You are on page 1of 17

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI... ii BAB I


PENDAHULUAN a) Latar Belakang Masalah... 1 b)
Rumusan Masalah.... 2 c) Tujun
Masalah.. 2 d) Abstar / gambaran
umum. 3 e) Sitematika
Penulisan.... 7 f) Metode
Penulsan.. 7 BAB II PEMBAHASA A. Arti
Penting Teori Akuntansi 8 B. Pengembangan
akuntansi.. 8 C. Peran Riset
Akuntansi... 10 D. Pengertian
Akuntansi 10 E. Seni, Sains, atau
Teknologi 11 F. Akuntansi Sebagai
Teknologi 12 G. Teori Akuntansi Sebagai
Sains.. 14 H. Teori Akuntansi sebagai Penalaran
Logis. 14 I. Perspektif Teori
Akuntansi 15 J. Pengertian
penalaran.. 27 K. Unsur dan struktur
penalaran 27 L.
Aseri.. 28 M.
Keyakinan. 29 N.
Argumen 31 O. Argument
deduktif 31 P. Argument
induktif 32 Q.
Kecohan 33 R. Salah
nalar. 35 S. Aspek manusia dalam
penalaran 35 BAB III PENUTUP a)
Kesimpulan. 37 DAFTAR
PUSTAKA.. 40 BAB I
PENDAHULUA A. Latar Belakang Masalah Akuntansi berkembang sejalan dengan
perkembangan masyarakat. Sejarah perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought)
dibagi dalam tiga periode: tahun 4000 SM 1300 M; tahun 1300 1850 M, dan tahun 1850 M
sampai sekarang. Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi.
Pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana,
maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu.
Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya
double-entry bookkeeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran
akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri kredit kanan, tetapi sudah masuk ke
dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada
perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 : 173). Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari
yang sekedar memahami akuntansi sebagai: 1) alat hitung menghitung; 2) sumber informasi
dalam pengambilan keputusan; 3) sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan
dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran agama. Bila dihubungkan dengan kelompok
usaha kecil dan menengah tampaknya pemahaman terhadap akuntansi masih berada pada tataran
pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi untuk
pengambilan keputusan (Basuki, 2000 : 174). Informasi akuntansi merupakan alat yang
digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan (Nicholls dan Holmes, 1988 :
57), terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi diharapkan dapat didefinisikan
sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan
tentang kegiatan ekonomi. B. Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan teori akuntansi b.
Bagaimana cara pengembangan akunntansi itu? c. Bagai mana akuntansi bisa di katana
seni,sains,atau teknologi? d. Bagi mana yang di maksud dengan perspektif teori akuntansi itu? e.
Apa yang dimaksud dengan penalaranitu? f. Apa yang menjadi unsure dalam penalaran itu? g.
Apa yang di masuksud dengan asersi itu? h. Apa keyakian itu? i. Apa yang di maksud dengan
argument itu? j. Bagaiman yang di maksud salah nalar itu? k. Bagaimana aspek manusia dalam
penalaran ? C. Tujuan Masalah a. Untuk mengetahui pengertian tori akuntansi b. Untuk
mengetahui bagaimana cara pengembangan akuntansi itu c. Untuk mengetahui bagaimana
akuntansi bisa dikatan seni,sains,atau teknologi d. Untuk mengetahui apa maksud dari perspektif
teori akuntansi e. Untuk mengetahui pengertian penalaran f. Untuk mengetahui unsure-unsur
yang harus ada dalam penalaran itu g. Untuk mengetahui apa itu asersi h. Untuk mengetahui
tentang keyakinan,argument,salah nalar dan apa saja yang terdapat dalam aspek manusia dalam
penalaran itu D. Abtrak/Gambaran Umum Pengertian Teori akuntansi 1. Pengertian Teori
Suwardjono Sesuatu yang abstrak Sesuatu yang ideal (peraturan/standar/norma)
Lawan/pasangan sesuatu yang nyata/praktis Penjelasan ilmiah Penalaran logis 2. Pengertian
Akuntansi Suatu proses identifikasi, pengukuran dan komunikasi informasi ek unt
memungkinkan penilaian dan pemb keputusan olh pemakai inf akuntansi Disiplin yg
membeikan inf yg penting unt pelaksanaan dan evaluasi yg efisien dari aktivitas suatu organisasi
(lihat juga AICPA) Sitem unt mencatat kejadian-kejadian keuangan slm umu peorangan atau
organisasi dg cara sedimikian rupa sehingga memungkinakan ybs unt melaporkan posisi keu dan
aktivitas kpd setiap orang yg bekepentingan 3. Pengertian Teori Akuntansi a. Bergantung pada
apakah akuntansi dipandang sebagai sains atau teknologi (Pandangan): Sains: teori akuntansi
bersifat positif, bebas nilai/faktual, unt mendptkan kebenaran/validitas penjelasan tentang
fenomena akuntansi, menghasilkan pernyataan umum yg dimulai dr hipotesis Teknologi: teori
akuntansi bersifat normatif, hsl akhir prinsip,metode, teknik atau rerangka konseptual sbg norma
unt mencapi tujuan sosial, membahas pertimbangan nilai b. Atas dasar sasaran yg ingin dicapai:
Teori Positif: menjelaskan fenomena spt apa adanya Teori Normatif: menjelaskan fenomena
akuntansi unt justifikasi perlakuan (standar), krn tujuan tertentu hrs dicapai c. Atas dasar sasaran
semiotika: v Teori Sintaktik: penalaran mengapa data/inf disajikan dg cara (simbol) ttt. v Teori
Semantik: fokus pd penyimbolan/ pengukuran/ dan penyajiankegiatan operasi dan obyek fisik
persh dlm bentuk laporan keuangan (LK), berkepentingan dg struktur LK v Teori Pragmatik:
mengukur pengaruh & kebermanfaatan inf akuntansi thd perilaku pemakai 4. Penalaran dan
Justifikasi v TA menurunkan penjelasan/ justifikasi melalui penalaran deduktif dan induktif v
Sbg penalaran logis bersifat normatif, sintaktik, semantik, dan deduktif v Sbg sain bersifat
positif, pragmatik, dan induktif Semua aspek TA hrs diverifikasi/ diuji validitasnya scr tepat atas
dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan standar nilai yg tlh disepakati: TA
positif[1]diuji berdasar bukti empiris TA normatif[1]diuji berdasar penalaran logis Bentuk paling
sederhana dr teori adlh pernyataan tentang keyakinan (belief) yg dinyatakan dlm suatu bahasa (=
hypothesis, proposition) 5. Pengklasifikasian Teori Akuntansi v Teori sebagai bahasa v Teori
sebagai penalaran (Reasoning) v Teori sebagai tulisan (Script) 6. Asprk tatana semiotika. *
Pragmatik studi tentang efek dari bahasa * Semantik studi tentang makna (meaning) dr bahasa
* Sintaktik studi tentang logika atau susunan (logic or grammar) dari bahas 7. Aspek
pendekatan penalaran * Dari umum ke khusus (deduktif). Akuntansi biasanya melakuka deduksi
(deduce) prinsip akuntansi atau postulat unt memberikan aplikasi kongkrit atau atura. * Dari
khusus ke umum (induktif). Prinsip akuntansi diinduksi (induced) dari praktek kini yang terbaik.
8. Positive (descriptive) * Lebih pada sifat teori induktif * Berusaha unt menemukan bagaimana
manajemen atau pihak lain menentukan cara mana terbaik bagi mereka. * Lebih pada penjelasan
tentang APA dan BAGAIMANA 9. Normative (prescriptive) * Menjelaskan lebih pada apa
yang seharusnya ketimbang apa adanya * Berusaha unt menemukan cara terbaik akuntansi
untuk suatu transaksi 10. Penalaran Teori akuntansi banyak melibatkan proses penilayan
kelayakan dan paliditas suatu pernyataan adan argument. Maka dari itu penalaran ini
memeberikan keyakinan bahwa suatu pernyataan atau argument layak untuk di terima atau di
tolak.dalam penalaran ini terdapat unsure-unsur penalaran unsure itu antara lain asersi,keyakinan
dan argument. a) Asersi adalah suatu pernyataan yang menegaskan bahwa sesuatu adalah
benar.di dalam asersi ada yang di sebut : interprestasi asersi,asersi untuk evalusi istilah,jesis
asersi,dan pungsi asersi, b) Keyakinan adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa suatu
pernyataanatau teori (penjelasan) mengenai suatu phenomena atau (gejala alam social) adalah
benar. 1. Ada yang dinamakan properitas keyakinan merupakan Adalah semua penalaran
berjtujuan untuk menghasilkan suatu keyakinan terhadap asersi yang menjadi konkluksi
penalaran. Pemahaman terhadap bebrapa prioritas (sifat) keyakinan sangat penting dalam
mencapai keberhasilan argument.dalam propritas keyakinan
terdapat(keadabenaran,bukan,pendapat,bertingkat,berbias,bermuatan nilai,berkekuatan,verdikal
dan berketetempaan. c) Argument demonstrasi bukti dengan menggunakan alasan logis untuk
memengaruh di dalam argument terdapat .(anatomi argument , jenis argument,) d) Kecohan
Dalam kehidupan sehari-hari 9baik akademik maupun nonakademik), acapkali d jumpai bahwa
argument yang jelek ,lemah ,tidak sehat,atau bahkan tidak masuk akal ternyata mampu
meyakinkan banyak orang sehingga mereka terbujuk oleh argument tersebut padahal seharusnya
tidak. e) Salah nalar. Suatu argument boleh jadi tidak meyakinkan atau persuasive karena
argument tersebut tidak didukung dengan penalaran ayanga valid. f) Aspek manusia dalam
penalaran Berikut ini di bahas bebrapa aspek manusia yang dapat menjadi penghalang penalaran
dan pengembangan ilmu,khususnya dalam ilmu akademik atau ilmiah. a. Penjelasan sederhana b.
