You are on page 1of 55

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN SISTEM INTEGUMEN KULIT

Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem integumen
adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan
terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang
terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat atau lendir).

II.2 FUNGSI KULIT DAN STRUKTUR KULIT

FUNGSI KULIT
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi
tersebut dapat dibedakan menjadi :
Sebagai pelindung atau alat proteksi lapisan kulit bagian luar relative impermeable terhadap
air, untuk mencegah penguapan yang berlebihan.
Sebagai tempat eksteroreseptorpada bagian dermis kulit terdapat reseptor berupa akhiran saraf
bebas atau badan-badan sensoris yang dapat menerima berbagai macam rangsang dari
lingkungan eksternal.
Sebagai alat ekskretori pada kulit banyak terdapat kelenjer-kelenjer keringat dan kelenjer-
kelenjer lemak yang berfungsi membantu membuang sisa-sisa hasil metabolism baik berupa air,
lipida atau garam-garam keluar tubuh.
Sebagai alat respirasi atau alat pernafasan terutama pada hewan-hewan akuantik dengan
struktur kulit yang tipis selalu basah dan sangat vaskuler. Kondisi kulit seperti ini sangat
kondusif untuk proses difusi gas O2 yang terlarut dalam air masuk ke kapiler-kapiler darah
dipermukaan kulit tubuh.
Sebagai alat nutrisi dan cadangan makanan yaitu terdapat kelenjer mammae (kelenjer susu)
yang digunakan oleh mamalia untuk nutrisi bagi hewan muda atau yang baru lahir. Dan kulit
tempat penyimpanan cadangan makanan (energi), yang berupa lemak.
Sebagai alat gerak pada hewan vofitan/arboreal seperti burung, kalrlawar, cecak terbang dll,
derivate kulit dipakai sebagai alat terbang yang sangat penting.
Sebagai tempat pembentukan vitamin D pada manusia pembentukan vitamin D3 pada kulit
sangat penting untuk pembentukan tulang. Kalsiferol dibentuk dari dehidrokolesterol yang
dihasilkan oleh hati dengan bantuan cahaya matahari dikulit.

STRUKTUR KULIT
Kulit tersusun atas lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan hypodermis :

1) Epidermis

Epidermis yang merupakan lapisan terluar terdiri atas stratum korneum, stratum
lusidum.stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel
mati dan selalu mengelupas.Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan
berfungsi mengganti stratum korneum.Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan
mengandung pigmen melanin.Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu
membentuk sel-sel baru ke arah luar.

Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
Stratum granulosum, mengandung pigmen
Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar

2) Dermis

Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat,
dan kelenjar minyak.Kelenjar keringat menghasilkan keringat.Banyaknya keringat yang
dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan
pengaturan suhu.Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi
adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan
bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.

Pada suhu lingkunga tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler
di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan
sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan
kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga
kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak
aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa
metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan
tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus. Dermis
terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar,
dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula
sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat
yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan
melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam
kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi
menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat
tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di
dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.

Akar rambut
Pembuluh darah
Syaraf
Kelenjar minyak (glandula sebasea)
Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh
suhu luar

3) Hipodermis

Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak
berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas
tubuh.

kulit dapat dibedakan yaitu;


Kulit TebalTebal 0,8 mm 1,4 mm. Terdiri dari 5 lapisan. Dari bawah yaitu : Stratum Basale
(Germinativum), Stratum Spinosum, Stratum Granulosum, Stratum Lucidium, dan Stratum
Corneum.
Kulit TipisTebal 0,07 mm 0,12 mm. Memiliki 4 lapisan, tanpa Stratum Lucidium (Guton,
Arthur C.) , terdapat pada bagian yang kekurangan rambut (telapak kaki dan telapak tangan).
Stratum Germinativum = Terdiri dari epidermal stem cells, melanocytes, dan keratinocytes.
Merupakan lapisan epidermis paling bawah. Terbentuk dari jaringan ikat longgar. Berbatasan
langsung dengan dermis. Sel-sel yang mendominasi adalah sel-sel stem yang besar/ sel basale.
Aktifitas melanocytes menyebabkan kulit bewarna kecoklatan. Sel merkel yang banyak terdapat
pada bagian yang kekurangan rambut, mengeluarkan zat kimia yang peka terhadap sentuhan.

Stratum Spinosum = Lapisan epidermis yang paling tebal, terdiri daru berbagai macam bentuk sel
(polyhedral sampai sel-sel yang berbentuk tipis) sehingga nampak berduri (spin). Disini juga
terdapat keratinocytes yang ktif melakukan mitosis. Stratum basal dan spinosum disebut lapisan
malphigi yang bertanggung jawab dalam pergantian epidermal keratinocytes.

Stratum Granulosum = Terdapat keratinocytes yang tergantikan oleh atau dari stratum spinosum.
Ketika sel tersebut mencapai lapisan ini, mulai untuk membuat protein keratohyalin dan keratin
dalam jumlah banyak. Keratohyalin merupakan zat tanduk, menyebabkan kulit less permeable.
Keratin merupakan bahan penyusun utama rambut dan kuku.

Stratum Lucidium = Lapisan ini hanya terdapat pada kulit tebal (thick skin). Walaupun lapisan
ini berisi sel-sel tipis dan kekurangan organel dan nuclei, akan tetapi mengandung keratin
filament yang tebal. Plasma membran mengalami penenbalan akibat penyuluran protei non
kreatin (infolokrin). Tidak terlihat bawah pada standard hytological layer.

Stratum Corneum = Terletak di permukaan, 15-10 lapisan tipis (epitel pipih), sel mati,
interloching cells. Disebut juga lapisan tanduk (horny layer).

Tipe Sel : Keratinocytes, Melanocytes, Sel Merkel, Sel Langerhans.

Keratinocytes = Subtansi terbanyak dari sel-sel epidermis, karena keratinocytes selalu


mengelupas pada permukaaan epidermis, maka harus selalu digunakan. Pergantian dilakukan
oleh aktivitas mitosis dari lapisan basal (di malam hari). Selama perjalanannya ke luar (menuju
permukaan. Keratinocyes berdeferensiasi menjadi keratin filamen dalam sitoplasma. Proses dari
basal sampai korneum selama 20-30 hari. Karena proses cytomorhose dari keratinocytes yang
bergerak dari basal ke korneum, lima lapisan dapat diidentifikasi. Yaitu basal, spimosum,
granulosum, losidum dan kornium.

Melanocytes = Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna
coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang dihasilkan
oleh REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules
(melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam melanosomes, melanosomes
berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian
melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan
stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh keratinocytes.

Merkel Cells = Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa,
daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak mengandung
keratinocytes.

Langerhans Cells = Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum
spinosum. Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% 4 % dari keseluruhan sel
epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang mulut, esophagus, dan
vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi terhadap imun karena mempunyai
antibodi.

Pigmentasi kulit
Didalam kulit terdapat butir-butir melanin, terutama pada stratum germinativum pada
bagian epidermis.Fungsi dari melanin adalah melindungi tubuh dari bahaya sinar ultra violet.
Cara terjadinya pembentukan melanin , adalah sebagai berikut :
o Sel-sel yang berperan dalam menghasilkan butir-butir pigmen disebut melanobast.
o Di dalam sitopasma sel terdapat enzim depaoksidase . darah membawa asam amino tyrosin
o Tyrosin oleh enzim depaoksidase denga bantuan sinar ultra volet diubah menjadi melanin.
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan warna kulit antara lain:

1. Melanosit, terletak pada stratum basalis, memproduksi pigmen, melanin, yang


bertanggung jawab untuk pewarnaan kulit dari coklat sampai hitam.
2. Darah dalam pembuluh dermal di bawah lapisan epidermis dapat terlihat dari permukaan
dan menghasilkan pewarnaan merah muda . Ini lebih jelas terlihat pada kulit orang kilit
putih (Kaukasian)
3. Keberadaan dan jumlah pigmen kuning, karotin, hanya ditemukan pada stratum korneum,
dan dalam sel lemak dermis dan hipodermis, yang menyebabkan beberapa perbedaan
pada pewarnaan kulit.

II.3 TURUNAN KULIT (DERIVAT KULIT)

Kelenjar kulit

1. Kelenjar lendir (mukus)

Kelenjar lendir dapat dijumpai pada pisces dan amphibi. Kebanyakan kelenjar lendir pada
ikan bersel tunggal. Lendir membuat suatu lapisan pelindung di permukaan tubuh yang berperan
untuk mengurangi gesekan tubuh dengan air, serta menghalau mikroorganisme oleh karena itu
lendir selalu ditanggalkan dan dibuat baru. Kelenjar lendir pada amphibia bersifat multiseluler
dengan bagian sekretorinya terbenam di dalam dermis. Selain itu terdapat pula kelenjar bisa yang
disebut kelenjar serous. Kelenjar ini menghasilkan zat-zat toksik untuk menghalau lawannya.

2. Kelenjar bau

Kelenjar ini terdapat misalnya pada kaki kambing, rodentia, karnivora. Pada sigung
(skunk) terdapat kelenjar bau di dekat anus, sedangkan pada ular terdapat di dekat kloaka. Fungsi
kelenjar bau adalah untuk komunikasi intraspesies, seperti membatasi teritori, untuk menarik
pasangan, atau untuk pertahanan.

3. Kelenjar minyak
Kelenjar ini terbatas terdapat pada mammalia dan biasanya berhubungan dengan rambut.
Fungsi kelenjar minyak adalah menggetahkan sebum yang berguna untuk melumasi rambut dan
lapisan tanduk kulit. Modifikasi kelenjar minyak berupa kelenjar serumen yang terdapat pada
telinga luar mammalia. Selain itu, kelenjar tarsal pada kelopak mata sebelah dalam dan kelenjar
meiboom pada sudut-sudut mata juga merupakan modifikasi kelenjar minyak. Fungsi kelenjar ini
adalah menghasilkan minyakyang menutupi kornea dan berfungsi sebagai pelumas.

4. Kelenjar keringat

Kelenjar ini hanya terdapat pada mamalia. Pada manusia, kelenjar keringat tersebar di
seluruh permukaan tubuh, sedangkan pada mamalia lainnya penyebarannya lebih terbatas,
misalnya di daerah telinga, bibir, kepala, punggung, jari kaki, telapak kaki, sekitar anus, dan
kelenjar susu. Sekret kelenjar keringat bersifat seperti air serta mengandung garam-garam dan
urea. Komposisi secret tersebut berubah-ubah menurut keadaan metabolik hewannya. Evaporasi
keringat menyebabkan penyejukan, sehingga membantu memelihara suhu tubuh yang konstan.

5. Kelenjar susu

Kelenjar susu (glandula mammae) hanya dimiliki oleh mammalia. Kelenjar ini
merupakan modifikasi kelenjar keringat. Kelenjar susu terbentu sepanjang garis susu, yang
terentang dari ketiak sampai lipat paha. Berdasarkan wilayah-wilayah di mana kelenjar susu
tumbuh, dapat dibedakan kelenjar susu aksila (ketiak), thorak (dada), abdominal (perut), dan
inguinal (lipat paha).

