You are on page 1of 4

1.

laksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan menetapkan manajemen kebidanan
yang mencakup (akuntabilitas) langkah awal dengan menjalin hubungan baik, ramah
serta komunikasi efektif (anti korupsi) dengan klien sehingga klien lebih terbuka dalam
menyampaikan masalah atau keluhan yang dialaminya serta menjaga kerahasiaan klien
mengenai masalah yang dialaminya (etika publik). b. Menegakan diagnosa dilakukan
setelah melakukan anamnesa yaitu data subyektif serta data obyektif yang diketahui dari
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan obstetri sesuai standar operasional prosedur(SOP)
yang meliputi pemeriksaan vital sign TD(tekanan darah), Suhu, Respirasi, Nadi), berat
badan dan menentukan tinggi fundus uteri dengan dilakukan pemeriksaan
leopod(palpasi), (auskultasi)mendengar denyut jantung janin(DJJ), sebelumnya alat-alat
telah disiapkan dan dilakukan secara sistematis sehingga lebih efektif dan efisien
(Komitmen mutu). Selanjutnya c. melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang
telah disusun dengan menjelaskan dengan jujur (Nasionalisme) tentang hasil
pemeriksaan dan KIE(Komunikasi informasi edukatif) sesuai masalah dan kebutuhan
klien serta pemberian terapi/pengobatan menjelaskan pada pasien sesuai prinsip 5
benar(benar obat, benar dosis, benar pasien,benar waktu, benar pemberian(Etika Publik)
dan mengevaluasi pemahaman klien hasil asuhan yang telah diberikan pada klien.
Membuat pencatatan dan pelaporan tindakan(Akuntabilitas).

2. Memberikan asuhan kebidanan dengan teknik berdasarkan teori hellen varney pada ibu
hamil berisiko tinggi tanpa mendiskriminasikan klien (akuntabilitas) serta pelayanan
keramah tamahan, sopan(etika publik) sehingga terjalin hubungan baik dan kerja sama
bersama klien(nasionalisme) dengan mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus faktor
risiko dengan mengkaji keluhan dan riwayat penyakit pasien. Penyiapan dan penyusunan
alat-alat vital sign dan obstetri secara sistematis(Komitmen mutu) membantu dalam
pemeriksaan fisik ataupun obstetri dengan tetap menjaga privasi(etika publik) klien agar
klien merasa aman dan nyaman disertai dengan komunikasi yang baik maka dari itu saya
mampu menentukan diagnosis, faktor resiko dan menyusun rencana asuhan sesuai
kebutuhan klien(anti korupsi) serta mampu melaksakan tindakan sesuai rencana dengan
menjelaskan keadaan tentang kesehatan pada ibu dan keluarga dan KIE sesuai kebutuhan
dan masalah klien dan pemberian terapi selanjutnya mengevaluasi pemahaman ibu
tentang penjelasan yang saya berikan dengan memberikan pertanyaan pada
klien(komitmen mutu) dan membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang
telah diberikan.
3. 3. Manfaat pemberian imunisasi TT(tetanus Toxoid) pada ibu hamil yaitu untuk
mencegah tetanus bagi ibu dan bayinya. Tetanus adalah penyakit yang mengancam jiwa
yang disebabkan oleh toksin dari bakteri yang disebut clostridium tetani. Sebelum
melakukan sebelumnya menjalin hubungan baik dan komunikatif (Anti korupsi) dengan
memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan(Akuntabilitas) setelah klien mengerti penjelasan dan prosedur yang akan kita
lakukan selanjutnya memberi posisi yang nyaman(Etika publik), memastikan
penyimpanan vaksin sudah pada tempat yang tepat sesuai suhu yang sudah ditentukan
yakni pada suhu 2-80C dan tanggal kadaluwarsa pemakaiannya(Nasionalisme)
selanjutnya dilakukan desinfektan dengan kapas alkohol pada daerah yang akan
disuntikkan, penyuntikan vaksin dilakukan pada otot paha atau lengan dengan dosis 0,5
ml disuntikkan secara inta muscular(IM)(Komitmen mutu). Merapikan

4. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat
lahirnya 2500gr sampai 4000 gr melakukan tinjauan kasus dengan mengkaji pasien
dengan menciptakan suasana yang baik(Etika publik) dengan memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud dan tujuan melakukan prosedur dan mencatat hasil pengkajian (anti
korupsi)selanjutnya mengkaji data obyektif diantaranya pemeriksaan umum, tanda-tanda
vital dan pemeriksaan fisik(Komitmen mutu) langkah selanjutnya menegakkan diagnosa
(Nasionalisme) dan mengintervensi asuhan BBL normal serta mengimplementasikan
asuhan BBL normal yang sudah disusun sesuai kebutuhan masalah klien dan melakukan
pencatatan pelaporan (Akuntabilitas). Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah
diberikan(anti korupsi).

