Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) tipe 2 merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena resistensi insulin
disertai defisiensi insulin relatif. Pemantauan status metabolik pasien DM
merupakan hal yang penting. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menentukan pengendalian glukosa darah pada penderita DM adalah pengukuran
hemoglobin-glikosilat (HbA1c).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik
penderita DM berdasarkan HbA1c di wilayah kerja Puskesmas Jayabaru Kota
Banda Aceh. Penelitian menggunakan desain potong lintang, dan penyajian data
secara deskriptif. Sampel berjumlah 85 orang penderita DM tipe 2 di Puskesmas
Jayabaru. Data karakteristik responden berupa umur, jenis kelamin, pendidikan
serta lama menderita DM didapatkan melalui wawancara, dan nilai HbA1c
didapatkan dengan pemeriksaan darah di laboratorium yang terstandarisasi di Kota
Banda Aceh. Pada hasil penelitian terlihat bahwa dari 85 penderita DM, 84,7%
memiliki nilai HbA1c 6,5%. Penderita dengan HbA1c 6,5% sebagian besar
perempuan, usia lanjut, pendidikan rendah dan lama menderita DM kurang dari 5
tahun. Untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, diperlukan kontrol glikemik melalui
pemeriksaan HbA1c secara rutin.
Kata kunci : Diabetes Melitus tipe 2, HbA1c
ABSTRACT
Diabetes mellitus (DM) type 2 is a group of metabolic diseases with relative insulin
deficiency results from insulin resistance results. Glycated hemoglobin (HbA1c) is
one of methods to determine blood glucose control in diabetic patients. The purpose
of the study is to determine the characteristics of diabetic patients based on HbA1c
in Puskesmas Jayabaru Banda Aceh. This is a cross sectional study with descriptive
analysis. The samples are 85 patients with type 2 diabetes mellitus from Puskesmas
Jayabaru. Data on the characteristics of respondents include age, sex, education,
and long-suffering DM obtained through interviews, and HbA1c values obtained by
standardized laboratory tests in Banda Aceh. The result showed 84.7% patients with
HbA1c 6.5%. Diabetic patients with HbA1c > 6.5% were mostly female, elderly,
low educated and suffered from DM < 5 years. Good glycemic control by routine
measurement of HbA1c is required to prevent further complications in diabetic
patients.
Key words : Type 2 Diabetes Mellitus, HbA1
49
SEL Vol. 2 No. 2 November 2015: 49-56
50
Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Nur Ramadhan, Nelly Marissa)
HASIL
[]
[]
[]
[]
51
SEL Vol. 2 No. 2 November 2015: 49-56
Dari gambar di atas dapat dilihat Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh
bahwa nilai HbA1c 6,5% pada adalah 84,7%.
penderita DM tipe 2 rawat jalan di
2 Jenis Kelamin
Laki-laki 22 78.6 6 21.4 28 100
Perempuan 50 87.7 7 12.3 57 100
3 Pendidikan
Rendah 40 87.0 6 13.0 46 100
Menengah 21 77.8 6 22.2 27 100
Tinggi 11 91.7 1 8.3 12 100
4 Lama menderita DM
< 5 tahun 41 87.2 6 12.8 47 100
5-10 tahun 15 78.9 4 21.1 19 100
>10 tahun 16 84.2 3 15.8 19 100
52
Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Nur Ramadhan, Nelly Marissa)
53
SEL Vol. 2 No. 2 November 2015: 49-56
oleh lanjut usia. Dari hasil penelitian disebabkan karena diabetes sering
didapatkan nilai HbA1c 6.5 pada tidak terdeteksi atau mulai terjadinya
pendidikan rendah sebanyak 40 diabetes adalah 7 tahun sebelum
responden.Peningkatan kejadian diagnosis ditegakkan sehingga angka
diabetes juga didorong oleh factor morbiditas dan mortalitas dini terjadi
tingkat pendidikan dan memiliki pada kasus yang tidak terdeteksi.
pengaruh terhadap kejadian DM. Sedangkan hasil penelitian yang
Orang dengan pendidikan tinggi dilakukan di Puskesmas Jayabaru, 41
biasanya akan memiliki banyak responden lama menderita DM <5
pengetahuan tentang kesehatan, tahun dan nilai HbA1c 6.5%. Dilihat
mempunyai kesadaran dalam menjaga dari riwayat perjalanan penyakit,
kesehatan dan mempengaruhi aktivitas belum lama menderita Diabetes,
fisik yang akan dilakukan(24). sehingga masih memungkinkan untuk
Kurangnya pengetahuan masyarakat mencegah komplikasi lebih lanjut
tentang diabetes melitus, dengan control glikemik secara rutin,
mengakibatkan masyarakat baru sadar salah satunya dengan pemeriksaan
terkena penyakit DM setelah HbA1c.
