You are on page 1of 6

ANALISIS ARTIKEL

POLEMIK PALAWIJA DI GUNUNG KIDUL

Disusun oleh:

Silvia Nur Tiaswati (15/385529/TP/11398)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015
A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia disebut Negara agraris karena salah satu faktornya


memiliki tanah yang subur. Berbagai tanaman tumbuh tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Meskipun demikian, tidak semua wilayah di Indonesia memiliki tanah
yang subur dengan kata lain ada beberapa daerah di Indonesia yang tanahnya
berada dalam kategori tandus.

Tanah tandus, merupakan tanah dengan tingkat kesuburan yang rendah,


bahkan sampai dengan tingkat buruk. Kandungan humus pada tanah jenis ini juga
rendah. Sehingga tidak bagus untuk dimanfaatkan dalam bidang pertanian, yang
terjadi tanaman tidak adkan tumbuh dengan maksimal.

Faktor-faktor yang membuat tanah menjadi tandus juga bermacam-


macam, seperti erosi atau pengikisan tanah, tercemarnya tanah oleh limbah pabrik
yang mengandung bahan kimia tertentu dan tanah yang kurang diremajakan atau
dijaga kesuburan tanahnya.

Disamping hal-hal tersebut juga masih terdapat hal yang menggangu


keberlangsungan hidup tanaman-tanaman tersebut, seperti gangguan langsung dari
hewan-hewan yang hidup disana. Hal ini juga menjadi perhatian dari para petani,
walaupun semua terkait dengan ulah manusia sendiri.

B. Analisis Artikel

Masih banyak permasalahan di Indonesia yang belum terselesaikan secara


tuntas, salah satunya adalah polemik palawija di Gunungkidul. Salah satunya
faktornya adalah karena tanah yang tandus di saat musim kemarau tiba.

Tanah tandus berkapur di Gunungkidul telah menyebabkan daerah ini


kekurangan air pada setiap musim kemarau setiap tahunnya. Air bersih yang
berwana bening dan tidak berbau adalah sesuatu yang istimewa dan berharga,
sama dengan seekor kambing untuk setiap tangki bermuatan 6000 liter. Jika ada
sumur, jarak bibir sumur sampai mendapatkan air bisa mencapai 30 meter
(AnneAhira.com, 2015)

Hal ini juga menjadi perhatian serius dari pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta menghimbau para
petani di daerah Gunungkidul untuk memprioritaskan penanaman tanaman
palawija demi menjaga ketahanan pangan pada musim kemarau.(Luqman Hakim,
2015)

Dijelaskan bahwa tahun 2013 produksi padi mencapai 289.104 ton, jagung
206.582 ton, kedelai 25.546 ton, kacang tanah 59.563 ton, kacang hijau 189 ton,
ubi kayu 921.425 ton, ubi jalar 488 ton, serta sorgum 85 ton. Tahun 2014
bersamaan dengan musim tanam 2015 mengalami keterlambatan namun perhitang
produksi total sementara mengalami fluktuatif. (Bambang Wahyu , 2015)

Selain karena faktor tanah tandus, polemik palawija di Gunungkidul yang


lain adalah adanya kera ekor panjang yang mengambil dan merusak hasil panen
para petani di Gunungkidul.

Untuk mencegah kerusakan yang lebih parah, kata Ari, para petani di Desa
Kenteng memasang jaring di pinggir-pinggir ladangnya. Jaring tersebut berfungsi
untuk mencegah kera masuk ke dalam ladang dan merusak tanaman. Namun cara
tersebut kurang efektif karena kera masih bisa masuk ke dalam ladang dengan
cara melompat.

Selain dengan memasang jaring, untuk mengurangi dampak dari serangan


kera ekor panjang, pada siang hari para petani memilih berjaga di sekitar ladang.

Dengan begitu, para petani bisa langsung mengusir kera saat mendekati
ladangnya. (Wahyu Sulistiyawan , 2015)

C. Solusi

Menurut saya, solusi menanam palawija saat musim kemarau adalah


dengan memilih palawija yang membutuhkan sedikit air dari proses penanaman
sampai dengan nanti palawija di panen.

Untuk masalah terkait kera ekor panjang adalah menanam kembali


tanaman dan pohon yang telah dirusak oleh para kera ekor panjang tanpa harus
membunuh atau menembak mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Statistik.2015. Diunduh dari


http://distan.jogjaprov.go.id/index.php?option=com_content&view=article
&id=8024&Itemid=515 pada hari Minggu, 9 Agustus 2015 pukul 12.05
WIB

Anneahera.2015. Diunduh dari http://www.anneahira.com/tanah-tandus.htm pada


hari Minggu, 9 Agustus 2015 pukul 12.10 WIB.

Hakim, Luqman. 2013. Petani Diimbau Tanam Palawija Pada Musim Kemarau.
Diunduh dari http://www.antarayogya.com/berita/312382/petani-diimbau-
tanam-palawija-pada-musim-kemarau pada hari Minggu, 9 Agustus 2015
pukul 12.15 WIB

Wahyu, Bambang. 2015. Laporan Produksi Padi dan Palwija Melambat.


Diunduh dari http://www.sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-10705-
laporan-produksi-padi-dan-palawija-lambat.html pada hari Minggu, 9
Agustus 2015 pukul 12.20 WIB

Sulistiyawan, Wahyu. 2015. Ratusan Monyet Menyerang Lahan Pertanian Warga


Gunungkidul. Diunduh dari
http://m.tribunnews.com/regional/2015/01/09/ratusan-monyet-menyerang-
lahan-pertanian-warga-gunungkidul pada hari Minggu,9 Agustus 2015 pukul
12.25 WIB

You might also like