You are on page 1of 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya
kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Kecerdasan Jamak
Anak Didik dan Pengembangannya dalam Pendidikan.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah
ini, baik dari segi penyusunan maupun kelengkapan dan ketepatan isi makalah. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar selanjutnya dapat ditingkatkan dan
disempurnakan.
Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan sebagai acuan untuk
makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................
1.1. Latar belakang .........................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................
1.3. Tujuan ......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................
2.1. Sejarah Munculnya Teori Skinner ...........................................................................
2.2. Teori Belajar Skinner ..............................................................................................
2.3. Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Skinner ................................................................
2.4 Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelejara .........................................................
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Skinner6 .................................................
BAB IV KESIMPULAN ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Skinner penyelidikan mengenai kepribadiah hanya sah jika memenuhi beberapa
kriteria ilmiah. Ia tidak akan menerima gagasan bahwa kepribadian yang membibing atau
mengarahkan perilaku. Dalam hal ini Skinner membedakan perilaku menjadi dua yaitu perilaku yang
alami dan perikau operan, perilaku alami menurutnya adalah perilau yang ditimbulkan oleh stimulus
yang jelas sedangkan perilaku operan adalah perilaku yang ditimbulkan stimulus yang tidak jelas
atau tidak diketahui tetapi semata mata dihasilkan oleh organisme itu sendiri.
Bagi Skinner, faktor motifasional dalam tingkah laku bukan elemen dari struktural dalam
situasi yang sama. Tingkah laku seseorang bisa berbeda beda kekuatan dan keseringan munculnya.
Hakikat dari teori Skinner adalah teori belajar bagaiman individu memiliki tingkah laku baru
menjadi lebih terampil menjadi lebih tahu. Skinner meyakinkan bahwa kepribadian dapat dipahami
dengan mempertimbangkan tingkah laku dalam hubungannya yang terus menerus dengan
lingkungannya sedangkan cara untuk mengontrol perilaku adalah dengan melakukan penguatan
terhadap suatu strategi kegiatan yang membuat tingkah laku itu terjadi atau sebaliknya tidak terjadi
pada masa yang akan datang.
Dalam proses belajar mengajar manusia tidak bisa terlepas dari stimulus dan respon yang
dialami sebagai suatu tanggapan atas suatu rangsangan yang masuk. Para ilmuwan terdahulu banyak
menggunakan hewan sebagai bahan percobaan terhadap teori-teori yang telah ditemukan, yang mana
teori tersebut bila sudah teruji dengan baik maka dapat diaplikasikan terhadap manusia, diantaranya
yaitu teori Burrhus Frederic Skinner, Edwin R Gutric, dan Clark Hull.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah sejarah munculnya teori skinner?
2. Bagaimanakah teori belajar menurut Skinner?
3. Bagaimana prinsip-prinsip belajar menurut Skinner?
4. Bagaimana pengaplikasian teori belajar Skinner terhadap pembelajaran?
5. Apakah kelebihan dan kekurangan teori skinner?

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk sejarah munculnya teori skinner
2. Untuk mengetahui teori belajar menurut Burrhus Frederic Skinner
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar menurut Burrhus Frederic Skinner
4. Untuk mengetahui pengaplikasian cara teori belajar skinner terhadap pembelajaran
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori skinner
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah munculnya teori Skinner

Burrhus Frederic Skinner (1904-1990) adalah seorang psikolog Amerika Serikat yang
terkenal dari aliran behaviorisme. Inti pemikiran Skinner adalah setiap manusia bergerak karena
mendapat rangsangan dari lingkungannya. Setiap makhluk hidup selalu berada dalam proses
interaksi dengan lingkungannya. Di dalam proses itu, makhluk hidup menerima rangsangan atau
stimulan tertentu yang membuatnya bertindak sesuatu. Rangsangan itu disebut stimulan yang
menimbulkan respon. stimulan tertentu menyebabkan manusia melakukan tindakan-tindakan tertentu
dengan perubahan-perubahan tertentu.
Asas pengkondisian operan B.F Skinner dimulai awal tahun 1930-an, pada waktu keluarnya
teori S-R, model kondisian klasik dari Pavlov telah memberikan pengaruh yang kuat pada
pelaksanaan penelitian. Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex yang
menyatakan bahwa stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut
Skinner banyak tingkah laku menghasilkan perubahan pada lingkungan yang mempunyai pengaruh
terhadap organisme
Asas-asas kondisioning operan adalah kelanjutan dari tradisi yang didirikan oleh John
Watson. Artinya, agar psikologi bisa menjadi suatu ilmu, maka studi tingkah laku harus dijadikan
fokus penelitian psikologi. Skinner menghindari kontradiksi yang ditampilkan oleh model
kondisioning klasik dari Pavlov dan kondisioning instrumental dari Thorndike. Ia mengajukan suatu
paradigma yang mencakup kedua jenis respon itu dan berlanjut dengan mengupas kondisi-kondisi
yang berhubungan dengan munculnya respons atau tingkah laku operan.