TURUNAN DERIVAT SPESIFIK

RAMBUT
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama
mamalia.Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang
berada jauh di bawah dermis.Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada
tumbuhan.
Rambut pada manusia tumbuh di seluruh permukaan kulit, kecuali pada telapak kaki,
telapak tangan dan bibir. Bagian tubuh yang memiliki rambut terpekat adalah permukaan dan
bagian belakang kepala, alis, bulu mata dan bagian lainnya.

Susunan Rambut:

a. Shaft, yaitu rambut di permukaan kulit.


b. Akar, Rambut yang terrtanam di bawah kulit.
c. Folikel, pori-pori kulit yang dilalui rambut.
d. Papilla, ujung yang bertumbuh.
e. Medulla, Bagian tengah yang berlubang seperti selang.
f. Korteks, Bagian utama dari rambut.
g. Kutikula, lapisan keras.
h. Kelenjar minyak
i. Otot berekor, membuat rambut bisa berdiri.
j. Pembuluh saraf
k. Saraf.

Terdiri dari benang bertanduk yang berasal dari epidermis, terdiri dari batang dan akar yang
meluas ke bawah hingga menyerupai umbi yang bertakik pada lapisan di bawahnya.Ruang dalam
takik terdapat jaringan penyambung atau papilla.Akar rambut terbungkus dari folikel rambut
yang berasal dari sumbu epidermal dan dermal.Rambut terdiri atas 3 lapisan epitel, yaitu
medulla, korteks dan kutikula. Folikel rambut terdiri atas:

a. Seludang akar epitel dalam, terdiri dari kutikula, lapisan Huxley, henle.
b. Seludang akar epitel luar yang berasal dari epidermis, merupakan perpanjangan lapisan
malpighi (stratum basale dan spinosum)
c. Selubung jaringan penyambung berasal dari dermis:

- selubung dalam, membran hialin sempit, menempel pada sel-sel silindris selubung luar.

- Selubung tengah, serat jaringan penyambung halus yang tersusun dalam jaringan.

- Selubung atas, berfungsi mengangkut rambut dalam epidermis.


KUKU
Kuku adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari.Kuku tumbuh
dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari
ujung jari.Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran.Fungsi utama kuku
adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh.
Secara kimia, kuku sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang
kaya akan sulfur. Terdiri dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang bersatu dengan
kuat.Pada bagian proksimal kuku terbentuk dalam matriks kulit.Dasar kuku terdiri dari sel
Prickle yang mengalami modifikasi dimana kuku melekat dengan kuat.Kuku sebagian
memperoleh warna dari darah dan sebagian dari pigmen dalam epidermis, terutama melanin.
Sebagai penutup bagian luar maka selain sebagai protektif ia juga bertindak sebagai barier
terhadap infeksi, ketahana jaringan (pelindung di bawahnya), sebagai insulator dan suhu tubuh.

Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat
sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan.Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian
terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit.

SISIK
Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik dapat dibedakan menjadi :
a) Sisik kosmoid dianggap sisik yang paling premitif, merupakan hasil fusi sisik plakoid dan
tulang dermal. Tersusun atas 3 lapis :
o Kosmin sebagai lapisan paling atas
o Lapisan tulang yang vaskuler
o Lapisan tulang yang kompak dan berlamela.
b) Sisik ganoid Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus
(Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut ganoine yang
materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian lapisan berikutnya dalah cosmine, dan
lapisan yang paling dalam adalah isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian
atas.
c) Sisik plakoid Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau
bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di bagian dermis
kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik
tersebut merupakan struktur exoskeleton yang primitive yang mempunyai titik perkembangan
menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar,
tangkai sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan
saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut
dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid
menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis
yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak
epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik.

BULUBulu adalah suatu struktur epidermis yang membentuk penutup luar, pada burung
misalnya. Bulu merupakan suatu struktur karatin yang karakteristik terdapat pada bangsa burung,
serta merupakan modifikasi dari sisik, karena bangsa burung mempunyai nenek moyang dari
bangsa reptile. Pertumbuhan awal dari bulu sama dengan pertumbuhan sisik yang berawal dari
papilla dermis.
Bulu adalah struktur keratin yang karakteristiknya terdapat pada bangsa aves, dan di anggap
sebagai modifikasi dari sisik.
Pertumbuhan awal bulu sama denga pertumbuhan awal sisik, dengan papilla dermis sebagai
struktur permulaan. Sebagian besar unggas memiliki dua bentuk bulu dasar, yaitu: bulu luar
(pluma, jamak plumae) yang berstruktur menyirip dan tampak dari luar dan bulu dalam
(plumula, jamak -e) yang berada di dalam lapisan bulu luar dan tidak berstruktur (terurai).
Beberapa burung memiliki bulu tipe yang lain, yang berbentuk seperti rambut dan disebut
filopluma (jamak~e).Jenis bulu ini, bila ada, mengisi bagian bulu dalam yang lembut. Bulu-bulu
luar yang tumbuh membentuk sayap unggas disebut sebagai remiges, sementara bulu-bulu luar
yang tumbuh membentuk ekor disebut rectrices (tunggal: rectrix). Keduanya merupakan bulu-
bulu yang penting dalam menentukan kemampuan terbang.
Macam-macam jenis bulu :
a) Pennae Hanya terdapat pada daerah tertentu dari tubuh , yaitu daerah pterylae.
b) Plumula Merupakan bulu-bulu yang kecil dengan rachis yang banyak.
c) Filoplumae Merupakan bulu-bulu rambut yang sangat halus , terdiri ari rechis dan rami,
kalamus yang telah tereduksi.

TANDUK
Adalah nama umum yang diberikan kepada penonjolan yang panjang dan runcing, bercabang
atau tidak bercabang pada kepala bagian frontal.
Macam-macam tanduk :
1) Tanduk kosong seludang zat tanduk yang melapisi sumbu tulang, tak bercabang dan tak
pernah tinggal, pada beberapa hewan yang baik pertumbuhannya pada hewan jantan.
2) Tanduk rambut disebut pula dengan cula, seperti pada badak. Yaitu kumpulan rambut-rambut
yang telah mengalami fusi. Cula atau tanduk rambut tidak dapat lepas dan tidak pula bercabang.
3) Rangga atau antler pada rusa terdapat penonjolan tulang frontal yang dapat tumbuh dan
bercabang dan dapat pula dilepaskan, jadi bukan derivate kulit, lapisan kulit hanya ada pada saat
pertumbuhan, setelah ukuran penuh dicapai kulitnya akan mengelupas.

II.4 SISTEM INTEGUMEN KULIT PADA VERTEBRATA


1. MAMALIA
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Kulit dibagi menjadi 3 bagian: bagian terluar
disebut epidermis, bagian tengah mesodermis, dan bagian dalam dermis. Kulit sangat sensitif
terhadap pengaruh lingkungan sekitar, seperti panas matahari, debu, dan asap knalpot.
Epidermis merupakan lapisan paling luar, terdiri dari epitel berlapis banyak pipih.Sedangkan
dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang berupa jaringan ikat. Epidermis berperan sebagai
lapisan protektif yang menjaga lalu lintas air dan zat-zat terlarut didalamnya. Pada hewan-hewan
vertebarata epidermis melakukan peranannya dengan adanya kutikula (embrio ikan dan larva
amphibia), lapisan mukus (ikan dan amphibia) dan lapisan tanduk atau keratin ( tetrapoda darat).

Dalam menjalankan fungsinya, epidermis epidermis membentuk derivat yang berbeda pada
setiap hewan tergantung dari adaptasi kehidupannya masing-masing. Derivat-derivart epidermis
merupakan struktur yang berasal dari epidermis, meliputi struktur yang keras dan lunak seperti
tanduk dan kelenjar.Dermis merupakan lapisan lapisan yang lebih tebal daripada epidermis pada
hewan vertebrata. Didalam dermis dapat ditemukan jaringan ikat, struktur-struktur
epidermis(kelenjar-kelenjar), dderivat dermis, pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf dan
badan-badan indera. Derivat-derivat dermis terdiri dari sisik-sisik dermis, jari-jari sirip dermis
dan keping-keping tulang / osteoderm.

CIRI-CIRI KULIT
1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
3. Luas : 1,50 1,75 m.
4. Tebal rata rata : 1,22mm.
5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5
mm.pada daerah penis.

DERIVAT KULIT PADA MAMALIA :


RAMBUT
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari
tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.)
b. Rambut velus( pendek, halus dan lembut).

Fungsi rambut:
1. melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
2. menyarig udara.
3. serta berfungsi sebagai pengatur suhu,
4. pendorong penguapan kerngat dan
5. indera peraba yang sensitive.
RaMbut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin ).Bagian dermis yang
masuk dalam kandung rambut disebut papil.

Terdapat 2 fase :
1. fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela.
Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal
mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Istirahat( Telogen)
Berlangsung + 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 100 lembar rambut rontok dalam
tiap harinya.Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt Piloereksi.
Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin .
Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hgormon seks( rambut wajah, janggut,
kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi rambut
ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S.
Cushing(wanita).

KUKU
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras dan
transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula.Berfungsi mengangkat benda benda kecil.
Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki:
12- 18 bulan.

KELENJAR KELENJAR PADA KULIT

a) Kelenjar Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut
dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
b) Kelenjar Mammae Kelenjar mammae atau payudara merupakan derivatif sel epitel dan
lapisan ektoderm. Jaringan payudara ini sangat sensitif terhadap hormon. Efek hormonal pada
payudara paling jelas terlihat selama perkembangan embrionik dan setelah pubertas. Setiap
kelenjar mammae terdiri atas massa jaringan yang berlobul. Jaringan kelenjar melekat di dalam
jaringan adiposa dan dipisahkan oleh jaringan fibrosa.
c) Kelenjar keringat
diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu
lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf
simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap
setress, nyeri dll.
Kelenjar Apokrin.Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada folkel
rambut Kelenjar ini aktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada
sklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh
bakteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin
khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen(wax).

2. REPTIL
Kulit pada Reptilia umumnya tidak mengandung kelenjar keringat.Lapisan terluar dari kulit yang
menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama
akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut
hilang apabila hewan berganti kulit. Pada calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi
warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang terkumpul
atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes (bunglon) perubahan ini
relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum outonomicum.
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku
Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti halnya
sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun berukuran besar seperti yang dapat kita amati
pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang
mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan
bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.

Ciri ciri umum tentang reptil diwakili oleh masing masing contoh :
a) Crocodilia (meliputi kelompok Buaya)
b) Ophidia (kelompok Ular)
c) Lacertilia (kelompok Kadal)
d) Chelonia (kelompok Kura-kura)
Derivat derivat kulit pada reptil :
Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil :
sikloid (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki
gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik
ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan
tersebut.

Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat.Lapisan terluar
dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini
mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi.
Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada calotes (bunglon) integument
mengalami modifikasi warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam
dermis yang terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes
(bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum
outonomicum.
3. Pisces
Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat integumen.Kulit
merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis pada lapisan
terluar dan dermis pada lapisan dalam.Derivat integumen merupakan suatu struktur yang secara
embryogenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya.
Sistem integumen yang berhubungan langsung dengan lingkungan tempat hidup memiliki
berbagai fungsi yang sangat vital pada kehidupan ikan, yaitu :
Pertahanan fisik = Merupakan fungsi utama dari integument yaitu sebagai pertahanan pertama
dari infeksi, paparan sinar ultra violet [UV] dan gesekan tubuh dengan air atau benda keras
lainnya. Hal ini disebabkan karena kulit memiliki kelenjar mukosa sebagai pelindung kulit dari
parasit, bakteri dan mikroorganisme merugikan lainnya serta memperkecil gesekan dengan
adanya sifat mucus yang licin.
Keseimbangan cairan [air] = Keseimbangan cairan dilakukan oleh integumen kelompok
amphibian dan ikan memiliki sistem tersendiri dalam proses keseimbangan cairan yaitu dengan
menggunakan insangnya.
Thermoregulasi = Thermoregulasi dilakukan oleh vertebrata dengan jalan memasukkan dan
mengeluarkan panas secara bergantian melalui aliran darah pada kulit.
Warna = Warna yang ada pada integurnen ikan digunakan sebagai alat komunikasi, tingkah laku
seksual, peringatan dan penyamaran untuk mengelabui predator. Warna yang dihasilkan akan
berbeda-beda yang disebabkan karena perbedaan tempat hidup dari ikan tersebut. Pada open-
water fishes, warna tubuh ikan terbagi atas warna keperakan dibagian ventral dan warna
iridescent biru atau hijau di bagian dorsal [countershading]. Ada tiga macam warna dominan
ikan yang hidup dilautan, yaitu keperakan bagi ikan yang hidup di permukaan laut, kemerahan
pada ikan yang hidup di daerah tengah perairan dan violet atau gelap pada ikan yang hidup di
dasar perairan.
Pergerakan = Pergerakan ikan dipengaruhi pula oleh keberadaan sisik yang membantu dalam
meningkatkan kemampuan berenang ikan yang menghadapi halangan kuat.
Respirasi = Respirasi ikan tidak menggunakan kulit sebagai sarananya tetapi dilakukan oleh
golongan Amphibian. Hal ini dilakukan karena kulit merupakan lapisan yang relatif tipis, selalu
basah dan terdapat banyak pembuluh darah sehingga pertukaranoksigen dan karbondioksida
dapat berlangsung.
Kelenjar kulit = Pada kulit terdapat kelenjar yang memungkinkan ikan dapat mengeluarkan
pheromone untuk menarik pasangannya dan sebagai alat untuk menetapkan daerah teritorial.
Selain itu, kelenjar kulit juga dapat menghasilkan zat-zat racun yang berguna untuk mencari
mangsa ataupun untuk pertahanan diri dari predator.
Keseimbangan garam [homeostatis] pada ikan dilakukan pada kulit dan insang yaitu dengan
pengaturan kadar garam cairan tubuh ikan [osmoregulasi] sehingga cairan dalam tubuh akan
tetap stabil sesuai dengan lingkungan dimana ikan berada. Pada ikan yanghidup di laut,kulit akan
menjaga pengeluaran cairan dalam tubuh yang berlebihan sedangkan pada ikan yang hidup di
perairan tawar, kulit akan mengatur agar cairan dari luar tubuh tidak terlalu banyak yang masuk
ke dalam tubuh. Selain itu, kulit berperan dalam proses ekskresi hasil metabolisme yang
dilakukan oleh tubuh.
Organ indera Kulit memiliki sel-sel yang berfungsi sebagai reseptor dari stimulus lingkungan,
misalnya panas, sakit dan sentuhan. Derivat integumen seperti barbels dan flaps memiliki sel-sel
syaraf sebagai indera. Barbels berfungsi sebagai alat bantu makan dan mengandung organ-organ
sensory serta sebagai alat untuk kamuflase pada ikan demikian juga flaps. Barbels ini ada yang
berbentuk seperti alga. Letak dari barbels ada pada hidung, bibir, dagu, sudut mulut dengan
bentuk rambut, pecut, sembulan, bulu dan lain-lain.

1. Struktur Kulit pada ikan

Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam yang
disebut dermis atau corium.

Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang
dalam terdiri dari lapisan sel yang selalu giat mengadakan pembelahan untuk mengantikan sel-
sel sebelah luar yang lepas dan untuk persediaan pengembangan tubuh. Lapisan ini dinamakan
stratum germinativum (lapisan Malphigi).
Dermis lebih tebal daripada epidermis dan tediri dari sel-sel yang susunannya lebih kompak.
Lapisan ini berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang bersisik.Derivat-derivat kulit juga
dibentuk dari lapisan ini.Pada dermis ini terkandung pembuluh darah, saraf dan jaringan
pengikat.

2. Lendir
Sel kelenjar yang berbentuk piala dan terletak didalam epidermis, mengeluarkan suatu zat
(semacam glycoprotein) yang dinamakan mucin. Apabila mucin ini bersentuhan dengan air maka
akan berubah menjadi lendir. Kegiatan sel kelenjar tersebut akan menentukan ketebalan lendir
yang menutupi kulit. Umumnya ikan yang tidak bersisik memiliki lendir yang lebih tebal
dibandingkan dengan ikan yang bersisik.Hal ini merupakan suatu keadaan pengganti ketiadaan
sisiknya. Ketebalan sisik yang menyelimuti tubuh ikan tidak selalu sama dari waktu kewaktu.
Pada keadaan yang genting, seperti bila melepaskan diri dari bahaya, sel kelenjar akan lebih giat
lagi untuk mengeluarkan lendir sehingga lapisan lendir menjadi lebih tebal daripada keadaan
normal. Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ikan dapat berenang lebih
cepat, berperan dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipermiabel yang mencegah keluar
masuknya air melalui kulit, mencegah infeksi dan menutup luka. Pada beberapa ikan, lendir
berguna untuk menghindarkan diri dari kekeringan. Ikan paru-paru (Protopterus) di Afrika
mengadakan tidur musim panas (summer destivation) pada musim kemarau dengan cara
membuat lubang pada dasar sungai yang berlumpur. Apabila dasar sungai menjadi kering selama
musim kemarau, ia akan tetap tinggal didalam lumpur yang dibuatnya dan tubuhnya dibungkus
dengan lendir agar kulitnya selalu tetap basah. Bila musim penghujan tiba dan sungai pun
kembali berair kembali maka ia akan keluar dari lubangnya. Beberapa ikan menggunakan lendir
untuk membuat sarangnya dalam rangka melindungi telur yang telah dibuahi dari gangguan luar,
misalnya ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis), sepat rawa (Trichogaster trichopterus) dan
lain-lain.

3. Sisik
Sisik sering diistilahkan sebagai rangka dermis karena sisik dibuat dari lapisan dermis.Pada
beberapa ikan sisiknya berubah menjadi keras karena bahan yang dikandungnya, sehingga sisik
tersebut menjadi semacam rangka luar.Ikan yang bersisik keras terutama ditemukan pada ikan-
ikan yang masih primitif.Sedangkan pada ikan modern kekerasan sisiknya sudah tereduksi
menjadi sangat fleksibel. Disamping ikan-ikan yang bersisik, juga banyak terdapat ikan yang
sama sekali tidak bersisik, misalnya ikan-ikan yang termaksud kedalam subordo Siluroidea (Ikan
jambal Pangasius pangasius, lele Clarias batrachus, dan belut sawah Fluta alba). Sebagai suatu
kompensasi, sebagaimana yang telah dikemukakan, mereka mempunyai lendir yang lebih tebal
sehingga badannya menjadi lebih licin.

Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung didalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi
lima jenis, yaitu cosmoid, placoid, ganoid, cycloid, dan stenoid.
Sisik cosmoid Sisik cosmoid hanya terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif. Sisik ini terdiri
dari beberapa lapisan, berturut-turut dari luar adalah vitrodentine yang dilapisi oleh semacam
enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan yang kuat, dan noncellular, terakhir
isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pada lapisan isopedine terdapat
pembuluh-pembuluh kecil.Yang menarik perhatian dari sisik ini adalah pertumbuhan sisik ini
hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup
permukaan.Ikan yang memiliki sisik tipe cosmoid ini misalnya Latimeria chalumnae.
Sisik placoid Sisik ini hanya terdapat pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuk
sisik tersebut hampir seperti duri bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur
sangkar.Bagian yang menonjol seperti duri keluar dari epidermis.Susunannya hampir seperti gigi
manusia.Pulp (bagian yang lunak) berisikan pembuluh darah dan saraf yang berasal dari
dermis.Sisik placoid sering disebut juga dermal denticle.
Sisik ganoidSisik ini terdiri dari beberapa lapisan, lapisan terluar dinamakan ganoine yang
materialnya terdiri dari garam-garaman organik. Dibawahnya terdapat lapisan seperti cosmine,
dan lapisan paling dalam adalah isopedine.Berbeda dengan sisik cosmoid, sisik ganoid tumbuh
dari atas dan bawah.Ikan yang memiliki sisik tipe ganoid ini antara lain Polypterus, Lapisostidae,
Acipenceridae, dan Polyodontidae.
Sisik Cycloid dan Stenoid Sisik ini terdapat pada golongan ikan Teleostei, dimana masing-
masing terdapat pada golongan ikan bejari-jari sirip lemah (Malacopterygii) dan golongan ikan
berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii).Dibandingkan dengan ketiga sisik terdahulu, kedua sisik
ini kepipihannya sudah tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel, transparant, dan tidak
mengandung dentine maupun enamel.Pertumbuhan sisik ini terjadi pada bagian atas maupun
bawah.

4. Pigmen Warna

Ikan-ikan yang hidup di perairan bebas seperti tenggiri (Scomberomorus commersoni) dan lain-
lain mempunyai warna tubuh yang sederhana, bertingkat dari keputih-putihan pada bagian perut,
keperak-perakan pada sisi tubuh bagian bawah sampai kebiru-biruan atau kehijau-hijauan pada
sisi atas dan kehitamhitaman pada bagian punggungnya. Ikan yang hidup didaerah dasar, bagian
dasar perutnya bewarna pucat dan bagian punggungnya bewarna gelap.Warna tubuh yang
cemerlang dan cantik biasanya dimiliki oleh ikan-ikan yang hidup di sekitar karang, misalnya
ikan-ikan yang termaksud kedalam familia Apogonidae, Chaetodontidae, Achanturidae, dan
sebagainya.Umumnya ikan laut yang hidup dilapisan atas bewarna keperak-perakan, dibagian
tengah kemerah-merahan dan dibagian bawah ungu atau hitam. Warna ikan tersebut dikarenakan
oleh schemachrome (karena konfigurasi fisik) dan biochrome ( pigmen pembawa
warna).Schemachrome putih terdapat pada rangka, gelembung renang sisik; biru dan ungu pada
iris mata; warna-warna pelangi pada sisik, mata dan membran usus.

