You are on page 1of 8

VIRUS NIPAH 1.

SINONIM
Virus Nipah ditemukan pertama kali ketika terjadi wabah penyakit di
Kampung Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998. Virus ini bersama
Dosen Pembimbing: virus Hendra merupakan bentuk virus baru yaitu Henipavirus dalam family
Dr. drh. Trioso Purnawarman, MSi Paramyxoviridae (Anno 1999). Infeksi virus Nipah ini di Malaysia dikenal
juga dengan sebutan Porcine Respiratory and Ensefalitis Syndrome
(PRES) dan nama umumnya adalah "Barking Sindrom Babi" (BSB).
Disusun oleh: Nipah (nee-pa) merupakan penyakit virus yang dapat menular pada
hewan dan manusia. Wabah virus Nipah telah dilaporkan di Asia
Kelompok 5 Tenggara (Malaysia, Singapura, India, dan Bangladesh). OIE and
Australian Health Authorities merekomendasikan bahwa virus Nipah
Azrul Zulmy B04070185 merupakan zoonosis yang sangat serius dengan kasus kematian 40-70%.
Adhi Mediesyah Ahmad B04080030
Nurhayati Suwartiani B04080038 2. PENYEBAB
Khansaa Mirajziana B04080072 2.1 Agen
Raja Yufiandri B04080113 Agen virus Nipah adalah dari family Paramyxoviridae. Klasifikasi
Moh. Miftahurrohman B04080139 virus tersebut menurut Bossart et al (2002) ialah:
S. Norsyamimi Jubidin B04088006 Grup : Grup V ((-) ssRNA)
Ordo : Mononegavirales
Famili : Paramyxoviridae
Genus : Henipavirus
Type spesies : Hendravirus
Spesies : Nipah virus

2.2 Karakteristik Virus


2.2.1 Morfologi Virus Nipah
Spiral yang simetris
Memiliki selubung yang jelas (amplop)
Ukuran diameter 150-200 nm
Panjang 10.000-10.040 nm
Berbentuk bulat dan berfilamen
Bentuknya bervariasi
Ukuran diameter inti kapsid 13-18 nm
2.2.2 Komposisi Genetik
Virus RNA
Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner Umumya bersifat negatif
Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Panjang nukleotida 15.200-15.900
Fakultas Kedokteran Hewan Beruntai tunggal
Institut Pertanian Bogor
2012 2.2.3 Struktur Nirus Nipah
Replikasi virus Nipah sering terjadi pada epitel pernapasan induk
semang. Replikasi virus ini mirip dengan virus lain yang terdapat dalam
kelompok Paramyxoviridae dan secara keseluruhan sangat mirip dengan
virus influenza. Replikasi kelompok virus ini terjadi di sitoplasma. Virus
melekat pada permukaan sel inang, amplop ke membran plasma, dan inti
kapsid dilepaskan ke dalam sel. RNA negatif ditranskripsikan menjadi RNA
pembawa dan RNA positif yang digunakan untuk membuat RNA
negatif. Setelah terjadi pertemuan antara kedua virus RNA tersebut
kemudian virus mulai bertunas dari membran sel. Virus ini memiliki
kemampuan seperti sel-sel yang dapat berfusi dan menciptakan sel-sel
berinti besar yang disebut syncytia. Virus dapat shedding dan berpindah ke
tubuh inang lainnya melalui feses, urin, air liur dan batuk.

