You are on page 1of 7

Al-Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas

Sejarah Ringkas Habib Abdullah Dan Masjid Keramat Empang Bogor

Kawasan Empang Bogor Selatan, Kota Bogor menjadi terkenal karena di lokasi itu
berdiri Masjid Keramat An Nur yang lokasinya tepat di Jalan Lolongok.

Di Kompleks Masjid An nur itulah, Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas di


makamkan, bersama dengan makam anak-anaknya yaitu Al Habib Mukhsin Bin
Abdullah Al Athas, Al Habib Zen Bin Abdullah Al Athas, Al Habib Husen Bin Abdullah Al
Athas, Al Habib Abu Bakar Bin Abdullah Al Athas, Sarifah Nur Binti Abdullah Al Athas,
dan makam murid kesayangannya yaitu Al Habib Habib Alwi Bin Muhammad Bin Tohir.

Dalam Manakibnya disebutkan bahwa Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas adalah
seorang Waliyullah yang telah mencapai kedudukan mulia dekat dengan Allah SWT.
Beliau termasuk salah satu Waliyullah yang tiada terhitung jasa-jasanya dalam sejarah
pengembangan Islam dan kaum muslimin di Indonesia. Beliau seorang ulama Murobi
dan panutan para ahli tasauf sehingga menjadi suri tauladan yang baik bagi semua
kelompok manusia maupun jin.

Al Habib Abdullah Bin Mukhsin. Bin Muhammad. Bin Abdullah. Bin Muhammad. Bin
Mukhsin. Bin Husen. Bin Syeh Al Kutub, Al Habib Umar Bin Abdurrohman Al Athas
adalah seorang tokoh rohani yang dikenal luas oleh semua kalangan umum maupun
khusus. Beliau adalah Ahli kasaf dan ahli Ilmu Agama yang sulit ditandingi
keluawasan Ilmunya, jumlah amal ibadahnya, kemulyaan maupun budi pekertinya.
Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas beliau asli dari Yaman Selatan dilahirkan di
desa hawrat
salah satu desa di Al Kasar, Kampung kharaidhoh, Khadramaut pada hari Selasa 20
Jumadi Awal 1275 hijriah. Sejak kecil beliau mendapatkan pendidikan rohani dan
perhatian khusus dari Ayahnya. Beliau mepelajari Al Quran dimasa kecilnya dari
Mualim Syeh Umar Bin Faraj Bin Sabah.

Dalam Usia 17 tahun beliau sudah hafal Al Quian. Kemudian beliau oleh Ayahnya
diserahkan kepada ulama terkemuka di masanya. Beliau dapat menimba berbagai
cabang ilmu Islam dan Keimanan.
Diantara guruguru beliau, salah satunya adalah Assyayid Al Habib Al Qutbi Abu Bakar
Bin Abdullah Al Athas, dari guru yang satu itu beliau sempat menimba IlmuIlmu
rohani dan tasauf, Beliau mendapatkan doa khusus dari Al Habib Abu Bakar Al Athas,
sehingga beliau berhasil meraih derajat kewalian yang patut. Diantaranya guru rohani
beliau yang patut dibanggakan adalah yang mulya Al Habib Sholih Bin Abdullah Al
Athas penduduk Wadi amad.

Habib Abdullah pernah membaca Al Fatihah dihadapan Habib Sholeh dan Habib Sholeh
menalkinkan Al Fatihah kepadanya Al Arif Billahi Al Habib Ahmad Bin Muhammad Al
Habsi. ketika melihat Al Habib Abdullah Bin Mukhsin yang waktu itu masih kecil beliu
berkata sungguh anak kecil ini kelak akan menjadi orang mulya kedudukannya.

Al Habib Abdullah Bin Mukhsin pernah belajar Kitab risalah karangan Al Habib Ahmad
Bin Zen Al Habsi kepada Al Habib Abdullah Bin Alwi Alaydrus sering menemui Imam Al
Abror Al Habib Ahmad Bin Muhammad Al Muhdhor. Selain itu beliau juga sempat
mengunjungi beberapa Waliyulllah yang tingal di hadramaut seperti Al Habib Ahmad Bin
Abdullah Al Bari seorang tokoh sunah dan asar. Dan Syeh Muhammad Bin Abdullah
Basudan. Beliau menetap di kediaman Syeh Muhammad basudan selama beberapa
waktu guna memperdalam Agama.
Pada tahun 1282 Hijriah, Habib Abdulllah Bin Mukhsin menunaikan Ibadah haji yang
pertama kalinya.

