You are on page 1of 7

3.

1 Hasil Pengamatan

VEKTOR TIKUS
No Gambar Keterangan
1
Berdasarkan hasil wawancara dengan
warga RT 02 dikatakan bahwa tikus
biasanya berasal dari tempat
pembuangan sampah yang berada di
lingkungan RT 02. Gambar
disamping adalah sumber vektor
tikus.
Gambar Vektor Tikus no 1
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tanggal Pengamilan : 7 April 2017

2 Selain itu biasanya tikus berkeliaran


di lingkungan sekitar pemukiman
warga. Seperti di depan rumah, di
jalan, dan di tempat sampah yang
berada di depan rumah seperti gambar
di samping. Jumlah vektor yang
ditemukan biasanya sekitar 1-2 tikus.
Dan biasanya berkeliaran pada sore
Gambar Vektor Tikus No 2
hari menjelang malam.
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Tanggal Pengamilan : 7 April 2017
BAB IV

ANALISI DAN PEMBAHASAN

4.1. Vektor Penyakit Tikus


Adapun berdasarkan hasil survey pada Kecamatan Ciseke RW 02 dan RW 03 bahwa jenis-jenis
tikus yang terdapat ialah.

1. Tikus Rumah (Rattus tanezumi)

Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ujung ekor 220-370 mm, ekor
101-180 mm, kaki belakang 20-39 mm, ukuran telinga 13- 23 mm, sedangkan rumus mamae
2+3=10. Warna rambut badan atas coklat tua dan rambut badan bawah (perut) coklat tua
kelabu.. Jika dilihat dari jarak kedekatan hubungan antara aktifitas tikus dengan manusia,
tikus rumah merupakan jenis domestik, yaitu aktifitas dilakukan di dalam rumah manusia
atau disebut juga tikus komensal (comensal rodent) atau synanthropic.
Umur tikus rumah rata-rata satu tahun dan mencapai dewasa siap kawin pada
umur 2-3 bulan baik pada tikus jantan maupun betina. Masa bunting selama 21-23 hari
dan seek or tikus betina dapat melahirkan 6-12 (rata-rata 8) ekor anak tikus. Setelah 24-48
jam melahirkan, tikus betina siap kawin lagi atau disebut post partum oestrus.Tikus rurnah
merupakan binatang arboreal dan pemanjat ulung . Kemampuan memanjat tembok kasar
dan turun dengan kepala dibawab sangat lihai, dan hila jatuh dari ketinggian 5,5 meter tidak
akan menirnbulkan luka yang berarti bagi tikus.
Makanan yang dibutuhkan seekor tikus dalam sehari sebanyak 10- 15% dari berat
badannya. Perilaku makan tikus dengan memegang makanan dengan kedua kaki depan, dan
kebiasaan mencicipi makanan untuk menunggu reaksi makanan tersebut dalam perutnya.
Hal ini perlu diperhatikan apabila kita memberantas tikus dengan racun. Tikus mempunyai
kebiasaan mencari makan dua kali sehari yaitu pada 1-2 jam setelah matahari tenggelam
dan pada l-2 jam sebelum fajar.
2. Tikus Got (Rattus norvegicus)

Tikus got ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 300-400 mm, panjang
ekornya 170-230 mm, kaki belakang 42-47 mm, telinga 18-22 mm dan mempunyai rumus
mamae 3+3=12. Warna rambut bagian atas coklat kelabu, rambut bagian perut kelabu.
Tikus ini banyak dijumpai diseluruh air/roil/got di daerah kota dan pasar.

