You are on page 1of 5

TUGAS

FARMASETIKA OBAT
Dosen Pengampu : Fitrianingsih, APT, S.Farm

Oleh :
Siti Annisa Nurfathia
(G1A108013)

Program Studi Pendidikan Dokter


Universitas Jambi
2012
TUGAS
1. Menurut Cara Pemberian
a. Larutan Oral
Sirup
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.
Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari
64%dan tidak lebih dari 66%.

Eliksir
Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat
pemanis lainnya, zat warna, zat wewangi dan zat pengawet, digunakan
sebagai obat dalam.

b. Topikal
Lotio
Losio adalah sediaan cair berupa suspense atau disperse, digunakan
sebagai obat luar. Dapat berbentuk zat padat dalam bentuk serbuk halus
dengan bahan pensuspensil yang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air
dengan surfaktan yang cocok. Pada penyimpanan mungkin terjadi
pemisahan. Dapat ditambahkan zat pengawet dan zat pewangi yang cocok.
Pada sediaan harus dituliskan obat luar, kocok dulu.

Suspensi
Suspense adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam
bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang
terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika dikocok
perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat
mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspense.
Kekentalan suspense tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah
dikocok dan dituang. Penyimpanan dalam wadah tertutup dan ditempat
yang sejuk. Pada etiket tertera kocok dahulu.

2. Menurut Sistem Pelarut dan Zat Pelarut


a. Spiritus Aromatici
Spiritus aromatic dibuat dengan maserasi sejumlah simplisia dengan campuran
sejumlah etanol dan air selama 24 jam. Maserat lalu didestilasi sampai diperoleh
1000 bagian. Kadar etanol spiritus aromatici adalah 65% v/v.
Spiritus aromatic harus jernih, tidak berwarna, cairan berbau aroma dan berasa,
yang mengandung hanya bagian yang mudah menguap tidak mengandung tannin
dan harsa.
b. Tincture
Tincture adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi
simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam
pelarut yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain,
tincture dibuat 20% zat khasiat dan 10% zat khasiat keras.

c. Air aromatic
Air aromatic adalah larutan jenuh minyak atsiri dalam air. Air aromatic
merupakan cairan jernih atau agak keruh, mempunyai baud an rasa yang tidak
menyimpang dari bau dan rasa minyak atsiri asal.
Pembuatannya dilakukan dengan melarutkan sejumlah minyak atsiri dalam air
sesuai yang tertera dalam 60 ml etanol (95%), lalu ditambah air sedikit demi
sedikit sambil dikocok kuat-kuat hingga 100ml. ditambah 500 gram talcum
sambil dikocok sekali-kali, dibiarkan selama beberapa jam dan disaring. Dan 1
bagian volume filtrate diencerkan dengan 39 bagian volume air. Air aromatic
disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan ditempat yang
sejuk.
3. Konsistensi
a. Unguenta (salep)
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogeny dalam dasar
salep yang cocok. Contoh sediaan:

b. Cream
Cream adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak
kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Ada dua tipe cream,
yaitu tipe minyak-air dan tipe air-minyak.
Stabilitas cream rusak jika terganggu sistem pencampurannya terutama
disebabkan perubahan suhu dan komposisi. Pengenceran cream hanya dapat
dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok yaitu harus dilakukan dengan
teknik aseptic. Cream yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu 1
bulan. Contoh sediaan: Vanishing Cream

c. Pasta
Pasta adalah sediaan sediaan berupa massa lembek yang dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang
berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau paraffin cair atau
dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, musilago, atau
sabun. Digunakan sebagai anteseptik atau pelindung kulit.
Contoh sediaan: Pasta Zinci Qxydi Salicylata

d. Cerata
Cerata merupakan salep berlemak, mengandung malam dalam persentase tinggi,
titik lebur tinggi. Contoh sediaan:

e. Gelones/ sponde/ jelly


Merupakan salep yang sangat tipis, hampir cair, mengandung sedikit atau tanpa
malam, digunakan pada membran mukosa, untuk tujuan melicinkan dan sebagai
basis obat, biasanya terdiri dari campuran sederhana lemak dengan titik leleh
rendah dan minyak.
Contoh sediaan: starch jelly (amilum 10% dengan air mendidih)

4. Sifat Farmakologis/ Terapeutikan dan penetrasinya


a. Salep epidermis (Salep penutup)
Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi hanya untuk melindung kulit dan
menghasilkan efek local, karena bahan obat tidak diabsorbsi. Dasar salep yang
terbaik adalah senyawa hidrokarbon (vaselin).

b. Salep endodermis
Salep dimana bahan obatnya menembus kadalam tetapi tidak melalui kulit dan
terabsorbsi sebagian. Dasar salep yang baik adalah minyak lemak.
c. Salep diodermis
Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam melalui kulit dan mencapai
efek yang diinginkan karena diabsorbsi seluruhnya. Dasar salep yang baik adalah
adeps lanae dan oleum cacao.

5. Dasar salep
a. Salep hidrofobik
yaitu salep-salep dengan bahan dasar berlemak, misanya campuran dar lemak-
lemak, minyak lemak, malam yang tak tercuci dengan air. Contohnya
vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointmen.

b. Salep hidrofilik
yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep tipe o/w atau seperti dasar
salep hydrophobic tetapi konsistensinya lebih lembek, kemungkinan juga tipe w/o
antara lain campuran sterol dan petrolatum.
Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia
maka obatnya dilarutkan dulu dalam air dan dicampur dengan bagian dasar salep
yang dapat menyerap air, setelah seluruh obat dalam air terserap, baru
ditambahkan bagian-bagian lain dasar salep, digerus dan diaduk hingga homogen.
Dasar salep yang dapat menyerap air antara lain ialah Adeps Lanae, Unguentum
Simplex, Hydrophilic ointment. Dan dasar salep yang sudah mengandung air
antara lain Lanoline (25% air), Unguentum Leniens (25%), Unguentum
Cetylicum hydrosum (40%).

6. Formularium Nasional
a. Dasar salep 1
Dasar salep dari senyawa hidrokarbon, antara lain vaselin putih, vaselin kuning
(vaselin flavum), malam putih (cera album), malam kuning (cera flavu,) atau
campurannya.
b. Dasar salep 2
Dasar salep scrap, antara lain lemak bulu domba (adeps lanae); campuran 3
bagian kolesterol, 3 bagian steril alko-hol, 8 bagian malam putih, dan 86 bagian
vaselin putih; campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen.
c. Dasar salep 3
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air atau dasar salep emulsi, misalnya emulsi
minyak dalam air (M/A).
d. Dasar salep 4
Dasar salep yang dapat larut dalam air, misalnya PEG atau campurannya.

You might also like