Kepentingan mengalahkan penalaran c. Sindroma tes klinis d. Mentalitas djoko tingkir e.
Merasionalakan daripada menalar f. Persistensi E. Sisitematiaka Penulisan Makalah ini terdiri
dari tiga bab, yaitu bab pertama mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab kedua berisikan
pembahasan materi dan bab ketiga mengenai penutup yang terdiri dari kesimpulan. Terakhir
adalah daftar pusta F. Metode Penulisan a. Literature b. Browsing internet BAB II
PEMBAHASAN BAB I PENEGERTIAN TEORI AKUNTANSI & BAB II PENALARAN (
REASONING) BAB I Pengrtian Teori Akuntansi A. Arti Penting Teori Akuntansi Praktik
akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah masalah praktis dan professional.
Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik. Pemahamannya oleh praktisi dan
penyusun standar akan sangat mendorong pengambangan serta perbaikan menuju praktik yang
sehat. Teori akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara
beralasan atau bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Praktik
akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu teori baik yang melandasinya.
Praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar penalaran.Teori merupakan obor yang
menerangi praktik dengan prinsip-prinsip yang masuk akal. B. Pengembangan akuntansi
Seperangkat pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengrtian yaitu sebagai
pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktikkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu
disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi. Dari segi profesi, akuntansi sering
dipandang semata-mata sebagai serangkaian prosedur, metoda dan teknik tanpa memperhatikan
teori dibalik praktik tersebut. Akuntansi dipandang sebagai pelaksana dan penerapan standar
untuk menyusun seperangkat laporan keuangan. Dari sudut profesi/praktisi ini, akuntansi
berkepentingan dengan aspek bagaimana (how to account). Prinsip akuntansi berterima
umum/PABU (generally accepted accounting principles/GAAP) dianggap sebagai suatu yang
berian (given). PABU merupakan pedoman yang lebih luas daripada standar akuntansi karena
tidak semua perlakuan akuntansi secara eksplisit diatur dalam standar akuntansi. Keadaan
dibawah ini menggambarkan proses pengajaran yang bersifat menguatkan praktik tetapi tidak
akan mengambangkan praktik dilukisksn oleh Sterling dalam gambar berikut: Proses Pengajarn
Akuntansi Mengamati praktisi dan mengidentifikasi apa yang dipraktikkan Lulusan
mampraktikkan apa yang nyatanya dipraktikkan Mengkodifikasi apa yang dipraktikkan sebagai
pengetahuan Mengajarkan apa yang nyatanya dipraktikkan Proses separti dilukiskan gambar di
atas jelas akan menghambat perubahan yang menuju ke perbaikan. Para praktisi menciptakan
dan menerapkan praktik tertentu (dengan taktik cerdik atau karena alasan politis). Pengajar
mengamati praktik tersebut (melalui standar akuntansi) dan mengidentifikasi praktik yang
berterima. Sterling menegaskan bahwa hubungan antara praktik dan pendidikan adalah harmonis
tetapi antara pendidik-praktik dan riset adalah terisolaasi. Pendidik akuntansi hanya mengajarkan
apa yang nyatanya dipraktikkan karena kecenderungan mereka untuk menyiapkan peserta didik
agar segera memperoleh pekerjaan. Masukan yang digunakan dalam pengajaran akuntansi
hanyalah praktik yang berterima (nyatanya dipraktikkan) dan bukan gagasan-gagasan alternatif
hasil pemikiran akademik. C. Peran Riset Akuntansi Dalam dua dasawarsa terakhir, ada
kecenderungan bahwa akademisi berusaha lebih jauh untuk membawa akuntansi sebagai suatu
ilmu pengetahuan ilmiah atau sains yang semakin menjauhkan antara prakrik dan dunia
akademik. Penempatan akuntansi sebagai sains membawa konsekuensi bahwa teori akuntansi
harus bebas dari pertimbangan nilai dan bersifat deskriptif. Praktik akuntansi akan mengalami
pengembangan yang pesat apabila terjadi interaksi yang baik antara riset, pengajaran/pendidikan,
dan praktik. Tiga Aspek Pengembangan Akuntansi Riset teori deskriptif idea solusi masalah
praktis Praktik Pengajaran aturan dan praktik Riset merupakan bagian penting dalam pengajaran
akuntansi, riset tidak hanya mencakup penelitian empiris (positif) tetapi juga meliputi penelitian
analitis dalam bentuk makalah akademik (normatif). D. Pengertian Akuntansi Teori akuntansi
sangat erat kaitannya dengan akuntansi keuangan, pengertian teori akuntansi sangat bergantung
pada pendefinisian akuntansi sebagai suatu bbidang pengetahuan. Akuntansi didefinisi sebagai
seperangkat pengetahuan karena wilayah materi dan kegiatan cukup luas dan dalam serta telah
membentuk kesatuan pengetahuan yang terdokumentasi secara sistematis dalam bentuk literatur
akuntansi. Akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan didefinisikan sebagai berikut:
Seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi
keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan cara
penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan
dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik. Dalam arti sempit,akuntansi didefinisikan
sebagai proses, fungsi atau praktik sebagai berikut: Proses pengidentifikasian, pengesahan,
pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data
keuangan dasar yang terdiri dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi, atau kegiatan operasi
suatu unit organisasi dengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak
yang berkepentingan. E. Seni, Sains, atau Teknologi Pada awalnya pengembangan, akuntansi
dapat dikatakan sebagai kerajinan karena orang yang akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam dunia praktik dan mengerjakan magang
pada praktisi. Yang dimaksud dengan akuntansi dikatakan sebagai seni adalah cara
menerapkannya bukan sifatnya sebagai seperangkat pengetahuan. Kalau akuntansi bukan
merupakan seni, apakah akuntansi itu merupakan ilmu atau sains? Pengertian ilmu itu sendiri
merupakan suatu pengetahuan yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar gejala alamiah
tersebut tidak lagi menjadi misteri, dengan katalain bahwa ilmu adalah pengetahuan yang berisi
penjelasan (explanation) tenteng gejala alam atau sosial yang bebas dari pertimbangan nilai
karena ilmu harus mendeskripsi gejala tersebut seperti apa adanya. Kegiatan dan tujuan ilmiah
dalam membangun ilmu diarahkan untuk menguji dan menetapkan kebenaran suatu penjelasan.