Gambar 1 Struktur virus Nipah (Marahimi 2011)

Gambar 3 Siklus replikasi virus Nipah famili Paramyxoviridae


(Moss dan Griffin 2006)

2.4 Vektor Biologis


Virus Nipah telah terbukti dapat menyebabkan penyakit klinis pada
babi dan manusia serta terjadi perubahan serologi di beberapa hewan
seperti tikus, kucing, anjing, kuda, dan hewan ternak lainnya. Virus Nipah
juga sangat umum di berbagai spesies kelelawar yang menjadi inang
Gambar 2 Virus nipah dibawah mikroskop elektron (Wikipedia.com)
difinitif dari virus ini (Reynes et al, 2005). Penularan virus ini baik dari
2.3 Siklus Hidup
hewan ke hewan maupun dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui
kontak langsung pada hewan yang terinfeksi (biasanya babi) sehingga
pada proses transmisi tidak melalui vektor biologis. 3.3 Sumber Agen Penyebab
3.3.1 Infeksi
2.5 Daya Hidup Agen di luar Host Virus Nipah dapat menyebar akibat ulah manusia, yaitu pada saat
Wijaya (2006) mengindikasi dalam penelitian beberapa dekade yang terjadinya kebakaran hutan akibat penebangan liar. Peristiwa ini
lalu bahwa virus Nipah berada pada kelelawar buah dalam bentuk inaktif. menyebabkan habitat alami kelelawar buah atau satwa liar lainnya
Perusakan habitat, perubahan iklim serta perkembangan dan perluasan tergaggu dan sumber makanan menjadi berkurang sehingga mereka
industri pertanian mengakibatkan virus menjadi aktif dan menginfeksi bermigrasi ke tempat lain untuk dapat bertahan hidup (Chua 2003).
spesies lain. Virus ini dapat bertahan dalam kotoran yang dikeluarkan oleh Babi dapat terinfeksi akibat kontak atau makanan dari objek atau
kelelawar dan gelembung air sehingga penularan secara inhalasi sangat material yang terkontaminasi virus Nipah. Virus dapat menyebar diantara
efektif. Virus ini akan tumbuh baik pada pH yang optimal yaitu pH 7-8. babi melalui kontak langsung ataupun udara pada saat babi yang terinfeksi
Virus ini tidak tahan asam dan akan mati pada pemanasan dengan suhu tersebut batuk. Spesies lainpun dapat terinfeksi apabila adanya kontak
56 C selama 1 jam. Berdasarkan morfologinya, virus ini memiliki amplop langsung dengan babi yang terinfeksi atau objek yang terkontaminasi
sehingga tidak tahan terhadap pelarut lemak seperti eter, formalin dan (CFSPH 2008).
deterjen.

3. SUMBER INFEKSI DAN CARA PENULARAN


3.1 Induk Semang Definitif
Inang alami virus Nipah adalah sejenis kelelawar buah dari genus
Pteropus. Hewan ini mendistribusikan virus ke wilayah timur, barat, dan
tenggara wilayah Australia, Indonesia, Malaysia, Filipina dan sebagian
wilayah Pulau Pasifik. Kelelawar diketahui rentan terinfeksi penyakit ini
namun tidak menunjukan gejala klinis. Virus Nipah ditemukan pada banyak
spesies kelelawar buah, diantaranya adalah Pteropus hyomelanus,
Pteropus vampyrus, Pteropus giganticus, Pteropus lylei, Cynopterus
brchyotis, Eonycteris spelaea, Hipposideros larvatus dan Scotophilus
insectivorous kuhlii. Kelelawar buah dari genus Pteropus seperti Pteropus
vampyrus dan Pteropus hypomelanus di Malaysia dan Pteropus lylei yang
ditemukan di bagian Indochina merupakan induk semang alami virus Nipah
(Chua 2010).