5. Keluarga berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta


masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga , peningkatan kesejahtraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil, bahagia, sejahtera. Memberikan asuhan keluarga berencana pada klien sebelumnya
melakukan pendekatan dan menjalin hubungan yang baik(akuntabilitas) disertai
menjaga kerahasian pasien(Etika publik), memberi konseling dengan memberikan
pengetahuan tentang KB yang menjelaskan tentang metode kontrasepsi, keuntungan dan
kerugian, efek samping, efektivitas alat kontrasepsi (alkon) (Komitmen mutu)konseling
berlansung dengan komunikasi yang baik(anti korupsi), hingga membantu dalam
pengambilan keputusan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang tepat dan
sesuai(Nasionalisme).
6. Untuk mendorong peningkatan kesejahtraan keluarga dan mewujudkan keluarga kecil,
bahagia, sejahtera didorong melalui kegiatan penyuluhan KB di desa yang telah
ditentukan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang keluarga berencana
dengan kata lain KB adalah perencanaan jumlah keluarga, pembatasan bisa dilakukan
dengan Alkon. Dalam pelaksanaan program penyuluhan KB diharapkan berlaku disiplin
dalam pelaksanaan(Anti Korupsi) juga diharapkan mampu menjalin hubungan yang
baik(Akuntabilitas) dan bersikap berdasarkan norma-norma dan nilai sopan santun,
kerjasama,non diskriminasi dan saling menghargai (Etika Publik,nasionalisme). Dalam
penyajian materi saya mencari referensi terbaru/up to date (akuntabilitas dan komitmen
mutu) mengenai kegiatan penyuluhan keluarga berencana, Referensi yang digunakan
harus dicantumkan untuk menghindari plagiarism (komitmen mutu, akuntabilitas, anti
korupsi dan etika publik). dalam hal ini sarana prasarana yang menunjang membuat
masyarakat lebih mengerti tentang KB seperti alat peraga,leaflet,poster ,alat kontrasepsi,
Adapun materi yang akan disajikan mengenai tujuan, manfaat, kerugian, keuntungan,
efektivitas,efek samping.Mengevaluasi pemahaman masyarakat dalam penjelasan
keluarga berencana.
7. Merekap laporan bulanan dari puskesmas merupakan salah satu tugas dari pengelola
program KB di puskesmas Daieko. Dalam melaksanakannya, dengan cara berpikir kreatif
,tekhnik pemanfaatan Check list, dilakukan dengan teliti, bekerja sama dalam team
dengan rekan kerja di puskesmas Daieko (Komitmen Mutu, Nasionalisme, Etika
Publik). Perekapan laporan dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan konsisten,
sesuaikan data dengan check list yang ada sehingga tidak menggunakan waktu yang
lama dan datanya akurat (Akuntabilitas, Anti Korupsi). Perekapan laporan dirancang
berdasarkan pengumpulan data KB dari pelaporan tiap-tiap pustu yang tiap bulannya
direkap pada format KB yang nantinya akan di laporkan pada dinas kesehatan dan kantor
BKKBN yang berkaitan dengan KB(Akuntabilitas). Dalam pengisian format tempat,
tanggal, nama terang, tanda tangan serta cap puskesmas Daieko.
8. Keluarga berencana perlu standarisasi pelayanan kontrasepsi sesuai standar operasional
prosedur (SOP) maka diperlu adanya upaya meningkatkan kualitas pelayanan KB yang
memuaskan semua pihak baik provider dipuskesmas serta klien melalui kegiatan
komunikasi interpersonal (KIP)(komitmen mutu). Tujuan bimbingan ini dimaksudkan
bidan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan komunikasi
interpersonal/konseling(KIP/K) para provider dengan menggunakan ABPK, khususnya
berkaitan dengan pemilihan metode dsertai menajalin kerja sama dengan para
bidan(Nasionalisme). Materi diberikan dengan cara sopan dan komunikatif dengan
menggunakan bahasa yang dimengerti ( Etika Publik,Anti korupsi) adapun materi yang
diberikan gambaran umum KIP/konseling KB membantu klien dalam pengambilan
keputusan penggunaan ABPK selain materi tertulis juga ada praktek KIP/K KB dengan
klien dengan menggunakan ABPK. Mengevaluasi dan mereview proses KIP/konseling
KB dengan menggunakan ABPK. Sumber materi yang diberikan didapat dari materi
pelatihan BKKBN provinsi Nusa Tenggara Timur(NTT) tahun 2015, teknik yang
digunakan dalam bimbingan yaitu teknik pengajaran dengan refrensi beserta
ABPK(Komitmen Mutu), bimbingan terlaksana dengan baik(Akuntabilitas) dan
diharapkan mampu melakukan KIP/K KB dengan menggunakan kepada calon dan
akseptor KB atau pasangan dengan benar serta peserta dapat memahami aspek medis dan
berbagai kelemahan atau kekurangan alat/obat kontrasepsi dan peserta meningkatkan
kualitas pelayanan KB.

You might also like