Selain syarat bebas nilai, ada beberapa kriteria penting untuk menguji validitas pernyataan-
pernyataan sebagai seperangkat pengetahuan agar pengetahuan dapat disebut sebagai sains yaitu
koherensi, menuntut bahwa seperangkat pernyataan-pernyataan diturunkan secara logis atau
bernalar dari asumsi atau premis yang mendasarinya, korespondensi menentukan apakah
konklusi yang diturunkan dari teori yang melandasinya didukung oleh fakta empiris di dunia
nyata, keterujian menghendaki terdapatnya metoda yang cukup meyakinkan untuk menguji teori,
keuniversalan atau kekomprehensifan adalah criteria untuk menentukan apakah pernyataan-
pernyataan (teori) mampu untuk mencakupi dan menjelaskan semua fakta yang berkaitan dengan
fenomena yang dibahas. Tujuan akuntansi adalah menghasilkan atau menemukan prinsip-prinsip
umum untuk menjustifikasi kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan pelaporan
keuangan) bukan untuk mendapatkan kebenaran penjelasan (teori). F. Akuntansi Sebagai
Teknologi Teknologi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat, teknologi merupakan sarana untuk memecahkan masalah nyata dalam lingkungan
tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Teknologi digunakan untuk mengendalikan
variable-variabel alam dan sosial untuk mencapai kehidupan tertentu yang lebih baik. Akuntansi
tidak mempunyai sifat-sifat sebagai sains, karena akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan
teknologi, auntansi dapat didefinisikan sebagai rekayasaan informasi dan pengendalian
keuangan. Teknologi merupakan sains terapan, penerapan teknologi tidak lepas dari nilai
budaya tempat akuntansi iterapkan. 1. Perekayasaan Pelaporan Keuangan Proses untuk
menentukan cara yang terbaik untuk mendapatkan produk (hasil) terbaik dalam penerapan suatu
teknologi disebut perekayasaan. Perekayasaan itu sendiri meupakan suatu proses terencana dan
sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan untuk memilih dan
menentukan teori, pengetahuan yang tersedia, konsep, metoda, teknik, serta pendekatan untuk
menghasilkan suatu produk (konkret atau konseptual). Perekayasaan akuntansi mengikuti proses
yan sama baik pada tingkat makro (nasional) maupun pada tingkat mikro (perusahaan). Yang
dimaksud akuntansi dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas yaitu sebagai suatu
sistem pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi ( tentang struktur,
mekanisma, pihak yang terlibat, dan sstandar pelaporan) dalam suatu wilayah Negara tertentu,
Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses tentang bagaimana informasi keuangan untuk
semua unit usaha dan pemerintahan harus disediakan dan dilaporkan dalam suatu Negara untuk
tujuan pengambilan keputusan ekonomik. Dalam perekayasaan pelaporan keuangan, akuntansi
memanfaatkan pengetahuan dan sains dari berbagai disiplin ilmu. Pada tingkat makro, produk
perekayasaan akuntansi adalah semacam konstitusi yang disebut rerangka konseptual. Struktur
Rekayasaan Akuntansi Rekayasa Akuntansi Ilmu-Ilmu Murni Ekonomi Teori Sosiologi
Psikologi Matematika Nilai dan Tata Sosial Nilai-Nilai Sosial Tujuan-Tujuan Sosial Sistem
Politik Sistem Hukum Lain-Lain Ilmu-Ilmu Terapan Manajemen Matematika Terapan Teknologi
Komputer Ekonomi Terapan Teknologi Komunikasi Teknologi Pengukuran Lain-Lain G. Teori
Akuntansi Sebagai Sains Teori sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak operasional atau
sesuatu bersifat abstrak atau sesuatu yang ideal sebagai lawan dari sesuatu yang nyata dan
dikerjakan dalam dunia nyata.Teori akuntansi sering diartikan sebagai sekumpulan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku dan harus di anut dalam lingkungan tertentu. Teori adalah
seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang saling berkaitan secara sistematis yang diajukan
untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta. Tujuan teori adalah menjelaskan dan
memprediksi. Menjelaskan berarti menganalisis dan memberi alasan menga fenomena atau fakta
seperti yang di amati. Teori permintaan (dalam ekonomika) misalnya menjelaskan mengapa
kalau harga naik, kuantitas barang yang diminta akan menurun. Memprediksi berarti memberi
keyakinan bahwa kalau asumsi-asumsi atau syarat-syarat yang diteorikan dipenuhi beesar
kemungkinan suatu fenomena atau fakta (peristiwa) tertentu akan terjadi. Hipotesis bahwa
kuantitas yang diminnta turuun kalau harga naik adalah prediksi yang diturunkan dari analisis.
Keseluruhan analisis membentuk teori dalam bidang pengetahuan tertentu. H. Teori Akuntansi
sebagai Penalaran Logis Teori dapatpula diartikan sebagai suatu penalaran logis ( logical
reasoning ) yang melandasi praktik (berupa tindakan, kebijakan, atau peraturan) dalam
kehidupan nyata. Teori berusaha untuk memberikan pembenaran (justification)terhadap praktik
agar praktik mempunyai kekuatan untuk dapat mempertahankan atau dipertanggungjelaskan
kelayakannya. Penalaran logis berisi asumsi, dasar pikiran, konsep, dan argumen yang saling
berkaitan dan yang membentuk suatu rerangka pikir yang logis. Hasil proses penalaran logis
dapat dituangkan dalam bentuk dokumen yang berisi prinsip-prinsip umum (semacam konstitusi)
yang menjadi landasan umum untuk menentukan tindakan atau praktik (dalam bentuk undang-
undang atau peraturan) yang terbaik dalam mencapai suatu tujuan Bila diterapkan untuk
akuntansi, teori akuntansi sering di maksudkan sebagai suatu penalaran logis yang memberikan
penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu (baik menurut standar akuntansi atau
melalui trandisi) dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu. Teori
akuntansi membahas proses pemikiran atau penalaran untuk menjelaskan kelayakan prinsip atau
praktik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau untuk memberi landasar konseptual dalam
penentuan standar atau praktik yang baru. Paton dan Littleton mengemukakan bahwa tujuan teori
akuntansi adalah penyediaan gagasan-gagasan mendasar (fundamental ideas) yang menjadi basis
fundasi dalam proses perekayasaan pelaporan keuangan. Hasil perekayasaan tersebut berupa
seperangkat doktrin ( body off doctrin) yang berkaitan secara logis, terkoordinasi, dan konsisten
yang mempunyai fungsi sebagai landasan untuk penurunan standar akuntansi. Secara ringkas
dapat di katakan bahwa teori akuntansi merupakan penalaran logis. Proses penalaran logis untuk
akuntansi diwujudkan dalam bentuk perekayasaan pelaporan keuangan. Perekayasaan akuntansi
(pelaporan keuangan) menghasilkan suatu rerengka konseptual. Fungsi rerangka konseptual
adalah untuk mengevaluasi atau membenarkan (menjustifikasi) dan untuk mempengaruhi atau
mengembangkan praktik akuntansi. I. Perspektif Teori Akuntansi Pembahasan sebelum ini
membedakan pengertian teori atas dasar taksonomi akuntansi sebagai sains atau teknologi. Bila
akuntansi dilakukan sebagai sains, teori akuntansi akan merupakan penjelasan ilmiah. Bila
akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, teori akuntansi diartikan sebagai penalaran logis.
Manapun perlakuan yang dianut, teori akuntansi akan berisi pernyataan yang berupa baik
penjelasan ataupun pembenaran (justifikasi) tentang suatu fenomena atau perlakuan akuntansi.
Contoh fenomena atau perlakuan akuntansi antara lain adalah adanya bermacam metoda
akuntansi, penggunaan sistem berpasangan (debit-kredit), keharusan menyusul statemen aliran
kas, pernyataan bahwa akuntansi kos sekarang lebih relevan dari akuntansi kos historis, dan
adanya reaksi pasar modal terhadap penerbitan informasi laba. Selain perspektif (aspek)
taksonomi yang membagi teori akuntansi menjadi penjelasan ilmiah dan justifikasi, teori
akuntansi juga sering dikelompokkan atas dasar perspektif lain menurut tujuan atau penekanan
pembahasan. 1. Aspek Sasaran Teori Aspek sasaran (goal) teori akuntansi telah disinggung
dalam beberapa uraian sebelum ini. Aspek sasaran ini mendasari pembedaan teori akuntansi
menjadi teori akuntansi positif dan normatif. Klasifikasi ini sebenarnya merupakan konsekuensi
logis dari pendefinisian akuntansi sebagai sains atau teknologi. Pandangan sains akan
menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan teknologi akan menghasilkan teori akuntansi
normatif. Klasifikasi ini terjadi karena sasaran yang berbeda yang ingin dicapai atau dihasilkan
olehn teori akuntansi. Penjelasan positif berisi pernyataan tentang suatu (kejadian, tindakan, atau
perbuatan) seperti adanya sesuai dengan fakta atau yang terjadi atas dasar pengamatan empiris.
