Professional Documents
Culture Documents
STABILITAS
Diuji menggunakan uji statistik test retest correlation. Uji ini dilakukan dengan cara instrumen
digunakan mengukur sebanyak 2 kali pada sejumlah responden yang sama. Sesudah diperoleh
jawaban untuk dua kali pengukuran kemudian nilai/skor hasil pengukuran yang pertama
dikolerasikan dengan nilai/skor hasil pengukuran yang ke dua menggunakan korelasi product
moment. Nilai kolerasi yang tinggi menunjukkan stabilitas yang tinggi sepanjang waktu. Jarak
waktu antara kedua pengukuran yang ideal adalah 2 minggu.
HOMOGENITAS
Homogenity menunjukkan konsistensi internal suatu alat ukur. Konsistensi internal (homogenitas)
suatu alat ukur dapat diuji dengan beberapa prosedur antara lain metode split half, formula kuder
richardson atau cronbacha alpha. Metode Cronbach alpha tepat digunakan untuk alat ukur
multiscale seperti skala sikap (skala Likerts)
EKUIVALENSI
Penentuan ekuivalensi dengan 3 metode, antara lain : percent agreement, cohens kappa dan
pearsons product moment correlation.
SAMPEL DAN TEHNIK PENGAMBILAN SAMPLE
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian.
Pengambilan sampel adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil sampel
secara benar dari suatu populasi, sehingga dapat digunakan sebagai wakil yang sahih bagi populasi
tersebut.
Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu populasi.
Pengambilan sampel yang tidak sesuai dengan kualitas dan karakteristik populasi akan
menyebabkan : penelitian menjadi bias, tidak dapat dipercaya, dan kesimpulannya pun bisa keliru.
Teknik Sampling adalah teknik pengambilan sampel.
Teknik sampling dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Probability sampling (memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel)
2. Non probability sampling (tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel).
Teknik Menghitung Besar Sampel
1. Rumus Slovin (dalam Riduwan, 2005:65)
n = .()2 +1
ket :
n = sampel
N = populasi
d = nilai presisi (taraf kesalahan) 95% atau sig. = 0,05.
Misalnya, jumlah populasi adalah 125, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah 5%,
maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
4. Teori Roscoe
Teori Roscoe menyatakan bahwa:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 3 sampai dengan 500,
2. Bila sampel dibiagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta,
dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30,
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisa dengan multivariate (korelasi atau
regresi berganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali jumlah
variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 6 (5 variabel independen + 1
variabel dependen), maka jumlah anggota sampel adalah 10 x 6 = 60,
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing2 antara 10
s.d. 20.
TEKNIK WAWANCARA
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.
Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan
atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di
mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006:
72).
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara
lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan
tatap muka (Sutopo 2006: 74).
Jenis interview meliputi interview bebas, interview terpimpin, dan interview bebas terpimpin
(Sugiyono, 2008: 233). Interview bebas, yaitu pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi
juga mengingat akan data apa yang dikumpulan. Interview terpimpin, yaitu interview yang
dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.
Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan : intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan,
kontak mata, dan kepekaan nonverbal.
Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa
(wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan
keluarga responden) (Sugiyono, 2008: 227).
TEKNIK OBSERVASI
Observasi adalah proses peneliti dalam melihat situasi penelitian.
a) Observasi partisipatif
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan dimana peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
b) Observasi terus terang atau tersamar
peneliti berterus terang kepada sumber data, bahwa ia akan melakukan penelitian, namun tidak
terus terang atau tersamar dalam observasi, untuk menghindari kalau suatu data yang dicari
merupakan data yang masih dirahasiakan.
c) Observasi tak berstruktur
Observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi.
TEKNIK DOKUMENTASI
Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berati mengajar.
Menurut Louis Gottschalk (1986: 38) Dokumen adalah :
1. berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah
2. surat-surat resmi dan surat-surat negara
Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa dokumentasi adalah setiap proses pembuktian yang
didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
G.J. Renier (1997: 104 ), dokumen adalah :
1. Dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun lisan;
2. Dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja;
3. Dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat Negara, seperti
surat perjanjian, undang-undang konsesi, hibah dan sebagainya.
Studi dokumen yang dilakukan oleh para peneliti kualitatif, posisinya dapat dipandang sebagai
narasumber yang dapat menjawab pertanyaan; Apa tujuan dokumen itu ditulis?; Apa latar
belakangnya?; Apa yang dapat dikatakan dokumen itu kepada peneliti?; Dalam keadaan apa
dokumen itu ditulis?; Untuk siapa?; dan sebagainya. (Nasution, 2003: 86)
Menurut Sugiyono (2008: 83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
obsevasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.