You are on page 1of 7

BAB VI

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Disusun oleh : Santoso, Nico (1401083)


Maisarah (1401080)
Aurelius Andi Lolo (14010210
Nelson Tangkelangi (1401029)
Wahyuni Indah Sari (1401069)
M. Arif Alfian (1401032)
Andreas Silaban (1201055)

S1 TEKNIK PERMINYAKAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2016
Pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk
satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang
lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian/unit-unit yang saling berkaitan satu
sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing.

Definisi Sistem :
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan, yang bagian dan unsurnya saling berkaitan
(singkron), saling berhubungan (konektivitas), dan saling bekerjasama satu sama lain untuk satu
tujuan tertentu dan merupakan keseluruhan yang utuh

Definisi Filsafat :
Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu Philosophy, adapun istilah filsafat berasal dari Bahasa
Yunani yaitu Philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu Philos (cinta)
atau Philia (persahabatan, tertarik kepada) dan Sophos (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, intelegensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau
kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab
disebut Failasuf. Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran fundamental dan monumental
manusia untuk mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan); karenanya kebenaran ini
diakui sebagai nilai kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup,
Weltanschauung). Berbagai tokoh filosof dari berbagai bangsa menemukan dan merumuskan
sistem filsafat sebagai ajaran terbaik mereka; yang dapat berbeda antar ajaran filosof. Karena
itulah berkembang berbagai aliran filsafat: materialisme, idealisme, spiritualisme; realisme, dan
berbagai aliran modern: rasionalisme, humanisme, individualisme, liberalisme-kapitalisme;
marxisme-komunisme; sosialisme dll.

Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah :

Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari
filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki dan mempelajari.
Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun
pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang kemudian
tidak disangsikan lagi.
Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya
sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Kemudian
muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang
tdak terbatas.

Pada umumnya terdapat dua pengertian filsafat yaitu filsafat dalam arti Produk dan filsafat dalam
arti Proses. Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai pandangan hidup. Disamping
itu, dikenal pula filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Filsafat dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian.

1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf
pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau sistem filsafat tertentu,
misalnya rasionalisme, materialisme, pragmatisme dan lain sebagainya.
2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari
aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan
yang bersumber pada akal manusia.

Filsafat Sebagai Suatu Proses :

1. Yaitu bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permaslahan
dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objeknya.

Definisi Pancasila:

Pancasila adalah lima sila yang merupakan satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang
bersumber dari nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan beragam
dalam artian BHINEKA TUNGGAL IKA. Esensi seluruh sila-silanya merupakan suatu kasatuan.
Pancasila berasal dari kepribadian Bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh
Bangsa Indonesia sejak dahulu. Objek materi filsafat adalah mempelajari segala hakikat sesuatu
baik materal konkrit (manusia,binatang,alam dll) dan abstak (nilai,ide,moral dan pandangan
hidup). Pancasila mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:

Pancasila sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai Dasar Negara atau sering juga
disebut sebagai Dasar Falsafah Negara ataupun sebagai ideologi Negara, hal ini
mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar mengatur penyelenggaraan
pemerintahan. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai fungsi dan
kedudukan sebagai kaidah Negara yang fundamental atau mendasar, sehingga sifatnya
tetap, kuat dan tidak dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil
pemilihan umum.
Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional. Dalam ilmu hukum istilah sumber
hukum berarti sumber nilai-nilai yang menjadi penyebab timbulnya aturan hukum. Jadi
dapat diartikan Pancasila sebagai Sumber hukum dasar nasional, yaitu segala aturan
hukum yang berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan harus bersumber pada
Pancasila.
Pancasila sebagai Pandangan hidup Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Pandangan
Hidup bangsa atau Way of Life mengandung makna bahwa semua aktifitas kehidupan
bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila daipada Pancasila, karena
Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari
kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai yang dimiliki dan bersumber dari
kehidupan bangsa Indonesia sendiri.
Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai jiwa
bangsa lahir bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari jiwa
kepribadian bangsa Indonesia yang terkristalisasi nilai-nilai yang dimilikinya.
Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia. Pada saat bangsa Indonesia
bangkit untuk hidup sendiri sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia telah
sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud
pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh bangsa
Indonesia.
Pancasila sebagai Ideologi Negara. Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan
tujuan bersama Bangsa Indonesia yang diimplementasikan dalam Pembangunan Nasional
yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual
berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan RI yang merdeka, berdaulat,
bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,
tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,
bersahabat, tertib dan damai.
Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa. Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah
Nusantara yang terdiri dari berbagai pulau-pulau, maka sangat tepat apabila Pancasila
dijadikan Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan Pancasila mempunyai nilai-nilai umum
dan universal sehingga memungkinkan dapat mengakomodir semua perikehidupan yang
berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak.