Yang termasuk biochrome ialah :


a) Carotenoid; berwarna kuning, merah dan corak lainnya
b) Chromolipoid; berwarna kuning sampai coklat
c) Indigoid; berwarna biru, merah dan hijau
d) Melanin; kebanyakan berwarna hitam atau coklat
e) Porphyrin atau pigmen empedu; berwarna merah, kuning, hijau, biru dan coklat
f) Flavin; berwarna kuning tetapi sering dengan fluoresensi kehijau-hijauan
g) Purin; berwarna putih atau keperak-perakan
h) Pterin; berwarna putih, kuning, merah dan jingga

Sel khusus yang memberikan warna pada ikan ada dua macam yaitu :

Iridocyte (leucophore dan guanophore)


Sel ini dinamakan juga sel cermin karena mengandung bahan yang dapat memantulkan warna di
luar tubuh ikan. Bahan yang terkandung dalam sel cermin antara lain guanin kristal (warna
keputih-putihan) sebagai hasil buangan metabolisme.
Chromatophore terdapat di dalam dermis
Sel ini mempunyai butir-butir pigmen yang merupakan sumber warna sesungguhnya.Butir
pigmen ini dapat menyebar ke seluruh sel atau mengumpul pada suatu titik.Gerakan inilah yang
menyebabkan perubahan warna pada ikan.Jika butir-butir pigmen mengumpul pada suatu titik
maka warna yang dihasilkan secara keseluruhan nampak pucat. Sedangkan jika butir pigmen
menyebar, maka warna akan terlihat jelas tergantung pada butir pigmen tersebut. Ummnya satu
warna khas tergantung pada kombinasi chromatophore dasar yang mengandung satu
warna.Chromatophore dasar ada empat jenis yaitu erythrophore (merah dan jingga), xanthophore
(kuning), melanophore (hitam), dan leucophore (putih).

5. Organ Cahaya
Cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens, yang umumnya bewarna
biru atau biru kehijau-hijauan.Terdapat dua sumber cahaya yang dikeluarkan oleh ikan dan
keduanya terdapat pada kulit, yaitu warna yang dikeluarkan oleh bakteri yang bersimbiosis
dengan ikan dan cahaya yang dikeluarkan oleh ikan itu sendiri.Ikan-ikan yang dapat
mengeluaran cahaya umumnya tinggal di bagian laut dalam dan hanya sedikit yang hidup
diperairan dangkal.Sebagian dari padanya bergerak ke permukaan untuk ruaya makanan.Di laut
dalam terletak antara 300 1000 meter dibawah permukaan laut.Sel pada kulit ikan yang dapat
mengeluarkan cahaya disebut sel cahaya atau photophore (photocyt).Ini biasanya terdapat pada
golongan Elasmobranchii (Sphinax, Etmopterus, Bathobathis moresbyi) dan Teleostei
(Stomiatidae, Hyctophiformes, Batrachoididae).
Cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri yang hidup bersimbiosis dengan ikan, misalnya terdapat
pada ikan-ikan dari famili Macroridae, Gadidae, Honcentridae, Anomalopodidae, Leiognathidae,
Serranidae, dan Saccopharyngidae.Di Laut Banda ikan leweri batu (Photoblepharon palpebatrus)
dan leweri air (Anomalops katoptron), yang keduanya termaksud kedalam famili
Anomalopodidae, mempunyai bakteri cahaya yang terletak dibawah matanya.Kedua ikan
tersebut hidup di perairan dangkal.Anomalops mengeluarkan cahaya yang berkedap-kedip secara
teratur yang dikendalikan oleh organ cahaya yang keluar masuk suatu kantong pigmen hitam
dibawah mata.Photoblepharon menunujukan suatu cahaya yang menyala terus, tetapi dapat pula
dipadamkan oleh suatu lipatan jaringan hitam yang menutupiorgan cahayanya.Bakteri yang
dapat mengeluarkan cahaya terdapat didalamkantung kelenjar di epidermis.Pemantulan cahaya
yang dikeluarkan oleh bakteri diatur oleh jaringan yang berfungsi sebagai lensa.Pada bagian
yang berlawanan dengan lensa banyak pigmen yang berfungsi sebagai pemantul.Ada juga
kelenjar yang berisi bakteri itu
dikelilingi oleh sel-sel pigmen itu seluruhnya.Pemencaran cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri
diatur oleh konstraksi pigmen yang berfungsi sebagai iris mata.
Pada ikan Malacocephalus (yang hidup di laut dalam), pengeluaran cahayanya mempunyai
peranan dalam pemijahan.Kekuatan cahayanya dapat menerangi sejauh 10 meter dengan panjang
gelombang 410 600 mikrometer. Pada musim pemijahan, bila ikan jantan bertemu dengan ikan
betina, maka si jantan akan membimbing betinanya untuk mencari tempat yang baik untuk
berpijah. Cahaya yang dikeluarkan oleh ikan jantan dipakai sebagai isyarat untuk diikuti si
jantan.
Anglor fish(Linophyrin brevibarbis), yang terdapat didasar laut, mempunyai tentakel yang
bercahaya. Diduga ikan ini mempunyai kultur bakteri yang terdapat pada kulitnya. Tentakel yang
ujungnya mempunyai jaringan yang membesar itu digosokan di atas kultur bakteri tersebut,
sehingga bakteri yang bercahaya terbawa oleh tentakel untuk menarik perhatian mangsanya.
Jadi fungsi organ cahaya pada ikan ialah sebagai tanda pengenal individu ikan sejenis untuk
memikat mangsa, menerangi lingkungan sejenis, mengejutkan musuh, dan melarikan diri,
sebagai penyesuaian ketidak adaan sinar di laut dalam dan diduga sebagai ciri ikan beracun.

6. Kelenjar Beracun Kelenjar beracun merupakan derivat kulit yang merupakan modifikasi
kelenjar yang mengeluarkan lendir.Kelenjar beracun ini bukan saja dipergunakan untuk
pertahanan diri saja, tetapi juga untuk menyerang dan mencari makan.Studi tentang racun ikan
ini dinamakan ichthyotoxisme, yang meliputi ichthyosarcotoxisme (mempelajari berbagai
macam keracunan akibat memakan ikan beracun) dan ichthyoacanthotoxisme (mempelajari
sengatan ikan berbisa). Jadi ichthyotoxisme tidak terbatas mempelajari yang dikeluarkan oleh
kulit saja, melainkan racun yang berasal dari organorgan lain dan gejala keracunan dengan segala
aspek-aspeknya. Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung kelenjar beracun antara lain
ikan-ikan yang hidup disekitar karang, ikan lele dan sebangsanya (Siluroidea), dan golongan
Elasmobranchii (Dasyatidae, Chimaeridae, Myliobathidae). Beberapa jenis ikan buntal
(Tetraodontidae) juga terkenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal dari sistem integumennya,
melainkan dari kelenjar empedu.
4. Amphibi
Kulit amfibi adalah permeabel terhadap air dan sarat dengan kelenjar lendir banyak yang
mencegah kulit dari kekeringan.Kulit juga memfasilitasi pertukaran gas yang memungkinkan
amfibi untuk bernapas ketika mereka menjalani hibernasi.Kulit dicegah dari kerusakan oleh
predator banyak amfibi telah berevolusi kelenjar racun di kulit dan toksisitas dari kelenjar
bervariasi sesuai dengan spesies.Racun yang dikeluarkan oleh beberapa amfibi yang fatal bagi
manusia juga tapi sisanya memiliki efek yang sangat sedikit atau ringan.Kelenjar yang
bertanggung jawab untuk produksi toksin adalah kelenjar paratoid yang melepaskan bufotoxin
dan terletak di belakang telinga katak dan kodok tertentu sementara di salamander mereka hadir
tepat di belakang mata.
Struktur yg menutupi ini dibatasi oleh adanya struktur dinamis tertentu khas vertebrata misalnya,
adanya lapisan luar yang sangat cornified yang mengalami molting reguler dan proses ini
dikendalikan oleh hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis dan tiroid. Kutil atau
thickenings lokal adalah karakteristik kodok. Bagian luar kulit ditumpahkan secara periodik
dalam satu potong, sementara pada mamalia dan burung itu tertumpah dalam serpih dan mereka
juga dikenal untuk makan kulit sloughed. Kromatofora juga dikenal sebagai sel-sel pigmen yang
bertanggung jawab untuk warna kulit amfibi dan disusun dalam tiga lapisan.Tiga lapisan
biasanya termasuk sel-sel yang dikenal sebagai melaophores, guanophores dan
lipophores.Banyak spesies yang juga dikenal untuk mengubah warna kulit mereka dan ini benar-
benar di bawah kendali kelenjar pituitari.Warna yang sangat terang biasanya menunjukkan
bahwa kulit sarat dengan kelenjar racun.
Skeletal system

Sistem kerangka amfibi biasanya mirip dengan tetrapoda lain dengan derajat macam variasi.
Struktur rangka termasuk tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk, tulang panjang seperti femur
dan humerus dengan tulang pendek seperti falang, metacarpals dan metatarsal.Sebagian besar
amfibi diakui oleh kehadiran empat anggota badan kecuali caecilian.Tulang yang berlubang dan
ringan.The korset bahu ketat dibangun pada rencana para leluhur.The korset panggul lebih
berkembang dan terdiri dari tiga tulang yaitu, ilium, iskium dan acetabulum.

5. Aves
Struktur bulu :
1. Penutup tubuh
Penutup tubuh burung khususnya burung perkutut (Geopelia Striata) adalah bulu.
a) Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh
aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile
serupa dengan sisik.Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis.Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk
folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup
bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan
penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan
mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada
perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-
cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang
ramping dan beberapa barbulae di puncak.
Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.

Plumae, Bulu yang sempurna.

Barbae

Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang
berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.

Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.

Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya.
Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari
rachis.
Gambar Struktur Bulu Burung
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung
calamus disebut umbilicus superior.Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile,
sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
Tectrices, bulu yang menutupi badan.
Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai
kemudi.
Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
a) remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada
metacarpalia.
b) Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
c) Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984)

b) Fungsi bulu
1. Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam
cuaca dingin.
2. Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan bulu-
bulu mereka.
3. Penutup tubuh.
4. Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk yang
berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem.
5. Untuk memperindah tubuh.
6. Plumae berfungsi agar dapat terbang.
7. Plamulae berfungsi Sebagai isolator.
8. Filoplumae Berfungsi sebagai sensor.
9. Mengangkat tubuh burung di udara.
10. Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya.

11. Untuk melindungi kulit dari serangga.

12. Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.


BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem integumen adalah suatu sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi,danmenginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya.
Komponen dari Sistem ini merupakan bagian sistem organ yang terbesar,yakniMencakup :
kulit, merupakan lapisan terluar pada tubuh manusia. Terdiri dari dua bagia yaitu kulit tipis dan
kulit tebal.
Rambut merupakan organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama mamalia.
Bulu merupakan struktur keratin yang karakteristiknya terdapat pada bangsa aves, dan di anggap
sebagai modifikasi dari sisik.
sisik,secara umumnya berarti semacam lapisan kulit yang keras dan berhelai-helai, seperti pada
ikan, ular atau kaki ayam.
kuku, adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku tumbuh dari sel
mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung
jari.
kelenjar keringat. Kelenjar keringat berupa saluran melingkar dan bermuara pada kulit ari dan
berbentuk pori-pori halus.
Sistem integument memiliki fungsi antara lain :
Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, & mekanik, kimia, atau suhu
Penerima sensasi; sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu
Pengatur suhu; menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkan kehilangan
panas saat suhu panas
Fungsi metabolik, menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis vitamin D.
Ekskresi dan absorpsi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Bulu
http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit
http://id.wikipedia.org/wiki/Sisik
http://rheno-biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.htm
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,dan
menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkalimerupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik,kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasaLatin "
integumentum", yang berarti "penutup". Sistem integumen merupakan suatu sistem yang sangat
bervariasi, sehinggastrukturnya tersusun oleh organ atau struktur tertentu dengan memiliki fungsi
yangbermacam-macam. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit yang sebenarnya
danderivat-derivat dari kulit. Kulit yang sebenarnya terdiri dari lapisan utama yaitu epidermisdan
dermis, derivat integumen adalah struktur tertentu dimana secara embryogenetik yangberasal
dari salah satu atau kedua lapisan dari kulit yangsebenarnya.
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-
fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi :
Sebagai pelindung atau alat proteksi lapisan kulit bagian luar relative impermeable terhadap
air, untuk mencegah penguapan yang berlebihan.
Sebagai tempat eksteroreseptorpada bagian dermis kulit terdapat reseptor berupa akhiran
saraf bebas atau badan-badan sensoris yang dapat menerima berbagai macam rangsang dari
lingkungan eksternal.
Sebagai alat ekskretori pada kulit banyak terdapat kelenjer-kelenjer keringat dan kelenjer-
kelenjer lemak yang berfungsi membantu membuang sisa-sisa hasil metabolism baik berupa air,
lipida atau garam-garam keluar tubuh.
Sebagai alat respirasi atau alat pernafasan terutama pada hewan-hewan akuantik dengan
struktur kulit yang tipis selalu basah dan sangat vaskuler. Kondisi kulit seperti ini sangat
kondusif untuk proses difusi gas O2 yang terlarut dalam air masuk ke kapiler-kapiler darah
dipermukaan kulit tubuh.
Sebagai alat nutrisi dan cadangan makanan yaitu terdapat kelenjer mammae (kelenjer susu)
yang digunakan oleh mamalia untuk nutrisi bagi hewan muda atau yang baru lahir. Dan kulit
tempat penyimpanan cadangan makanan (energi), yang berupa lemak.
Sebagai alat gerak pada hewan vofitan/arboreal seperti burung, kalrlawar, cecak terbang
dll, derivate kulit dipakai sebagai alat terbang yang sangat penting.
Sebagai tempat pembentukan vitamin D pada manusia pembentukan vitamin D3 pada kulit
sangat penting untuk pembentukan tulang. Kalsiferol dibentuk dari dehidrokolesterol yang
dihasilkan oleh hati dengan bantuan cahaya matahari dikulit.
2.4 SISTEM INTEGUMEN REPTIL
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota
suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti
halnya sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun berukuran besar seperti yang dapat kita
amati pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis)
yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan
bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.
Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil adalah: sikloid (cenderung datar
membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki gigir memanjang di
tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik ini pada berbagai
bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan tersebut.
Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat. Lapisan
terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah.
Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami
keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada calotes (bunglon)
integument mengalami modifikasi warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea
pigment dalam dermis yang terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam.
Pada calotes (bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem
nervosum outonomicum.
Reptilia merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang terdiri dari tiga ordo , yaitu ordo
Testudinata (Chelonia), Ordo squamata, ordo Crocodilia/Loricata
a) Ordo Chelonia
Kura-kura dan penyu adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil.
Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini khas dan mudah dikenali
dengan adanya rumah atau batok (bony shell) yang keras dan kaku. Batok kura-kura ini terdiri
dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace) dan bagian
bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis.
Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara
lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung.
Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing, yang
lapis luarnya tiada bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya.
Integumen Chelonia sp/kura-kura
1.Carapace (dorsal)
Pada bagian carapace (dorsal) terdiri atas nukhal yang merupakan suatu seri dari pelat-
pelat tanduk yang letaknya di tengah dari depan belakang berturut-turut yang terletak di bagian
atas (antara marginal) berjumlah satu buah. Marginal yang merupakan bagian-bagian yang
menjadi pinggir perisai yang berbentuk segi empat dan berjumlah 22. Kostal yang terletak
diantara neural dan marginal dan bersatu dengan rusuk. Pigal yang terletak dibagian belakang di
antara marginal dan berjumlah dua buah serta neural yang terletak di tengah dan diantara pelat-
pelat konstrak, dibagian depan juga berbatasan dengan pigal dan neural berjumlah lima.
2.Plastron
Plastron (ventral) terdiri atas gular yang merupakan bagian luar yang paling kecil dan
letaknya paling depan dan berjumlah dua buah. Humeral yang merupakan bagian yang terletak
diantara gular dan pectoral yang berjumlah dua buah. Pectoral yang terletak diantara humeral dan
abdominal serta memiliki jumlah sepasang. Dimana abdominal terletak diantara pectoral dan
femoral yang merupakan bagian yang paling besar dari plastron dan berjumlah dua buah serta
anal yang terletak paling belakang (setelah femoral) dan berjumlah dua buah.
b) Ordo squamata
Ular, sebagaimana reptil lainnya, memiliki sisik-sisik yang menutupi kulitnya. Tubuh ular
tertutupi seluruhnya oleh sisik-sisik, yang memiliki beraneka bentuk dan ukuran, tersebut. Sisik-
sisik itu berfungsi untuk melindungi tubuh, membantu pergerakan ular, mempertahankan
kelembaban, berguna dalam kamuflase dan mengubah penampilan, dan untuk beberapa kasus
juga membantu dalam menangkap mangsa (misalnya pada ular kadut).
Sisik ular juga berevolusi dan berubah untuk melayani fungsi-fungsi tertentu, misalnya
sisik bening serupa kaca arloji yang melindungi mata ular.Serta yang paling aneh mungkin
adalah kerincingan di ekor ular derik Amerika Utara, yang terbentuk dari sisik-sisik mati yang
tertinggal ketika ular melungsung (berganti kulit).
Sisik-sisik ular terutama berguna manakala ular bergerak, yakni untuk mengurangi gesekan
dengan substrat atau lingkungannya. Gesekan adalah sumber utama kehilangan energi pada
pergerakan (lokomosi) ular. Sisik-sisik ventral (perut), yang berukuran besar dan lebar, licin dan
minim friksi; sementara pada beberapa jenis ular pohon, sisik-sisik ini memiliki lekuk atau lunas
di tepinya yang berguna untuk memegang cabang dan ranting pepohonan.
Kulit dan sisik-sisik ular membantu mempertahankan kelembaban tubuhnya.Ular juga
dapat merasai getaran baik yang berasal dari tanah maupun dari udara, dan mampu
membedakannya dengan menggunakan sistem resonansi internal yang rumit, yang kemungkinan
melibatkan peranan sisik di dalamnya.Sebagian ular-ular primitif seperti boa memiliki kepala
yang tertutupi oleh sisik-sisik kecil tak beraturan. Namun kebanyakan ular memiliki sisik-sisik
besar yang menutupi kepalanya, yang disebut perisai (shields).Pola dan susunan perisai-perisai
ini berbeda-beda dari spesies ke spesies, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi
jenisnya.
Sisik ular merupakan modifikasi dan diferensiasi dari lapisan kulit terluar atau
epidermis.Sisik-sisik ini terbuat dari keratin, bahan yang sama yang menyusun kuku dan
rambut.Tiap sisik memiliki permukaan luar dan dalam, sisik-sisik ini saling menutupi pada
pangkalnya, seperti susunan genting.
Setiap individu ular menetas dengan jumlah sisik yang tetap; sisik-sisik ini tidak
bertambah atau berkurang sejalan dengan bertambahnya umur ular. Meski demikian, sisik-sisik
ini bertambah besar ukurannya, dan kadang-kadang berubah bentuknya, setiap kali
melungsung.Sisik-sisik ini tertancap sedemikian rupa di kulit di sekitar mulut dan sisi tubuh,
memungkinkan kulit itu mengembang sehingga ular dapat menelan mangsa yang berukuran lebih
besar dari diameter tubuhnya.
Sisik-sisik ular memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Sisik-sisik ini bisa jadi
berbutir-butir (granular), datar dan halus, atau berlunas, yakni memiliki tonjolan memanjang
serupa lunas perahu. Sering pula sisik-sisik ini memiliki pori, lubang, bintil, atau bentuk-bentuk
halus yang dapat diamati dengan mata telanjang maupun yang harus menggunakan mikroskop.
Sisik-sisik ular mungkin juga berubah bentuk dengan fungsi khusus, sebagaimana halnya
kerincingan (rattle) pada ekor ular derik. Contoh modifikasi yang lain adalah sisik tansparan
yang menutupi mata ular. Sisik yang serupa kaca arloji ini dikenal sebagai brille atau spectacle.
Sisik ini dianggap sebagai kelopak mata yang menyatu, dan turut mengelupas ketika ular
berganti kulit.
Sisik-sisik pada tubuh bagian atas atau punggung dikenal sebagai sisik dorsal atau kostal
(costal). Sisik-sisik ini tersusun sebagai genting, yang disebut susunan imbrikata (imbricate),
serupa dengan susunan sisik pada tubuh kadal dan bunglon. Sisik-sisik dorsal tersusun berderet-
deret di sepanjang tubuhnya, deretan berikutnya terletak sedikit bergeser, sehingga sisik-sisik ini
dari satu deret ke deret sebelahnya- nampak lurus pada garis diagonal. Kebanyakan jenis ular
memiliki deretan sisik yang ganjil jumlahnya, kecuali pada beberapa spesies semisal ular sapi
(Zaocys). Sementara, pada beberapa spesies ular laut dan ular-ular akuatik lainnya, sisik-sisik ini
berbutir-butir (granular) dan deretannya tak bisa dihitung.
Deretan sisik-sisik ini bervariasi banyaknya, biasanya dihitung pada kira-kira tengah
panjang tubuh ular. Terkadang dihitung pada tiga tempat, yakni beberapa jauh setelah leher;
tengah badan; dan beberapa jauh sebelum anus. Ular Spilotes pullatus memiliki sepuluh deret
sisik dorsal pada tengah badan, ular tangkai (Calamaria spp.) memiliki 13 deret, ular sanca
antara 6575 deret, dan ular kadut sekitar 130150 deret. Kebanyakan ular dari suku Colubridae,
yakni suku ular yang terbesar, memiliki 15, 17, atau 19 deret sisik.
c) Ordo Crocodilia/Loricata
Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di antara reptil lain.
Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung sisik-sisik itu tersusun teratur
berderat ke arah ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisai dermal. Sisik pada
bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat.
Contoh buaya irian, Panjang tubuhnya sampai sekitar 3,35 m pada yang jantan, sedangkan yang
betina hingga sekitar 2,65 m. Buaya ini memiliki sisik-sisik yang relatif lebih besar daripada
buaya lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang kepala terdapat 47 sisik lebar (post-
occipital scutes) yang tersusun berderet melintang, terpisah agak jauh di kanan-kiri garis tengah
tengkuk. Sisik-sisik besar di punggungnya (dorsal scutes) tersusun dalam 811 lajur dan 1118
deret dari depan ke belakang tubuh. Sisik-sisik perutnya dalam 2328 deret (rata-rata 25 deret)
dari depan ke belakang.
Kelenjar kulit
Karena sisik epidermal kering maka reptil pada dasarnya hanya memiliki sedikit kelenjar
kulit.Kelenjar mukus dan kelenjar di kloaka pada buaya berfungsi selama masa
bercumbu.Beberapa kadal juga memiliki kelenjar endokrin di dekat kloaka di masa kawin.Kadal
ini memiliki lubang-lubang disebut sebagai lubang preanal atau lubang femoral, umumnya pada
betina lebih kecil atau ditemukan hanya pada pejantan.Kelenjar ini menjadi sangat aktif pada
musim kawin.
Tipe kelenjar holokrin telah ditemukan disebut kelenjar keturunan atau generation
gland.Perubahan sekresi dari kelenjar-kelenjar ini tampak dihubungkan dengan pertumbuhan
sisik pada kulit.
2.5 Sistem Integumen Aves
Tubuh dibungkus oleh kulit yang seolah-olah tak melekat pada otot. Dari kulit akan muncul bulu, yang
merupakan hasil pertumbuhan epidermis menjadi bentuk ringan, fleksibel, dan sebagai pembungkus tubuh sangat
resisten. Pertumbuhan serupa pada sisik reptilia. Pada mulanya bulu sebagai papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis. Dasar kuncup bulu itu melekuk kedalam pada tepinya sehingga terbentuk foliculus
yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan
membentuk bungkus yang sangat halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.
Sentral kuncup bulu itu mempunyai bagian epidermis yang lunak yang mengandung pembuluh darah
sebagai pembawa zat-zat makanan dalam proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya.
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi tiga macam yakni :
a. Filoplumae, sebagai rambut yang diujungnya bercabang-cabang pendek halus (hair feather);
b. Plumulae, berbentuk hampir sebagai filoplumae dengan perbedaan detail (down feathers);
c. Plumae, merupakan bulu yang sempurna (contour feather).
Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi :
a. Tectrices, yang menutupi badan.
b. Reetrices, yang berpangkal pada ekor, vexillumnya simetris karena berfungsi sebagai
kemudi.
c. Remiges, yang terdapat pada sayap dan dibagi atas :
- Remiges primariae yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada metacapalia.
- Remiges secundariae yang melekatya secara cubital pada radiol ulna.
d. Parapterum, yang menutupi daerah bahu.
e. Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari).
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh
tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada
reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang
selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya
sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah
luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis
membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang
lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses
pengeringan pada perkembangan selanjutnya
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:Filoplumae, Plumulae, Plumae, Barbae
Susunan plumae terdiri dari :
Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya.
Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari
rachis.
Gambar Struktur Bulu Burung
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung
calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile,
sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Pada burung heron terdapat bentukan bulu yang khusus yang disebut sebagai bulu powder/
bulu bubuk. Bulu ini hampir sama dengan bulu pada umumnya tetapi barbulaenya terpisah
menjadi bubuk halus seperti bedak. Fungsi bulu ini belum jelas, tetapi pada saat burung
melumasi bulu dengan cara menjilatinya, bulu bubuk membantu mengisolasi panas tubuh dan
membantu menghangatkan telur saat pengeraman
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh struktur
bulu atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna pada bulu
adalah melanin dan karotenoid. Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut
dalam air tetapi larut dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2,
yaitu zooeritrin (animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam
asam. Butir-butir eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin
yaitu hampir tanpa warna hingga coklat kemerahan.
Burung merak Burung Bayan
Sisik
Sisik burung terdiri dari keratin yang sama seperti yang terdapat pada paruh, cakar, dan
taji. Sisik-sisik ini ditemukan terutama pada jari kaki dan metatarsus, namun pada beberapa
burung dapat ditemukan juga di pergelangan kaki. Kebanyakan sisik burung tidak terlalu
tumpang tindih, kecuali pada burung raja-udang dan burung pelatuk. Sisik burung dianggap
homolog dengan sisik pada reptil dan mamalia.
Pada tahap janin, kulit burung mulai berkembang dalam kondisi mulus. Di kaki, stratum,
atau lapisan terluar, kulit ini dapat terkeratin, menebal dan sisik mulai terbentuk. Sisik-sisik ini
dapat digolongkan dalam;

