You are on page 1of 6

UNIVERSITAS INDONESIA

Prevalensi kejadian penyakit dekompresi dengan media napas nitrox pada penyelam di
LAKESLA RSAL Dr.Ramelan Surabaya

Usulan Proposal Tesis

Oleh

Muhammad Sany Armansah

NPM:

PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KERJA


ILMU PEMINATAN HIPERBARIK DAN PENYELAMAN
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
NOVEMBER 2016
Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau, dimana luas
laut yang ada di Indonesia adalah 2/3 total dari luas seluruh wilayah Indonesia. Luasnya perairan
di Indonesia ini berdampak pada kegiatan bawah laut yang dilakukan baik untuk rekreasi,
penyelaman, aktivitas ekonomi, dan juga keperluan militer. Banyaknya penyelam baik yang
professional maupun awam, juga berdampak pada pengembangan kesehatan kelautan.

Penyakit dekompresi disebabkan oleh gelembung dalam darah atau jaringan selama atau setelah
penurunan tekanan lingkungan (dekompresi). Hal ini mencakup dua sindrom patofisiologi:
emboli gas arteri dan penyakit dekompresi lebih umum. Arteri emboli gas terjadi terutama saat
terpapar hiperbarik (misalnya diving) dan jarang saat terpapar hypobaric (misalnya, ketinggian).
Penyakit dekompresi (DCS) merupakan komplikasi yang paling parah dari penyelaman
SCUBA. Meskipun, dalam banyak kasus, DCS terkait dengan pementasan cepat dan teknik
dekompresi kurang tepat yang menghasilkan pembentukan yang cepat dari gelembung gas
nitrogen yang dapat menutup jalan pembuluh darah dan menyebabkan kerusakan iskemik, masih
ada beberapa kasus DCS terjadi tanpa pelanggaran jelas protokol penyelaman. penyebab paling
paling sering untuk DCS adalah gelembung gas yang terbentuk pada vena sirkulasi dan
terkadang berpindah ke arteri.1

Penyelaman kerja, bentuk rekreasi pemenyelaman dalam, penyelaman dengan eksposur panjang,
bisa dikaitkan dengan insiden yang lebih tinggi dari penyakit dekompresi dan manifestasi lebih
serius daripada jenis penyelaman lainnya, walaupun data belum memadai dan tersedia untuk
perkiraan akurat.2 Proporsi kasus penyakit dekompresi disebabkan emboli gas arteri di penyelam
rekreasi menurun dari 18% pada tahun 1987 menjadi 8% di 1.997. kasus positif dan kecurigaan
penyakit dekompresi di penyelam rekreasi dilaporkan ke Divers Alert Network, hanya 3.9%
yang diklasifikasikan kecurigaan emboli gas arteri. Untuk petugas kedokteran hiperbarik, tingkat
terjadinya penyakit dekompresi dilaporkan sebagai 0,02% per eksposur. Dalam pelatihan terbang
atau kegiatan penerbangan, tingkat terjadinya penyakit dekompresi biasanya kurang dari 0,1%
per eksposur, dengan sebagian besar individu melaporkan terjadinya gejala meskipun hanya
gejala ringan. Namun, sebuah survei anonim mengenai pilot pesawat tempur menunjukkan
frekuensi yang lebih tinggi, dengan beberapa kasus yang cukup serius.3

Penggunaan nitrox telah berkembang, campuran dari nitrogen dan oksigen dapat memberikan
manfaat yang sangat besar untuk ilmuwan dengan biaya yang terbatas. Dengan meningkatnya
tekanan parsial oksigen, resiko dekompresi dapat dikurangi dan efek narkose nitrogen kurang.
Secara operasional, nitrox dapat membuktikan adanya manfaat yang signifikan untuk ilmuwan
dengan meningkatkan waktu bawah tanpa meningkatkan jumlah penyelaman dekompresi.4
Sebelumnya, Wislff et al. telah menunjukkan bahwa pemberian NO sebelum menyelam
melindungi terhadap pembentukan gelembung. NO dapat menjaga integritas endotel vaskular,
menghambat agregasi platelet dan adhesi, dan menghambat aktivasi leukosit dan adhesi. Jadi,
peningkatan NO akan mengurangi hidrofobisitas dinding endotel, mengurangi jumlah inti
mengikuti permukaan. Semua sifat ini dibayangkan bisa mengurangi pembentukan gelembung
dan tingkat keparahan cedera jaringan atau dengan kata lain menurunkan kemungkinan
terjadinya penyakit dekompresi.5