Penjelasan positif diarahkan untuk memberi jawaban apakah suatu pernyataan itu benar atau
salah (good or bad) atau relevan atau takrelevan (relevant or irrelevant) dalam kaitannya dengan
kebijakan ekonomik atau sosial tertentu. Penjelasan normatif diarahkan untuk mendukung atau
menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan (policy making). Dengan
pemikiran diatas, blaug (1992) menjelaskan bahwa teori positif berkepentingan dengan masalah
fakta (realmof fact) sedangkan teori normatif berkepentingan dengan masalah nilai (realm of
value. Dilain pihak, sasaran teori akuntansi normatif adalah menghasilkan penjelasan atau
penalaran mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik atau lebih efektif (good or bad)
daripada perlakuan akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Misalnya,
teori akuntansi normatif berusaha untuk menjawab apakah akuntansi kos historis (historical cost
accounting) lebih baik daripada akuntansi kos sekarang (current cost accounting) untuk
mencapai tujuan akuntansi. Untuk menjawab masalah ini, teori akuntansi normatif mendasarkan
penjelasanatau teorinya atas dasar tujuan yang telah disepakati untuk dicapai. Tujuan tersebut
jelas memuat nialai-nilai (values) yang harus dipertahankan. Penentuan kesesuaian dengan
tujuan akan merupakan proses subjektif (subjective) yang melibatkan kemampuan menimbang
(art) antara manfaat dan risiko atau keuntungan dan kerugian. Hasil akhir teori akuntansi
normatif adalah suatu pernyataan atau proposal yang menganjurkan tindakan tertentu
(prescriptive). Teori akuntansi positif sering diklasifikasi sebagai teori formal atau teori normatif
sebagai teori non-formal. Jadi, perbedaan teori akuntansi positif dan normatif timbul akibat
perbedaan sasaran teori dan bidang masalah (realm) yang menjadi perhatian masing-masing
teori. Bila dikaitkan dengan dikotomi sains-teknologi, teori akuntansi positif lebih erat kaitannya
dengan akuntansi sebagai sains sedangkan teori akuntansi normatif lebih erat kaitannya dengan
akuntansi sebagai teknologi. 2. Aspek Tataran Semiotika Akuntannsi berkepentingan dengan
penyediaan dan penyampaian informasi seebagai sarana komunikasi bisnis sehingga akuntansi
dapat disebut sebagai bahasa bisnis (the language of business). Bahasa merupakan bagian
penting dalam komunikasi. Pesan atau makna yang ada dibenak pengirim disimbolkan dalam
bentuk ungkapan bahasa yang tepat agar makna tersebut ditafsirkan sama persis seperti yang
dimaksudkan. Dalam ilmu bahasa, sistem komunikasi dan efek komunikatif (teori komunikasi)
dipelajari dalam tiga bidang kajian yaitu semiotika, linguistika, dan logika. Semiotika merupakan
bidang kajian yang membahas teori umum tentang tanda-tanda (signs) dan simbol-simbol dalam
bidang linguistika. Linguistika itu sendiri merupakan bidang kajian ilmu bahasa yang membahas
fonetik, gramatika, morfologi, dan makna kata atau ungkapan. Logika membahas masalah yang
berkaitan dengan validitas penalaran dan penyimpulan. Ketiga bidang kajian ini menjadi teori
yang melandasi terciptanya komunikasi yang efektif. Sebagai teori umum dalam penyimbolan
informasi, semiotika membahas tiga pernyataan pokok yang berkaitan dengan simbol informasi.
Ketiga pertanyaan tersebut adalah: Apakah simbol tersebut logis (masuk akal)? Apa makna yang
terkandung oleh simbol? Apakah ungkapan tersebut mempunyai efek (pengaruh) terhadap
penerima? Pokok masalah diatas membentuk tiga tataran (level) semiotika yaitu sintaktika,
semantika, dan pragmatika. Sintaktika menelaan logika dan kaidah bahasa yaitu hubungan logis
diantara tanda-tanda atau simbol-simbol bahasa. Semantika menelaan hubungan antara tanda
atau simbol dan dunia kenyataan (fakta) yang di simbolkannya. Pragmatika membahas dan
menguji apakah komunikasi efektif dengan mempelajari ada tidaknya perubahan perilaku
penerima. Moeliono (1989) memberi ciri tiap tataran ssemiotika dalam teori komunikasi. Tataran
semiotika dalam teori komunikasi Tataran sasaran bahasa penekanan komunikasi kandungan
pesan Sistematiaka aspek formal tanda bahasa (kosa kata, tata bahasa) tataran Sasaran bahasa
Penekeanan komunikasi Kandungan pesanan Sintaktika aspek formal tanda bahasa (kosa kata,
tata bahasa) Operasional, penandaan Informasi sintaktik Semantika Aspek isi tanda
bahasa(makna) Penafsiran, Pelambangan Informasi semantik Pragmatika Keefektifan tanda
bahasa (efek komunikatif) Fungsional, pemengaruhan Informasi pragmatik Akuntansi keuangan
yang dikenal luas sekarang ini dikembangkan atau direkayasa atas dasar premis bahwa investor
dan kreditor adalah pihak yang dituju informasi. Efek komunikasi yang ingin dicapai adalah agar
pihak yang dituju tersebut bersedia menanamkan dana ke kegiatan ekonomik yang dibutuhkan
masyarakat melalui perusahaan. Karena perilaku investor dan kreditor menjadi sasaran
pemengaruhan, pesan (message) yang ingin disampaikan mengenai perusahaan adalah misalnya
likuiditas, solvensi, dan profitabilitas. Dianggap pesan tesebut merupakan masukan dalam
pengambilan keputusan investor dan kreditor. Pesan tersebut disampaikan melalui modium
statemen keuangan. Atas dasar analogi tararan semiotika di atas. a. Teori Akuntansi Semantika
Teori akuntansi semantika menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau
realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen statemen
keuangan) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara
langsung menyaksikan kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk menjawab apakah elemen-
elemen statemen keuangan benar-benar mereprensentasi aps yang memang dimaksudkan dan
untuk menyakinkan bahwa makna yang terkandung dalam simbol pelaporan tidak disalah artikan
oleh pemakai. Teori ini berusaha untuk menemukan dan merumuskan makna-makna penting
pelaporan keuangan. Oleh karena itu, teori ini banyak membahas pendefisinian makna elemen
(objek), pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai pendefisinian, daan
penentuan jumlah rupiah (pengukuran) elemen sebagai salah satu atribut. Pendefisinian
merupakan langkah penting dalam teori semantika karena kesalahan pemaknaan mempunyai
implikasi penting dalam pengoperasian akuntansi. Misalnya, dalam pendefinisian aset,
penguasaan (control) bukannya pemilikan (ownership) yang dijadikan kriteria karena kalau
pemilik menjadi kriteria aset akan banyak objek yang tidak masuk sebagai aset. Pendefinisian
dan pemaknaan laba bersih (net income) jiga menjadi perhatian penting teori ini karena
akuntansi berusaha untuk melekatkan makna laba akuntansi agar mendekati konsep laba
ekonomik. Demikian juga, teori ini menjelaskan bahwa laba (earnings) atas dasar asas akrual
merupakan indikator kemampuan mendatangkan kas di masa datang. Laba bukan sekedar
kenaikan kas dalam suatu perioda. Secara konseptual, informasi akuntansi dalam laporan
terefleksi dalam tiga unsur yaitu elemen (objek) yang menyimbolkan kegiatan, jumlah rupiah
sebagai pengukur (size) dan hubungan (relationship) antarelemen. Objek, pengukur dan
hubungan itulah yang membentuk makna yang akhirnya manjadi informasi. b. Teori Akuntansi
Sintaktik Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalah-
masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara
semantik dalam elemen-elemen kauangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan.
Simbol-simbol tersebut (misalnya aset, utang, pendapatan, dan lainnya) harus berkaitan secara
logis sehingga informasi semantik dapat dikandung dalam statemen keuangan. Teori sintaktik
meliputi pula hubungan antara unsur-unsur yang membentuk struktur pelaporan keuangan atau
struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen, identitas pelapor (pelaporan), pemakai
informasi, sistem akuntansi, dan pedoman penyusunan laporan (prinsip akuntansi berterima
umum atau generally accepted accounting principles). Dari segi sintaktik, teori akuntansi
berusaha untuk memberi penjelasan dan penalaran tentang apa yang harus dilaporkan, siapa
melaporkan, kapan dilaporkan, dan bagaimana melaporkannya. Struktur pelaporan keuangan
dalam suatu negara akan bergantung pada jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sintaktik antara
lain sebagai berikut c. Teori Akuntansi Pragmatik Teori akuntansi pragmatik memusatkan
perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan
katalain, teori ini membahas reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Apakah
informasi sampai ke yang dituju dan diinterpretasi dengan tepat , merupakan masalah keefektifan
komunikasi. Suatu pesan atau kejadian (misalnya pengumuman laba ) dikatakan mengandung
informasi kalau pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan penerima (pasar modal ) dan
memicu tindakan tertentu ( misalnya terrefleksi dalam perubahan harga atau voluma saham di
pasar modal ). Apabila tindakan tersebut dapat diyakini sebagai akibat informasi dalam pesan
tersebut, dapat dikatakan informasi tersebut bermanfaat. Informasi akutansi dikatakan
bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar atau seakan-akan digunakan dalam
pengambilan keputusan oleh pemekai yang dituju. Teori pragmatik akan banyak berisi
pengujian-pengujian teori tentang hubungan antara variabel akuntansi dengan variable perubahan
atau perbedaan perilaku pemakai. Subjek atau pemakai yang diukur perilakunya dapat berupa
para akuntan, pelaku pasar modal, manajer, dan auditor. Yang dapat menjadi indikator perubahan
perilaku antara lain perubahan harga saham, volume saham, kinerja manajer, kinerja karyawan,
dan kinerja perusahaan 3. Aspek Pendekatan Penalaran Telah di sebut sebelumnya bahwa teori
akuntansi dapat diartikan sebagai penalaran logis yang memberikan penjelasan dan alasan
tentang perlakuan akuntansi tertentu. Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief ) terhadap suatu pertanyaan atau
penjelasan. Peranan logika sangat penting dalam penalaran. Pernyataan dapat berupa teori
tentang suatu kejadian alam atau sosial. Teori ( penjelasan ) yang disusun dengan penalaran yang
baik akan mempunyai validitas yang tinggi. Penalaran mempunyai peran penting dalam rangka
menerima atau menolak kebenaran ( validitas ) suatu teori. Proses bersifat dedukatif maupun
induktif. 1. Penalaran Deduktif Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari
suatu pernyatan umum yang disepakati ( disebut premis ) ke pernyatan khusus sebagai simpulan
( konklusi ). Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi basis penelaran dapat berasal dari
teori , prinsip , konsep, doktrin, atau norma yang di anggap benar,baik, atau relevan dalam
kaitannya dengan tujuan penyimpulan dan situasi khusus yang dibahas. Pernyataan umum
tersebut dapat saja memuat nilai-nilai etika, moral, ideologi, keyakinan, atau budaya. Penalaran
deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasandan dukungan dan dukungan
terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi. Misalnya, akuntansi menyajikan aset sebesar kos
historis karena akuntansi menganut konsep kontinuitas usaha. Dengan konsep ini, fungsi neraca
adalah untuk menunjukan nilai jual sehingga kos historis merupakan pengukur yang paling tepat.
