You are on page 1of 7

Journal Endurance 2(1) February 2017 (90-96)

HUBUNGAN PRINSIP DAN JENIS BALUTAN DENGAN PENERAPAN


TEKNIK MOIST WOUND HEALING

Diah Merdekawati1*, Rasyidah AZ2


*1.2
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Harapan Ibu Jambi, Indonesia (36132)
*
zelvyeliva@gmail.com

Submitted :17-01-2017, Reviewed:20-02-2017, Accepted:22-02-2017


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v2i1.1658

ABSTRACT
One of the most frequent complications of diabetes mellitus is diabetic ulcers or gangrene and the
disease usually attacks the people at productive age between 30-50 years of age. The aims of this
research to know relations principles and the type of dressing with the application of moist wound
healing techniques. This study was a quantitative using cross sectional method. There were 31
respondents participated in this research. Data were collected through administering questionnaire with
total sampling technique. Then, data were analysed through univariate and bivariate. The result of
univariate statistic test revealed that as much as 74.2% wrong practice the principles, 74.2% frequently
used a moist wound healing dressings and 61.3% perform moist wound healing techniques. Based on
bivariate analysis showed that there was a relationship between principles and techniques bandage with
moist wound healing. This riset showed that moist wound healing techniques needed to be improved,
especially the application of principles and dressing.

Keywords: Dressing, Moist Wound Healing, Principle

ABSTRAK
Salah satu komplikasi yang paling sering pada penderita diabetes melitus yaitu adanya ulkus
diabetikum atau gangren dan biasanya penyakit ini menyerang penderita pada usia produktif
yaitu antara umur 30-50 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan prinsip
dan jenis balutan dengan penerapan teknik moist wound healing. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan metode cross secsional.Sebanyak 31 responden terlibat dalam
penelitian ini.Pengumpulan data melalui kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan secara total
sampling.Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Dari hasil uji statistik univariat
diketahui sebanyak 74,2% salah melakukan prinsip moist wound healing, 74,2% sering
menggunakan balutan moist wound healing dan 61,3%melakukan teknik moist wound healing.
Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara prinsip dan balutan dengan
teknik Moist Wound Healing. Penelitian ini menunjukkan bahwa teknik Moist Wound Healing
perlu ditingkatkan aplikasinya terutama terkait dengan prinsip dan balutan.

Kata Kunci: Balutan, Moist Wound Healing, Prinsip

Kopertis Wilayah X 90
Diah M, Rasyidah Hubungan Prinsip dan Journal Endurance 2(1) February 2017