mengalami sakit parah.Berdasarkan
data Riskesdas 2013, kejadian DM, KESIMPULAN DAN SARAN
tertinggi pada responden dengan Kadar HbA1c pada penderita
tingkat pendidikan tidak tamat Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas
Sekolah Dasar (SD) dan tamat DI- Jayabaru sebagian besar 6.5 yang
DIII/PT yaitu sebesar 2.8% kemudian menandakan bahwa control glikemik
pada tingkat pendidikan tidak sekolah yang kurang baik. Karakteristik
sebesar 2.7%, tamat SD 2.3%, tamat responden sebagian besar perempuan,
Sekolah Menengah Atas (SMA) usia lanjut, berpendidikan rendah dan
sebesar 1.8% dan tamat Sekolah telahmenderita DM tipe 2 kurang dari
Menengah Pertama (SMP) sebesar 5 tahun. Disarankan bagi penderita
1.5%.(7) DM dan keluarga lebih meningkatkan
Lama menderita DM akan makin pengetahuan tentang penatalaksanaan
meningkatkan terjadinya komplikasi dan pengendalian kadargula darah,
berupa kerusakan pembuluh darah untuk meningkatkan upaya preventif
darah di seluruh tubuh sehingga makin agar tidak mengalami komplikasi lebih
memperberat gangguan fungsi organ- lanjut.
organ vital. Seperti penelitian oleh
Samberka (2008), mengemukakan UCAPAN TERIMA KASIH
bahwa dari 30 responden priayang Terima kasih kepada Allah
lama menderita diabetes mellitus> 5 SWT dan Nabi Muhammad SAW.
tahun, 70 % mengalami disfungsi Terima kasih kepada Kepala Loka
ereksi(26), dan penelitian lain oleh Litbang Biomedis Aceh, Bapak Fahmi
Firdaus (2013), ada hubungan antara Ichwansyah, rekan di Loka Litbang
lama menderita diabetes mellitus Biomedis Aceh, tim penelitian,
dengan terjadinya depresi(27).Penelitian Komisi Ilmiah dan Komisi Etik Badan
yang dikemukakan diatas merupakan Litbang Kesehatan yang telah
kasus kejadian komplikasi akibat mendukung penelitian ini.
penyakit diabetes mellitus yang
ditemukan di rumah sakit. Keadaan ini DAFTAR PUSTAKA
jelas menurunkan kualitas hidup 1. PERKENI. Konsensus Pengelolaan
penderita DM tersebut. Ini juga dan Pencegahan Diabetes Melitus
54
Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Nur Ramadhan, Nelly Marissa)
55
SEL Vol. 2 No. 2 November 2015: 49-56
17. Goldstein BJ. Type 2 Diabetes: Therapy among People with Type
Principles and Practice. II. New 2 Diabetes in Taiwan - A
York: Informa Healthcare; 2007. Qualitative Study. J Diabetes
Metab [Internet]. 2012;03(05).
18. Waspadji S. Komplikasi Kronis Available from:
Diabetes: Mekanisme , Diagnosis http://www.omicsonline.org/2155
dan Strategi Pengobatan. IV. -6156/2155-6156-3-
Jakarta, Indonesia: Penerbit FK 194.digital/2155-6156-3-194.html
UI; 2006.
24. Irawan D. Prevalensi dan Faktor
19. Rahajeng E. Pengaruh Konsumsi Risiko Kejadian Diabetes Melitus
Kopi Terhadap Kejadian Diabetes Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia
Mellitus Tipe 2. Gizi Indones. (Analisa Data Sekunder Riskesdas
2010;33(2):8295. 2007). Universitas Indonesia;
2010.
20. Yerizel E. Gambaran HbA1c (
Hemoglobin Glikosilat) Pada 25. Umar HB. Faktor Determinan
Penderita Diabetes Mellitus Tipe Kejadian Diabetes pada Orang
2 Dengan Kelainan Pembuluh Dewasa di Indonesia ( Analisis
Darah Perifer. Indonesia; 2010. Data Sekunder SKRT 2004).
Universitas Indonesia; 2006.
21. Romadhiati. Karakteristik
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 26. Samberka AS. Hubungan Usia
Dengan Komplikasi Kronik yang dan Lama Menderita Diabetes
Dirawat di instalasi Rawat jalan Melitus (DM) Dengan Kejadian
Bagian Penyakit Dalam RSUD Disfungsi Ereksi Pada Pasien Pria
Arifin Achmad Provinsi Riau. DM di Poliklinik Khusus
Universitas Riau; 2006. Endokrinologi RS. dr. M. Djamil
Padang. Universitas Andalas
22. Putri LK. Gambaran Penggunaan Padang; 2008.
Jenis Obat Antidiabetes dan
Pengetahuan Pasien Diabetes 27. Firdaus A. Hubungan Lamanya
Melitus Tipe 2 di Poliklinik Menderita Diabetes Melitus Tipe
Penyakit Dalam RSUD Arifin 2 Terhadap Tingkat Depresi Pada
Achmad Pekanbaru. Universitas Pasien Poli Penyakit Dalam RSD
Riau; 2012. Dr. Soebandi Jember. Universitas
Jember; 2013.
23. Wen Chen K-, Tseng, H-M. The
Barriers to Initiating Insulin
56