You are on page 1of 12

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA KARYAWAN PABRIK GULA TASIKMADU

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh :
REGA LAROSA
J500110008

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
3

Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Karyawan


Pabrik Gula Tasikmadu

Rega Larosa

Abstrak :Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok


dengan kejadian hipertensi pada karyawan pabrik gula Tasikmadu
Karanganyar.Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Untuk menguji kemaknaan hubungan antara dua
variabel tersebut digunakan uji korelasi lambda.43 responden yang mempunyai
kebiasaan merokok didapatkan 32orang yang hipertensi dan 11 orang yang tidak
hipertensi. Sedangkan 43 responden yang tidak merokok didapatkan 12 orang
yang hipertensi dan 31 orang tidak hipertensi. Setelah dilakukan uji analisis
statistik dengan uji korelasi Koefisien Kontingensi didapatkan nilai p = < 0,05
yang berarti terdapat korelasi yang bermakna dengan nilai r = (+) 0,452 yang
berarti seseorang yang merokok dapat meningkatkan faktor risiko dari hipertensi.
Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan
merokok dengan kejadian hipertensi pada karyawan Pabrik Gula Tasikmadu
Karanganyar

Kata Kunci: merokok , hipertensi


4

The Relations Between Smoking Habits with Hypertension Occurence in the


Employe of Tasikmadu Sugar Cane Factory

Rega Larosa

Abstract : To find out the relationship between smoking and the case of
hypertension found among the employe of Tasikmadu Karanganyar sugar cane
factory.This research used analitic observational method with cross sectional
approach. To find out that both variables have the same meaning.Out of 43
respondents that has the habit of smoking 32 are suffered with hypertension while
the other 11 respondents dont have hypertension. Meanwhile from 43
respondents who doesnt smoke, 12 were found suffers hypertension and the other
31 dont have hypertension. After statistical analysis test being conducted with
congtingensy coefficient corelation test the numer p = <0,05 obtained which
means that there is a correlation with the meaning of r= +0,452 which means that
someone who smoke could increase the risk of hypertension.There are meaningful
relation between the habbits of smoking with hypertension in the employes of
Tasikmadu Sugar Cane Factory

Keywords:smoking, hypertension

Pendahuluan
WHO (World Health Organization) berada di kawasan Eropa yaitu
pada tahun 2009 menyatakan bahwa sebesar 22 %. Jumlah perokok di
jumlah perokok laki-laki tertinggi dunia mencapai satu miliyar orang.
berada di wilayah Pasifik Barat yaitu Secara umum, terdapat peningkatan
sebesar 51 % dari laki-laki yang produksi rokok meski ada penurunan
berusia 15 tahun ke atas. Perokok pada negara yang punya pendapatan
perempuan dengan jumlah tertinggi tinggi. Lebih dari 80% perokok dunia
5

tinggal di negara dengan pendapatan yang rendah, pekerjaan informal


rendah sampai menengah. Rokok misal sebagai petani/ buruh/ nelayan
membunuh sekitar 5,4 juta jiwa tiap dan status ekonomi rendah
tahunnya dan satu orang tiap (Riskesdas, 2010).
detiknya (WHO, 2014). Merokok tembakau akan
Indonesia sendiri menempati posisi menimbulkan gangguan kesehatan,
ketiga untuk jumlah perokok paling tidak ada tiga hal yaitu,
terbanyak di dunia setelah China, dan timbulnya penyakit pada paru,
India dan menduduki peringkat timbulnya kanker, dan timbulnya
kelima konsumen rokok terbesar penyakit kardiovaskuler
setelah China, Amerika Serikat, (Rahmatullah, 2009). Merokok juga
Rusia dan Jepang. Prevalensi merupakan salah satu faktor risiko
perokok di Indonesia pada tahun yang memicu timbulnya hipertensi
2010 sebesar 34,7 %. Pada tahun (Yogiantoro, 2009).
2010 prevalensi perokok terbesar di Data dari The National Health and
Indonesia terdapat di Provinsi Nutrition Examination Survey
Kalimantan Tengah yaitu sebanyak (NHNES) menunjukkan bahwa dari
43,2 % dan terendah di Provinsi tahun 1999-2000, insiden hipertensi
Sulawesi Tenggara yaitu sebanyak pada orang dewasa adalah sekitar 29-
28,3 %. Provinsi Jawa Tengah 31%, yang berarti terdapat 5865
sendiri mempunyai prevalensi juta orang hipertensi di Amerika, dan
perokok sebesar 32,6 % (Riskesdas, terjadi peningkatan 15 juta dari tahun
2010). Kabupaten Karanganyar 1988-1991 (Yogiantoro, 2009).
mempunyai prevalensi perokok Prevalensi hipertensi di Indonesia
sebesar 29,3 % (Riskesdas, 2007). yang didapat melalui pengukuran
Laki-laki (65,9 %) mempunyai pada umur 18 tahun sebesar 25,8%,
prevalensi 16 kali lebih besar jumlah tertinggi di Bangka Belitung
perokoknya dibanding wanita (4,2 (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan
%). Jumlah perokok juga ditemukan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6
lebih banyak pada pedesaan, %), Jawa Barat (29,4%)dan di Jawa
penduduk dengan tingkat pendidikan Tengah sendiri (26,4 %). Prevalensi
6