Selama di tanah suci beliau bertemu dan berdialog dengan ulamaulama Islam
terkemuka. Kemudian, seusai menjalankan ibadah haji, beliau pulang ke Negrinya
dengan membawa sejumlah keberkahan. Beliau juga mengunjungi Kota Tarim untuk
memetik manfaat dari waliwali yang terkenal.

Setelah dirasa cukup maka beliau meninggalkan Kota Tarim dengan membawa
sejumlah berkah yang tidak ternilai harganya. Beliau juga mengunjungi beberapa Desa
dan beberapa Kota di Hadramaut untuk mengunjungi para Wali dan tokohtokoh
Agama dan Tasauf baik dari keluarga Al Alwi maupun dari keluarga lain.

Pada tahun 1283 H, Beliau melakukan ibadah haji yang kedua. Sepulangnya dari
Ibadah haji, beliau berkeliling ke berbagai peloksok dunia untuk mencari karunia Allah
SWT dan sumber penghidupan yang merupakan tugas mulya bagi seorang yang berjiwa
mulya. Dengan izin Allah SWT, perjalanan mengantarkan beliau sampai ke Indonesia.
beliau bertemu dengan sejumlah Waliyullah dari keluarga Al Alwi antara lain Al Habib
Ahmad Bin Muhammad Bin Hamzah Al Athas.

Sejak pertemuanya dengan Habib Ahmad beliau mendapatkan Marifat. Dan, Habib
Abdullah Bin Mukhsin diawal kedatangannya ke Jawa memilih Pekalongan sebagai Kota
tempat kediamannya. Guru beliau Habib Ahmad Bin Muhammad Al Athas banyak
memberi perhatian kepada beliau sehinga setiap kalinya gurunya menunjungi Kota
Pekalongan beliau tidak mau bermalam kecuali di rumah Habib Abdullah Bin Mukhsin Al
Athos.

Dalam setiap pertemuan Habib Ahmad selalu memberi pengarahan rohani kepada
Habib Abdullah Bin Mukhsin sehingga hubungan antara kedua Habib itu terjalin amat
erat. Dari Habib Ahmad beliau banyak mendapat manfaat rohani yang sulit untuk
dibicarakan didalam tulisan yang serba singkat ini.

Dalam perjalan hidupnya Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas pernah dimasukan
kedalam penjara oleh Pemerintah Belanda, mungkin pengalaman ini telah digariskan
Allah. Sebab, Allah ingin memberi beliau kedudukan tinggi dan dekat dengannya. Nasib
buruk ini pernah juga dialami oleh Nabi Yusuf AS yang sempat mendekam dalam
penjara selama beberapa tahun. Namun, setelah keluar dari penjara ia diberi
kedudukan tinggi oleh penguasa Mashor yang telah memenjarakannya.

Karomah dan Kekeramatan Habib Abdullah

Selama di penjara ke keramatan Habib Abdullah Bin Mukhsin semakin tampak sehingga
semakin banyak orang yang datang berkunjung kerpenjaraan tersebut. Tentu saja hal
itu mengherankan para pembesar penjara dan penjaganya. Sampai mereka pun ikut
mendapatkan berkah dan manfaat dari kebesaran Habib Abdullah dipenjara,

Setiap permohonan dan hajat yang pengunjung sampaikan kepada Habib Abdullah Bin
Mukhsin selalu dikabulkan Allah SWT, para penjaga merasa kewalahan menghadapi
para pengunjung yang mendatangi beliau Mereka lalu mengusulkan kepada kepala
penjara agar segera membebaskan beliau. Namun, ketika usulan dirawarkan kepada
Habib Abdullah beliau menolak dan lebih suka menungu sampai selesainya masa
hukuman.
Pada suatu malam pintu penjara tibatiba terbuka dan datanglah kepada beliau kakek
beliau Al Habib Umar Bin Abdurrohman Al Athas seraya berkata, Jika kau ingin keluar
dari penjara keluarlah sekarang, tetapi jika engkau mau bersabar maka bersabarlah.