1. Cancella sisik sangat kecil, yang hanya berupa penebalan serta pengerasan dari kulit,
saling bersilang dengan alur yang dangkal.
2. Reticula kecil tapi berbeda, terpisah, berbentuk sisik. Ditemukan pada permukaan
lateral dan medialmetatarsusayam. Sisik ini terbuat dari alpha-keratin.
3. Scutella Sisik yang tidak sebesar scute, seperti yang ditemukan pada bagian belakang,
dari metatarsus ayam.
4. Scute sisik terbesar, biasanya ditemukan pada permukaan bagian depan metatarsus dan
permukaan dorsal jari. Sisik ini terbuat dari beta-keratin seperti pada sisik reptilia.
Pada beberapa kaki burung, bulu dapat bercampur dengan sisik. Kantung bulu dapat
terletak di antara sisik atau bahkan langsung di bawah sisik, di lapisan dermis kulit yang lebih
dalam. Dalam kasus terakhir ini, bulu mungkin muncul secara langsung melalui sisik, dan
sepenuhnya akan dilingkari di bidang munculnya oleh keratin sisik.
Rampoteka dan Podoteka
Paruh pada sebagian besar burung wader memiliki ujung saraf yang membantu mereka
mendeteksi mangsa yang bersembunyi di bawah pasir yang basah dengan merasakan perbedaan
tekanan yang mendadak di dalam air.
Semua burung berevolusi dengan memindahkan bagian rahang atas terhubung dengan
tengkorak otak. Namun hal ini lebih menonjol dalam beberapa burung dan dapat dengan mudah
dideteksi pada burung bayan.
Daerah di antara mata dan paruh di sisi kepala burung disebut Lore. Daerah ini kadang-
kadang berbulu, dan kulit dapat berwarna, seperti dalam banyak spesies dari keluarga
pecuk.Selaput bersisik yang melingkupi kaki burung disebut podoteka.
2.6 SISTEM INTEGUMEN MAMALIA
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan
oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan
anaknya. Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar adalah
epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis.
Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan vaskuler. Tersusun atas epitelium
berlapis dan terdiri dari atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak,
yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis, epidermis tidak berisi pembuluh darah,
saluran kelenjar keringat menembus epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis
membatasi folikel rambut, dan di atas epidermis terdapat garis lekukan yang berjalan sesuai
dengan papil dermis di bawahnya. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang
paling atas sampai yang terdalam):
1. Stratum Komeum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum, lapisan ini berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak kaki dan telapak tangan, tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum Granulosum lapisan ini ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya di
tengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin
yang mengandung protein kaya akan histidin.
4. Stratum Spinosum, pada lapisan ini terdapat berkas-berkas filamen yang dinamakan
tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang
terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak
tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan malfigi, dan juga
terdapat sel langerhans.
5. Stratum Germinativum, pada lapisan ini terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui
setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Lapisan
stratum germinativum ini merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit
Dermis
Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut, kelenjar
keringat, syaraf dan sel fibroblast. Fibroblast ini berfungsi menghasilkan kollagen, yang sangat
penting peranannya terhadap kekenyalan dan elastisitas kulit. Selain itu pada lapisan ini juga
terdapat reseptor yang berfungsi untuk merasakan sensasi raba dan nyeri.
Hipodermis
Merupakan bagian terdalam dari kulit, yang terdiri dari banyak sel lemak sehingga
berfungsi sebagai bantalan terhadap cedera dan membantu dalam mempertahankan panas tubuh
Ciri-Ciri Kulit
1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
3. Luas : 1,50 1,75 m.
4. Tebal rata rata : 1,22mm.
5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5
mm.pada daerah penis.
Proses Sistem Pencernaan Pada Reptil dan Fungsi-Fungsi
Organnya
Proses Sistem Pencernaan Pada Reptil dan Fungsi-Fungsi Organnya - Sebagian besar reptil
adalah pemakan daging (karnivora) yang memiliki sistem secara lebih sederhana dibanding
pemakan tumbuhan (herbivora). Daging/makanan yang berasal dari hewan lebih mudah dicerna
dibanding makanan dari tumbuhan. Hal ini karena adanya perbedaan struktur sel kedua jenis
makanan tersebut. Sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun dari senyawa selulosa,
yang sulit dicerna karena tidak memiliki enzim selolase. Oleh karena itu, herbivora akan
mengadakan simbiosis mutualisme dengan bakteri atau protozoa penghasil enzim selulase
(mikroorganisme selulolitik).

1. Mulut

Makanan akan diingesti ke dalam rongga mulut reptil yang akan mengalami pencernaan secara
mekanik maupun kimiawi. Mulut disusun oleh sel-sel bersilia yang mengsekresikan
mukus/lendir untuk membantu melumasi makanan agar mudah ditelan. Pada reptil pemakan
daging (karnivora), mulut dilengkapi dengan gigi-gigi yang tajam yang membantu menangkap
objek makanannya. Sedangkan pada reptil herbivora, terdapat gigi yang sederhana dalam rongga
mulutnya. Keberadaan kerikil-kerikil kecil dalam lambung yang dikenal dengan gastrolit juga
membantu kerja gigi dalam mencerna makanan di dalam mulut. Beberapa reptil bahkan memiliki
lidah panjang yang dapat dijulurkan ke luar guna mendeteksi panas yang dipantulkan dari tubuh
mangsanya, juga dapat digunakan untuk menagkap mangsanya dan digunakan untuk minum.
Rahang atas dan rahang bawah reptil tidak menyatu, hal ini memungkinkan reptil untuk
memangsa hewan yang berukuran lebih besar dari dirinya. Kelenjar ludah mebnghasilkan saliva
yang mengandung enzim pencernaan. Beberapa reptil, memiliki kelenjar racun di dalam rongga
mulut yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsanya.

2. Esofagus

Esofagus pada reptil memiliki panjang yang bervarian tergantung spesiesnya. Esofagus disusun
atas sel-sel bersilia dan sel goblet yang menghasilkan lendir/mukus. Saluran esofagus akan
menghantarkan makanan dari mulut menuju lambung melalui gerakan peristaltik yang dibantu
oleh otot-otot penyusun dinding esofagus. Di dalam esofagus tidak terjadi proses pencernaan.

3. Lambung
Lambung akan meneruskan pencernaan dari mulut. Dinding-dinding lambung melepaskan
enzim-enzim pencernaan dan getah lambung (HCL) kemudian membantu memecah senyawa
protein. Setelah itu, makanan akan dialirkan menuju usus halus melalui sfingter piloris.

Advertisement

4. Intestinum (Usus Halus)

Usus halus merupakan organ terpanjang pada sistem pencernaan. Duodenum merupakan bagian
usus halus yang pertama kali menerima kim dari lambung. Kelenjar-kelenjar pencernaan, hati,
dan pankreas membantu mencerna makanan secara kimiawi dengan mengeluarkan sekretnya
(tidak terjadi pencernaan mekanik di usus halus). Pankreas mengeluarkan enzim-enzim ke dalam
lumen duodenum yang akan membantu menghidrolisis makanan yang mengandung karbohidrat
oleh karbohidrase, lemak oleh lipase, dan protein oleh proteinase. Garam empedu yang disimpan
di dalam kantung empedu merupakan hasil perombakan sel darah merah yang telah usang.
Garam empedu disekresikan ke lumen duodenum untuk membantu dalam pencernaan lemak dan
penyerapan vitamin yang terlarut dalam lemak. Selain itu, di dalam garam empedu terdapat zat
warna urobilin yang akan mewarnai feses.