2.2 Teori Belajar Skinner

Menurut Skinner, hampir semua perilaku manusia diidentifikasi jatuh ke dalam dua kategori
yaitu perilaku responden dan perilaku operan. Perilaku responden adalah perilaku tanpa sengaja
(refleks). Agar perilaku responden terjadi, diperlukan stimulus yang terjadi pada organisme.
Contohnya stimulus dari binatang kecil yang mengganggu terhadap mata Anda akan menyebabkan
anda berkedip, suatu peristiwa memalukan dapat menyebabkan anda bermuka merah, dan flash
cahaya terang akan mengakibatkan anda berkedip mata.
Sedangkan Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan yang berbeda
dengan perilaku responden dalam pengkondisian yang muncul karena adanya stimulus tertentu.
Dilihat dari pengertian "operan" sendiri, menjelaskan bahwa seluruh perilaku yang beroperasi pada
lingkungan untuk menghasilkan peristiwa atau tanggapan dalam lingkungan. Jika kejadian atau
tanggapan yang memuaskan maka kemungkinan perilaku operant akan diulang secara terus menerus
bahkan akan ditingkatkan.Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah: anak kecil
yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya, maka anak tersebut
cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak disengaja atau tanpa maksud tertentu.
Tersenyum adalah perilaku operan dan permen adalah penguat positifnya.

Sebagian besar perilaku kita adalah perilaku operan yang dapat diprediksi dan mudah di
identefikasi oleh ransangan . Menurut Skinner perilaku tertentu hanya terjadi jika disebabkan oleh
tertentu tetapi sulit untuk mengidentifikasi ransangan karena ransangan ini tidak penting untuk
mempelajari perilaku.
Manajemen kelas menurut Skinner adalah usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior
modification) antara lain dengan penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada
perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada perilaku yang tidak tepat.
Pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan positif atau
negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai
dengan keinginan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif dan
pengutan negative. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan
tingkah laku, sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau
menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll),
perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan
jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain:
menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku
tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Dalam teori belajarnya Skinner mendefinisikan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan
prilaku yang telah dicapai dari hasil belajar melalui beberapa penguatan-penguatan prilaku yang
baru, yang disebut dengan kondisioning operan (operan conditioning). menurut Skinner unsur yang
terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman(punishment).
Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu
perilaku akan terjadi. Sebaliknya, hukuman(punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan
probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut: dalam laboratorium, Skinner memasukkan
tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut Skinner box, yang sudah dilengkapi dengan
berbagai peralatan, yaitu tombol, alat memberi makanan, penampung makanan, lampu yang dapat
diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik.Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus
berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak kesana-kemari untuk keluar dari
box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara
bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping.
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati, Skinner menyatakan
bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah
pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus-respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.

Menurut Skinner unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan
(reinforcement ) yang berarti memperkuat, penguatan dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons
meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk
penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku
(senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan
jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons
meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak
menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi
penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang
(menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).

2.3 Prinsip-Prinsip Belajar Yang Dikembangkan Oleh Skinner

1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi
penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
4. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
5. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah
untuk menghindari adanya hukuman.
6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya.
7. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.

2.4 Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran

Beberapa aplikasi teori belajar Skinner dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada unit-unit secara organis.
2. Hasil berlajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika benar
diperkuat.
3. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
4. Materi pelajaran digunakan sistem modul.
5. Tes lebih ditekankan untuk kepentingan diagnostic.
6. Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
7. Dalam proses pembelajaran tidak dikenakan hukuman.
8. Dalam pendidikan mengutamakan mengubah lingkungan untuk mengindari pelanggaran agar
tidak menghukum.
9. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah.
10. Hadiah diberikan kadang-kadang (jika perlu)
11. Tingkah laku yang diinginkan dianalisis supaya meningkatkan tujuan yang ingin dicapai.
12. Dalam pembelajaran sebaiknya digunakan shaping.
13. Mementingkan kebutuhan yang akan menimbulkan tingkah laku operan.
14. Dalam belajar mengajar menggunakan teaching machine.
15. Melaksanakan mastery learning yaitu mempelajari bahan secara tuntas menurut waktunya
masing-masing karena tiap anak berbeda-beda iramanya. Sehingga naik atau tamat sekolah
dalam waktu yang berbeda-beda pula.
2.5 Kelebihan Dan Kelemahan Teori Belajar Skinner

Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan
dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang
baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan.