PENDAHULUAN komplikasi dari mikrovaskuler adalah


Upaya untuk meningkatkan derajat neuropati (Akca et al., n.d.). Salah satu
kesehatan salah satunya dengan pencegahan komplikasi pada pasien diabetes adalah
komplikasi suatu penyakit, termasuk neuropati pada ekstremitas bawah yang
komplikasi dari penyakit diabetes melitus. menyebabkan ulkus diabetik, dan
Diabetes Melitus merupakan suatu diperkirakan bahwa 15 % pasien dengan
kelompok kelainan heterogen yang ditandai diabetes akan berkembang menjadi ulkus
oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah pada ektremitas bawah selama perjalanan
atau hiperglikemia. Glukosa secara normal penyakitnya (Frykberg & Armstrong,
bersirkulasi dengan jumlah tertentu dalam 2006). Beberapa studi berbasis populasi
darah. Glukosa dibentuk di hati dari juga menunjukkan peningkatan yang cukup
makanan yang dikonsumsi (Smeltzer & signifikan terhadap angka kejadian ulkus
Bare, 2008). diabetik dimana dari 0,3% meningkat
Diabetes Mellitus (DM) sering juga menjadi 3 % pertahun (Frykberg &
disebut silent killer dimana prevalensinya Armstrong, 2006).
dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sementara di Indonesia kejadian ulkus
Didunia pada tahun 2000 diabetik menjadi persoalan tersendiri, kasus
menunjukkanada171 juta orang penyandang ulkus diabetik dan gangren diabetik
diabetes dan ini diproyeksikan akan merupakan kasus yang paling banyak
meningkat menjadi 366 juta padatahun dirawat di rumah sakit, namun dalam data
2030(WHO, 2006), sedangkan menurut tersebut tidak dicantumkan angka kejadian
International of Diabetic Federation (IDF) ulkus diabetik di Indonesia. Besarnya angka
bahwa angka kejadian DM diseluruh dunia kematian yang disebabkan oleh penyakit ini
adalah 366 juta jiwa pada tahun 2010 dan 15 berkisar 17% sampai 23 % dan angka
tahun mendatang (2025) akan ada 500 juta amputasi akibat ulkus diabetik sekitar 15 %
jiwa penduduk dunia yang menyandang sampai 30%. Angka kematian pasca satu
diabetes jika tidak ada tindakan pencegahan tahun amputasi adalah 14,8 % angka ini
yang dilakukan (Rebolledo et al., 2011). meningkat menjadi 37% setelah tiga tahun
Berdasarkan data Badan Pusat amputasi. Rata-rata umur hidup orang
Statistik Indonesia tahun 2003, diperkirakan dengan amputasi karena ulkus diabetik
penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 berkisar 23,8 bulan pasca amputasi (Pusat
tahunsebanyak 133 jutajiwa .Dengan Data dan Informasi Persatuan Rumah sakit
prevalensi DM sebesar 14,7% pada daerah Indonesia, 2011).
urbandan 7,2%, pada daerah rural, maka Di Provinsi Jambi penderita Diabetes
diperkirakan pada tahun 2003 terdapat Melitus yang tercatat berobat ke fasilitas
sejumlah 8,2 juta penyandang diabetes di kesehatan seperti Rumah Sakit Umum
daerah urban dan 5,5 jutadidaerah rural. Raden Mattaher Jambi dari tahun ke tahun
Selanjutnya, berdasarkan pola pertambahan cenderung meningkat. Berdasarkan data
penduduk, diperkirakan pada tahun 2030 yang diperoleh dari Medikal Rekord RSUD
nanti akan ada 194 juta penduduk yang Raden Mattaher, penderita Diabetes Melitus
berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi berjumlah 262 penderita pada tahun 2011,
prevalensi DM pada urban(14,7%) dan rural lalu meningkat menjadi 306 penderita pada
(7,2%) maka diperkirakan terdapat 12 juta tahun 2012. Kemudian meningkat pesat
penyandang diabetes di daerah urban dan menjadi 496 penderita pada tahun 2013.
8,1 juta di daerah rural (PERKENI, 2011). Salah satu asuhan perawatan pada
United Kingdom Prospective Diabetes penderita diabetes adalah teknik perawatan
Study (UKPDS) melaporkan bahwa pasien luka. Perawatan luka merupakan asuhan
yang baru didiagosis diabetes memiliki keseharian perawat di bangsal, terutama
berbagai komplikasi baik mikrovaskuler pada ruang perawatan medical surgincal.
maupun makrovaskuler dan 12% Perawat dituntut untuk mempunyai

Kopertis Wilayah X 91
Diah M, Rasyidah Hubungan Prinsip dan Journal Endurance 2(1) February 2017

