dengan tim VCT, dan masuk pencatatan,
pelaporan bersama tim DOTS-tim VCT.
Apabila pasien sero(-)/negatif HIV, selanjutnya pasien dikembalikan
kepada tim DOTS untuk penatalaksanaan .

PROSEDUR BERSAMA TIM DOTS-TIM VCT UNTUK PENATALAKSANAAN


RS ASTRINI PASIEN TB DAN HIV
KABUPATEN
WONOGIRI

No. Dokumen No Revisi Halaman

2 dari 2
00.00.13
2. Pasien ODHA yang dirawat tim VCT
a. Pasien ODHA yang dirawat oleh tim VCT di klinik rawat jalan maupun
bangsal rawat inap, apabila ditemukan salah satu atau lebih indikasi
terinfeksi TB:
(1) Batuk lebih dari 3 minggu
(2) Batuk darah
(3) Pembesaran kelenjar getah bening
(4) Gambaran radiologi thorax mendukung
(5) Gambaran TB ekstra paru
Maka pasien dibuatkan surat konsultasi kepada tim DOTS.
b. Tim DOTS melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang dikonsulkan oleh
tim VCT:
- Apabila pasien positif TB, selanjutnya dilakukan rawat bersama antara
tim VCT dan tim DOTS, dan masuk dalam registrasi pencatatan,
pelaporan bersama tim VCT - tim DOTS
- Apabila pasien negatif TB, selanjutnya pasien dikembalikan kepada tim

7
VCT untuk penatalaksanaan HIV/AIDS.
UNIT TERKAIT Tim DOTS, tim VCT, SMF Anak, SMF Bedah, SMF Saraf, SMF Mata, SMF
Obgyn, SMF Penyakit Dalam

7
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI UNIT GAWAT DARURAT

No. Dokumen No Revisi Halaman

00.00.14 1 dari 2
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

3 Januari 2017 dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis yang datang
melalui Unit Gawat Darurat
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis selama
mendapatkan pelayanan di Unit Gawat Darurat, ditujukan terhadap peningkatan
mutu layanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu
memutuskan rantai penularan tuberkulosis

KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang
Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap
peningkatan mutu layanan, kemudahan akses, untuk penemuan dan pengobatan
sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR
TB

PROSEDUR 1. Setiap pasien yang diketahui atau dicurigai menderita tuberkulosisparu harus
diberi masker untuk dipakai mulai saat pendaftaran, selama menjalani
pemeriksaan sampai mendapatkan diagnosis.
2. Seorang pasien dicurigai menderitaTB Paru apabila didapatkan gejala:
- Batuk yang persisten > 3 minggu
- Nyeri dada
- Batuk darah atau batuk dengan dahak bercampur darah
- Berat badan turun
- Nafsu makan menurun
- Demam
- Berkeringat banyak saat malam hari
- Cepat lelah
- Gejala malaise

7
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI UNIT GAWAT DARURAT

No. Dokumen No Revisi Halaman

00.00.14 2 dari 2
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

Seorang pasien TB yang masuk Unit Gawat Darurat dicurigai merupakan


pasien yang infeksius bila ditemukan :
- Batuk yang persisten lebih dari 3 minggu
- BTA sputum positif
- Pada foto toraks ditemukan kavitas
- Pasien terdapat riwayat pengobatan TB yang tidak adekuat
- Pasien diketahui sebelumnya sebagai pasien TB Paru, TB laring.
- Pasien yang sedang menjalani prosedur induksi sputum seperti
bronkoskopi, pengobatan aerosol.
- Penderita TB ekstraparu biasanya tidak menular kecuali TB laring, TB
rongga mulut atau TB ekstraparu dengan abses terbuka seperti
scrofuloderma.
3. Masker tersebut harus dipakai selama menjalani pemeriksaan sampai terbukti
pasien tersebut tidak menderita tuberkulosis Paru
4. Pasien yang diketahui atau dicurugai menderita Tuberkulosis Paru harus
ditempatkan terpisah dari kelompok pasien laiin (ruang isolasi)dan
mendapatkan prioritas untuk diperiksa lebih dahulu.
5. Dokter atau petugas lainnya yang menangani pasien atau suspek Tuberkulosis
wajib menggunakan masker N95 setiap kali berinteraksi dengan pasien.
Pasien yang oleh dokter didiagnosis TB Paru dan memerlukan perawatan harus
dirawat di ruang perawatan isolasi khusus Tuberkulosis.
UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat. Ruang Rawat Inap, Rawat Jalan