3.2 Induk Semang Antara


Induk semang antara virus Nipah adalah babi. Babi adalah hewan
yang diketahui secara umum memiliki kemiripan genetik dengan manusia,
maka dari itu sering sekali virus yang menyerang manusia dengan
beradaptasi terlebih dahulu di tubuh babi, termasuk virus Nipah. Babi yang Gambar 4 Inang virus nipah (Chua 2003)
terinfeksi virus Nipah dapat menunjukkan gejala asimptomatis dan juga 3.3.2 Penularan dari Hewan ke Hewan
simptomatis. Gejala yang simptomatis sering membuat kekhawatiran para Babi adalah induk semang antara yang berpotensi tinggi
peternak. Penularan virus Nipah dari kelelawar buah ke babi dapat terjadi menyebarkan penyakit. Babi yang terkena virus Nipah mempunyai
karena adanya tumpang tindih antara habitat kelelawar dan peternakan beberapa karakter, ada yang tidak menunjukkan gejala klinis dan ada yang
babi di semenanjung Malaysia. menunjukkan gejala klinis. Virus Nipah disebarkan oleh kelelawar yang
sering bermigrasi. Virus dapat ditemukan didalam urin, feses, dan sisa
buah yang telah dimakan oleh kelelawar tersebut. (CFSPH 2008).
Data surveillance menunjukkan bahwa virus Nipah menyebar
dengan cepat diantara babi dalam satu peternakan dan penularannya
melalui kontak dengan sekreta seperti urin, air liur, semen ekskreta dari
hewan yang terinfeksi dan hewan yang menjadi pembawa vrus (carrier).
Hewan lain yang dapat terinfeksi adalah kuda dengan gejala penyakit
ensefalitis, anjing dengan gejala mirip distemper, demam, gangguan
pernafasan, dan keluarnya cairan dari hidung dan mata. Kucing juga bisa
terkena infeksi virus Nipah dengan gejala demam, depresi, dan gangguan
pernafasan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penyakit ini dapat
ditransmisikan kepada hamster.