pengetahuan dan keterampilan yang adekuat Adapun hal yang diteliti yaitu hubungan
terkait dengan proses perawatan luka yang prinsip dan jenis balutan dengan penerapan
dimulai dari pengkajian yang komprehensif, teknik moist wound healing.
perencanaan intervensi yang tepat, Populasi dalam penelitian ini adalah
implementasi tindakan, evaluasi hasil yang seluruh perawatdi RuangPenyakit Dalam
ditemukan selama perawatan serta RSUDRaden Mattaher Jambi tahun 2015
dokumentasi hasil yang sistematis dan penelitian ini menggunakan total
(Agustina, 2009). sampling.
Teknik perawatan luka terkini di dunia Instrumen penelitian yang digunakan
keperawatan yaitu dengan menggunakan adalah kuesioner. Bentuk instrumen berupa
prinsip lembab dan tertutup, suasana lembab pertanyaan untuk mengambil data tentang
mendukung terjadinya proses penyembuhan prinsip dan jenis baluan dengan teknik moist
luka (Blackley, 2004). Teknik perawatan wound healing.
luka lembab dan tertutup atau yang dikenal
moist wound healing adalah metode untuk HASIL PENELITIAN
mempertahankan kelembaban luka dengan Sebagian besar responden memiliki
menggunakan bahan balutan penahan karakteristik yaitu umur 21-30 tahun dan
kelembaban sehingga menyembuhkan luka, dan berpendidikan akademik.
pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara
alami. Munculnya konsep moist wound Tabel 1. Karakteristik responden (N=31 orang)
healing, menjadi dasar munculnya pembalut Variabel N %
luka modern (Mutiara, 2009). Umur
20 64.5
Studi pendahuluan yang dilakukan di 21-30
10 32.3
Ruang Penyakit Dalam RSUD Raden 31-40
1 3.2
Mattaher Jambi, diketahui bahwa 2 dari 3 51-60
perawat telah mengetahui mengenai moist
wound healing, namun 2 perawat tersebut Pendidikan Terakhir
mengatakan bahwa persediaan alat terutama Vokasi 4 12.9
Akademik 27 81.1
jenis balutan yang digunakan belum sesuai
dengan teknik moist wound healing. Hal
demikian membuat perawat belum dapat
menjalankan prinsip perawatan luka Hasil penelitian menunjukkan
modern. bahwa teknik moist wound healing telah
Mengingat perlunya penerapan moist diterapkan jenis balutan sering digunakan
wound healing untuk mempercepat namun prinsip moist wound healing
penyembuhan luka tetapi belum sebagian besar masih salah.
dilaksanakan secara optimal di Ruang
Penyakit Dalam RSUD Raden Mattaher
Jambi serta belum pernah dilakukan
penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian awal tentang Tabel 2.Distribusi Frekuensi Penerapan Teknik
Moist Wound Healing, prinsip dan jenis balutan
moist wound healing yaitu hubungan prinsip (N=31 orang)
dan jenis balutan dengan penerapan teknik Variabel N %
moist wound healing. Teknik
Tidak Diterapkan 12 38,7
METODE PENELITIAN Diterapkan 19 61,3
Prinsip
Penelitian ini merupakan penelitian Salah 23 74.2
kuantitatif dengan metode cross secsional Benar 8 25.8
bertujuan untuk mengetahui hubungan Jenis Balutan Moist
variabel independen dan variabel dependen. Jarang Digunakan 8 25.8

Kopertis Wilayah X 92
Diah M, Rasyidah Hubungan Prinsip dan Journal Endurance 2(1) February 2017

Sering Digunakan 23 74.2 Hasil penelitian menunjukkan bahwa


belum optimalnya penerapan modern
Setelah dilakukan analisis bivariat, dressing. Perawatan luka yang dilakukan
diketahui adanya hubungan antara prinsip belum mengutamakan lingkungan luka yang
dan jenis balutan dengan teknik moist wound diperlukan guna mempercepat proses
healing. penyembuhan luka.
Table 3.Hubungan Prinsip dan Jenis Balutan
Sejalan dengan teori yang mengatakan
dengan Teknik Moist Wound Healing bahwa balutan yang dapat menjaga
Teknik Moist Wound kelembaban pada permukaan luka akan
Healing memfasilitasi proses angiogenesis, pada
Variabel Tidak Diterapkan p-value angiogenesis terjadi pembentukan kapiler
Diterapkan darah baru dimana suplai oksigen dan nutrisi
n % N %
mengalami peningkatan. Proses lain adalah
Prinsip
Salah 6 26.1 17 73.9 0.001
peningkatan autolitik debridemen, pada
Benar 6 75 2 25 kondisi moist neutrophil meningkat
Jenis Balutan Moist sehingga jaringan nekrotik dapat diangkat
Jarang 7 87.5 1 12.5 0.014 dan tidak menimbulkan respon nyeri. Proses
Digunakan ini pula menstimulasi makrofag untuk
Sering 5 21.7 18 78.3 menghasilkan hormon pertumbuhan yang
Digunakan
dapat merangsang pertumbuhan sel baru
Dalam analisa bivariat, penelitian ini (Keast & Orsted, 2008).
terlihat adanya hubungan antara prinsip dan Hasil penelitian ini sejalan dengan
jenis balutan dengan teknik moist wound penelitian Luh, (2016) yang menyatakan
healing berdasarkan uji statistik yaitu bahwa moist wound healing mempercepat
dengan nilai p < 0,05. proses penyembuhan luka dengan
menggunakan prinsip dan balutan yang
PEMBAHASAN sesuai dengan teknik moist wound healing.
Ada hubungan antara prinsip dan jenis Manajemen luka diabetes merupakan
balutan dengan teknik moist wound healing. tanggung jawab multidisiplin. Tim yang
Hal ini diketahui berdasarkan hasil uji terlibat dalam manajemen luka diabetes
statistik dengan p-value< 0,05 yaitu 0,001 antara lain perawat, dokter, podiatrist, dan
(prinsip) dan 0,014 (jenis balutan). perawat spesialis diabetes untuk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa merencanakan, melaksanakan, dan
responden belum melakukan prinsip moist mengevaluasi hasil perawatan (Perry &
wound healing dengan benar. Sebanyak Potter, 2005).
(64,5%) responden belum memiliki prinsip Pengkajian merupakan langkah awal
mempertahankan dan menjaga lingkungan pada manajemen luka diabetes, anggota tim
luka agar tetap lembab dianggap belum harus proaktif dalam melakukan pengkajian.
penting. Responden hanya memiliki prinsip Selain mengkaji luka diabetes anggota tim
untuk mencegah agar luka tidak kekurangan lain juga harus mengetahui kondisi
cairan dan mencegah agar tidak terjadi kesehatan pasien secara menyeluruh. Hal ini
kematian sel. berguna untuk membuat perencanaan untuk
Selain itu, responden juga jarang pasien. Manajemen luka diabetes
menggunakan jenis balutan moist nonsurgical terdiri dari menjaga moist pada
dikarenakan tidak tersedianya jenis balutan lingkungan luka, debridemen jaringan
tersebut di ruangan. Sebagian besar (58,1%) nekotik, mengurangi tekanan pada area luka,
responden menggunakan jenis balutan meningkatkan kekuatan otot pada
collagen dressing dikarenakan hanya jenis ekstremitas (Hess, 2002).
balutan tersebut yang tersedia di ruangan. Ada hubungan antara pengetahuan
dan sikap perawat tentang perawatan luka

