Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fungsional antara teori dan praktik serta materi dan metodologi penyampaiannya.
Praktik Industri sebagai mata kuliah wajib memiliki bobot 4 sks/16 JS. Praktik
perusahaan atau industri secara terbimbing dan terpadu dalam keahlian sesuai
dengan 10 minggu (400 s.d 500 jam kerja). Praktik Industri dilakukan baik secara
1
individu maupun berkelompok yang dibimbing oleh satu orang Dosen
Pembimbing dari Jurusan dan satu orang Pembimbing Lapangan dari pihak
masalah-masalah pada dunia industri atau dunia kerja untuk dijadikan sebagai
Instalasi tenaga listrik terdiri dari suatu sistem yang terintegrasi yang
Keandalan dari sistem tenaga listrik khususnya sistem transmisi akan sangat
gangguan berasal dari kondisi internal transmisi maupun yang berasal dari
dengan metode yang tepat, dievaluasi kondisinya secara akurat dan selanjutnya
bila diperlukan tindak lanjut bisa dilaksanakan dengan cepat dan tepat. Dengan
demikian diharapkan kondisi transmisi akan selalu dalam kondisi yang andal
2
Konduktor merupakan bagian yang sangat penting. Klem menghubungkan
peralatan satu dengan yang lain yang melewati konduktor sebagai transisi arus dan
tegangan. Apabila suhu di klem sangat panas, maka akan merusak peralatan dan
mendapat kerugian yang sangat banyak yang berdampak buruk bagi semua.
lingkungan kerja.
diperoleh dari tempat praktik industri di Gardu Induk PIER antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
sedang dilakukan.
3
b. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat
diri.
Industri;
kerja;
4
D. Metodologi Penyusunan Laporan
1. Metode Wawancara
jalannya proses perbaikan dan hal hal yang harus dilakukan selama
2. Observasi
Induk PIER.
3. Metode Literatur
4. Study Pustaka
5
bertempat di Gardu Induk PIER, Jalan Rembang Industri V No 5, Pasuruan
Jawa Timur.
praktek atau melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang yang relevan dengan
program studi, sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan pada industri
F. Sistematika Penyusunan
Penyusunan Laporan.
6
BAB II
KEGIATAN UMUM
A. Identitas Perusahaan
Bali) merupakan salah satu unit PT PLN (Persero) yang ditetapkan sesuai dengan
PLN (persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali dan Perubahan
Facsimile : 021-7542477
Website : http//konduktor.pln-jawa-bali.co.id
merupakan salah satu unit pelaksana di PT PLN (Persero) P3B Jawa Bali yang
7
Kode Pos : 67213
e-mail : plnp3b@pln-jawa-bali.co.id
Gardu Induk disebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan
gabungan dari transformer dan rangkaian switchgear yang tergabung dalam satu
(transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran
listrik. Dengan kata lain, Gardu Induk merupakan sub-sub sistem dari sistem
tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk
8
B. Struktur Organisasi
9
pengusahaan dan keamanan. Tugas petugas JARGI pada keadaan normal sebagai
berikut:
Kondisi gangguan adalah suatu kondisi berubahnya status dan atau fungsi
peralatan karena pengaruh alam dan atau peralatan itu sendiri yang
mengakibatkan kondisi menjadi tidak semestinya. Tugas dari petugas JARGI pada
10
1.3 Kondisi Emergency
Kondisi darurat / emergency adalah kejadian musibah berupa pendudukan
jiwa manusia dan kerusakan peralatan instalasi listrik aset PLN. Tugas dari
Menejer APP.
diri.
kerusakan,
11
menurun, dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi
Pembebasan Tegangan
Dispatcher Region .
12
- Memasang taging di panel kontrol bersama
Pengawas Manuver.
Pelaksana Pemeliharaan
Pemberian Tegangan
13
1.5 Kondisi Anomali
Adalah kondisi dimana peralatan gardu induk tidak dapat dioperasikan
secara normal. Tugas petugas JARGI pada saat kondisi anomali sebagai berikut:
operasi sistem.
C. Manajemen Produksi
Single line diagram gardu induk adalah bagan kutub tunggal yang
memudahkan mengetahui kondisi dan fungsi dari setiap bagian peralatan instalasi
yang terpasang, untuk operasi maupun pemeliharaan (lampiran 1). Single line Gardu
Induk PIER mempunyai 2 busbar. Busbar atau rel adalah titik pertemuan /
14
hubungan trafo-trafo tenaga, SUTT, SKTT dan peralatan listrik lainnya untuk
disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan
memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu menutup, mengalirkan
(dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam spesifik kondisi
1. Pengerak mekanis
4. Support
15
6. Marshaling KiosK
AEG S1-170F3
Breaking capasity 40 kA
SIEMENS 3AQ1 EE
Breaking capasity 40 kA
SIEMENS 3AQ1 EE
Breaking capasity 40 kA
16
Setting tek. alarm 5.5 Bar
AEG S1-170F1
SIEMENS 3AQ1 EG
Breaking capasity 40 kA
Breaking Capasity : 25 kA
I nominal : 2500 A
17
b. Pengoperasian PMT 150 kV
ketentuan sbb :
Tekan tombol Closing warna Hijau (3) untuk pemasukkan PMT dan
Lokal.