hipertensi di Indonesia yang dengan hipertensi (Abtahi et al,


didapatkan dari kuisioner 2011). Pengaruh rokok sehingga
terdiagnosis pada buruh sebesar 7,8 dapat menyebabkan hipertensi
% (Depkes, 2013). Sedangkan di dipengaruhi oleh kandungan atau zat
Kabupaten Karanganyar sendiri yang terkandung di dalam rokok
prevalensi hipertensi sebesar 40,7% antara lain nikotin dan karbon
(Riskesdas, 2007). monoksida (Primatesta et al, 2001).
Beberapa penelitian sebelumnya Merokok menyebabkan aktivasi
menunjukkan tidak adanya hubungan simpatetik, stres oksidatif, dan efek
antara merokok dan hipertensi, vasopresor akut yang meningkatkan
dimana tidak didapatkannya marker inflamasi yang berhubungan
perbedaan yang signifikan antara dengan hipertensi. Mekanisme rokok
tekanan darah pada orang yang sehingga menimbulkan hipertensi
perokok dan yang tidak merokok. terutama dilihat dari konsumsi rokok
Terdapat pula beberapa teori yang dalam waktu yang lama (Ehsan,
menjelaskan hubungan merokok 2011).
Metode Tasikmadu. Pada penelitian
Penelitian ini menggunakan desain hubungan merokok dengan
penelitian observasi analitik cross- hipertensi digunakan uji lambda
sectional.Variabel yang berhak Hasil
diteliti hanya diberi kuisioner pada a. Distribusi Responden

satu kali saja, kemudian diperiksa Menurut Usia

tekanan darahnya. Melihat juga ada Tabel 4. Distribusi data

tidaknya hubungan antara variabel berdasarkan usia

satu dengan yang lainnya.Teknik Usia Merokok Tidak

sampling yang digunakan adalah merokok

purposive sampling.Besar sampel Jum Persen Jum Persen

yang dibutuhkan dalam penelitian ini lah tase lah tase

adalah sebanyak 86 orang. Dalam hal 21- 1 2,3% 5 11,6%

ini penulis menggunakan populasi 25

orang yang bekerja di Pabrik Gula 26- 10 23,2% 5 11,6%


7

30 Tabel 5 menunjukkan jumlah


31- 18 42% 15 34,8% responden yang digunakan dalam
35 penelitian. Dari penelitian dipakai 86
36- 14 32,5% 18 42% responden, dimana 43 responden
40 sebagai kasus sampel dan 43 sebagai
Jum 43 100% 43 100% kasus kontrol.
lah b. Distribusi Responden
Menurut Jenis Kelamin
Data dari tabel 4 menunjukkan
distribusi data kebiasaan merokok
berdasarkan usia. Dari data tersebut
jumlah responden yang merokok Tabel 6. Distribusi data
untuk usia 21-25 tahun sebanyak 1 berdasarkan jenis kelamin
orang (2,3%), 26-30 tahun 10 orang Jenis merokok Tidak
(23,2%), usia 31-35 tahun sebanyak kelamin merokok
18 orang (42%), dan untuk usia 36- Laki- 43 43 86
40 tahun sejumlah 14 orang (32,5%). laki
Sedangkan data dari responden yang wanita 0 0 0
tidak merokok pada usia 21-25 tahun
sebanyak 5 orang (11,6%), usia 26- Dari tabel 6 menunjukkan jumlah
30 tahun 5 orang (11,6%), 31-35 perokok terdiri dari laki-laki. Hal ini
tahun sebanyak 15 (34,8%), dan usia dikarenakan peneliti mengambil
36-40 tahun sebanyak 18 orang sampel untuk jenis kelamin laki-laki.
(42%). c. Distribusi Data Kebiasaan Merokok
Tabel 5. Distribusi Sampel dengan Kejadian Hipertensi
Berdasarkan Kebiasaan Merokok Tabel 7. Distribusi Data Kebiasaan
Merokok N Persentase Merokok dengan
Ya 43 50% KejadianHipertensi
Tidak 43 50% Merokok Hipertensi
Total 86 100% Ya Tidak
8

