You are on page 1of 8

ANASTESI GIGI 48

Untuk gigi 48 Nervus yang dianastesi: Blok N. Alveolaris Inferior, N. Lingualis, dan N. bukalis
longus.

Pada anestesi blok syaraf alveolaris inferior, terdapat tiga metode yang sering digunakan, yaitu
Inferior Alveolar Nervus Block (IANB), Gow-Gates Technique, dan Akinosi Closed-Mouth
Mandibular Block. Inferior Alveolar Nervus Block (IANB) terdiri dari dua metode, yaitu direct
dan indirect. Metode indirect IANB sering disebut dengan metode Fischer.

Menurut hasil penelitian Neeta Mohanty dan Susant Mohanty, tingkat keberhasilan anestesi blok
mandibula paling tinggi yang dilakukan kepada 120 orang berusia 16-50 tahun adalah Gow-
Gates Technique sebesar 92,5%. Sedangkan tingkat keberhasilan Akinosi Closed-Mouth
Mandibular Block dan Classical IANB atau metode Fischer adalah 90% dan 72,5%. Dari hasil
penelitian ini juga didapatkan bahwa metode Classical IANB paling banyak menimbulkan rasa
sakit selama penyuntikan sebesar 60%. Sedangkan Akinosi Closed-Mouth Mandibular Block
paling sedikit sebesar 25%. Onset of action yang paling singkat adalah Classical IANB metode
Fischer yaitu 2,15 menit, sedangkan untuk duration of action yang paling lama adalah Gow-
Gates Technique selama 69,3 menit.Berdasarkan hasil penelitian Sobhan Mishra yang
membandingkan antara metode direct IANB dan Akinosi Closed-Mouth Mandibular Block,
didapatkan bahwa 96% syaraf inferior alveolar berhasil dianestesi, dan 100% syaraf lingual dan
bukal berhasil di anestesi dengan sekali penyuntikan dengan metode direct IANB. Sedangkan
pada teknik Akinosi Closed-Mouth Mandibular Block, 84% syaraf inferior alveolar dan syaraf
lingual berhasil di anestesi dengan sekali penyuntikan, sedangkan 80% syaraf bukal berhasil
dianestesi dengan sekali penyuntikan.

2.4.1 Anestesi Lokal Blok Mandibula Metode Fischer

Inferior Alveolar Nervus Block atau yang sering juga disebut dengan blok mandibula merupakan
metode anestesi lokal blok mandibula yang sering digunakan di kedokteran gigi. Metode Inferior
Alveolar Nervus Block dibagi menjadi dua metode yaitu direct IANB dan indirect IANB.
Metode Indirect IANB sering juga disebut dengan metode Fischer atau fissure 1-2-3 technique
dengan penambahan anestesi syaraf bukal. Metode ini menganestesi nervus inferior alveolar,
nervus incisive, nervus mental, dan nervus lingual. Nervus buccal juga bisa ditambahkan dalam
beberapa prosedur yang melibatkan jaringan lunak di daerah posterior bukal. Daerah yang
dianestesi dengan metode ini adalah gigi mandibula sampai ke midline, body of mandible,
bagian inferior dari ramus, mukoperiosteum bukal, membrane mukosa anterior sampai daerah
gigi molar satu mandibula, 2/3 anterior lidah dan dasar dari kavitas oral, jaringan lunak bagian
lingual dan periosteum, external oblique ridge, dan internal oblique ridge. Indikasi Inferior
Alveolar Nervus Block adalah untuk prosedur pencabutan beberapa gigi mandibula dalam satu
kuadran, prosdur pembedahan yang melibatkan jaringan lunak bagian bukal anterior sampai

1
molar satu serta jaringan lunak bagian lingual. Kontraindikasi Inferior Alveolar Nervus Block
adalah pasien yang mengalami

Gambar 4. Ilustrasi Inferior Alveolar Nervus Block.

2.4.2 Prosedur Anestesi Lokal Blok Mandibula Metode Fischer untuk gigi 48
1. Pasien didudukkan dengan posisi semisupine atau setengah telentang.
2. Intruksikan pasien untuk membuka mulut selebar mungkin agar mendapatkan akses yang jelas
ke mulut pasien. Posisi diatur sedemikian rupa agar ketika membuka mulut, oklusal dari
mandibula pasien sejajar dengan lantai.
3. Posisi operator berada pada arah jam 8 dan menghadap pasien untuk rahang kanan mandibula,
sedangkan untuk rahang kiri mandibula posisi operator berada pada arah jam 10 dan menghadap
ke pasien.

2
Gambar 5. Posisi operator untuk mandibula kiri dan kanan.

4. Jarum 25 gauge direkomendasikan untuk pasien dewasa dengan panjang jarum sekitar 42 mm
atau 1,625 inchi. Hal ini diperlukan karena bagian jarum yang masuk ke jaringan adalah sekitar
20 mm.
5. Aplikasikan antiseptik di daerah trigonom retromolar.
6. Jari telunjuk diletakkan di belakang gigi terakhir mandibula, geser ke lateral dan palpasi linea
oblique eksterna pada ramus mandibula, kemudian telunjuk digeser ke median untuk mencari
linea oblique interna. Ujung lengkung kuku berada di linea oblique interna dan permukaan
samping jari berada di bidang oklusal gigi rahang bawah.
7. Jarum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku dari sisi rahang yang tidak dianestesi
tepatnya dari regio premolar dan jarum dengan bevel mengarah ke tulang sampai jarum kontak
dengan tulang (Posisi I). Arah jarum hampir tegak lurus dengan tulang.