18
c. Pengamatan PMT
atau penutup suatu rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu
membuka atau menutup saat terjadi arus gangguan ( hubung singkat ) pada
listrik yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik tanpa arus beban
pembukaan atau penutupan PMS ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi tanpa
beban.
Merk : SIEMENS
Type : 3DP 2283 4TA
I nominal : 2000 A
19
I thermal : 40 KA
1. Menutup PMS :
2. Membuka PMS :
20
a. Pemisah Peralatan, berfungsi untuk memisahkan peralatan listrik dari
peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka
lainnya. Hal ini perlu untuk keamanan bagi orang-orang yang bekerja pada
peralatan instalasi.
yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk peralatan
Data Teknik :
Merk :ARTECHE
Type : DFG - 170
Secondary Voltage : 110 / 3
21
Ratio : 1000 / 5 A
BIL : 170 KV
5. Trafo Daya
sebaliknya, yang di gambarkan pada Gambar 2.10 merupakan bentuk dari trafo
Data teknik :
1. Merk : XIAN
2. Kapasitas : 50 MVA
6. Lightning Arrester
peralatan lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan
arrester
22
harus mampu bertindak sebagai insulator, mengalirkan beberapa miliampere arus
bocor ke tanah pada tegangan sistem dan berubah menjadi konduktor yang sangat
baik, mengalirkan ribuan ampere arus surja ke tanah, memiliki tegangan yang
lebih rendah daripada tegangan withstand dari peralatan ketika terjadi tegangan
lebih, dan menghilangan arus susulan mengalir dari sistem melalui arrester
(power follow current) setelah surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan.
Data Teknik :
Merk : SIEMENS
Type : 3EP2 150 2PZ
Standart : IEC
Classification : 2
Rated Voltage : 150 KV
melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik disisi primer
23
(TET, TT dan TM) yang berskala besar dengan melakukan transformasi dari
besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang kecil secara akurat dan teliti
untuk keperluan pengukuran dan proteksi, sepertti pada gambar 2.9 merupakan
bentuk dari trafo arus (Current Transformer ) Gardu Induk Pier. Dimana setiap
Data teknik :
Merk : ARTECHE
Type : CTG 170
Ratio : 200 400 800 / 5 A
Standart : IEC 185
yang memeliki kapasitor. Trafo tegangan ini terdiri dari rangkaian seri 2 (dua)
kapasitor atau lebih yang berfungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan
tinggi ke tegangan rendah pada primer, selanjutnya tegangan pada satu kapasitor
24
ditransformasikan mengunakan trafo tegangan yang lebih rendah agar diperoleh
beban dan sekaligus sebagai pengaman dari instalasi yang terpasang pada suatu
gardu induk . Beban dari masing-masing lokasi berbeda-beda baik jarak, jenis
10. Battery
peralatan kontrol, relay pengaman, motor penggerak PMT , PMS dan sebagainya.
adalah suatu alat yang menghasilkan sumber tenaga listrik arus searah dari hasil
25
proses kimia. Battery ini harus selalu terjaga kapasitasnya (harus selalu penuh) ,
maka battery setiap saat secara terus menerus harus terhubung dengan rectifier.
Karena sangat pentingnya battery ini , maka perlu diperiksa kondisi air
Merk : NIFE
Type : SBL 59-2
Kapasitas : 59 AH
Jumlah sel : 40 sel
26
Fungsi dari Battery 48 V Unit 2 adalah power supply peralatan komunikasi
Merk :YUASA
Type : QSC 200 C-40
Kapasitas : 200 AH
Jumlah sel : 40 sel
Fungsi dari Battery 110 V adalah power supply peralatan kontrol, proteksi
Merk :NIFE
Type : SCM 211
Kapasitas : 211 AH
Jumlah sel : 90 sel
11. Rectifier
Rectifier adalah suatu alat listrik untuk mengubah arus bolak - balik (AC)
menjadi arus searah (DC) sesuai kapasitas yang dikehendaki (Kapasitas Battery).
Fungsi dari rectifier adalah sebagai charger battery 110 Volt dan 48 Volt.