Beliau ternyata memilih untuk bersabar dalam penjara, pada malam itu juga Sayyidina
Al Faqih Al Muqodam dan Syeh Abdul Qodir Zaelani serta beberapa tokoh wali
mendatangi beliau. Pada kesempatan itu Sayyidina Al Faqih Al Muqodam memberikan
sebuah kopiah. Ternyata dipagi harinya Kopiah tersebut masih tetap berada di kepala
Al Habib Abdullah Padahal, beliau bertemu dengan Al Faqih Al Muqodam didalam
impian.

Para pengujung terus berdatangan kepenjara sehingga berubahlah penjaraan itu


menjadi rumah yang selalu dituju, Beliau pun mendapatkan berbagai kekeratan yang
luar biasa mengingatkan kembali hal yang dimiliki para salaf yang besar seperti
Assukran dan syeh Umar Muhdor

Diantara Karomah yang beliau peroleh adalah sebagaimana yang disebutkan Al Habib
Muhammad Bin Idrus Al Habsyi bahwa Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas ketika
mendapatkan anugrah dari Allah SWT, beliau tenggelam penuh dengan kebesaran
Allah, hilang dengan segala hubungan alam dunia dan sergala isinya. Al Habib
Muhammad Idrus Al Habsyi juga menuturkan, ketika aku mengujunginya Habib
Abdullah Bin Mukhsin Al Athos dalam penjara aku lihat penampilannya amat berwibawa
dan beliau terlihat dilapisi oleh pancaran Illahi. Sewaktu beliau melihat aku beliau
mengucapkan bait bait syair Habib Abdullah Al Hadad yang awal baitnya adalah sbb
Wahaii yang mengunjungi Aku di malam yang dingin, ketika tak ada lagi orang yang
akan menebarkan berita fitrah, Selanjutnya, kata Habib Muhammad Idrus, kami selagi
berpelukan dan menangis,
Karomah lainnya setiap kali beliau memandang borgol yang membelegu kakinya, maka
terlepaslah borgol itu.

Disebutkan juga bahwa ketika pimpinan penjara menyuruh bawahannya untuk


mengikat keher Habib Abdullah Bin Mukhsin maka dengan rante besi maka atas izin
Allah rantai itu terlepas, dan pemimpin penjara beserta keluarga dan kerabatnya
mendapat sakit panas, dokter tak mampu mengobati penyakit pemimpin penjara dan
keluarganya itu, barulah kemudian pemimpin penjara sadar bahwa ;penyakitnya dan
penyakit keluarganya itu diakibatkan Karena dia telah menyakiti Al Habib yang sedang
dipenjara.

Kemudian, kepala penjara pengutus bawahannya untuk mendoakan, penyakit yang di


derita oleh kepala penjara dan keluarganya itu agar sembuh Maka, berkatalah Habib
Abdullah kepada utusan itu Ambillah borgol dan rante ini ikatkan di kaki dan leher
pemimpin penjara itu, maka akan sembuhlah dia.

Kemudian dikerjakanlah apa yang dikatakan oleh Habib Abdullah, maka dengan izin
Allah SWT penyakit pimpinan penjara dan keluarganya seketika sembuh. Kejadian ini
penyebabkan pimpinan penjara makin yakin akan kekeramatan Habib Abdullah Mukhsin
Al Athas. Sekeluarnya dari penjara beliau tinggal di Jakarta selama beberapa tahun.

Perjalanan ke Empang

Dari sumber lain disebutkan, bahwa awal mula kedatangan Habib Abdullah Bin Mukhsin
Al Athas ke Indonesia, pada tahun 1800 Masehi, waktu itu beliau diperintahkan oleh Al
Habibul Imam Abdullah bin Abu Bakar Alayidrus, untuk menuju Kota Mekah. Dan
sesampainya di Kota Mekah, beliau melaksanakan sholat dan pada malam harinya
beliau mimpi bertemu dengan Rasullah SAW, entah apa yang dimimpikannya, yang
jelas ke esok harinya beliau berangkat menuju Negeri Indonesia.