Kopertis Wilayah X 93
Diah M, Rasyidah Hubungan Prinsip dan Journal Endurance 2(1) February 2017

diabetes menggunakan teknik moist wound dibandingkan teknik konvensional (Heri,


healing(Septiyanti dkk., 2012). 2010). Penelitian (Tiara, dkk., 2006)
Hess (2002) mengatakan tujuan sebelumnya diketahui bahwa balutan
manajemen luka diabetes adalah menjaga modern efektif dalam menurunkan skala
kerusakan lebih lanjut dan memaksimalkan nyeri pasien dengan kaki diabetik.
kualitas hidup selanjutnya. Intervensi untuk
mencapai tujuan ini adalah dengan SIMPULAN
melakukan edukasi, prevensi dan Ada hubungan antara prinsip dan jenis
menjalankan program yang telah ditetapkan. balutan dengan teknik moist wound healing.
Produk bahan perawatan luka modern Untuk itu, hendaknya manajemen rumah
membawa kontribusi yang besar dalam sakit lebih memperhatikan lagi sarana dan
metode perawatan luka kronis salah satunya prasarana khususnya alat dan bahan untuk
adalah luka diabetes. Prinsip dari produk melakukan moist wound healing serta
perawatan luka modern adalah memaksimalkan pengetahuan perawat
mempertahankan dan menjaga lingkungan melalui pelatihan maupun seminar.
luka tetap lembab untuk memfasilitasi
proses penyembuhan luka, mempertahankan DAFTAR PUSTAKA
kehilangan cairan jaringan dan kematian sel
(Delaune, 1998 dalam Sartika & Dewi, Agustina. (2009). Perawatan Luka
2008). ModernDiakses 29 Desember 2014
Lingkungan luka yang lembab (moist) dari http://www.unpad.ac.id
dapat mempercepat proses penyembuhan
luka dengan cara membantu menghilangkan Akca et al., n.d.). Comparison of
fibrin yamg terbentuk pada luka kronis Psychosocial Adjustment In People
dengan cepat (fibrinolitik) oleh netrofil dan With Diabetes With And Without
sel endotel dalam suasana lembab, Diabetic Foot Ulceration
menurunkan angka kejadiaan infeksi Australian Journal Of Advanced
dibandingkan dengan perawatan kering Nursing, 25(4): 87-96.
(2,6% dan 7,1%), membantu mempercepat
invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag, Blackley, Patricia, (2004). Practical Stoma
monosit dan limfosit ke daerah luka (Gitarja, Wound and Continence
2008). Management 2nd. Victoria:
Penyembuhan luka didefinisikan Australia Research Publication Pty.
sebagai suatu proses yang kompleks dan Ltd.
dinamis yang menghasilkan perbaikan
terhadap struktur anatomi dan fungsi Dina. dkk,. (2008). Penggunaan Balutan
jaringan (Hess,2002). Batasan waktu Modern Memperbaiki Proses
penyembuhan luka ditentukan oleh tipe luka Penyembuhan Luka Diabetik.
dan lingkungan ekstrinsik dan instrinsik. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol.
Salia & Widaryati, (2013) XXV, No.1.
mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara Frykberg & Armstrong. (2006). "Diabetic
sebelum dan sesudah perawatan luka dengan Foot Disorders: A Clinical Practice
metode moisture balance pada pasien ulkus Guideline (2006 Revision)."The
diabetikum. Hasil penelitian (Dina dkk., Journal of Foot and Ankle Surgery
2008) menunjukan bahwa terdapat 45 (5, Supplement): S1-S66.
perbedaan signifikan pada perkembangan
luka diabetik. Gitarja S.W. (2008). Perawatan Luka
Teknik perawatan luka secara modern Diabetes. Bogor: Wocare
mampu menurunkan respon nyeri Publishing.