27
Gambar 2.14 Rectifier GI Pier
(Sumber: Buku Kuning GI Pier, 2014: 54)
kapasitasnya agar tetap penuh. Oleh karena itu rectifier tidak boleh padam / mati
sebagai sumber AC 3 phase 220/380 Volt untuk kebutuhan listrik di suatu Gardu
Induk misalnya : untuk penerangan, AC-AC, Rectifier dan peralatan lain yang
memerlukan tenaga listrik. Jumlah trafo distribusi di gardu induk idealnya adlah
dua unit sehingga pada saat pemeliharaan trafo PS maka gardu induk tsb tidak
dari kapasitas yang digunakan oleh gardu induk tersebut tapi rata-rata diantara
kapasitas 100 500 kVA, bahkan ada trafo yang khusus digunakan untuk
28
Gambar 2.15 Trafo PS GI PIER
(Sumber: Data Gardu Induk PIER, 2014)
NGR adalah sebuah tahanan yang dipasang serial dengan neutral sekunder
pada transformator sebelum terhubung ke ground/tanah. Tujuan dipasangnya NGR
adalah untuk mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi neutral
ke tanah.
29
D. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di GI PIER
1. Kelengkapan K3
a. Tester tegangan 20 kV
- Alat Pendukung
b. Rantai pengaman
d. Lemari K3
30
e. Rambu-rambu (tagging)
f. SOP kebakaran
g. SOP keamanan
i. Denah evakuasi
b. Sekop
c. Ember
d. Karung goni
2. Maneuver
local dan membuka PMS tanah, kemudian menutup PMS rel dan PMS
31
Line, selanjutnya PMT di tutup dan peralatan bertegangan /energize
(check tegangan)
membuka PMT , membuka PMS Rel dan PMS Line serta menutup PMS
f. Tugas Pengawas K3
32
- Mengawasi pemasangan dan pelepasan tagging, gembok, dan rambu
pengaman.
doa penutup.
E. Manajemen Perusahaan
1. 5S
tempat kerja.
33
2. 5S adalah upaya untuk mengkondisikan tempat kerja agar menjadi
dan Rajin).
Seiton/ Penataan/ Adalah kegiatan menata letak tempat kerja, peralatan, dan
34
Seiketsu/ adalah kegiatan memelihara tempat kerja, perlengkapan
Pemantapan / dan peralatan kerja secara teratur agar tidak terdapat lagi
kondisi optimal.
2. Briefing Jumat
atasan dengan bawahan setiap mingunya. Bila ada keluh kesah, inovasi terbaru
untuk terciptanya kepedulian atar sesama penghuni dari Gardu Induk Pier guna
Kebersihan
Menara SUTT
Keamanan
Laporan Srintami
35
Semua turut berpartisipasi, menyumbangkan aspirasinya bila ada
penataan pot pada luar ruangan (lapangan), saran agar lebih kompak lagi.
3. Penataan Taman
yang ada. Apabila gardu induk ada tamannya, diharapkan penghuni (karyawan)
serta tamu ynag mengunjungi Gardu Induk PIER akan merasa betah, nyaman, dan
asri.
4. Pemberian Tanda
untuk menata kembali, serta menghetahui dengan cepat letak posisinya asalnya.
Disamping itu, pemberian tanda merupakan aplikasi dari bentuk 5S. Agar semua
5. Jalur Evakuasi
evakuasi pada saat keadaaan darurat untuk berkumpul dengan cepat di tempat
36
BAB III
KEGIATAN KHUSUS
A. Definisi
yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk peralatan
peralatan proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti.
juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder
tegangan ini terdiri dari rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau lebih yang
37
ditransformasikan mengunakan trafo tegangan yang lebih rendah agar
Dielectric
- Minyak Isolasi
seri.
38
Pembagi Tegangan (Capacitive Voltage Devider)
Electromagnetic Circuit
frekuensi dasar.
Trafo Tegangan
Expansion Chamber
isolasi.
Terminal Primer
Satu terminal terhubung pada sisi tegangan tinggi (fasa) dan satu lagi
Struktur Mekanikal
tegangan.
39
Terdiri dari :
- Pondasi
Sistem Pentanahan
Thermovision
dengan Infrared thermovision dapat dilihat losses yang terjadi di jaringan. Tujuan
dari foto thermovision adalah sebagai petunjuk penginderaan noktah panas (hot
spot) pada instalasi listrik. Semakin tinggi suhu hotspot yang terjadi maka
semakin besar losses yang terjadi. Losses dapat diakibatkan oleh sambungan yang
Konduktor dan klem CVT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
Isolator dan housing CVT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya
40
Rekomendasi
o o
2. 4 C 15 C
o
3. >16 C
41
e. Jangan melanjutkan penginderaan noktah panas jika diketahui
k. Jangan menggunakan thinner atau cairan lain yang sama pada kamera,
Pada gambar 3.2 merupakan hasil dari thermovision dari CVT. Pada
gambar 3.2 tersebut menunjukkan suhu ynag sangat panas pada klem CVT arah
0
PMS Line fasa S.suhu yang ditunjukkan adalah sebesar 121.2 . Untuk
42
Gambar 3.2 Hasil Foto Thermo CVT
(Sumber : Data Gardu Induk PIER, 2014)
43
2. Akan muncul tampilan seperti dibawah ini.
44
4. Pilih organize << sesuai dengan file yang telah anda simpan << double
klik.
