Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nama penyakit ini diambil dari Harvey Cushing seorang ahli bedah yang
pertama kali mengidentifikasi penyakit ini pada tahun 1912. Penyakit ini
disebabkan ketika kelenjar adrenal pada tubuh tarlalu banyak memproduksi
hormon kortisol, komplikasi yang menyebabkan kecacatan pada penderita,
yang akan mengakibatkan keterbatasan aktivitas, citra diri yang kurang bahkan
kematian. Maraknya penyakit ini semakin menambah tantangan bagi tenaga
kesehatan dan semakin meresahkan masyarakat. Masyarakat merupakan
sasaran utama bagi tim kesehatan, keresahan masyarakat adalah keresahan tim
kesehatan. Berdasarkan penelitian dan survey terhadap rumah sakit di
Indonesia tentang penyakit Cushings Sindrom pada tahun 2000-2001, hasil
menyebutkan bahwa kejadian Cushings Sindrom terjadi pada 200 orang
dewasa berusia antara 20-30 tahun. Pada kelompok usia 20-30 tahun, risiko
terkena Cushings Sindrom mencapai 10% (1).
Dalam penelitian secara global didapat hasil sedikitnya 1 dari tiap 5
orang populasi dunia berkemungkinan terkena kelainan ini tanpa membedakan
jenis kelamin. Namun sumber lain mengatakan rasio kejadian antara wanita
dan pria untuk cushing syndrom adalah sekitar 5:1 berhubungan dengan tumor
adrenal atau pituitary (1).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui dan dapat memberikan asuhan keperawatan pada
penderita Cushing Syndrom.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada penderita Cushing Syndrom.
b. Mampu Merumuskan diagnosa keperawatan pada penderita Cushing
Syndrom Mampu membuat rencana keperawatan pada pasien gangguan
Cushing Syndrom
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Cushing syndrom adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek
metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang
menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena
pemberian dosis farmakologik senyawa-senyawa glukokortikoid(1).
Cushing syndrom adalah gambaran klinis yang timbul akibat peningkatan
glukokortikoid plasma jangka panjang dalam dosisi farmakologik (latrogen).
Cushing merupakan akibat rumatan dari kadar kortisol darah yang tinggi secara
abnormal karena hiperfungsi korteks adrenal (1).
B. Etiologi
Cushing syndrom dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut (1):
1. Sekresi kortisol atau kortikosteron yang berlebihan, kelebihan stimulasi
ACTH mengakibatkan hiperplasia korteks anal ginjal berupa adenoma
maupun carsinoma yang tidak tergantung ACTH juga mengakibatkan
cushing syndrom. Demikian juga hiperaktivitas hipofisis, atau tumor lain
yang mengeluarkan ACTH. Syindrom cuhsing yang disebabkan tumor
hipofisis disebut penyakit cusing.
2. Pemberian glukortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik (latrogen)
atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan pada gangguan aksis hipotalamus-
hipofise-adrenal (spontan) pada sindrom cusing spontan, hiperfungsi korteks
adrenal terjadi akibat ransangan belebihan oleh ACTH atau sebab patologi
adrenal yang mengakibatkan produksi kortisol abnormal.
3. Meningginya kadar ACTH ( tidak selalu karena adenoma sel basofil
hipofisis).
4. Meningginya kadar ATCH karena adanya tumor di luar hipofisis, misalnya
tumor paru, pankreas yang mengeluarkan ACTH like substance.
5. Neoplasma adrenal yaitu adenoma dan karsinoma.
3
C. Patofisiologi
Cushing syndrom dapat disebatkan oleh beberapa mekanisme, yang
mencakup tumor kelenjar hipofisis yang menghasilkan ACTH dan
menstimulasi korteks adrenal untuk meningkatkan sekresi hormonnya
meskipun hormon tersebut telah diproduksi dengan jumlah yang adekuat.
Hiperplasia primer kelenjar adrenal dalam keadaan tanpa adanya tumor
hipofisis jarang terjadi. Pemberian kortikosteroid atau ACTH dapat pula
menimbulkan Cushing syndrom. Penyebab lain Cushing syndrom yang jarang
dijumpai adalah produksi ektopik ACTH oleh malignitas; karsinoma
bronkogenik merupakan tipe malignitas yang paling sering ditemukan. Tanpa
tergantung dari penyebabnya, mekanisme umpan balik normal untuk
mengendalikan fungsi korteks adrenal menjadi tidak efektif atau pola sekresi
diurnal kortisol yang normal akan menghilang. Tanda dan gejala Cushing
syndrom terutama terjadi sebagai akibat dari sekresi glukokortikoid dan
adrogen (hormon seks) yang berlebihan, meskipun sekresi mineralokortikoid
juga dapat terpengaruh (6).