Kekurangan
Beberapa kelemahan dari teori ini berdasarkan analisa teknologi (Margaret E. B. G. 1994) bahwa: (i)
teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa lengkap; analisa yang berhasil bergantung pada
keterampilan teknologis, (ii) keseringan respon sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai
ukuran peluang kejadian. Disamping itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan
akan dapat membuat anak didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat
akan menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery learning,
tugas guru akan menjadi semakin berat.
Beberapa Kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman sebagai salah satu
cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik adalah anak merasakan
sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu mengalami sendiri kesalahan dan
merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar,
ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat buruk pada siswa.
BAB III
KESIMPULAN
1.Teori belajar Skinner memberi banyak kontribusi untuk praktik pengajaran. Konsekuensi
penguatan dan hukuman adalah bagian dari kehidupan dan murid. Jika dipakai secara efektif,
pandangan teori ini akan mendapat membantu para guru dalam pengelolaan kelas. Demikian pula
prinsip-prinsip dan hukum-hukum belajar yang tertuang dalam teori ini akan membantu guru
dalam menggunakan pendekatan pengajaran yang cocok untuk mencapai hasil belajar dan
perubahan tingkah laku yang positif bagi anak didik.
2. Kritik terhadap teori pengkondisian operan Skinner adalah seluruh pendekatan itu terlalu banyak
menekankan pada control eksternal atas perilaku murid. Teori ini berpandangan bahwa strategi
yang lebih baik adalah membantu murid belajar mengontrol perilaku mereka sendiri dan menjadi
termotivasi secara internal. Beberapa kritikus mengatakan bahwa bukan ganjaran dan hukuman
yang akan mengubah perilaku, namun keyakinan atau ekspektasi bahwa perbuatan tertentu akan
diberi ganjaran atau hukuman. atau dengan kata lain teori behaviorisme tidak memberi cukup
perhatian pada proses kognitif dalam proses belajar.
3. Pada teori belajar skinner, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini
ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya
pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya
kesalahan.
4. Menurut Skinner unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan danhukuman.
Penguatan adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi.
Sebaliknya, hukuman adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu
perilaku.
5. Prinsip belajar skinner adalah sebagai berikut.
a. Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa.
b. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun lingkungan perlu diubah, untuk
menghindari adanya hukuman.
c. Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan sebagainya.
d. Dalam proses belajar lebih dipentingkan aktifitas itu sendiri.
e. Dalam belajar digunakan shaping
6. Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan).
Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari
prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi.
DAFTAR PUSTAKA

Arie Asnaldi, 2005. Teori -Teori belajar.


B.F. Skinner and radical behaviorism, Ali, Muh. 1978. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru.
Bell Gredler, E. Margaret. 1991. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: CV. Rajawali
Gagne, E.D., (1985). The Cognitive Psychology of School Learning. Boston, Toronto: Little, Brown
and Company
Ghafur, Abdul. 1980. Disain Instruksional. Suatu Langkah Sistematis
Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi
Aksara.
John W. Satrock, 2007. Psikologi Pendidikan. edisi kedua. PT Kencana Media Group: Jakarta.
Koga Page Ltd.
Light, G. and Cox, R. 2001. Learning and TeacTeori Belajar Behavioristik
Moll, L. C. (Ed.). 1994. Vygotsky and Education: Instructional Implications and Application of
Sociohistorycal Psychology. Cambridge: Univerity Press
Mukminan. 1997. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: P3G IKIP.
Penyusunan Pola Dasar Kegiatan Balajar dan Mengajar. Solo: TigaSerangkai.
Pereivel & Ellington. 1984. A Handbook of Educational Technology. London:
Prasetya Irawan, dkk, 1997. Teori belajar. Dirjen Dikti: Jakarta.
Suparman, Atwi. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: Pusat Antar Universitas.

You might also like