Lebih jauh lagi, dinding duodenum juga menghasilkan enzim pencernaan yang membantu
melumatkan lebih dalam kim yang berasal dari lambung. Pencernaan terus berjalan seiring
dengan didorongnya partikel-partikel makanan menyusuri jejenum melalui gerakan peristaltik
otot-otot usus. Penyerapan sari-sari makanan berlangsung di usus ileum yang memilki pembuluh
darah dan limfe disepanjang dinding ileum. Adanya pelipatan sel epitelium dinding ileum yang
disebut dengan jonjot vili membuat luas permukaan penyerpan usus semakin luas.

5. Usus Besar

Makanan yang tidak dicerna didorong menuju usus besar. Terdapat sekum yang pendek yang
membatasi antara usus halus dengan usus besar. Sekum berkembang baik pada reptil pemakan
tumbuhan (herbivora). Di dalam usus besar, reptil akan mengalami pembususkan dan
pengurangan kadar air. Dinding-dinding sel usus besar menyerap kelebihan air dan nutrisi
penting yang belum diserap saat di bagian ileum,

6. Kloaka

Merupakan muara tiga saluran, urin, reproduksi dan pencernaan. Kloaka merupakan muara
menjadi tiga bagian:
1. Korprodaeum : tempat keluar dari sistem pencernaan
2. Uradaeum : menerima dari saluran urin dan sel kelamin
3. Proctodaeum : daerah pengumpul.

Pustaka:

http://137.222.110.150/calnet/irish_cal/exotics/reptiles/lizards/digestive%20system.html
http://wikipedia.com
B. Organ Pencernaan pada Aves
Organ pencernaan pada aves terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Makanan dari avs, misalnya burung bermacam-macam yaitu biji-bijian, buah-buahan, dan hewan kecil.
Keterangan organ pencernaan sebagai berikut.
1. Saluran Pencernaan pada Aves
a. Mulut
Aves tidak mempunyai bibir, lidah, pipi dan gigi sejati, bagian mulut atas dan bawah tersusun
atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti
engsel (North, 1978). Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah ke depan.
Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke kerongkongan sewaktu
lidah digerakkan dari depan ke belakang (Akoso, 1993). Lidah berfungsi untuk membantu menelan
makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas makanan untuk
mempermudah masuk ke kerongkongan (Nesheim et al., 1979). Di dalam mulut tidak diproduksi amilase
(Nesheim et al., 1972). Air diambil dengan cara menyendok saat minum dengan menggunakan paruh
dan masuk ke dalam kerongkongan setelah kepala menengadah dengan memanfaatkan gaya gravitasi
(North, 1978).
b. Kerongkongan (oesophagus)

Kerongkongan (oesophagus) merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang


merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan faring pada bagian
atas dan kelenjar lambung pada bagian bawah (North, 1978). Fungsi kerongkongan adalah menyalurkan
makanan ke tembolok (Sarwono, 1988). Dinding kerongkongan dilapisi selaput lendir yang membantu
melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok.
c. Tembolok (crop)
Tembolok (crop) mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan
perbesaran dari kerongkongan. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang
menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Tembolok berfungsi menyimpan dan
menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke kelenjar lambung (Nesheim et al., 1979).
Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam tembolok selama beberapa jam untuk
proses pelunakan dan pengasaman (Akoso, 1993). Hal ini disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar
yang mengeluarkan getah yang berfungsi untuk melunakkan makanan (Sudaryati, 1994).
d. Kelenjar lambung (proventriculus)
Kelenjar lambung (proventriculus) merupakan perbesaran terakhir dari kerongkongan dan
merupakan kelenjar lambung sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya pencernaan
secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna
mencerna protein (Nesheim et al., 1979). Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan
kelenjar lambung begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis (Akoso, 1993).
Karena makanan berjalan cepat dalam jangka waktu yang pendek di dalam kelenjar lambung maka
pencernaan pada material makanan secara enzimatis sedikit terjadi (North, 1978).
e. Empedal (gizzard atau ventriculus)
Empedal (gizzard atau ventriculus) berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian
atas dan bawah. Bagian atas lubang masuk berasal dari kelenjar lambung dan bagian bawah lubang
pengeluaran menuju ke duodenum (Nesheim et al., 1979). Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh
aktivitasnya, apabila unggas dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka empedal akan lisut
(Akoso, 1993). Empedal disebut pula otot kelenjar lambung yang terletak diantara kelenjar lambung dan
batas atas dari usus halus. Empedal mempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan
tenaga yang besar dan mempunyai mukosa yang tebal (North, 1978). Perototan empedal dapat
melakukan gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu menit (Akoso, 1993). Fungsi empedal
adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada
dalam empedal yang ditelan oleh ayam (Nesheim et al., 1979). Partikel batuan ini berfungsi untuk
memperkecil partikel makanan dengan adanya kontraksi otot dalam empedal sehingga dapat masuk ke
saluran usus halus (North, 1978).

f. Usus halus (intestinum tenue)


Usus halus (intestinum tenue) memanjang dari empedal sampai usus besar dan terbagi atas tiga
bagian yaitu duodenum, jejunum dan ileum. Duodenum berbentuk huruf V dengan bagian pars
descendens sebagai bagian yang turun dan bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik. Menurut
Akoso (1993) selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot yang lembut dan menonjol seperti
jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas permukaan penyerapan nutrien.
Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim amilase, lipase dan tripsin.
Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinding sel dari usus halus yang dapat mencerna protein dan
karbohidrat (North, 1978). Pencernaan pakan ayam di dalam usus halus secara enzimatik dengan
berfungsinya enzim-enzim terhadap protein lemak dan karbohidrat. Protein oleh pepsin dan
khemotripsin akan diubah menjadi asam amino. Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan
gliserol. Karbohidrat oleh amilase akan diubah menjadi disakarida dan kemudian menjadi monosakarida.
g. Usus buntu (ceca)
Usus buntu (ceca) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja (Akoso,
1993). Fungsi utama usus buntu secara jelas belum diketahui tetapi di dalamnya terdapat sedikit
pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air (North, 1978). Di dalamnya juga terjadi
pencernaan serat oleh aktivitas mikroorganisme (Nesheim et al., 1979).
h. Usus besar (intestinum crassum atau rektum)
Usus besar (intestinum crassum atau rektum) berupa saluran yang mempunyai diameter dua
kali dari diameter usus halus dan berakhir pada kloaka (North, 1978). Usus besar paling belakang terdiri
dari rektum yang pendek dan bersambungan dengan kloaka (Akoso, 1993). Pada usus besar terjadi
reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan air pada
unggas (North, 1978).
i. Kloaka
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang pelepasan
sisa-sisa pencernaan, urin dan merupakan muara saluran reproduksi (North, 1978). Air kencing yang
sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti
pasta putih (Akoso, 1993). Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai
muara saluran kencing dan kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctodeum
sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar disebut vent (Nesheim et
al., 1979). Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang pada betina
lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur (North, 1978).

Gambar 1 : Organ pencernaan burung


Sumber : http://wandylee.wordpress.com

2. Kelenjar Pencernaan pada Aves


Pada saluran pencernaan aves juga terdapat organ tambahan yang mempunyai hubungan
dengan saluran pencernaan yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan material dari organ
tambahan ke saluran pencernaan yang berguna untuk kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga
organ tambahan yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yaitu hati, pankreas dan limpa (North,
1978). Keterangannya sebagai berikut.
a. Hati
Hati terletak diantara empedal dan kantong empedu, berwarna kemerahan dan terdiri dari dua
lobus, yaitu lobus dexter dan sinister. Hati mengeluarkan cairan berwarna hijau kekuningan yang
berperan dalam mengemulsikan lemak (North, 1978). Cairan tersebut tersimpan di dalam sebuah
kantung yang disebut kantung empedu yang terletak di lobus sebelah kanan. Makanan yang berada
pada duodenum akan merangsang kantung empedu untuk mengkerut dan menumpahkan cairan
empedu (Akoso, 1993). Hati juga menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa
protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal (Lehninger, 1994).
b. Pankreas
Pankreas terletak pada lipatan duodenum. Pankreas mensekresikan cairan pankreas ke
duodenum melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim yang mendigesti karbohidrat, lemak
dan protein (North, 1978).
c. Limpa
Limpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada titik antara kelenjar
lambung, empedal, dan hati (Jull, 1971). Fungsi dari limpa sebagai tempat untuk memecah sel darah
merah dan untuk menyimpan Fe dalam darah.
C. Sistem Pencernaan pada Aves
Pada prinsipnya sistem pencernaan aves dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Sistem pencernaan secara mekanis
Secara mekanis di rongga mulut bahan pakan didorong secara mekanis oleh lidah menuju
kerongkongan (oesophagus) dan menuju tembolok, selanjutnya didorong menuju empedal dan di dalam
empedal bahan makanan mengalami proses pengecilan partikel secara mekanis agar luas permukaan
serapannya menjadi lebih luas atau lebar dan enzim pencernaan dapat melakukan penetrasi lebih
dalam.
2. Sistem pencernaan secara enzimatis
Kelenjar yang banyak di dalam tubuh burung mampu mencerna pakan secara enzimatis, di
dalam rongga mulut bahan makanan dicerna oleh amilase ptialin untuk mengubah pati menjadi
karbohidrat yang lebih sederhana. Di dalam lambung, pakan yang dalam proses pencernaan diasamkan
oleh keberadaan asam klorida (HCI) atau asam lambung. Asam ini sangat penting untuk mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin yang sangat dibutuhkan untuk mencerna protein menjadi pepton (senyawa
protein yang lebih sederhana) sehingga dapat diserap oleh usus halus.
Kemudian pencernaan didorong menuju usus halus yang terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum,
jejunum dan illeum. Pada dinding doudenum ini terdapat pankreas yang menghasilkan beberapa enzim
seperti amilase dan lipase. Amilase untuk mencerna pati menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.
Lipase untuk mencerna lemak menjadi asam lemak yang akan diserap oleh usus halus. Kemudian
mengalami absorbsi nutrien dalam usus halus dan selanjutnya didorong menuju usus besar dan
mengalami absorbsi nutrien.
3. Sistem pencernaan secara biologis

Secara biologis sistem pencernaan ini dilakukan oleh mikroba sehingga proses pencernaan ini
kemudian disebut pencernaan secara mikrobiologis. Proses pencernaan secara mikrobiologis terjadi
ketika pencernaan tertahan di dalam usus besar, seperti sekum dan usus besar.
Gambar 2 : Sistem pencernaan pada Burung
Sumber : http://jejaksiganteng.blogspot.com