Intisari Pancasila Sebagai Sistem Filsafat:


Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada paragraf pertama, makna dasar Pancasila Sebagai
Sistem Filsafat adalah dasar mutlak dalam berpikir dan berkarya sesuai dengan pedoman diatas,
tentunya dengan saling mengaitkan antara sila yang satu dengan lainnya. Misal : Ketika kita
mengkaji sila kelima yang intinya tentang kedilan. Maka harus dikaitkan dengan nilai sila-sila
yang lain artinya :

Keadilan yang ber keTuhanan (sila 1)


Keadilan yang berPrikemanusian (sila 2)
Keadilan yang berKesatuan/Nasionalisme,Kekeluargaan (sila 3)
Keadilan yang Demokratis

Dan kesemua sila-sila tersebut saling mencakup,bukan hanya di nilai satu persatu. Semua unsur
(5 sila) tersebut memiliki fungsi/makna dan tugas masing-masing memiliki tujuan tertentu.
KEGUNAAN FILSAFAT DAN FALSAFAH PANCASILA
1). Kegunaan secara Teoritik

Bahwa dengan mempelajari filsafat orang menjadi bertambah pengetahuannya. Ia akan


lebih mampu mempelajari segala sesuatu dengan cara yang baik, mendalam, dan lebih
luas.

Manusia menjadi lebih mudah menjawab sesuatu yang diinginkan pihak lain secara lebih
mendalam dan mudah diterima dengan baik.

2). Kegunaan Praktik

Ajaran filsafat dapat di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan logika, estetika
dan etika.

Logika akan mengajarkan kepada kita agar lebih dapat berfikir rasional, teratur dan
sistematik sehingga mudah didalam mengambil keputusan dengan benar dan tepat.

Estetika, mengajarkan kegunaan nilai-nilai seni yang sangat berharga, seni melalui
keindahan, terampil dan berperan dalam berbagai kegiatan manusia, menimbulkan daya
tarik karena keindahan (musik, nyanyian, pakaian, berbahasa, lukisan dan bunga-bunga
di halaman rumah).

Etika, bagian filsafat yang mempelajari tingkah laku dan perbuatan manusia yang baik
dan buruk. Oleh karena itu dengan mempelajari etika, sangatlah berguna karena
didalamnya mengajarkan moral, kesusilaan, sopan santun, norma yang baik.
CIRI-CIRI BERPIKIR DALAM ILMU FILSAFAT

Semua manusia hidup yang normal senantiasa di tandai dengan kegiatan-kegiatan yang
sangat khas yaitu kegiatan berfikir.

Maka kegiatan berfikir inilah yang membedakan makhluk manusia dengan makhkuk lain.

Manusia berpikir secara kefilsafatan adalah dimana manusia senantiasa berpikir berkaitan
dengan masalah-masalah manusia yang bersifat aktual dan hakiki.

Misalnya :

Dewasa ini manusia hidup dengan hasil tekhnologi dan IPTEK yang sangat canggih.
norma manusia dihadapkan dengan permasalahan yang mengancam yaitu kelangsungan,
kesejahteraan dan kedamaian manusia, ini harus diselesaikan melalui fisafat.

Dalam kegiatan berfikir manusia secara kefilsafatan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1). Berfikir Kritis

Yaitu cara berfikir yang senantiasa mampertanyakan segala sesuatu, problem-problem atau
sesuatu hal lain yang sedang dihadapi manusia.

Cara berpikir seperti ini senantiasa bersifat dinamis.

2). Berfikir Terdalam

Yaitu suatu ciri yang sangat mendalam. Dalam berpikir ini disamping mendalam, yaitu bukan
hanya sampai pada fakta-fakta yang sifatnya khusus dan imperis belaka namun sampai pada
intinya yang terdalam yaitu substansinya yang bersifat Universal.

3). Bersifat Konseptual

Yaitu suatu pemikiran manusia yang bukan berpikir mengawang namun yang juga
berkaitan dengan masalah-masalah yang konkrit yang dihadapi oleh manusia, maka kemudian
sampailah kepada suatu kesimpulan-kesimpulan yang bersifat konseptual.

4). Besifat Runtut (Koheren)

Yaitu cara berfikir Manusia dalam kefilsafatan tidak secara acak, kacau dan pragmatis. Semua
pemikiran dilaksanakan secara runtut .

5). Bersifat Rasional

Yaitu cara bepikir dan menyusun dengan bagan konseptual yang rasional yang bagian-
bagiannya disusun secara logis satu dengan lain.
6). Bersifat Menyeluruh (Komprehensif)

Yaitu suatu cara berpikir manusia dalam menyusun bagan yang konseptual, rasional,
logis dan menyeluruh.

7). Bersifat Universal

Yaitu suatu penyusunan bagan berpikir yang bersifat kosepsional, rasional dan
komprehensif. Dimana sifat Universal disini berarti sampai pada suatu kesimpulan yang bersifat umum
bagi seluruh umat manusia di manapun, kapan pun dan dalam keadaan apapun.

8). Bersifat Spekulatif (Perekaan)

Yaitu pengajuan dugaan-dugaan yang masuk akal, yang melampaui batas-batas fakta.

9). Bersifat Sistematis

Yaitu suatu berpikir yang tidak bersifat pragmatis dan acak.

Perenungan kefilsafatan yang dicirikan secara Komprehensif, Universal, dan Runtut


senantiasa merupakan cara berpikir yang tersistimatis.

10). Bersifat Bebas

Yaitu cara dan sifat berpikir secara kefilsafatan yang dapat berpikir secara bebas, bebas
dari penindasan dan kebebasan atas berpikir.

You might also like