Tikus merupakan vektor mekanik yang dapat menyebabkan penyakit pes dari bakteri
Yersinia pestis yang dapat menular melalui gigitan tikus, Salmonellosis dari bakteri
salmonella melalui kontaminasi kotoran tikus yang terkontaminasi dengan makanan,
demam gigitan tikus dari bakteri Spirillum, demam berdarah dari Hantavirus melalui
kotoran, urine, cairan tubuh ataupun terkontaminasi langsung. Leptospirosis merupakan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri lepstopira. Manusia dapat terkena penyakit ini
melalui luka terbuka dan terkena air yang terkontaminasi dengan kotoran ataupun kencing
tikus. Penularan ini dapat pula melalui makanan atau minuman yang tercemar, yaitu
diantaranya :
1) Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk ke dalam tubuh
manusia melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata
dan hidung (misalnya saat mencuci muka).
2) Melalui makanan atau minuman atau peralatan makan yang
terkontaminasi setitik urine tikus, kemudian dimakan dan diminum
manusia.
3) Makanan minuman di gudang, di warung-warung rumah sakit, dan
dapur berpeluang dikencingi tikus.
Penyakit ini ditandai demam menggigil, pegal linu, nyeri kepala, nyeri
tenggorokan, batuk kering, mual, muntah, sampai diare. Bila semakin parah, gejala yang
disebut di atas tidak mereda, justru muncul nyeri luar biasa pada sejumlah bagian
badan, sehingga membuat penderita tidak sanggup duduk atau berdiri. Adapun sebagai
engineer dalam Rekayasa Infrastruktur Lingkungan dalam pencegahan tikus ini hal yang
dapat dilakukan ialah sebagai berikut.
1. Melakukan penutupan saluran terbuka, lubang-lubang di dinding, plafon,
pintu, dan jendela.
2. Melakukan pengelolaan sampah yang memnuhi syarat kesehatan.
4.1.1 Upaya dalam mengelola saluran drainase
Adapun pada Kecamatan Ciseke merupakan Drainase mole biasa disebut dengan lubang
tikus berupa saluran bulat yang konstruksinya tanpa dilindungi sama sekali, pembuatannya tanpa
harus menggali tanah, cukup dengan menarik (dengan traktor) bantukan baja bulat yang disebut
mol yang dipasang pada alat seperti bajak dilapisan tanah subsoil pada kedalaman dangkal. Pada
bagian belakang alat mole biasanya disertakan alat expander yang gunanya untuk memperbesar
dan memperkuat bentuk lubang
Saluran air di rumah kerap menjadi tempat tinggal tikus atau menjadi sumber bau tak
sedap. Instalasi air kotor adalah bagian yang paling penting dan butuh perhatian khusus, karena
pemasangan ini cukup sensitif seperti takut terjadi kebocoran atau saluran menjadi mampet.
Selain itu, pipa juga merupakan perangkat kamar mandi yang keberadaannya sangat dibutuhkan
oleh setiap rumah.
Langkah pengerjaan:
1) Tentukan lokasi katup. Biasanya katup ini ditempatkan pada instalasi utama air kotor.
Untuk kemudahan pemasangan dan perawatan, tempatkan katup pada ujung instalasi
utama air kotor yang berhubungan langsung dengan got.
2) Potong pipa instalasi air kotor. Pilih pipa yang tertanam secara horizontal.
3) Ambil dua shock drat dan bungkus drat-nya dengan pita perekat pipa. Pasang setiap
shock drat ke drat katup. Untuk mengencangkannya, putar shock drat searah jarum jam.
4) Oleskan lem ke ujung pipa instalasi air kotor dan ujung dalam shock drat. Setelah itu,
masukkan pipa ke dalam shock drat.
5) Lakukan proses yang sama terhadap ujung pipa lainnya. Tunggu hingga lem kering
sebelum mengalirkan air kotor melewati katup itu.

4.1.2 Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah


Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan,
atau pembuangan dari material sampah. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair ,
gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan
biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area
komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi material yang
memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material yang tidak
membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung
banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan
area.
Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah, dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa
metode atau cara sebagai berikut :
a) Melakukan Metode Pembuangan dan Penimbunan
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang
sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan
di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan
penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan
sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak
dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin
berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah.
Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat
berbahaya.Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode
pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya
dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik
hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang
dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari
tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas
untuk membangkitkan listrik.
b) Melakukan Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai Daul-ulang. Ada beberapa cara daur ulang yaitu pengampilan bahan
sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk
membangkitkan listrik. Metode baru dari Daur-Ulang yaitu :
i) Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan
dan menggunakan kembali sampah yang telah dibuang contohnya kaleng minum
alumunium, kaleng baja makanan / minuman, botol bekas, kertas karton, koran, majalah
dan kardus . Pengumpulan biasanya dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari
awal (kotak sampah / kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah
tercampur. Jenis sampah plastik lain yang dapat digunakan seperti (PVC, LDPE, PP, dan
PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau
mobil lebih susah, karena bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis
bahannya.
ii) Pengolahan kembali secara biologis
Material sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan / kertas, bisa diolah
dengan menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan istilah
pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas
yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik. Metode ini menggunakan sistem dasar
pendegradasian bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi pupuk dengan
memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme bisa dioptimalisasi
pertumbuhannya dengan pengkondisian sampah dalam keadaan basah (nitrogen), suhu
dan kelembaban udara (tidak terlalu basah dan atau kering), dan aerasi yang baik
(kandungan oksigen).
Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan pupuk organik yang
ekologis dan tidak merusak lingkungan. Serta sangat memungknkan melibatkan langsung
masyarakat sebagai pengelola) dengan pola manajemen sentralisasi desentralisasi (se-
Desentralisasi) atau metode Inti (Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di
masyarakat). Hal ini pula akan berdampak pasti terhadap penanggulangan pengangguran.
Metode ini yang perlu mendapat perhatian serius/penuh oleh pemerintah daerah
(kab/kota)
c) Melakukan Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah bentuk,
atau dikenal juga dengan Penguangan sampah metode pencegahan termasuk penggunaan
kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa
diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan
barang sekali pakai, mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi
yang sama.

You might also like