3.3.3 Penularan dari Hewan ke Manusia


Virus Nipah tidak hanya menyerang babi tetapi juga dapat
menyerang manusia. Kontak langsung dengan babi yang terinfeksi
merupakan cara penularan utama. Kasus pertama ditemukan dalam
wabah besar di Malaysia pada tahun 1999 (Goh et al. 2000). Manusia
yang diidentifikasi terinfeksi sebanyak 90% adalah peternak babi atau
pernah kontak dengan babi. Infeksi pada manusia dapat bervariasi dari
tidak ada gejala hingga meninggal. Selama periode epidemik tahun 1998-
1999 di Malaysia, 40-50% dari kasus di manusia mengakibatkan kematian
(CFSPH 2008).
Beberapa wabah yang lebih kecil pada manusia terjadi setiap tahun
di Bangladesh dan India Selatan sejak tahun 2001. Tingkat fatalitas lebih Gambar 5 Inang virus nipah (Chua 2003)
dari 200 kasus adalah sekitar 70%. Menurut Luby et al. (2006), kurma
mentah yang terkontaminasi oleh air liur, air seni atau feses kelelawar
dianggap sebagai cara penting dalam penularan virus Nipah ke manusia. 3.3.4 Penularan dari Manusia ke Manusia
Kemunculan kelelawar yang berhubungan dengan infeksi virus ke Pada awal wabah di Malaysia dan Singapura, sebagian besar infeksi
manusia diakibatkan hilangnya habitat alami kelelawar. Habitat kelelawar pada manusia berasal dari kontak langsung dengan babi yang sakit atau
hancur akibat aktivitas manusia sehingga hewan tersebut stres, lapar, bagian jaringan yang terkontaminasi. Penularan dari manusia ke manusia
sistem kekebalan tubuh semakin lemah, dan jumlah virus dalam urin dan ditemukan di Bangladesh pada tahun 2004 (Gurley et al. 2007). Sumber
air liur kelelawar bertambah. infeksi yang paling mungkin terjadi pada saat wabah di Bangladesh dan
Pada saat terjadi wabah virus Nipah di Bangladesh virus dapat India adalah melalui konsumsi buah-buahan atau produk buah (misalnya
ditularkan secara langsung dan tidak langsung dari kelelawar yang jus kurma mentah) yang terkontaminasi dengan urin atau air liur dari
terinfeksi ke manusia (Gurley et al. 2007). kelelawar buah yang terinfeksi (CFSPH 2008).
Setelah kejadian wabah di Bangladesh dan India, virus Nipah
menyebar secara langsung dari manusia ke manusia melalui kontak
langsung dengan orang terinfeksi melalui sekresi dan ekskresi. Kasus
manusia ke manusia juga telah dilaporkan terjadi pada penjaga dan
pekerja rumah sakit di India pada tahun 2001. Petugas kesehatan
dan pengunjung rumah sakit menjadi terinfeksi setelah kontak langsung Babi muda Batuk
dengan pasien rawat inap yang terinfeksi virus Nipah (Cadha et al. 2006) Pernafasan melalui mulut
Bentuk tubuh tidak normal
4. GEJALA KLINIS PADA HEWAN Konvulsi
4.1 Gejala Penyakit di Induk Semang Definitif Penyapihan dan Gejalanya umum dan ringan
Kalelawar buah dari genus Pteropus seperti Pteropus vampyrus dan Pertumbuhan Demam
Pteropus hypomelanus di Malaysia merupakan pembawa virus Nipah Penurunan nafsu makan
tetapi tidak menunjukkan gejala klinis. Sesak nafas
Batuk
4.2 Gejala Penyakit di Induk Semang Antara Dewasa Gangguan syaraf
Gejala klinis yang terlihat sangat bervariasi pada kelompok usia Kejang
babi. Babi menunjukkan kematian mendadak akibat gangguan pernapasan Gelisah
yang parah. Babi tua menunjukkan tingkat kematian yang lebih tinggi. Kandungan berisi gas
Hewan rentan lain yang dapat terkena virus ini adalah hewan domestik Keguguran saat awal
seperti kuda, kambing, domba, kucing, dan anjing. Secara alami, infeksi Kematian saat lahir
Nipah pada hewan lain selain babi, tidak menimbulkan gejala yang sama Kematian mendadak
seperti pada babi (Sendow dan Adjid 2005). Demam
Anjing yang terinfeksi virus Nipah menunjukkan gejala hampir sama Penurunan nafsu makan