2. Penalaran Induktif Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran
ini berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan
umum yang merupakan generalisasi (perampatan ) dari keadaan khusus tersebut. Penalaran
induktif dalam akuntansi pada umumnya dagunakan nutukmenghasilkan pernyataan umum yang
terjadi penjelasan (teori ) terhadap gejala akuntamsi tertentu. Pernyataan pernyataan umum
tersebut biasanya berasal dari hipotetis yang diajukan dan diuji dalam suatu penelitian empiris.
Hipotetis merupakan generalisasi yang dituju oleh penelitian akuntansi. Contoh berikut
menunjukan aplikasi penalaran indukatif: pengamatan menunjukan bahwa voluma saham
beberapa perusahaan yang dijual-belikan beberapa hari setelah penerbitan statemen keuangan
meningkat dengan tajam. Dapat disimpulkan dengan tingkat keyakinan tertentu bahwa informasi
akuntansi bermanfaat bagi investor di pasar modal. Pada praktriknya, penalaran induktif dalam
akuntansi tidak dapat dilaksanakan terpisah dengan penalaran deduktif atau sebaliknya. Kedua
penalaran tersebut saling berkaitan. Premis dalam penalaran deduktif misalnya, dapat merupakan
hasil dari suatu penalaran induktif. 3. Verifikasi Teori Akuntansi Verifikasi teori merupakan
prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid atau tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi
validitas teori bergantung pada sasaran dan tataran teori yang diverifikasi. Teori akuntansi
normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis ( logical reasoning ) yang melandasi
teori yang diajukan. Teori normative dikembangkan atas dasar kesepakatan terhadap asumsi atau
tujuan kemudian diturunkan suatu kaidah atau prinsip akuntansi tertentu. Validitas dapat dinilai
dengan menentukan apakah asumsi-asumsi yang digunakan masuk akal (reasonable ). Karena
teori normative tidak bebas nilai, penerimaan asumsi oleh pihak yang terlibat dalam penurunan
prinsip ( konklusi )juga menjadi bagian kriteria validitas teori. Criteria ini sering bersifat
subjektif. Penerimaan suatu asumsi juga harus di dukung dengan penalaran logis sehingga
asumsi tersebut tetap masuk akal serta ketidaksetujuan terhadapnya masih tetap dapat dievaluasi
atau diukur implikasinya. Penalaran logis menjadi criteria validitas karena teori normative dalam
banyak hal tidak mau belum menghasilkan fakta dan observasi untuk mendukungnya. Teory
akuntansi positif dinilai validitasnya biasanya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa
yang nyatanya terjadi. Menetukan fakta melibatkan observasi secara objektif. Pada umumnya,
observasi objektif dapat dicapai melalui penelitian ilmiah dengan metoda ilmiah. Validitas teori
akuntansi positif banyak dilakukan dengan penilitian empiris. Penelitian empiris biasanya
didasarkan atas pengamatan terbatas ( sampel )untuk menguji teori secara statists. Karena teori
akuntansi positif bebas nilai, verifikasi dibatasi pada apa yang nyatanya dipraktikkan tetapi tidak
di arahkan untuk menentukan apakah teori tersebut baik atau tidak bila dijadikan basis untuk
menentukan kebijakan. Berkaitan dengan masalah nilai ( value ), perlu diingat suatu kaidah
berikut: the fact that many people do thing does not make it right ( kenyataan bahwa banyak
orang melakukan sesuatu tidak menjadikannya benar ). Peneliyian empiris dapat memverifikasi
bahwa nyatamya banyak orang melakukan sesuatu tetepi tidak memverifikasi apakah sesuatu
tersebut benar secara nilai ( baik atau buruk ). Sebagai contoh, kenyataan bahwa banyak orang
melakukan korupsi tidak menjadikan korupsi itu benar. Benar tidaknya (baik buruknya ) korupsi
hanya dapat diverifikasi secara normative atas dasar nilai-nilai etika moral, atau akhlaq, Teori
akuntansi sintaktik biasanya tidak berkaitan langsung dengan fakta ( tidak mempunyai
kandungan empiris )sehingga verifikasi validitasnya mengandalkan penelaran logis semata-mata.
Teori akuntansi semantic melibatkan penyimbolan fakta/realitas sehingga mengandung unsure
empiris. Oleh karenanya, validitas dapat diverifikasi secara empiris dengan pengamatan. Untuk
menentukan apakah symbol cost dalam akuntansi dipahami makanya dengan benar oleh
pemakaiannya dapat diuji dengan melakukan penelitian empiris. perlengkapan sebagai padan
kata supplies dapat diuji validitasnya dengan menenyai pemakai tentang persepsinya terhadap
istilah tersebut. Teori akuntansi pragmatik mempunyai kandungan empiris yang besar karena
teori ini banyak memanfaatkan fakta atau data empiris perilaku pasar/individual sebagai reaksi
terhadap informasi akuntansi. Apabila data empiris belum tersedia, perilaku dapat di ukur dengan
menggunakan instrument penelitian yang di rancang untuk keperluan tersebut. Verifikasi teori ini
dapat dilakukan dengan penelitian empiris yang didasarkan atas asumsi bahwa informasi
dianggap bermanfaat bila pemakai berbuat atau bertindak seakan-akan menggunakan informasi
tersebut. Teori akuntansi pragmatic merupakan focus teori akuntansi positif. Daya prediksi
sering digunakan sebagai criteria validitas teori, asumsi atau permis akuntansi . suatu teori
dikatakan mwmpunyai daya prediksi yang tinggi bila sesuatu yang diharapkan dari kebijakan
yang didasarkan atas teori tersebut besar kwmungkinannya akan terjadi. Karena teori akuntansi
semantic, sintatik, tidak berdiri sendiri tetapi saling mendukung dan melengkapi, semua
pendekatan pengujian biasanya dilakukan untuk memverifikasi suatu teori. Jadi, sedapat-
dapatnya teori harus diverifikasi validitasnya atas dasar penelaran logis, bukti empiris, daya
prediksi, dan prtimbangan nilai ( value judgments ) yang telah disepakati. Rangkuman Praktik
akuntansi dalam suatu Negara harus selalu berkembang untuk intuk memenuhi tuntutan
perkembangan dunia bisnis. Lebih dari itu, praktik akuntansi juga harus dikembangkan secara
sengaja untuk mencapai tujuan social tertentu. Untuk itu, belajar praktik dan tehnik akuntansi
saja tidak cukup karena praktik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat. Teori akuntansi
membahas berbagai masalah konseptual dan ideal yang ada dibalik praktik akuntansi. Teori
akuntansi mempunyai peran penting dalam pengenbangan akuntansi yang sehat. Perguruan
tinggi akuntansi mempunyai peran yang penting dan strategic dalam pengembangan pengetahuan
dan praktik akuntansi. Tidak slayaknyalah perguruan tinggi tunduk pada apa yang nyatanya di
praktikkan dalam pengembangan praktik maupun pengetahuan akuntansi. Pengajaran juga harus
diarahkan untuk membahas apa yang seharusnya dipraktikkan dan tidak di batasi pada apa yang
nyatanya dipraktikkan. Untuk mencapai tingkat perkembangan yang memuaskan, harus terjadi
hubungan yang harmonis antara riset, pengajaran, dan praktik. Hubungan antara teori dan praktik
di nyatakan wright sebagai berikut: Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada
kesepakatan tentang pengertian akuntansi sebagai suatu disiplinpengetahuan. Akuntansi dapat
dipandang sebagai sains dan sebagai teknologi. Bila akuntansi dipandang sebagai sains,
akuntansi akan bertujuan untuk mendapatkan kebenaran atau validitas penjelasan tentang suatu
fenomena akuntansi dengan menerapkan metoda ilmiah. Teori akuntansi berkepentingan untuk
menghasilkan pernyataan-pernyataan umum ( yang bermula dari hipotesis ) sebagai penjelasan
praktik akuntansi. Bidang kajian yang menjadi pusat perhatian adalah masalah fakta sehingga
teori akuntansi harus bebas dari pertimbangan nilai. Bila akuntansi dipandang sebagai teknologi,
akuntansi merupakan teknologi perangkat yang harus dipelajari dan dikembangkan untuk
mencapai tujuan social tertentu. Dengan demikian, akuntansi merupakan suatu pengetahuan
tentang perekayasaan informasi untuk pengendalian keuangan Negara. Hasil akhir akuntansi
adalah prinsip, metoda, dan tehnik yang bermanfaat untuk mencapai tujuan akuntansi. Teori
akuntansi akan merupakan suatu penalaran logis untuk mengevaluai dan mengembangkan
praktik akuntansi. Hasil penalaran logis adalah suatu rerangka konseptual yang menjadi
semacam konstitusi akuntansi . adanya tujuan social yang harus dicapai oleh akuntansi
menjadikan teori akuntansi banyak membahas pertimbangan nilai ( value judgment ) Atas dasar
sasaran yang ingin dicapai, teori akuntansi dibedakan menjadi teori positif dan normative. Teori
positif menjelaskan fenomena akuntansi seperti apa adanya atas dasar pengamatan empiris. Teori
normative menjelaskan fenomena akuntansi untuk menjutifikasi atau membenarkan pelakuan (
standar ) akuntansi karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Atas dasar sasaran semiotika
dalam teori komunikasi, teori akuntansi dibedakan menjadi sintatik, semantic, dan pragmatic.