Namun untuk di Indonesia sendiri, saat ini belum ada data lengkap dan masih minim penelitian
mengenai manfaat penggunaan nitrox sebagai media pernapasan pada penyelaman. Mengingat
sebetulnya saat ini kegiatan penyelaman di Indonesia semakin marak dilakukan baik untuk
kegiatan profesi ataupun rekreasi, dan tidak jarang pula ditemukannya kasus penyakit
dekompresi yang terjadi pada penyelam di Indonesia yang mungkin juga disebabkan oleh
pengetahuan yang masih minim atau kesalahan prosedur penyelaman.

1.2 Perumusan Masalah

Beberapa penelitian dari luar telah menyimpulkan bahwa penggunaan nitrox dapat menurunkan
resiko terjadinya penyakit dekompresi. Namun belum ada penelitian di Indonesia yang
membuktikan bahwa penggunaan nitrox sebagai media napas saat penyelaman dapat
menurunkan resiko terjadinya penyakit dekompresi, padahal sebagai Negara dengan wilayah
perairan yang luas, jumlah penyelam di Indonesia cukup banyak, dan tidak jarang muncul kasus
penyakit dekompresi, sehingga penulis tertarik untuk mengangkat tema ini dan melakukan
penelitian lebih lanjut.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum


Diketahuinya prevalensi kejadian penyakit dekompresi dengan media napas nitrox pada
penyelam di LAKESLA RSAL Dr. Ramelan Surabaya

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui faktor resiko terjadinya penyakit dekompresi pada penyelam


2. Mengetahui dampak positif penggunaan media napas nitrox pada penyelam
3. Mengetahui dampak negatif penggunaan media napas nitrox pada penyelam

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat bagi pekerja

1. Memberikan pengetahuan tentang penyakit dekompresi pada penyelaman dengan nitrox,


berikut dampak baik dan buruknya.
2. Memberikan pengetahuan mengenai faktor resiko terjadinya penyakit dekompresi pada
penyelaman
3. Meningkatkan kewaspadaan penyelam terhadap kejadian penyakit dekompresi

1.4.2 Manfaat bagi institusi

1. Memberikan masukan tentang angka kejadian penyakit dekompresi pada penyelaman


dengan nitrox, berikut dampak baik dan buruknya
2. Memberikan data tentang dampak dari penggunaan nitrox sebagai media pernapasan pada
penyelaman
3. Memberikan data untuk dapat menyusun regulasi guna mengintervensi kejadian penyakit
dekompresi
1.4.3 Manfaat bagi penulis

1. Meningkatkan pengetahuan terhadap kejadian penyakit dekompresi pada penyelam


2. Meningkatkan pengetahuan terhadap dampak dari penggunaan nitrox pada penyelaman
3. Sebagai syarat menyelesaikan tesis di Program Studi Magister Kedokteran Kerja,
Universitas Indonesia.
Referensi

1. Beltran E. Effects of exercise with oxygen prebreathe for decompression risk reduction. 2000
[cited 2016 Nov 19]; Available from: http://digitalcommons.library.tmc.edu/dissertations/AAI9981807/

2. Marinovic J, Ljubkovic M, Breskovic T, Gunjaca G, Obad A, Modun D, et al. Effects of


successive air and nitrox dives on human vascular function. Eur J Appl Physiol. 2012 Jun 1;112(6):2131
7.

3. Hyperbaric oxygen preconditioning reduces the incidence of decompression sickness in rats


via nitric oxide - ProQuest [Internet]. [cited 2016 Nov 19]. Available from:
http://search.proquest.com/openview/9006ba399536ca26bd3b2309f427fdb3/1?pq-origsite=gscholar

4.Vann R, Butler F, Decompression Illness (zotero eror)


5.Wisloff U, Richardson R, Exercise and NO Prevent Bubble Formation
(zotero eror)

You might also like