45
6. Klik Analyse >> kemudian pilih dan klik bagian mana yang akan dicari
7. Kemudian akan muncul berapa suhu yang telah dipilih dan akan dianalisis.
46
Dari gambar 3.2, dapat dihitung dengan menggunakan rumus
= ( )
keterangan:
b = arus
tindakan untuk melakukan perbaikan terhadp klem karena selisih suhu antara suhu
47
klem dan suhu konduktor mencapai 82, harus dibuatka LKS (Lembar Ketidak
Sesuaian). LKS ini digunakan untuk mengajukan perbaikan bila ada peralatan
lanjuti perbaikan. Pada flowchart yang ditunjukkan pada gambar 3.4 menunjukkan
Perbaikan ini dilakukan karena suhu pada klem dan konduktor mencapai
0
120 C. klem dan konduktor merupakan sebuah jamperan untuk menghubungkan
48
peralatan satu dengan yang lainnya. pada klem CVT arah PMS Line T/L Gondang
C. Perbaikan
Perbaikan klem panas, karena suhu pada kelm mencapai ketidak normalan.
1. Panas
2. Kendor
3. Kotor
Gondang Wetan 1 masuk pada Bus Bar A, oleh karena itu, sebelum melakukan
briefing untuk menjelaskan bagian apa yang harus dikerjakan sesuai dengan
klem panas:
49
Pengawas Pekerjaan
kegunaannya
Pengawas K3
dan kegunaannya
Pengawas Maneuver:
50
Langkah- langkah pelaksanaan perbaikan klem panas
pekerjaan
diperbaiki
51
l. Sebagai pengaman pada linesman, pasang Come Along pada
m. Uji clam jumper konduktor dengan alat uji tahanan kontak untuk
o. Uji clam jumper conductor dengan alat uji tahanan kontak untuk
Standar : VDE)
daerah mana yang harus dikerjakan supaya petugas tidak ada yang teledor, yang
52
Sebelum klem pada CVT arah PMS Line fasa S di perbaiki, hal yang
pertama dilakukkan adalah menguji tahanan kontak pada CVT arah PMS Line
fasa S. Pengujian tahanan kontak pada CVT menggunakan alat yang bernama
Hasil dari pengujian tahanan kontak dari CVT arah PSM Line fasa S
sebelum perbaikan adalah sebesar 586.3 . Dapat ditunjukkan pada gambar 3.6,
pengujian tahanan kontak. Standart yang sesui dengan PLN untuk peralatan yaitu
sebesar 50 . Dengan demikian klem dan konduktor harus segera diganti. Ukuran
53
digunakan untuk menghantarkan arus yang dilewati harus sama dengan
sebelumnya.
guna mengetahui apakah sudah sesuai dengan standart yang diberikan oleh
(yang ditunjukkan pada gambar 3.7) dan sudah sesuai dengan standart yang
diberikan oleh PLN, maka dengan ini perbaikan klem dan konduktor sudah
penormalan yaitu kebalikan saat pembebasan. Hal yang pertama harus dilakukan
yaitu:
54
Setelah maneuver selesai dilakukan briefing kembali menegaskan bahwa
kegiatan yang dilakuakan sudah lancar dan tidak ada kendala. Untuk mengetahui
bahwa klem dan konduktor suhunya tidak panas, lakukan foto thermo guna
0
mengetahui suhu setelah perbaiakan. Dan suhu menunjukan 38.2 C. oleh
karena itu suhu sudah kembali normal. Dapat ditunjukkan pada gambar
dilakukan karena besarnya arus yang terlalu besar yang melewati klem dan
konduktor. Bila arus yang terlalu besar tersebut akan mengakibatkan gangguan
55
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktik industri dengan Perbaikan Klem dan
Konduktor Panas CVT Arah PMS Line Fasa Sadalah sebagai berikut:
1. CVT adalah trafo tegangan ini terdiri dari rangkaian seri 2 (dua) kapasitor
atau lebih yang berfungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi
dapat menegtahui secara lebih lanjut apa saja yang harus dilakukan.
3. Pada CVT sebelum dan setelah diperbaiki klemnya, harus diuj tahanan
kinerja dari peralatan tersebut. Nilai tahanan yang baik sesuai dengan
B. Saran
56
1. Management yang telah diatur dan dilaksanakan dengan baik oleh para
maksimal, dengan cara praktikan harus lebih aktif bekerja dan bertanya
57
DAFTAR PUSTAKA
58
LAMPIRAN LAMPIRAN
59