7
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI PASIEN TUBERKULOSIS DI
INSTALASI RAWAT INAP

No. Dokumen No Revisi Halaman

00.00.15 1 dari 1
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

3 Januari 2017

dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis yang dirawat di
ruang perawatan

TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis selama
mendapatkan pelayanan di Unit Gawat Darurat, ditujukan terhadap peningkatan
mutu layanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu
memutuskan rantai penularan tuberkulosis

KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang
Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap
peningkatan mutu layanan, kemudahan akses, untuk penemuan dan pengobatan
sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR
TB
1. Pasien yang oleh dokter didiagnosis Tuberkulosis Paru dan memerlukan
PROSEDUR
perawatan harus dirawat di ruang perawatan isolasi khusus Tuberkulosis.
2. Selama menjalani perawatan pasien wajib menggunakan masker
3. Petugas medis dan paramedis wajib menggunakan masker N95 setiap
Kali memasuki ruang rawat isolasi Tuberkulosis
4. Pasien yang dirawat di ruang isolasi tidak diperkenankan ditunggui oleh
Keluarga atau pihak lain kecuali atas ijin dokter penanggung jawab Pasien
5. Pintu ruang rawat isolasi harus selalu tertutup dan kuncinya dipegang oleh
petugas

UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat. Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan

7
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS MDR (TB MDR) DI INSTALASI RAWAT
JALAN
No. Dokumen No Revisi Halaman

00.00.16 1 dari 1
RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

3 Januari 2017 dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis MDR yang
datang melalui Instalasi Rawat Jalan

TUJUAN Unit Gawat Darurat, ditujukan terhadap peningkatan mutu layanan, kemudahan
akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu memutuskan rantai
penularan tuberkulosis

KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017
tentang Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap
peningkatan mutu layanan, kemudahan akses, untuk penemuan dan pengobatan
sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR
TB
PROSEDUR A. Untuk Pasien TB MDR baru
- Setiap pasien yang dicurigai menderita TB MDR harus diberi masker
untuk dipakai mulai saat pendaftaran, selama menjalani pemeriksaan
sampai mendapatkan diagnosis
- Masker tersebut harus selalu dipakai sampai terbukti bahwa pasien
tersebut tidak menderita Tuberkulosis Paru.
- Pasien yang dicurigai menderita MDR TB harus ditempatkan terpisah dari
pasien lain dan mendapat prioritas untuk diperiksa lebih dahulu,
- Dokter atau petugas lainnya yang menangani pasien atau suspek
Tuberkulosis MDR wajib menggunakan masker N95 setiap kali
berinteraksi dengan pasien.
B. Pasien yang oleh dokter didiagnosis TB MDR baik dari rawat inap maupun
rawat jalan akan dirujuk ke RS yang telah mempunyai poliklinik TB MDR