Ya 32 11 43 memenuhi kriteria inklusi dan


Tidak 12 31 43 eksklusi. Dari tabel 7 dapat dilihat
Total 44 42 86 sebaran kebiasaan merokok dengan
kejadian hipertensi dan pada
Berdasarkan data dari tabel 7 penelitian ini dilakukan uji lambda
didapatkan jumlah responden yang dimana dan terdapat korelasi yang
merokok dengan hipertensi sebanyak bermakna antara hubungan kebiasaan
32 orang dan responden yang tidak merokok dengan kejadian hipertensi
hipertensi sebanyak 11 orang. yaitu p = 0,002 (<0,05). Kejadian
Responden yang tidak merokok atau hipertensi sebagai variabel terikat
sebagai kelompok kontrol dengan mempunyai kekuatan korelasi yang
hipertensi sebanyak 12 orang dan sedang yaitu (+) 0,452.
yang tidak hipertensi sebanyak 31 Kesimpulan
orang. Korelasi yang didapatkan
Tabel 8. Hubungan kebiasaan mempunyai arah yang positif (+)
merokok dengan kejadian yang berarti searah, dimana semakin
hipertensi besar nilai suatu variabel maka nilai
Hasil uji lambda variabel lainnya semakin besar

hipertensi Berdasarkan hasil analisis data

dependent terdapat hubungan yang bermakna

p .002 kebiasaan merokok dengan kejadian

r .452 hipertensi pada karyawan Pabrik


Gula Tasikmadu Karanganyar

Selama penelitian diambil terkumpul


Daftar pustaka
sebanyak 86 responden yang
Abtahi, F., Kianpour, Z., Blood Pressure ang Pulse
Zibaeenezhad, M.J., Pressure among Teachers
Naghshzan, A., Heydari, Residing in Shiraz,
S.T., Beigi, M.A.B., et al, Southern Iran. Iranian
2011. Correlation Between Cardiovascular Research
Cigarette Smoking and Journal. 5(3):97-102
9

American Lung Association, Jakarta: PT. Asdi


2014.Whats in a Mahastya pp. 204-12
Cigarette. Centers of Disease Control and
http://www.lung.org/stop- Prevention, 2014. High
smoking/about- Blood Pressure.
smoking/facts- http://www.high-blood-
figures/what. Diakses: 7 pressure
November 2014 (hypertension)/information
Anna H., Benowitz N.L., Jacob P., _cdc.gov. htm. Diakses: 25
2002. Cardiovascular September 2014
Effect of Nasal and Cross, L.Brian., 2013. Hypertension:
Transdermal Nicotine and Comparison of New
Cigarette Smoking. Guidelines. JNC 8 Report,
National Institute of The Journal of American
Health. 39:1107-12 Medical Asscociation
Beevers G., Lip Y.H., OBrien E., Dahlan M.S., 2013. Besar Sampel
2001. ABC of dan Cara Pengambilan
Hypertension The Sampel : dalam Penelitian
Pathophysiology of Kedokteran dan
Hypertension. British Kesehatan. Edisi:3.
Medical Journal. 322:912- Jakarta: Salemba Medika.
16 74
Budiman, 2009. Masalah Kesehatan Devaranavadgi, B.B., Aski B.S.,
Akibat Alkohol dan Kashinat R.T., Hundekarl
Merokok. In: Sudoyo,A. I.A., 2012. Effect of
W., et al eds. Buku Ajar Cigarette Smoking on
Ilmu Penyakit Dalam 5th Blood Lipids.Global
ed. Jilid I. Jakarta: Interna Journal of Medical
Publishing, 83-8 Research. 12:6.
Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi Ehsan, A.A., 2011. Cigarette
Penyakit tidak Menular. Smoking and
10