Teori akuntansi semantic memusatkan perhatian pada masalah-masalah penyimbolan,
pengukuran, dan penyajian kegiatan operasi dan objek fisis perusahaan dalam bentuk laporan
keuangan. Teori ini member penalaran mengapa kegiatan perusahaan disimbolkan dengan cara
tertentu. Teori akuntansi sintatik berkepentingan dengan struktur pelaporan keuangan. Teori ini
member penalaran mengapa data/informasi disajikan dengan cara tertentu. Teori akuntansi
pragmatic berkepentingan untuk mengukur pengaruh dan kebermanfaatan informasi akuntansi
terhadap perilaku pemakai. Teori ini memberi penalaran mengapa informasi berpengaruh
terhadap perilaku pemakai ( termasuk pasar modal ) Teori akuntansi menurunkan penjelasan-
penjelasan atau justipikasi melalui penalaran deduktif dan induktif. Secara umum, teori akuntansi
sebagai penalaran logis bersifat normative, sintatik, semantic, dan deduktif sementara teori
akuntansi sebagai sains bersifat, positif, pragmatic, dan induktif. Berbagai aspek teori akuntansi
harus diverifikasi atau diuji validitasnya secara tepat atas dasar penalaran logis, bukti empiris,
daya prediksi, dan standar nilai yang telah disepakati. Misalnya, teori akuntansi positif lebih
tepat diuji atas dasar bukti empiris. Sementara itu, teori akuntansi normative akan lebih cocok
bila di uji atas dasar penalaran logis. Validitas akan lebih meyakinkan bila penalaran dilandasi
oleh konsep yang relevan dan moralitas yang tinggi. BAB II PENALARAN (REASONING) A.
Pengertian penalaran Proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi
suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau asersi. Menentukan secara logis dan objektif
apakah suatu pernyataan valid (benar atau salah) sehingga pantas untuk diyakini atau dianut.
Struktur penalaran terdiri atas masukan, proses,dan keluaran. Menurut Nickerson (1989) adalah
sebagai berikut : Reasoning encompasses many of the processes we use to from and evaluate
belief-belief abaut the world ,about people, about the truth or falsity of claims we ancounter or
make. It involes the production and evaluaition of argument, the making of inference and the
drawing of conclusions, the generation.testing of hypotheses.it requires both deduction and
induction both analysis and syintesis, and both criticality and createlity. B. Unsur dan struktur
penalaran Struktur dan proses penalaran di bangun atas dasar tiga konsep penting yaitu: v Aseri
(assertion) Aseri adalah suatu pernyataan (biasanya positif) yang menegaskan bahwa sesuatu (
misalnya teori) adalah benar. Biala seseorang mempunyai kepercayaan bahwa stetmen keuang
itu bermanfaat bagi invesetor adalah benar, maka pernyataannya stetmen keuangan itu
bermanfaat bagi infvesetor v Keyakinan (bilief) Keyakinan adalah tingkat kebersediaan untuk
menerima bahwa suatu pernyataanatau teori (penjelasan) mengenai suatu phenomena atau (gejala
alam social) adalah benar v Argument Adalah serangkayan aseri beserta keterkaitan (atikulasi)
dan inferensi atau penyimpulan yang di gunakan untuk mendukung suatu keyakinan.bila di
hubungkan dengan argument , keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang diletakan pada suatu
pernyataan konklusi atas dasar pemahaman dan penilaian suatu argument sebagai bukti yang
masuk akal. Dalam hal teori akuntansi, pertimbangan di perlukan untuk menetapkan relevansi
atau keepektivan suatu perlakuan akuntansi untuk mencapai tujuan akuntansi. Arti Penting
Argumen Serangkaian asersi beserta inferensi atau penyimpulan yang terlibat di
dalamnya.Simpulan dinyatakan pulan dalam bentuk asersi.Merupakan bukti rasional akan
kebenaran suatu pernyataan. Argumen membentuk, memelihara, atau mengubah keyakinan. C.
Aseri Penegasan tentang sesuatu hal atau realitas yangdinyatakan dalam bentuk kalimat atau
ungkapan. Berikut ini adalah contoh beberapa aseri ( beberapa adalah aseri dalam akuntansi). *
Manusia adalah makhluk social * Semua binatang menyusui mempunyai paru-paru. * Beberapa
obat batuk menybabkan kantuk * Partisipasi mempengaruhi kinerja. * Stetmen aliran kas
bermanfaat bagi invesetor dan kreditor * Dll. Beberapa aseri mengandung pengkuantifikasi yaitu
: ( semua (all), tidak ada (no) , dan beberapa( some). Aseri yang memuat pengkuatifikasi semua
dan tidak ada merapakan aseri universal dan yang memuat pengkuntifikasi beberapa merupaka
aseri sepesifik. Aseri sepesifik dapat di susun dengan pengkuantifikasi sedikit,banyak, sebagian
besar, atau bilangan tertentu. 1. Interpretasi aseri untuk menerima kebenaran suatu aseri, harus di
pastikan terlebih dahulu apa arti atau maksud aseri tersebut. 2. Aseri untuk evaluasi istilah
Representasi aseri dalam bentuk diagram dapat di gunakan untuk mengevaluasi makna sebagai
suatu istilah. 3. Jenis asersi (pernyataan) Untuk menimbulkan keyakinan terhadap kebenaran
suatu asersi, asersi harus di dukung oleh bukti atau fakta. Untuk keperluan argument, suatu aseri
sering di anggap benar atau diterima tanpa harus di uji dahulu kebenarannya .bila di kaitkan
dengan fakta pendukung, asersi dapat di klasifikasi menjadi asumsi (assumption), hipotesis (
hypothesys),dan pernyataan fakta (statemen of fact). Jenis aseri itu sebagai berikut : Asumsi
Asumsi adalah asersi yang di yakini benar meskipun orang tidak dapat mengajukan atau
menunjukan bukti tentang kebenarannya secara meyakinkan atau asersi yang orang bersedia
untuk menerima sebagai benar untuk keperluan diskusi atau debat . Hipotesis Hipotesis adalah
asersi yang kebenarannya belum atau tidak di ketahui atau di yakini bahwa asersi tersebut dapat
di uji kebenarannya. untuk di sebut sebagai hipotesis, suatu asersi juga harus mengandung
kemungkinan salah. Bila tidak ada kemungkinan salah, suatu aseri akan menjadi pernyataan
fakta. Hipotesis biasanya di ajukan dalam rangka pengujian teori. Pernyataan fakta.
Pernyataan fakta adalah asrsi yang bukti tentang kebenarannya di yakini sangat kuat atau bahkan
tidak dapat di bantah. 4. Fungsi asersi Dalam argument, asersi dafat berpungsi sebagai peremis
dan konkluksi. Peremis adalah asersi yang di gunakan untuk mendukung suatu konkluksi.
Konkluksi adalah asersi yang di turunkan dari serangkaian asersi. Ketig a jenis asersi yang di
bahas sebelum ini dafat berfunsi sebagai premis dalam suatu argument. D. Keyakinan Keyakinan
terhadap asersi adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa asersi di sebut benar. 1.