Kopertis Wilayah X 94
Diah M, Rasyidah Hubungan Prinsip dan Journal Endurance 2(1) February 2017

Heri. (2010). Perbandingan Perawatan Rebolledo et al., (2011). The Pathogenesis


Luka Teknik Modern dan of the Diabetic Foot Ulcer:
Konvensiona terhadap Prevention and
Transforming Growth Factor Beta ManagementGlobal Perspective
1 dan Respon Nyeri pada Luka on Diabetic Foot Ulcerations: 156-
Diabetes Melitus.Thesis FIK: UI. 182.

Hess, C.T. (2002). Clinical Guide Wound Salia & Widarti. (2013). Efektivitas Metode
Care, 4thEd. Springhouse: Perawatan Luka Moisture Balance
Pensylvenia. terhadap Penyembuhan Luka pada
Pasien Ulkus Diabetikum di Klinik
Keast dan Orsted (2008).The Basic Perawatan Luka FIKES UMM.
Principles of Wound Healing, Sarjana Ilmu Keperawatan
(online), diakses tanggal 5 Januari STIKES AISYIYAH.
2015 dari http//www.pilonidal.org
Sartika & Dewi. (2008). Perbedaan
Luh. (2016).Studi Meta Analisis Perawatan Perkembangan Luka dan
Luka Kaki Diabetes dengan Efektivitas Pembiayaan
Modern Dressing.The Indonesian Perawatan Luka Diabetes
Journal of Health Science, Menggunakan Balutan
Vol.6.No.2. Konvensional Dibanding dengan
Balutan Modern RS Saiful Anwar
Mutiara. (2009). Peranan serat alam untuk Malang dan RS Ngundi Waluyo
bahan tekstil medis pembalut luka Blitar.Depok: Program Studi
(wound dressing), Jurnal area Magister Keperawatan
tekstil. (Vol. 24, no2), diakses Kekhususan Keperawatan
tanggal 13 Medikal Bedah Fakultas Ilmu
Januari2015,darihttp;//isjd.pdii.lipi Keperawatan Universitas
.go.id/admin/jurnal/242097993.pdf Indonesia.
.
Septiyanti, dkk., (2012) .Hubungan Tingkat
PERKENI.(2011). Konsensus PERKENI Pengetahuan dengan Sikap
2011 Manado Tentang Perawat tentang Perawatan Luka
Penanganan DM Tipe 2. Diabetes Menggunakan Teknik
(http//accademia.com/PERKENI2 Moist Wound Healing.
011/DM2/, diakses 10 April 2014.
Smeltzer& Bare. (2008) .Keperawatan
Potter & Perry. (2005). Buku ajar Medikal BedahVol 2.EGC. Jakarta
fundamental keperawatan: .
Konsep proses dan praktik. Tiara. dkk,. (2006).Efektivitas Perawatan
Jakarta: EGC. Luka Kaki Diabetik Menggunakan
Pusat Data dan Informasi Persatuan Rumah Balutan Modern di RSUP Sangla
Sakit Indonesia. (2011). Neuropati Denpasar dan Klinik Dahlia
Diabetik Menyerang Lebih Dari Care.PSIK: FK Universitas
50% Penderita. Udayana.
Diabeteshttp://www.pdpersi.co.id/
content/news.php?mid=5&catid=2 WHO. (2006) Definition And Diagnosis Of
3&nid=612 diperoleh pada tanggal Diabetes Mellitus And
04 Juli 2012. Intermediate Hyperglycemia.

Kopertis Wilayah X 95
Diah M, Rasyidah Hubungan Prinsip dan Journal Endurance 2(1) February 2017

Report of a WHo/IDf ConsultatIon:


the WHO Document Production
Services. Geneva: Switzerland.

Kopertis Wilayah X 96

You might also like