dengan gejala klinis yang disebabkan oleh infeksi distemper, yaitu Sesak nafas
konjungtivitis, mata berair, ingusan, kadang-kadang disertai sesak napas, Pneumoni
sedangkan pada kucing dapat menimbulkan gangguan pernafasan Batuk
(Wahed et al. 2011) dan kuda menunjukkan gejala ensefalitis (CFSPH Sekresi hidung, berwarna kuning-hijau dan sedikit
2008). kemerahan
Menurut Nor (1999), gejala klinis pada babi sangat bervariasi pada Nekropsi Konsolidasi paru, khususnya bagian diafragma
setiap tingkatan usianya, diantaranya adalah: Paru-paru penuh dengan eksudat dan busa yang
Tingkatan Usia Gejala yang khas disertai kemerahan
Semua usia Gejala klinis berubah sesuai dengan tingkat Ginjal mengalami kongesti dan pendarahan
pertumbuhannya : Organ dalam terlihat normal
Gelisah
Kejang 5. GEJALA KLINIS PADA MANUSIA
Fasikulasi otot Menurut APHIS Issues (1999), gejala klinis dari infeksi virus Nipah
Kekejangan otot pada manusia adalah demam, sakit kepala, cepat lelah, batuk, sakit pada
Kelemahan tulang belakang tulang punggung, muntah-muntah, lemah, radang tenggorokan (susah
Kematian 1-2 hari setelah menyerang saluran menelan), dan penglihatan berkurang. Gejala infeksi virus Nipah pada
pernafasan manusia ini mirip dengan flu seperti demam dan nyeri otot. Virus Nipah
Semua babi tidak menunjukkan gejala yang khas dalam beberapa kasus juga dapat menyebabkan radang otak yang
Virus menyerang sistem pernafasan dan ditandai dengan demam, gangguan syaraf, dan sulit bernafas.
peredaran darah Manusia yang terinfeksi penyakit ini mempunyai sifat infeksi yang
Babi yang masih Tidak terdapat laporan terjadinya penyakit ini pada asimptomatik (gejala tidak terlihat) sampai yang berat yaitu ensefalitis.
menyusu babi yang masih menyusu Infeksi virus Nipah menyebabkan demam tinggi selama 3-14 hari, sakit
kepala yang sulit diobati dengan obat-obatan golongan analgesik, diare, yang memadai untuk mendiagnosa virus atau cara mengendalikannya.
gangguan pernafasan, batuk, dan flu. Gejala ensefalitis yang paling utama Bangladesh, India dan Thailand telah mengembangkan kapasitas
yaitu depresi, pusing, inkoordinasi, konvulsi, epilepsi dan koma. Infeksi laboratorium untuk tujuan diagnostik dan penelitian.
virus Nipah umumnya menyerang orang dewasa yang pernah kontak Uji ELISA dapat digunakan dan diterapkan di laboratorium yang
dengan babi yang terinfeksi. Hal ini berkaitan erat dengan jenis pekerjaan sederhana karena menggunakan virus yang telah dimatikan sebagai
yaitu sebagai pekerja di peternakan babi atau rumah potong hewan (RPH). antigen. Uji ELISA ini merupakan uji pilihan yang paling tepat dalam
Masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) terjadi melakukan pengujian terhadap infeksi virus Nipah. Balai Besar Penelitian
antara 4-45 hari. Penyakit yang disebabkan oleh virus Nipah dapat Veteriner (B Balivet) telah menerapkan uji ELISA terhadap serum babi dari
diketahui setelah penderita mengalami demam dan sakit kepala terus beberapa daerah di Indonesia. Konfirmasi terhadap infeksi virus Nipah
menerus. Gejala ini akan berkembang menjadi koma dalam 24-48 jam. harus dilakukan dengan uji SN yang saat ini hanya dapat dilakukan di
Kebanyakan orang yang bertahan hidup dari ensefalitis akut dapat pulih laboratorium Australian Animal Health Laboratory (AAHL), Australia.
kembali, namun sekitar 20% masih mengalami konsekuensi tanda Deteksi antigen dengan menggunakan uji immuno-histokimia dari
neurologis seperti kejang persisten dan perubahan kepribadian. Sejumlah sampel organ yang terinfeksi merupakan uji yang sangat memungkinkan
kecil orang yang sembuh akan kambuh kembali dan dapat dapat diterapkan di Indonesia. Deteksi antigen dapat pula dilakukan