Properitas keyakinan Adalah semua penalaran berjtujuan untuk menghasilkan suatu keyakinan
terhadap asersi yang menjadi konkluksi penalaran. Pemahaman terhadap bebrapa prioritas (sifat)
keyakinan sangat penting dalam mencapai keberhasilan argument. v Keadabenaran Sebagi
produk penalaran, untuk dapat menimbulkan keyakinan, sutu asersi harus harus ada
benarnya(plausible). Keadabenaran atau plausibilitas suatu asersi bergantung pada apa yang di
ketahui suatu asersi bergantung pada apa yang deketahui tentang isi asersi atau pengetahuan
yang mendasari dan pada sumber asersi. v bukan pendapat keyakinan adalah sesuatu yang harus
dapat di ajukan atau di buktikan secara objektif apakah salah atau benar dan sesuatu yang di
harapkan menghasilkan suatu kesepakatan oleh setiap orang yang mengevalusinya atas dasar
fakta objektif. v Bertingkat Keyakinan yang di dapat dari suatu aserasi tidak bersifat mutlak .
tingkat keyakinan dapat di tentukan oleh kuantitas dan kualiatas bukti mendukung asersi. v
Berbias Selain kekuatan bukti yang objektif yang ada, keyakinan di pengaruhi oleh prepensi,
keinginan dan kepentingan peribadi yang karena sesuatu hal perluan peribadi yang karena
sesuatu hal perlu di pertahankan. v Bermuatan nilai Nilai keyakinan adalah tingkat penting
tidaknya suatu keyakinan perlu di pegang atau di pertahankan seseorang. Nilai keyakinan bagi
seseorang akan tinggi aapabila perubahan keyakinan mempunyai inflikasi serius terhadap flisofi,
system nilai, martabat, pendapatan potensial, dan perilaku orang tersebut. v Berkekuatan
Kekutan keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang di lekatkan seseorang pada kebenaran suatu
asersi. v Berketertempaan Ketertempaan (malleability) atau kelentukan keyakinan berkaitan
dengan mudah tidaknya keyakinan tersebut di ubah dengan adanya informasi yang
relevan.berbeda dengan veredikaliatas,ketertempaan tidak memasalahkan apakah suatu aseri
sesuai atau tidak dengan realitas tetapi lebih memasalahkan apakah keyakinan terhadap suatu
aseri dapat di ubah oleh buti. E. Argumen Dalam kehidupan sehari-hari, istilah argument sering
di gunakan secara keliru untuk menunjuk ketidak sepakatan, perselisihan pendapat, atau bahkan
bertengkar mulut. Dalam pengertian ini, mempunyai konotasi negative. Dalam arti fositip
argument dapat di samakan dengan penalaran logis untuk menjelaskan atau mengajukan bukti
rasional tentang suatu asersi.bila seseorang mengajukan alas an untuk mendukung sutu gagasan
atau pandanygan dia biasanya menawarkan argument. Argument merupakan bagian penting
dalam pengembangan pengetahuan. Agar member keyakinan , argument harus di evaluasi atau
validitasnya. a. Anatomi argument Dari definisi di atas dapat di katakana bahwa argument terdiri
atas rangkaian asersi. Asersi berkaitan dengan yang lain dalam bentuk infrensipenyimpulan.aseri
dapat berfungsi sebagi premis dan konkluksi( asersi kunci) yang merupakan komponen
argument. b. Jenis argument F. Argument deduktif Argument atau penlaran deduktif adalah
proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang di sepakati (premis) ke
pernyataan khusus sebagai simpulan konkluksi. Argument penalaran deduktif berlangsung dalam
tiga tahap yaitu: Penentuan pernyataan umum (premis major) yang menjadi basis penalaran.
Penerapan konsep umum ke dalam situasi khusus yang menjadi (proses deduksi) Penarikan
kesimpulan secara logis yang berlaku untuk situasi khusus tersebut. a. Evaluasi penalaran
deduktif Tujuan utama mengevaluasi argument adalah untuk menentukan apakah konklusi
argument benar dan meyakinkan. Dalam mengevaluasi penalaran deduktif ada empat aspek yang
harus ada yaitu : Kelengkapan Kelengkapan adalah keriteria yang penting karena validitas
konkluksi menjadi kurang meyakinkan bila premis-premis yang di ajukan tidak lengap
Kejelasan arti di perlukan karena keyakinan merupakan fungsi kejelasan makna.kejelasan bukan
hanya di terapkan untuk makna premis tetapi juga untuk hubungan antar premis(infrensi dan
penyimpulan). Kesahihan (validitas) merupakan criteria utama untuk menilai penalaran logis.
Kepercayaan melengkapi ketiga criteria sebelumnya agar konkluksi meyakinkan sehingga
orang berssedia menerima. G. Argument induktif Penalaran ini berawal dari sutu pernyataan atau
ke adaan yang khusus dengan pernyataan umum yang merupakan generealisasi dari ke adaan
khusus tersebut. Bedanya dengan argument deduktif yang merupakan argument logis sedangkan
argument induktif bersifat sebagi argument ada benarnya. a. Argumen dan analogi Argument
deduktif sebenarnya merupakan salah satu jenis penalaran nondeduktif. Penalaran nondeduktif
lainya adalah argument dengan analogi . penalaran dengan analogi adalah penalaran yang
mrnurunkan konkluksi atas dasar kesamaan atau kemiripan krakteristik,pola,fungsi, atau
hubungan unsursuatu objek yag di sebutkan dalam suatu asersi. b. Argument sebab akibat
Konsklksi sebagai akibat dari asersi tertentu merupakan salah satu bentuk argument yang disebut
argument dengan penyebaban atau generealisasi kausal Criteria penyebaban Kaidah
pembedaan sebenarnya merupakan sutu rancangan untuk menguji secara ekprimental apakah
memang terdapat hubungan kausal.akan tetapi kaidah tersebut belum sepenuhnya meyakinkan
karena mungkin ada factor lain yang menyebabkan gejala terjadi. c. Penalran induktif dalam
akuntansi Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya di gunakan untuk menghasilkan
pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori) terhadap gejala akuntansi tertentu.
Pernyataan-pernyataan umum tersebut biasanya berasal dari hipotesisis yang di ajukan dan di uji
dalam pernyatan empiris. Contoh pernyataan umum sebagi hasil penalaran induktif
(generealisasi) antara lain adalah sbb: Perusahan besar memilih metode akutansi yang
menurunkan laba. Tingkat likuiditas perusahaan perdagangan lebih tinggi dari pada tingkat
likuiditas perusahaan. Partisivasi manajer devisi dalam penyusun anggaran mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja divisi Dll. H. Kecohan Dalam kehidupan sehari-hari 9baik
akademik maupun nonakademik), acapkali d jumpai bahwa argument yang jelek ,lemah ,tidak
sehat,atau bahkan tidak masuk akal ternyata mampu meyakinkan banyak orang sehingga mereka
terbujuk oleh argument tersebut padahal seharusnya tidak. a. Persuasi tak langsung Persuasi
taklangsung merupakan stratagem untuk meyakinkan seseorang akan kebenaran sutu pernyataan
bukan langsung melalui argument atau penalaran melainkan melalui cara-cara yang sama sekali
tidak berkaitan dengan validitas argument. a. Strategem b. Membidik orangnya. Stratagem ini di
gunakan untuk melemhakan atau menjatuhkan suatu posisi atau pernyataan dengan cara
menghubungkan pernyataan atau argument yang di ajukan seseorang dengan pribadi orang
tersebut . c. Menyampingkan masalah. Strtegem ini di lakukan dengan cara mengajukan
argumenyang tida bertumpu pada masalah pokok atau dengan cara mengalihkan masalah ke
masalah yang lain yang tidak bertautan. d. Misrepresentasi Stratagem ini di gunakan biasanya
untuk menyanggah atau untuk menjatuhkan posisi lawan dengan cara memutar balikan atau
mnyembunyikan fakta baik secara halus maupun trang tarangan. e. Imbauan cacah Stratagem
ini biasanya di gunakan untuk mendudkung suatu posisi dengan untuk menunjukan bahwa
banyak orang melakuakan apa yang di kandung posisi tersebut. f. Imbauan autoritas Setrategem
ini mirip dengan imbauan cacah bahwa banyaknya orang atau popularitas diganti dengan
autaritas. Imbauan tradisi Dalam beberapa halo rang mengerjakan sesuatu dengan cara tertentu
semata-mata karena memang begitulah cara yang telah lama di kerjakan orang. g. Dilemma
semua Dilemma semu aadalah taktik seseorang untuk mengaburkan argument dengancara
menyajikan gagasan dan alternative lain kemudian mengkrakterisasi alternative lain sangat jelek,
merugikan,atau mengerikan sehingga tidak ada acara lain kecuali apa yang di usulkan pengagas.