Sesampainya di Indonesia, beliau dipertemukan dengan Al Habib Ahmad Bin Hamzah Al


Athas yang da dipakojan Jakarta dan beliau belajar ilmu agama darinya, lalu Habib
Ahmad Bin Hamzah Al Athas memerintahkan agar beliau datang berziarah ke Habib
Husen di luar Batang, dari sana sampailah perjalanan beliau ke Bogor
Beliau datang ke Empang dengan tidak membawa apa-apa,

Pada saat belau datang ke Empang Bogor, disana disebutkan bahwa Empang yang pada
saat itu belum ada penghuninya, namun dengan Ilmu beliau bisa menyala dan menjadi
terang benderang Diceritakan, ada kekeramatan yang lain terjadi pula ketika beliau
tengah makan dipinggiran empang, kebetulan pada saat itu datang kepada beliau
seorang penduduk Bogor dan berkata Habib, kalau anda benar-benar seorang Habib
Keramat, tunjukanlah kepada saya akan kekeramatannya..

Pada saat itu kebetulan Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas tengah makan dengan
seekor ikan dan ikan itu tinggall separuh lagi. Maka Habib Abdukkah berkata Yaa sama
Anjul ilaman Tabis, ( wahai ikan kalau benar-benar cinta kepadaku tunjukanlah) maka
atas izin Allah SWT, seketika itu juga ikan yang tinggal sebelah lagi meloncat ke
empang. Konon ikan sebelah tersebut sampai sekarang masih hidup dilaut.

Masjid Keramat Empang didirikan sekitar tahun 1828 M. pendirian Masjid ini dilakukan
bersama para Habaib dan ulama-ulama besar di Indonesia. Di Sekitar Areal Masjid
Keramat terdapat peninggalan rumah kediaman Habib Abdullah, yang kini rumah itu
ditempati oleh Khalifah Masjid, Habib Abdullah Bin Zen Al Athas. Didalam rumah
tersebut terdapat kamar khusus yang tidak bisa sembarang orang memasukinya,
karena kamar itu merupakan tempat khalwat dan zikir beliau. Bahkan disana terdapat
peninggalan beliau seperti tempat tidur, tongkat , gamis dan sorbannya yang sampai
sekarang masih disimpan utuh.

Kitab-kitab beliau kurang lebih ada 850 kitab, namun yang ada sekarang tinggal 100
kitab, sisanya disimpan di Jamaturkhair atau di Rabitoh. Tanah Abang Jakarta. Salah
satu kitab karangan beliau yang terkenal adalah Faturrabaniah konon kitab itu hanya
beredar dikalangan para ulama besar,

Adapun karangannya yang lain adalah kitab Ratibul Ahtas dan Ratibul Hadad. Kedua
kitab itu merupakan pelajaran rutin yang diajarkan setiap magrib oleh beliau kepada
murid-muridnya dimasa beliau masih hidup, bahkan kepada anak dan cucunya, Habib
Abdullah Bin Mukhsin Al Athas menganjurkan supaya tetap dibacanya.

Habib Abdullah Bin Al Athas, adalah seorang Waliyullah dengan kiprahnya menyebarkan
Agama Islam dari satu negeri kenegeri lain. Di Kampung Empang beliau menikahi
seorang wanita keturanan dalem Sholawat. Dari sanalah beliau mendapatkan wakaf
tanah yang cukup luas, sampai sekarang 85 bangunan yang terdapat di kampung
Empang didalam sertifikatnya atas nama Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas.

Semasa hidupnya sampai menjelang akhir hayatnya beliau selalu membaca Sholawat
Nabi yang setiap harinya dilakukan secara dawam di baca sebanyak seribu kali, dengan
kitab Sholawat yang dikenal yaitu Dalal Khoirot artinya kebaikan yang diperintahkan
oleh Allah SWT.

Menurut Manakib, beliau dipanggil Allah SWT pada hari Selasa, 29 Zulhijjah 1351
Hijriah diawal waktu zuhur Jenazah beliau dimakamkan keesokan harinya hari Rabu
setelah Sholat zuhur. Tak terhitung jumlah orang yang ikut mesholatkan jenazah.
Beliau dimakamkan di bagian Barat Masjid An nur Empang,sebelum wafat beliau
terserang sakit flu ringan. (penulis : Iyan dan End)

Sumber: kitab Manakib Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas dan wawancara
Gentra Madani dengan Habib Hasan Bin Jafar (Keturunan Al Habib Abdullah Bin
Mukhsin Al Athos).

You might also like