(Tumor kelenjar hopofisis dan pemberian obat ACTH)
Peningkatan ACTH
Kelenjar Adrenalin Hiperplasia andrenal
Menstimulasi korteks adrenal
Peningkatan hormon kortisol
Menghambat CRF
Tidak efektifnya korteks adrenal
ACTH dan kortisol hilang
Sidrom cushing
4
D. Manifestasi Klinis
1. Gejala hipersekresi kortisol (hiperkortisisme) yaitu (4):
a. Obesitas yang sentrifetal dan moon face.
b. Kulit tipis sehingga muka tampak merah, timbul strie dan ekimosis.
c. Otot-otot mengecil karena efek katabolisme protein.
d. Osteoporosis yang dapat menimbulkan fraktur kompresi dan kifosis.
e. Aterosklerosis yang menimbulkan hipertensi.
f. Diabetes melitus.
g. Alkalosis, hipokalemia dan hipokloremia
2. Gejala hipersekresi ketosteroid
a. Hirsutisme ( wanita menyerupai laki-laki ).
b. Suara dalam.
c. Timbul akne.
d. Amenore atau impotensi.
e. Pembesaran klitoris.
f. Otot-otot bertambah (maskuli nisasi)
3. Gejala hipersekresi aldosteron.
a. Hipertensi.
b. Hipokalemia.
c. Hipernatremia.
d. Diabetes insipidus nefrogenik.
e. Edema (jarang)
f. Volume plasma bertambah Bila gejala ini yang menyolok, terutama
gejala pertama, disebut penyakit Conn atau hiperaldoster onisme primer.
E. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi akibat cushing syndrom adalah (6):
1. Penyakit arteri koroner, terjadi karena hipertensi berat.
2. Infeksi berat, terjadi jika pasien mengalami diabetes melitus dan
mengalamiluka, sehingga memungkingkan terjadinya infeksi berat.
3. Penyakit serebro vaskuler (cerebro vascular desease / CVD).
5
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada cushing syndrome (5):
1. Uji supresi deksametason.
Mungkin diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis peyebab
cushing syndrom tersebut, apakah hipopisis atau adrenal.
2. Pengambilan sampel darah.
Untuk menentukan adanya varyasi diurnal yang normal pada kadar kortisol,
plasma.
3. Pengumpulan urine 24 jam.
Untuk memerikasa kadar 17 hiroksikotikorsteroid serta 17 ketostoroid
yang merupakan metabolik kortisol dan androgen dalam urine.
4. Stimulasi CRF (Corticotrophin-Releasing Faktor)
Untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat tempat tropi.
5. Pemeriksaan radioimmunoassay ACTH Plasma
Untuk mengenali penyebab cushing syndrom
6. Pemindai CT, USG atau MRI.
Untuk menentukan lokasi jaringan adrenal dan mendeteksi tumor pada
kelenjar adrenal.
G. Penatalaksanaan
Pengobatan cushing syndrom tergantung ACTH tidak seragam,
bergantung apakah sumber ACTH adalah hipofisis / ektopik (2):
1. Jika dijumpai tumor hipofisis. Sebaiknya diusahakan reseksi tumor
tranfenoida.
2. Jika terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat ditemukan
maka sebagai gantinya dapat dilakukan radiasi kobait pada kelenjar
hipofisis.
3. Kelebihan kortisol juga dapat ditanggulangi dengan adrenolektomi total dan
diikuti pemberian kortisol dosis fisiologik.
4. Bila kelebihan kortisol disebabkan oleh neoplasma disusul kemoterapi pada
penderita dengan karsinoma/ terapi pembedahan
6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, tempat/tgl lahir, umur, pendidikan, agama,
alamat, tanggal masuk RS.
2. Keluhan Utama
Adanya memar pada kulit, pasien. Mengeluh lemah, terjadi kenaikan berat
badan.
3. Riwayat penyakit sekarang
Perkusi : Pekak
c. Sistem Pencernaan
Abdoment :
P : Suara redup
d. Sistem Eliminasi
e. Sistem Persyarafan
7. Data subjektif
a. Perubahan pada body proportion, berat badan, distribusi bulu-bulu tubuh,
rambut kepala rontok atau menipis, pigmentasi kulit, memar, luka sulit
sembuh.
b. Nyeri tulang-tulang terutama nyeri punggung.
9
B. Diagnosa keperawatan
1. PRE OP
Rencana Keperawatan
Diagnosa
NO Tujuan dan Kriteria
Keparawatan Intervensi
Hasil
1 Kerusakan NOC : NIC :
integritaskulit Setelah dilakukan Beri penjelasan pada pasien
b/d kulit tipis tindakan keperawatan penyebab terjadinya kulit
selama .......... integritas tipis
kulit klien terjaga dan Kaji/catat ukuran, warna
terhindar dari lesi, dengan kulit dan jaringan kulit
criteria hasil : Pantau masukan cairan
Mencapai dan setiap hari
mempertahankan
10
2. POST OP
Rencana Keperawatan
Diagnosa
NO Tujuan dan Kriteria
Keparawatan Intervensi
Hasil
1 Resiko NOC : NIC :
aspirasi b/d Setelah dilakukan Ajarkan batuk efektif pada
meningkatnya tindakan keperawatan klien
secret selama .......... Beri minum air hangat,
Membebaskan jalan nafas tanpa gula/sedikit gula
dari secret, dengan Kaji nyeri /
kriteria hasil ketidaknyamanan dan obati
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini dibuat berdasarkan konsep dasar dan kasus yang dipelajari
untuk memahami cushing Syndrome baik dalam aspek penatalaksaan medis
maupun keperawatan.
Cushing syndrom adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek
metabolik gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang
menetap. Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena
pemberian dosis farmakologik senyawa-senyawa glukokortikoid.
B. Saran
Setelah mempelajari materi tentang diharapkanCushing syndrom sebagai
seorang calon perawat profesional, mahasiswa mampu mendefinisikan Cushing
syndrom beserta dengan etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, menjelaskan
bagaimana pencegahan dan penatalaksanaan medis maupun keperawatan serta
melakukan asuhan keperawatan untuk membantu dalam penanganan respon
dari pasien dalam menghadapi penyakit dalam keperawatan klinik.