7
ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALASI RAWAT JALAN

No. Dokumen No Revisi Halaman

00.00.17 1 dari 2

RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

Ditetapkan
SPO Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Suatu alur penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis yang datang
melalui Instalasi Rawat Jalan
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis selama
mendapatkan pelayanan di Unit Gawat Darurat, ditujukan terhadap peningkatan
mutu layanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu
memutuskan rantai penularan tuberkulosis
KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang
Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap
peningkatan mutu layanan, kemudahan akses, untuk penemuan dan pengobatan
sehingga mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR
TB
PROSEDUR A. Untuk Pasien TB Paru Baru
- Setiap pasien yang dicurigai menderita Tuberkulosis Paru harus diberi
masker untuk dipakai mulai saat pendaftaran, selama menjalani pemeriksaan
sampai mendapatkan diagnosis
- Masker harus selalu dipakai saampai terbukti bahwa pasien yang
bersangkutan tidak menderita Tuberkulosis Paru
- Pasien yang dicurigai menderita Tuberkulosis Paru harus ditempatkan
terpisah dari kelompok pasien lain dan mendapatkan prioritas untuk
diperiksa lebih dahulu
- Pasien yang oleh dokter didiagnosis Tuberkulosis Paru baik dari rawat inap
maupun rawat jalan selanjutnya akan dikirim ke poliklinik DOTS untuk
mendapatkan terapai Tuberkulosis, penyuluhan serta pencatatan.

ALUR PASIEN TUBERKULOSIS DI INSTALASI RAWAT JALAN

7
No. Dokumen No Revisi Halaman

2 dari 2
00.00.17

RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI
.
B. Untuk Pasien TB Paru lama atau kontrol
- Pasien yang telah memulai pengobatan TB Paru di Poliklinik DOTS
melanjutkan pengobatan seterusnya langsung di Poliklinik DOTS
- Verifikasi administrasi, pengambilan status dilakukan oleh petugas.
- Pasien kontrol yang telah mendapatkan terapi dan folow up di Poliklinik
DOTS dan tidak dikonsulkan ke Poliklinik lain diperbolehkan langsung
pulang

C. Untuk Pasien TB Ekstraparu


- Pasien yang telah didiagnosis oleh dokter sebagai Tuberkulosis Ekstraparu
selanjutnya akan dikirim ke poliklinik DOTS untuk mendapatkat terapi
tuberkulosis, penyuluhan serta pencatatan.
- Pasien TB Ekstraparu yang telah mendapatkan pengobatan di Poliklinik
DOTS melakukan folow-up di Bagian yang merujuk atau di poliklinik Paru
- Pasien TB Ekstraparu yang telah mendapatkan folow-up di poliklinik asl akan
mengambil obat di Poliklinik DOTS dan jika tidak dikonsulkan ke Bagian lain
diperbolehkan pulang.

UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat. Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan

7
TRANSPORTASI PASIEN TUBERKULOSIS

No. Dokumen No Revisi Halaman

00.00.18 1 dari 1

RS ASTRINI
KABUPATEN
WONOGIRI

Ditetapkan
Tanggal Terbit
DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI

SPO
3 Januari 2017
dr. PAJAR SIGIT NUGROHO

PENGERTIAN Suatu tata cara pengiriman pasien Tuberkulosis Paru antar unit di lingkungan RS
ASTRINI WONOGIRI
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan pasien atau suspek pasien tuberkulosis selama
mendapatkan pelayanan di Unit Gawat Darurat, ditujukan terhadap peningkatan mutu
layanan, kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu
memutuskan rantai penularan tuberkulosis
KEBIJAKAN Surat Ketetapan Direktur RS Astrini Wonogiri No. A. 2/ 286/ VII/ 2017 tentang
Standar Prosedur Operasional TB DOTS di RS Astrini Wonogiri
Penguatan strategi DOTS dan pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan
mutu layanan, kemudahan akses, untuk penemuan dan pengobatan sehingga
mampu memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya MDR TB
PROSEDUR - Jika memungkinkan serta fasilitasi tersedia, hendaknya setiap pemeriksaan
terhadap pasien suspek Tuberkulosis Paru termasuk pemeriksaan penunjang
dilakukan di tempat pasien berada (ruang isolasi).
- Jika pasien suspek Tuberkulosis Paru harus menjalani pemeriksaan atau perawatan
di unit atau ruangan tertentu maka pasien harus selalu menggunakan masker ketika
dikirim ke unit atau ruangan yang dituju dan diantar oleh petugas yang
menggunakan masker N95
UNIT TERKAIT
Unit Gawat Darurat, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Unit terkait.

You might also like