Imbauan emosi. Dengan menggunakan emosi pengargumen sebenarna berusaha menggeser
dukungan nalar validitas argument dengan motiv. I. Salah nalar Suatu argument boleh jadi tidak
meyakinkan atau persuasive karena argument tersebut tidak didukung dengan penalaran ayanga
valid. Menegaskan konsekuen a. Menyangkal anteseden Kebaliakan dari salah nalar menegaskan
konsekuen adalah menyanangkal anteseden b. Pentaksaan Salah nalar dapat terjadi apabila
ungkapan dalam premis yang satu mempunyai makna yang berbeda dengan makna ungkapan
yang sama dengan premis lainnya. c. Perampatan lebih Salah nalar yang banyak di jumpai dalam
kehidupan sehari-hari adalah melektkan(mengimputasi) krakteristik sebagian kecil anggota ke
seluruh anggota himpunan, kelas,atau kelompok secara berlebihan. d. Parisilitas Penalar kadang-
kadang terkecoh karena dia menarik konklusi hanya atas dasar sebagian dari bukti yang tersedia
yang kebetualan mendukung konkluksi Pembuktian dengan analogi merancukan urutan kejadian
dengan penyebaban Menarik simpulan pasangan J. Aspek manusia dalam penalaran Berikut ini
di bahas bebrapa aspek manusia yang dapat menjadi penghalang penalaran dan pengembangan
ilmu,khususnya dalam ilmu akademik atau ilmiah. g. Penjelasan sederhana h. Kepentingan
mengalahkan penalaran Adapun hambatan untuk bernalar sering muncul akibat orang
mempunyai kepentingantertentu yang harus dipertahankan kepentingan sering memaksa orang
untuk memihak suatu posisi (keputusan) meskipun posisi tersebut sangat lemah dari segi
argument. Dalam dunia akdemik dan ilmiah, kepentingan untuk menjaga harga diri individual
atau kelompok dapat menyebabkan orang berbuat tidak masuk akal. i. Sindroma tes klinis
Sindrom ini menggambarkan sseseorang merasa (bahkan yakin). Terdapat ketidak beresan dalam
tubuhnya dan dia juga tahu beanar apa yang terjadi karena pengetahuannya tentang suatu
penyakit.akan tetapi, dia tidak berani Untuk memeriksakan diri dan menjalani tes klinis karena
takut bahwa tentang dugaan penyakitnya itu benar.akhirnya orang ini tidak memeriksakan diri ke
dokter dan mengatakan bahwa dirinya sehat. j. Mentalitas djoko tingkir Budaya djoko tingkir di
gunakan untuk menggambarkan lingkungan akademi atau profesi seperti ini karena konon
perbutan joko tingkir yang tidak terpuji harus dibuat menjadi terpuji dengan cara mengubah
sekenario yang sebenarnya terjadi semata.semata untuk menghormatinya Karena dia bakal
menjadi raja(kekuasaan). k. Merasionalakan daripada menalar Bila karena keberpihakan,
kepentingan,atau ketakkritisan,orang terlanjur mengambil posisi dan ternyata mengambil
tersebut salah atau lemah, orang ada kalnya berusaha untuk mencari-cari justifikasi untuk
membenarkan posisinya. l. Persistensi Karena kepentingan tertentu harus di pertahankan atau
karena telah lama melekat dalam rangka piker, seseorang kadang kadang sulit melepaskan
Suatu keyakinan dan menggantinya dengan yang baru. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Teori
akuntansi : penalaran logis yang (1)memberikan kerangka acuan umum untuk menilai praktek
akuntansi, (2)memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru, (3)menjelaskan praktek-
praktek yang ada, (4)memberi seperangkat prinsip logis yang saling berkaitan menuju suatu
kesimpulan (inferensial). Pengujian teori adalah uji kemampuannya untuk menjelaskan,
meramalkan, dan mengukur risiko. Teori akuntansi ada 3 tingkat : 1. yang menerapkan praktek
dan prosedur akuntansi = teori sintaksis (struktur) 2. yang konsentrasi pada istilah-istilah = teori
interpretasional (semantis) 3. yang menekankan pengaruh akuntansi terhadap perilaku dan
keputusan = teori perilaku (pragmatis). Praktek akuntansi tradisional menekankan sistem biaya
historis (har-ga perolehan). Interpretasi akuntansi harus berhubungan dengan konsep ekonomi
atau konsep fisik dunia nyata. Contoh : interpretasi terbaik penilaian aktiva adalah konsep
manfaatnya di masa yang akan datang. Pendekatan perilaku akuntansi masih mencari jawaban
siapa pemakai laporan? Model keputusan normatif belum berhasil sebab ketidakmampuan
menguji model-model itu. Penalaran deduktif diawali dengan tujuan dan postulat. Beberapa
kompromi dibuat untuk melayani tujuan yang berbeda-beda. Kelemahan deduktif : jika postulat
atau premis salah, kesimpulannya pasti salah. Pendekatan induktif : pengamatan data, jika ada
hubungan yang berulang-ulang, prinsip dapat dirumuskan. Keunggulan induktif : tidak dibatasi
model/struktur. Kelemahan induktif : pengamat dipengaruhi ide di bawah sadar tentang
hubungan relevan dengan data. Kesulitan induktif : data mentah tiap perusahaan berbeda, sulit
digene-ralisasi. Teori deskriptif : mengurai/menjelaskan informasi. Teori normatif : berusaha
menjelaskan apa yang harus dikomunikasikan dan caranya. Teori induktif umumnya deskriptif.
Investor membeli surat berharga bila yakin nilai intrinsiknya lebih besar daripada harga
pasarnya. Dua pendekatan nilai intrinsik : (1)deviden (2)laba. Ada pendapat kedua pendekatan
identik. Teori portofolio : investor yang rasional lebih suka menyimpan surat berharga yang
memaksimasi rate of return (tingkat laba) atau meminimasi tingkat risiko bersifat normatif
yakni menjelaskan bagaimana investor harus bertindak. Risiko Sistemik : dikaitkan dengan
pergerakan harga pasar umum. Risiko Non-sistemik : yang dapat dihilangkan dengan
diversifikasi. Model-model lebih konsisten dengan pendekatan kejadian daripada pendekatan
nilai. Suatu peristiwa adalah kejadian, gejala, atau transaksi yang dianggap dapat diamati dan
mempunyai intrepretasi semantik lebih baik ketimbang pengukuran nilai aktiva dan kewajiban.
Pendekatan etis teori akuntansi menekankan konsep keadilan, kebenaran, dan kewajaran. Teori
akuntansi banyak melibatkan proses penilayan kelayakan dan paliditas suatu pernyataan adan
argument. Maka dari itu penalaran ini memeberikan keyakinan bahwa suatu pernyataan atau
argument layak untuk di terima atau di tolak.dalam penalaran ini terdapat unsure-unsur penalaran
unsure itu antara lain asersi,keyakinan dan argument. a. Asersi adalah suatu pernyataan yang
menegaskan bahwa sesuatu adalah benar.di dalam asersi ada yang di sebut : interprestasi
asersi,asersi untuk evalusi istilah,jesis asersi,dan pungsi asersi, b. Keyakinan adalah tingkat
kebersediaan untuk menerima bahwa suatu pernyataanatau teori (penjelasan) mengenai suatu
phenomena atau (gejala alam social) adalah benar. 1. Ada yang dinamakan properitas keyakinan
merupakan Adalah semua penalaran berjtujuan untuk menghasilkan suatu keyakinan terhadap
asersi yang menjadi konkluksi penalaran. Pemahaman terhadap bebrapa prioritas (sifat)
keyakinan sangat penting dalam mencapai keberhasilan Argument. dalam propritas keyakinan
terdapat(keadabenaran,bukan,pendapat,bertingkat,berbias,bermuatan nilai,berkekuatan,verdikal
dan berketetempaan. c. Argument demonstrasi bukti dengan menggunakan alasan logis untuk
memengaruh di dalam argument terdapat .(anatomi argument , jenis argument,) d. Kecohan
Dalam kehidupan sehari-hari 9baik akademik maupun nonakademik), acapkali d jumpai bahwa
argument yang jelek ,lemah ,tidak sehat,atau bahkan tidak masuk akal ternyata mampu
meyakinkan banyak orang sehingga mereka terbujuk oleh argument tersebut padahal seharusnya
tidak. e. Salah nalar. Suatu argument boleh jadi tidak meyakinkan atau persuasive karena
argument tersebut tidak didukung dengan penalaran ayanga valid. f. Aspek manusia dalam
penalaran Berikut ini di bahas bebrapa aspek manusia yang dapat menjadi penghalang penalaran
dan pengembangan ilmu,khususnya dalam ilmu akademik atau ilmiah.

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

You might also like