8. Spuit digeser kesisi yang akan dianestesi, sejajar dengan bidang oklusal dan jarum ditusukkan
sedalam 5 mm, lakukan aspirasi bila negatif keluarkan anestetikum sebanyak 0,5 ml untuk
menganestesi N. Lingualis (Posisi II).

3
Gambar 6. Posisi jarum di foramen mandibular metode direct.

Gambar 7. Posisi jarum di foramen mandibular metode indirect.

9. Spuit digeser ke arah posisi I tapi tidak penuh sampai sekitar region kaninus lalu jarum
ditusukkan sambil menyelusuri tulang sedalam kira-kira 10-15 mm. Aspirasi dan bila negatif
keluarkan anestetikum sebanyak 1 ml untuk menganestesi N. Alveolaris inferior (Posisi III).
Setelah selesai spuit ditarik kembali.

Anastesi pada N. Bukalis Longus


Metode Fischer sering juga dimodifikasi dengan penambahan anestesi untuk syaraf bukal
setelah kita melakukan posisi III, pada waktu menarik kembali spuit sebelum jarum lepas dari
mukosa tepat setelah melewati linea oblique interna ,jarum digeser kelateral ke daerah trigonom
retromolar, aspirasi dan bila negatif keluarkan. Bisa juga jarum diinsersikan dengan metode
infiltrasi pada mukobukal fold pada daerah sekitar gigi 48 untuk menganastesi area bukal pada
gigi posterior mandibula.

4
Tanda-tanda telah teranastesi:
1. terasa kebas pada daerah yang telah di insersikan jarum. Yaitu pada mukosa bukal gigi region
posterior mandibular,bibir dari tengah hingga sudut bibir dan 2/3 anterior lidah.
2. daerah yang telah teranastesi akan terlihat berwarna pucat.

ANASTESI GIGI 43
Nervus yang di anastesi: Infiltrasi pada N. mentalis dan r. insisivum, dan N. lingualis

Prosedur Anestesi Lokal N. Mentalis dan r. insisivus untuk gigi 43

Gambar 8. Antomi dari N. mentalis dan r. Insisivus

Untuk menganestesi gigi premolar dan kaninus untuk prosedur operatif. Untuk menganestesi gigi
insisivus, dan caninus serabut saraf yang bersimpangan dari sisi yang lain juga harus
diblok. Tentukan letak apeks gigi-gigi premolar bawah. Foramen biasanya terletak di salah satu
apeks akar gigi premolar tersebut.

5
Gambar9. Area yang di anastesi pada infiltrasi N. mentalis dan r. insisivus

Pipi ditarik ke arah bukal dari gigi premolar. Jarum dimasukkan ke dalam membran mukosa di
antara kedua gigi premolar dengan jarak 10 mm eksternal dari permukaan bukal mandibula.
Posisi jarum suntik membentuk sudut 45 terhadap permukaan bukal mandibula, mengarah ke
apeks akar premolar kedua. Tusukkan jarum tersebut sampai menyentuh tulang. Masukkan 0,5
ml obat anestesi, tunggu sebentar. kemudian gerakkan ujung jarum tanpa menarik jarum keluar,
sampai terasa masuk ke dalam foramen (jaga agar tetap membentuk sudut 45 agar jarum tidak
terpeleset ke balik periosteum dan memperbesar kemungkinan masuknya jarum ke foramen), dan
masukkan kembali 0,5 ml obat anestesi dengan hati-hati.

Prosedur Anestesi Lokal N. Lingualis untuk gigi 43

Untuk ekstraksi harus dilakukan injeksi lingual.


Untuk gigi premolar dan gigi anterior, karena jaringan lunak pada permukaan lingual mandibula
tidak teranestesi dengan injeksi foramen mental dan injeksi mandibular.
Jarum disuntikkan pada mukoperiosteum lingual setinggi setengah panjang akar gigi yang
dianestesi. Untuk posisi operator pada arah jarum jam 8 dan 9, daerah caninus dan insisiv sangan
sulit dijangkau, jadi jarum sebaiknya dibengkokkan dengan cara menekannya di antara ibu jari
dan jari lain. Untuk operator pada arah jarum jam 11 dan 1 bisa diinjeksi tanpa harus
membengkokan jarum.

6
Gambar 10. Anastesi N. lingualis dengan menggunakan jarum yang telah dibengkokkan.

Gambar 11 Anastesi N. lingualis dengan menggunakan jarum yang lurus

Tanda-tanda telah teranastesi:


1. terasa kebas pada daerah yang telah di insersikan jarum. Yaitu pada mukosa labial dan mukosa
lingual dari gigi anterior.
2. daerah yang telah teranastesi akan terlihat berwarna pucat.

7
SUMBER:

J.A. Baart, H.S. Brand. 2006. Local Anasthesia in Dentistry. Blackwell Publishing Ltd

Howe L Geoffrey,F.Ivor.Whitehead. Perkembangan anestesi lokal pada kedokteran gigi,teknik

dasar,komplikasi anestesi. Lilian Yuwono. Anestesi lokal. Jakarta. Hipokrates; 1992.pp.15-


20.pp.46-68.pp.99-128.

Windi Fradani Dieng. Perbandingan mula kerja dan lama kerja xylokain dengan mepivakaian
menggunakan teknik infiltrasi pada pencabutan premolar rahang bawah; 2006: vol. 56

Dym Harry,Ogle E Orret. Local anesthesia. Hope L.Wettan. Atlas of minor oral surgery. New
York; pp.33

Steven Schwartz. Dental care. Local anesthesia in pediatric dentistry. ADA CERP; 2012

Mahmoud Torabinejed, Richard E. Walton. Local anesthesia. Lilian Yuwono. Endodontics.


Jakarta:EGC, 2008.pp 32-36

You might also like