You are on page 1of 6

( Al-Minhaju Syarhu Shahihi Muslim )

hlm. XIII / 138-139, Maktabah Syamilah

Oleh Imam Nawawi,

Dikutip
oleh
Dewi Ani Endriyanti
Pengasuh Pondok Pesantren Lathoiful Istiqlal
Cempaka Putih Jakarta Pusat






(

)






Bab larangan bagi orang yang akan berkurban
--apabila telah masuk sepuluh hari bulan Dzul Hijjah--
memotong kuku atau rambut.

1

:









:

Tentang Sabda Rasulullah b :
Jika sepuluh hari pertama bulan Dzul Hijjah telah masuk, dan
salah seorang dari kalian hendak berkurban, maka jangan
sekali-kali ia mencukur rambut atau memotong kuku.
Dalam satu riwayat disebutkan :
hendaknya ia tidak mencukur rambut dan
tidak memotong kuku.

PERBEDAAN PENDAPAT ULAMA

















Para Ulama berbeda pendapat tentang orang yang ingin
berkurban setelah memasuki sepuluh hari pertama bulan Dzul
Hijjah.

2










:







Said bin Musayyab, Rabiah, Ahmad, Ishaq, Daud, dan
sebagian kecil dari kalangan Syafiiyah berpendapat :
Haram bagi yang hendak berkurban memotong sesuatu dari
rambut dan kukunya sampai tibanya waktu pemotongan
hewan kurban.







:




Imam Syafii dan para Sahabatnya berpendapat :
larangan tersebut hukumnya adalah MAKRUH TANZIH dan
tidak sampai pada hukum haram.



:



Imam Abu Hanifah berpendapat tidak makruh.

: :

:









Imam Malik dalam salah satu riwayat berpendapat tidak
makruh. Sedangkan dalam riwayat lain berpendapat makruh.
Bahkan dalam riwayat lain lagi berpendapat haram, namun
(dalam hal qurban sunnah) bukan dalam qurban wajib.
Dasarnya adalah hadis-hadis tentang hal ini.

3
DASAR HUKUM

:
x







.
.

Imam Syafii dan yang lainnya berargumentasi dengan Hadis
dari Aisyah x.
Aisyah xberkata:
Aku mengikatkan tali pada hewan qurban Rasulullah b,
kemudian Rasulullah b mengikatnya kembali lalu Beliau b
mengirimnya.
Beliau b tidak mengharamkan sesuatu pun yang telah
dihalakan oleh Allah sampai tiba waktu hewan qurban
disembelih
(HR Bukhari dan Muslim).








:

.


.


Imam Syafii berpendapat :
Mengirim hewan Qurban lebih banyak dari pada keinginan
memotong sendiri, maka ini menunjukan bahwa hal itu TIDAK
DIHARAMKAN dan hadis-hadis tentang larangan di atas itu
membawa pengertian hukum makruh tanzih.

4


:



















Ulama dari kalangan Syafiiyah menjelaskan :
Yang dimaksud dengan larangan memotong kuku adalah
memotong atau membelah atau dengan cara lainnya.
sedang larangan menghilangkan rambut adalah mencukur
habis, memendekkan, mencabut, membakar, memotongnya
dengan bara api atau dengan cara yang lainnya, baik rambut
ketiak, jenggot, bulu kemaluan, rambut kepala dan rambut lain
yang tumbuh di badan.





:





(:

)
Ibrahim Al Marjawi dan yang lainnya dari kalangan Syafiiyah
berkata :
hukum seluruh angota badan adalah hukumnya rambut dan
kuku, dan dalilnya adalah riwayat di atas : Hendaknya ia tidak
menyentuhkan sesuatupun ke rambut dan kulit.

5
HIKMAH LARANGAN











:



Ulama dari kalangan Madzhab Syafii berkata :
Hikmah larangan tersebut adalah supaya semua anggota
badan terbebas dari api neraka,



:


.




Ada yang berpendapat :
Hikmah dari larangan ini adalah karena serupa dengan orang
yang sedang berihram.
Akan tetapi pendapat terakhir ini dianggap tidak tepat,
sebab orang yang berkurban itu tidak perlu menghindari istri,
tidak perlu meninggalkan wewangian, pakaian, dan larangan-
larangan ihram lainnya.

Semoga bermanfaat.

You might also like