Hypertension: Any Casual James, P. A., Suzanne, O.M.D.,


Relationship. Iraq Barry, L.C., William, C.C.,
Academic Scientific Cheryl, D.H., Joel, H., et
Journals. 24:1-6 al.,2013. 2014 Evidence-
Fawzani, N., Triratnawati A., 2005. Based Guideline for the
Terapi Berhenti Merokok Management of High
(Studi Kasus 3 Perokok Blood Pressure in Adults
Berat). MAKARA, Report From the Panel
Kesehatan. 9:15-22 Members Appointed to the
Gunawan, L. 2001. Hipertensi Eighth Joint National
Tekanan Darah Tinggi. At Committee (JNC 8).JAMA
Buku Kesehatan (Journal of American
Masyarakat. Yogyakarta: Medical Association).
Penerbit Kanisius Diakses: 20 November
(Anggota IKAPI),9-10. 2014
Hashemi, F., Seyedzadeh A., Louisa M., Sadikin D.Z., 2008. Quit
Soleimani a., 2012. Smoking
Relationship Between Program.Majalah
Blood Pressure and Kedokteran Indonesia.
Passive Smoking in Vol: 58. No. 4
Elementary School Nafrialdi, 2013. Antihipertensi. In:
Children. Irian Journal of Sulistia., et al eds.
Pediatrics. 22:351-56 Farmakologi dan Terapi
Ichiki, T., 2011. Collaboration 5th ed. Jakarta: Balai
Between Smoker and Penerbit FKUI, 341-60
Tobacco in Endothelial National Health Service, 2014. High
Dysfunction. Blood Pressure
Cardiovaskular Research (Hypertension)-
European Society of Symptoms.http://www.nhs.
Cardiology. 90:395-396. uk/conditions/blood-
pressure-
11

(high)/pages/symptoms Between Smoking and


/aspx. Diakses : 30 Blood Pressure. American
September 2014 Heart Asscociation. 37:
National Institute of Health, 2012. 187-193
How can High Blood Rahmatullah, P., 2009. Pneumonitis
Pressure be dan Penyakit Paru
Prevented.http://www.nhlb Lingkungan. In: Sudoyo,
i.nih.gov/health- A.W., et al eds. Buku Ajar
topics/topics/hbp/preventio Ilmu Penyakit Dalam 5th
n. Diakses: 5 November ed. Jilid III. Jakarta:
2014 Interna Publishing, 2279-
OCallaghan C, 2009. Sistem Ginjal. 96
Buku At A Glance 2nd ed. Riskesdas 2010. Masalah Merokok
Jakarta: Penerbit Erlangga, di Indonesia. http://tcsc-
78-81 indonesia.org/wp-
Okubo Y, Miyamoto., Suwazono, Y., content/uploads/2012/10/
Kobayashi, E., Nogawa, Masalah-Rokok-di-
K., 2002. An Association Indonesia.pdf
Between Smoking Habits Sherwood, L., 2011. Fisiologi
and Blood Pressure in Manusia dari Sel ke
Normotensive Japanese Sistem. Pumbuluh darah
Men. J Hum dan Tekanan Darah.
Hypertens.16:91-6 Jakarta: Penerbit Buku
Philip I., Aaronson., Jeremy, P.T., Kedokteran EGC, 403-8
2010. Sistem World Health Organization (WHO),
Kardiovaskular. Buku At 2013. A global Brief of
A Glance 3rd ed. Jakarta: Hypertension.
Penerbit Erlangga, 82-5 http://www.who.int/cardio
Primatista, P., Falaschetti, E., Gupta, vascular_diseases/publicati
S., Marmot, G.M., Poulter, ons/global_brief_hyperten
R.N., 2001. Association sion/en/
12

Yogiantoro, M., 2009. Hipertensi Ilmu Penyakit Dalam 5th


Esensial. In: Sudoyo, ed. Jilid II. Jakarta: Interna
A.W., et al eds. Buku Ajar Publishing, 1079-85

You might also like