mengalami ensefalitis kronis. Neurologis yang tidak berfungsi persisten dengan menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau teknik
dapat terjadi lebih dari 15% dalam jangka waktu yang lama. Tingkat antibodi fluorescence (IFAT), namun pemeriksaan ini membutuhkan
fatalitas kasus pada manusia diperkirakan mencapai 9-75%, tergantung pengamanan yang khusus dan dilakukan di laboratorium dengan fasilitas
pada kemampuan virus menginfeksi. BSL 3 (Sendow dan Adjid 2005).
Pemeriksaan virus Nipah dapat dilakukan juga dengan kultur sel.
6. DIAGNOSTIK AGEN PENYEBAB Spesimen darah 10 ml, darah utuh dalam tabung EDTA 10 ml, fiksasi
Virus Nipah merupakan virus yang sangat berbahaya bagi spesimen paru-paru segar, otak, organ-organ dan jaringan utama.
kesehatan manusia, maka diagnosa infeksi virus Nipah memerlukan
penanganan khusus. Diagnosa penyakit dapat dilakukan berdasarkan 7. TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
epidemiologi penyakit, pengamatan gejala klinis yang ditimbulkan, Pencegahan merupakan sebagian dari komponen pengendalian.
pemeriksaan laboratorium yang mencakup deteksi antibodi yang spesifik, Sejak ditemukannya virus Nipah di Malaysia dan Singapura kebijakan-
isolasi virus penyebab, deteksi virus antigen dari sampel yang dicurigai, kebijakan mulai dikembangkan untuk membantu membasmi penyakit
dan pemeriksaan patologi anatomi. tersebut. Salah satunya adalah membasmi penyebaran virus Nipah
Berbagai tes untuk virus atau antibodi virus Nipah antara lain serum dengan memilih babi yang berkualitas, memberikan vaksin pada ternak,
neutralization (SN), polymerase chain reaction (PCR), enzyme-linked mencari informasi lebih lanjut tentang pembawa utama virus, epidemiologi,
immunosorbent assay (ELISA) dan teknik antibody fluorescence. Virus dan patogenesis virus. Pencegahan lainnya adalah dengan tidak
mudah tumbuh didalam kultur jaringan. Virus Nipah merupakan zoonosis melakukan kontak langsung terhadap cairan tubuh dan jaringan hewan
patogen biosecurity level 4 (BSL 4) dan harus sangat hati-hati dalam yang terinfeksi. Pencegahan terbaik pada hewan adalah berusaha
penanganan hewan yang terinfeksi, dalam mengumpulkan dan menguji menghindari babi yang diduga telah kontak dengan kelelawar buah dan
sampel (Daniel et al. 2001). mencegah hewan lain mendekati babi yang terinfeksi virus tersebut.
Uji SN merupakan uji yang paling sensitif dan spesifik untuk virus Pencegahan pada manusia yang terbaik adalah berusaha
Nipah, sehingga uji tersebut dijadikan gold standard pengujian virus Nipah. menghindari kontak langsung dengan hewan yang dapat ditularkan oleh
Uji SN tersebut tidak tepat digunakan untuk melakukan surveillance karena virus Nipah seperti memakan daging hewan yang tertular dan tidak
pada uji SN digunakan virus hidup yang penangannnya mutlak dilakukan di memakan buah yang mungkin terkontaminasi oleh air liur atau urin
laboratorium yang memiliki tingkat keamanan sangat tinggi dengan fasilitas kelelawar buah penyebab virus Nipah tersebut (CFSPH 2008). Pekerja
Biosecurity Level (BSL) 4 sehingga biayanya menjadi sangat mahal. kesehatan yang menangani pasien terinfeksi virus Nipah juga diharapkan
Sebagian besar negara di Wilayah Asia Tenggara tidak memiliki fasilitas
lebih waspada dengan selalu menggunakan standar keamanan ketika untuk 140 orang yang terinfeksi oleh virus ini dan asiklovir diberikan
menangani pasien dan diberi vaksin sebagai antisipasinya. kepada semua pasien selama wabah di Singapura (Bellini et al. 2002.).
Pengawasan berulang (surveillance) adalah cara penting deteksi
