Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
Kelompok : IV
Kelas : 3A
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah:
1. Menentukan konsentrasi awal kandungan organik (COD) dalam lumpur aktif dan
konsentarsi kandungan organik (COD) setelah percobaan berlangsung selama
seminggu.
2. Menentukan kandungan Mixed Liquor Volatile Suspended Solid (MLVSS) yang
mewakili kandungan mikroorganisme dalam lumpur aktif.
3. Menentukan konsentrasi nutrisi bagi mikroorganisme pendegradasi air limbah
dalam lumpur aktif.
4. Menghitung efisiensi pengolahan dengan cara menentukan persen (%) kandungan
bahan organik (COD) yang didekomposisi selama seminggu oleh mikroorganisme
dalam lumpur aktif terhadap kandungan bahan organik mula-mula.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroba
5CO2 +
2H2O +
NH3 +
Energi
5O2
Model pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif konvensional ditampilkan
seperti gambar di bawah ini :
Berbagai faktor yang perlu diperhatikan dalam aplikasi lumpur aktif dalam
pengolahan limbah diantaranya:
1. Kualitas air limbah yang akan dioleh meliputi : derajat keasaman (pH),
temperatur, konsentrasi bahan organic yang dinyatakan dalam besaran chemical
oxygen demand (COD) dan biological oxygen demand (BOD), dan konsentrasi logam
berat.
2. Laju alir air limbah, laju alir air limbah berpengaruh terhadap waktu tinggal
(waktu proses) didalam tangki aerasi, semakin besar laju alir, waktu tinggal semakin
kecil dan ini akan berdampak pada hasil pengolahan air limbah.
3. Konsentrasi mikroorganisme didalam tangki aerasi, konsentrasi
mikroorganisme berpengaruh terhadap hasil pengolahan air limbah, jika konsentrasi
mikroorganisme terlalu kecil maka hasil pengolahan tidak maksimal, dan jika terlalu
besar mikroorganisme bekerja tidak maksimal dan hasil pengolahan juga tidak
maksimal. Pada umum dipergunakan perbandingan antara jumlah makanan (F)
sebagai nutrient terhadap jumlah mikroorganisme yaitu (F/M) ratio yang besarnya
berkisar 0,8 1,0. Artinya jika COD air limbah sebesar 5000 mg/L, maka konsentrasi
mikroorganisme dalam tangki aerasi kurang lebih 5000 mg/L.
4. Injeksi udara, besarnya udara yang diinjeksikan berpengaruh terhadap
kelarutan oksigen dalam tangki aerasi, kelarutan oksigen berpengaruh terhadap hasil
pengolahan air limbah. Jika oksigen terlarut sangat kecil, maka hasil pengolahan tidak
maksimal. Kelarutan oksigen dalam air limbah diharapkan maksimal sehingga hasil
pengolahan air limbah maksimal. Berdasarkan data kelarutan oksigen yang baik
sekitar 2 mg/L.
5. Distribusi Udara, Injeksi udara kedalam air limbah dimaksudkan untuk
membantu kebutuhan oksigen mikroorganisme dan proses oksidasi. Distribusi udara
yang tidak merata dapat mempengaruhi hasil pengolahan air limbah, diharapkan udara
terdistribusi secara merata agar hasil pengolahan air limbah maksimal. Kekurangan
oksigen berdampak pada kehidupan mikroorganisme, warna mikroorganime menjadi
pucat dan sulit untuk mengendap dan dapat mengganggu proses pengendapan pada
clarifier.
6. Laju alir (recycle) mikroorganisme, besarnya laju alir recycle mikroorganimse
berpengaruh terhadap waktu tinggal dan konsentrasi mikroorganisme pada tangki
aerasi. Laju alir recycle harus dilakukan pengendalian agar konsentrasi
mikroorganisme pada tangki aerasi tidak berlebih maupun berkurang dan waktu
tinggal terpenuhi sehingga hasil pengolahan air limbah maksimal.
7. Nutrisi mikroorganisme, nutrisi yang diberikan bagi mikroorganisme
pendegradasi limbah dalam lumpur aktif konvensional diberikan dnegan
perbandingan BOD : N : P = 100 : 50 : 1. Rasio food to microorganism F/M untuk
sistem lumpur aktif konvenisonal berkisar antara 0,2 0,5 kg BOD / hari / kg
MLVSS. Jika ratio F/M terlalu besar, maka akan terdapat dominasi pertumbuhan
bakteri filamen yang menyebabkan lumpur aktif sulit mengendap. Jika F/M terlalu
kecil maka akan terbentuk busa. Maka nilai F/M yang ideal merupakan kunci
parameter yang menjadi kunci keberhasilan sistem lumpur aktif.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Pengamatan
1. Kondisi lingkungan
Suhu : 27oC
pH : 6,61
Dissolved Oxygen (DO) : 8,41 mg/L
2. Penimbangan
Berat (gram)
Penimbangan I Penimbangan II
Cawan pijar kosong 33,7691 33,7693
Kertas saring 0,8694 0,8692
Cawan pijar + kertas saring + endapan
34,6731 34,673
setelah pemanasan di dalam oven
10 0,25
= 12,044
= 0,2076 N
3. Penentuan kadar organik (COD)
Pengenceran sampel = 20 kali
Volume FAS blanko (A) = 1,328 mL
Volume FAS sampel 1 (B) = 1,102 mL
Volume FAS sampel 2 (B) = 1,254 mL
() 1000
COD (mg O2/L) =
2 4
Massa KH2PO4/L =
136
= 5 = 21,935 mg/L
31
500
= = 15,625 mmol
32
2
mmol Glukosa = .2
15,625
= = 2,6041 mmol/L
6