dini untuk penyakit yang disebabkan oleh virus Nipah. Cara ini telah KESIMPULAN
diimplementasikan di Malaysia, Thailand, dan Bangladesh. Menurut Iehl Virus Nipah telah menyebar di wilayah Asia tetapi belum sampai
et al. (2007), antibodi untuk henipavirus dapat ditemukan pada kelelawar masuk ke Indonesia. Faktor-faktor penyebab kemunculan penyakit
buah di Madagaskar (Pteropus rufus, Eidolon dupreanum) dan menurut zoonosa adalah perubahan ekologi, perubahan demografi dan perilaku
Hayman et al. (2008), antibodi untuk henipavirus dapat ditemukan pada manusia, perjalanan dan perdagangan antar negara, teknologi, industri
kelelawar buah di Ghana (Eidolon helvum). Hal ini menandakan suatu dan globalisasi, adaptasi mikroba, serta kegagalan pencapaian kesehatan
distribusi geografi yang luas tetapi tidak ditemukan adanya infeksi pada masyarakat. Penyakit yang diakibatkan oleh virus ini sangat berbahaya,
manusia atau spesies lain di Kamboja, Thailand atau Afrika. Kesadaran terbukti dari tingginya case fatality rate (CFR) yang mencapai 50%. Tiap
pada infeksi virus ini harus ditingkatkan pada lokasi endemik yang negara termasuk Indonesia harus melakukan tidakan pencegahan untuk
disebabkan oleh kelelawar buah. Pengawasan pada hewan seperti kuda mengendalikan penyebaran penyakit menular dan zoonosis, yaitu
dan babi juga penting untuk deteksi dini infeksi virus Nipah. pengawasan berulang (surveillance), pendeteksian (detection) dan reaksi
Tidak ada vaksin yang spesifik untuk mencegah infeksi virus Nipah (response).
namun vaksin aktif virus Nipah dan transfer pasif dari antibodi virus ini
telah menunjukkan hasil yang baik pada penelitian dengan menggunakan DAFTAR PUSTAKA
hamster. Walpita et al. (2011) dalam penelitiannya, mendeskripsikan Anno. 1999. Outbreak of Hendra-like virus Malaysia and Singapore, 1998-
vaksin potensial dari virus Nipah (NiV) yang menyerupai partikel virus (NiV 99. Morb. Mort. Weekly Rep., 48 (13), 265-269.
VLPs) dan tersusun oleh tiga protein virus Nipah yaitu protein G, F dan M. [APHIS]. Animal and Plant Health Inspection Service.1999. Nipah virus,
Ekspresi yang dihasilkan dari protein ini mengoptimalkan kondisi dalam Malaysia. Emerging Disease Notice
jumlah yang dapat dihitung dari VLPs dengan banyak vaksin yang Australian Wildlife Health Network. 2010. EXOTIC - Nipah Virus FACT
diinginkan termasuk beberapa VLPs dari paramyxovirus yang tidak SHEET. Australia
terdeskripsikan. Vaksin yang dibuat dengan formulasi sub-unit vaksin Bellini WJ, Rota PA, and Parashar UD. 2002. Zoonotic paramyxoviruses.
rekombinan yang dapat melindungi agen letal virus Nipah berubah pada Richman, DD, Whitley, RJ, and Hayden, FG (eds.). Clinical virology
kucing (McEachern et al. 2008). Vaksin virus Nipah F dan G dari vektor 2nd ed. Washington, DC, USA: ASM Press
ALVAC Canarypox dapat menjadi vaksin untuk babi dan berpotensi untuk Bossart KN, Wang LF, Flora MN, Chua KB, Lam SK, Eaton BT, Broder
manusia. Strategi utama adalah untuk mencegah virus Nipah pada CC. 2002. Membrane fusion tropism and heterotypic functional
manusia (Weingartl et al. 2006). activities of the Nipah virus and Hendra virus envelope
Virus Nipah mudah diinaktifasikan oleh berbagai disinfektan, glycoproteins. J Virol 76(22):11186-9
deterjen, sabun dan natrium hipoklorit (pemutih). Pembersihan fisik secara [CFSPH]. Center for Food Security and Public Health. 2008 Nipah.
rutin dengan penggunaan disinfektan komersial atau pemutih akan [terhubung berkala] http://www.cfsph.iastate.edu/iseaseInfo/
mengendalikan virus di dalam lingkungan namun belum ada obat yang default.htm. [11 Maret 2012]
terbukti efektif dalam mengobati infeksi Chadha MS, Comer JA, Lowe L, Rota PA, Rollin PE, Bellini WJ, Ksiazek
Pengobatan awal dapat dilakukan dengan menggunakan obat TG, Mishra AC. 2006. Nipah virus-associated encephalitis outbreak,
antiviral yaitu ribavarin yang dapat mengurangi demam dan gejala lainnya Siliguri, India. Emerg Infect Dis12:235-40
(Chong et al. 2001). Keefektifan pengobatan ini belum dipastikan dalam Chong HT, Kamarulzaman A, Tan CT, Goh KJ, Thayaparan T, Kunjapan
meningkatkan kelangsungan hidup penderita. Pengobatan ini difokuskan SR, Chew NK, Chua KB, Lam SK. 2001. Treatment of acute Nipah
pada demam dan gejala syaraf pada penderita. Bagi pasien yang terinfeksi encephalitis with ribavirin. Ann Neurol. 49:810-3.
virus cukup parah disarankan untuk dirawat di rumah sakit dan bila perlu Chua KB. 2003 .Nipah virus outbreak in Malaysia. J Clin Vir. 26(3): 265-
menggunakan ventilator. Ribavarin diberikan secara oral atau intravena 275
Chua KB. 2010. Epidemiology, surveillance and control of Nipah virus Bangladesh Soc Physiol 6(2): 134 139. [terhubung berkala].
infections in Malaysia. Malaysian J Pathol 2010; 32(2) : 69 73 http://www.cfsph.iastate.edu [29 Maret 2012].
Daniels P, Ksiazek T, Eaton BT. 2001. Laboratory diagnosis of Nipah virus Walpita P, Barr J, Sherman Ml, Basler CF, Wang L. 2011. Virus-Like
and Hendra infections. Microbes Infect., 3. 2001:289-295. Particle-Based Nipah Virus Vaccine. Plos One
Goh KJ, Tan CT, Chew NK, Tan PSK, Kamarulzaman A, Sarji SA, Wong Weingartl et al. 2006. Recombinant Nipah virus vaccines protect pigs
KT, Abdullah BJJ, Chua KB, Lam SK. 2000. Clinical features of against challenge. Journal of Virology 80, : 7929-38.
Nipah virus encephalitis among pig farmers in Malaysia. N. Engl. J. Wijaya, AM. 2006. Mengenal penyakit dan wabah virus nipah (NiV).
Med. ;342, 12291235. [terhubung berkala] http//:infodokterku.com [9 Maret 2012]
Gurley E, Montgomery JM, Hossain MJ, Bell M, Azad AK, Islam MR.
2007.Person-toperson transmission of Nipah virus in a Bangladeshi
community. Emerg Infect Dis. ;13:1031-7.
Hayman DTS, Suu-Ire R, Breed AC, McEachern JA, Linfa Wang L, Wood
JLN, Cunningham AA. 2008. Evidence of henipavirus infection in
West African fruit bats. PLoS ONE 3 (7): 2739
Iehl C, Razafitrimo G, Razainirina J, Goodman SM, Faure C, Georges-
Courbot MC, Rousset D, Reynes JM, NicoleAndriaholinirina. 2007.
Henipavirus and Tioman virus antibodiesin pteropodid bats,
Madagascar. Emerging Infec. Dis 13 (1): 15961.
Luby SP , Rahman M, Hossain MJ, Blum LS, Husain MM, Gurley E, Khan
R, Ahmed BN, Rahman S, Nahar N, Kenah E, Comer JA, Ksiazek
TG. 2006. Foodborne transmission of Nipah virus, Bangladesh.
Emerg Infect Dis 12:1888-1894
Marahimi. 2011. Nipah Virus: A deadly encephalitis. [terhubung
berkala] http://www.dr.marahimi.com/2011/11/05/nipah-virus/ [19
Maret 2012]
McEachern JA, Bingham J, Crameri G, Green DJ, Hancock TJ, Middleton
D. A recombinant subunit vaccine formulation protects against lethal
Nipah virus challenge in cats. Vaccine. Volume 26, Issue 31, 23 July
2008:3842-3852.
Moss WJ, Griffin DE. 2006. Global measles elimination. Nat Rev
Microbiol. 4(12):900-8.
Nor MNM. 1999. Emergency report on Nipah to the OIE. Disease
Information 28: 12(20)
Reynes JM, Counor D, Ong S, Faure C, Seng V, Molia S, Walston J,
Georges-Courbot MC, Deubel V, Sarthou JL. 2005. Nipah virus in
Lyles flying foxes. Cambodia.Emerg Infect Dis 11:1042
Sendow I, Adjid RMA. 2005. Penyakit Nipah Dan Situasinya Di Indonesia.
Wartazoa Vol. 15 No. 2.
Wahed F, Kader SA, Nessa A, Mahamud MM. 2011. Nipah Virus: An
Emergent Deadly Paramyxovirus Infection In Bangladesh. J

You might also like