D. Proses Pencernaan pada Saluran Pencernaan Aves


1. Proses di dalam rongga mulut
Di dalam rongga mulut, pakan dicampur dengan air ludah dan enzim air ludah (saliva). Air ludah
ini berfungsi sebagai bahan lubrikasi, air ludah juga berfungsi sebagai enzim dalam proses pencernaan
secara enzimatis. Komposisi air ludah didominasi oleh air yang mengandung 99 % air dan 1% campuran
mucin, mineral dan -amilase. Amilase saliva mencerna pati (amilum) dan polisakarida sejenis serta
dapat aktif hingga ujung kerongkongan.
2. Proses di dalam tembolok (crop)
Tembolok (crop) terdapat di dalam tenggorokan bagian akhir. Tenggorokan merupakan saluran
penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Di bagian ini pakan tidak mengalami proses
pencernaan apapun. Pakan hanya melewati saluran ini saja. Pakan dapat lewat dan melalui bagian ini
dengan lancar dikarenakan peristiwa peristaltis dinding saluran oesophagus serta gaya gravitasi bumi
yang membantu menarik pakan masuk menuju organ pencernaan berikutnya. Ketika pakan memasuki
rongga mulut, pakan dapat masuk ke tenggorokan dengan bantuan lidah kaku yang terdapat pada
pangkal (bagian belakang) rongga mulut tersebut.
Organ ini merupakan tempat penampungan, penimbunan, pelunakan dan penyimpanan pakan
yang masuk untuk sementara waktu. Di bagian ini pakan yang dikumpulkan ditampung dan ditimbun
sebanyak mungkin dan selanjutnya mengalami proses perendaman oleh pengaruh cairan yang
disekresikan atau dikeluarkan oleh dinding tembolok sehingga menjadi lebih lunak.
Pelunakan ini sangat penting untuk memudahkan proses pembongkaran fisik pakan dan
memudahkan enzim pencernaan melakukan penetrasi ke dalam pakan. Bagi burung, tembolok
merupakan organ yang mengatur rasa lapar dan kenyang. Kontrol ini pada burung diatur oleh 2 hal yaitu
kontrol fisik dan kontrol khemis. Secara fisik, burung akan merasa lapar bila tembolok kosong dan
sebaliknya jika penuh akan merasa kenyang. Secara khemis, rasa lapar dipengaruhi oleh kadar gula
(glukosa) dalam darah. Apabila kadar glukosa darah turun hingga di bawah ambang batas lapar, burung
akan mulai merasa lapar. Jika burung mulai makan, kadar glukosa naik hingga mencapai ambang batas
kenyang, burung akan merasa nyaman dan menghentikan aktivitas makannya.
Pada pagi hari, tembolok burung kosong dan burung merasa lapar. Apabila burung makan,
pakan akan langsung dilewatkan dari kerongkongan menuju kelenjar lambung tanpa masuk tembolok
terlebih dahulu. Apabila burung makan terus, pakan yang antri dicerna akan tertahan dan transit
terlebih dahulu di tembolok. Apabila tembolok telah penuh, burung akan merasa kenyang secara fisik.
Burung akan segera berhenti makan meskipun sebenarnya kebutuhan energinya belum terpenuhi.
Apabila pakan yang dikonsumsi mengandung energi tinggi maka apabila kebutuhan energinya telah
terpenuhi, burung akan merasa kenyang secara khemis. Burung akan segera berhenti makan meskipun
temboloknya belum penuh terisi pakan.
3. Proses di dalam kelenjar lambung (proventriculus)
Kelenjar lambung (proventriculus) yang asam karena pengaruh asam lambung (HCI) akan
menghentikan aktivitas enzim amilase saliva. Tingkat keasaman (pH) pada organ ini berkisar pada 2,0
yang masuk dalam kriteria sangat asam. Enzim yang aktif pada kelenjar lambung adalah pepsin dan
renin. Selain kedua enzim tersebut, pada kelenjar lambung juga disekresikan cairan yang mengandung
air, garam an- organik, pepsinogen dan lipase. Pepsinogen melakukan pencernaan protein secara tidak
langsung. Lipase lambung melakukan pemecahan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Di dalam
kelenjar lambung tidak terjadi pencernaan karbohidrat secara spesifik.
4. Proses di dalam empedal (gizzard)
Proses pelumatan pakan di dalam empedal dibantu oleh grit. Grit umumnya berupa kerikil atau
batu kecil, pecahan kaca, remukan kerang. Grit ini membantu empedal dalam melumatkan pakan
menjadi partikel-partikel lebih kecil agar permukaan pakan lebih luas dalam menerima penetrasi enzim-
enzim pencernaan. Proses pelumatan pakan ini sangat penting dalam proses pencernaan pakan.
Semakin banyak bagian pakan yang terkena penetrasi enzim pencernaan maka semakin besar
kesempatan nutrien tercerna menjadi nutrien-nutrien yang siap diserap dan dipergunakan dalam proses
metabolisme.
5. Proses di dalam usus halus (intestinum tenue)
Usus halus (intestinum tenue) terdiri atas duodenum, jejunum dan ileum. Duodenum
merupakan tempat utama absorbsi nutrien pakan yang telah tercerna. Absorbsi nutrien oleh duodenum
ini dibantu oleh sekresi empat cairan, yaitu cairan duodenum, cairan empedu, cairan pankreas dan
cairan usus. Fungsi usus adalah melindungi dinding duodenum dari pengaruh suasana asam dari kelenjar
lambung.
Cairan (garam) empedu dihasilkan oleh hati, cairan ini mengandung asam empedu dan zat
warna empedu (K+ dan Na+) dengan mengemulsikan lemak, mengaktifkan fungsi lipase pankreas serta
menstabilkan emulsi dengan cara menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
6. Proses di dalam usus besar (intestinum crassum atau rektum)
Di dalam usus besar (intestinum crassum atau rektum) masih terdapat substansi pakan yang
belum atau tidak tercerna dan tidak terabsorbsi oleh usus halus, seperti selulosa dan hemiselulosa.
Selulosa dan hemiselulosa tidak terhidrolisis oleh enzim apapun yang dihasilkan aves.
7. Proses di dalam sekum dan kolon
Di dalam sekum dan kolon terdapat kegiatan jasad renik, seperti bakteri proteolitik dengan
fungsi utama mencerna protein-protein yang belum tercerna di usus halus seperti skatole, indole, fenol,
asam-asam lemak, H2S, asam-asam amino. Selain pencernaan protein tahap kedua tersebut, di dalam
sekum juga terjadi proses hidrolisis selulosa dan hemiselulosa secara sangat terbatas. Selain itu jasad
renik yang terdapat pada sekum juga mensintesis vitamin B (sebagian kecil diabsorbsi). Sintesis vitamin
B ini seakan tidak terlalu penting lagi karena setelah sekum tidak terdapat lagi organ yang secara
signifikan mengabsorbsi nutrien.

DAFTAR PUSTAKA
Noer, Tjandrakirana S. 2007. Struktur Hewan Jilid II. Surabaya : Unesa University Press

http://sellaroro.blogspot.com/2013/05/sistem-pencernaan-aves.html/ diakses pada tanggal 25 September 2014


pukul 22.00 WIB.

http://berbagiinformasiburungunggas.blogspot.com/p/sistem-pencernaan-burung.html/ diakses pada tanggal


25 September 2014 pukul 22.30 WIB.

http://biologigonz.blogspot.com/2010/06/aves.html/ diakses pada tanggal 25 September 2014 pukul 22.40


WIB.

http://manisnyadunia.blogspot.com/2012/06123/sistempencernaanaves.html/ diakses pada tanggal 25


September 2014 pukul 22.45 WIB.
BAB II

ORGAN REPRODUKSI MAMALIA

A. ORGAN REPRODUKSI MAMALIA EKTERNAL DAN INTERNAL


Mammalia merupakan hewan vertebrata yang tubuhnya tertutup rambut. Hewan
Mammalia betina memiliki kelenjar mamae (susu) yang berkembang atau tumbuh dengan baik,
anggota gerak depan dapat bermodifikasi untuk berlari dan pada kulit terdapat banyak kelenjar
keringat dan kelenjar minyak. Hewan mamalia juga mengalami fertilisasi internal, lubang genital
dan anus terpisah, ada organ intromitten (penis), telur tidak bercangakang, dikandung dalam
uterus (oviduk). Di dalam membran embrional terdapat amnion, korion, dan allantois. Secara
praktis semua Mammalia itu vivivar. Embrio berkembang dalam uterus, dan pertukaran
metabolik antara embrio dan induk terjadi melalui plasenta (baik untuk nutrisi maupun respirasi).
1. Organ Reproduksi Betina
a. Komponen Organ Reproduksi Mamalia Betina
Hewan mamalia betina memiliki organ reproduksi primer dan sekunder. Organ
reproduksi primer yaitu ovarium. Ovarium menghasilkan ova (sel telur) dan hormon-hormon
kelamin betina. Organ reproduksi sekunder atau saluran reproduksi terdiri dari oviduk, uterus,
serviks, vagina, dan vulva. Fungsi organ-organ reproduksi sekunder menerima, menyalurkan,
dan menyatukan sel-sel kelamin jantan dan betina; memberi lingkungan; memberi makan;
melahirkan individu baru. Alat-alat kelamin dalam digantung oleh ligamentum lata. Ligamentum
ini terdiri dari mesovarium (penggantung ovarium), mesosalpink (penggantung oviduk), dan
mesometrium (penggantung uterus).

Gambar 1. Alat reproduksi hewan betina. Sumber dari: omkicau.com


a). Ovarium
Berbeda dengan testis, ovarium tertinggal di dalam cavum abdiminalis. Ia mempunyai
dwi fungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur (ova) dan sebagai organ
endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina (estrogen dan progesteron). Pada sapi dan
domba, ovarium berbentuk oval, namun pada kuda berbentuk seperti ginjal karena ada fossa
ovulatorus yakni suatu legokan pada pinggir ovarium. Pada babi, ovarium berupa gumpalan
anggur, folikel-folikel dan corpora lutea menutupi jaringan-jaringan ovarial di bawahnya. Pada
sapi, ovarium bervariasi dalam ukuran panjang, lebar, dan tebal. Umumnya ovarium kanan lebih
besar daripada ovarium kiri, karena secara fisiologik lebih aktif.
Folikel-folikel pada ovarium mencapai kematangan melalui tingkatan perkembangan
yaitu folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier (folikel yang sedang tumbuh), dan folikel de
Graaf (folikel matang). Folikel primer terdiri dari satu bakal sel telur yang pada fase ini disebut
oogonium dan selapis sel folikuler kecil. Folikel sekunder berkembang ke arah pusat stroma
korteks sewaktu kelompok sel-sel folikuler. Yang memperbanyak diri membentuk suatu lapisan
multi seluler sekeliling vitellus. Pada stadium ini terbentuk suatu membran antara oogonium dan
sel-sel folikuler, disebut zona pellucida.
Folikel tersier timbul sewaktu sel-sel pada lapisan folikuler memisahkan diri untuk
membentuk lapisan dan sutu rongga (antrum), ke arah oogonium akan menonjol. Antrum
dibatasi oleh banyak lapisan sel folikuler yang dikenal secara umum sebagai membrana
granulose dan diisi oleh suatu cairan jernih Liquor foliculi yang kaya akan protein dan estrogen.
Folikel de Graaf adalah folikel matang yang menonjol melalui korteks ke permukaan
ovarium bagaikan suatu lepuh. Pertumbuhannya meliputi dua lapis sel stroma korteks yang
mengelilingi sel-sel folikuler. Lapisan sel-sel tersebut membentuk theca folliculi yang dapat
dibagi atas theca interna yang vascular dan theca externa yang fibrous.

Gambar 2. Anatomi ovarium mamalia. Sumber dari: nte-serveur.univ-lyon1.fr

b). Oviduk
Oviduk atau tuba fallopii merupakan saluran kelamin paling anterior, kecil berliku-liku,
dan terasa keras seperti kawat terutama pada pangkalnya. Pada sapi dan kuda, panjang oviduk
mencapai 20--30 cm dengan diameter 1,5--3 mm. oviduk tergantung pada mesosalpink. Ia dapat
dibagi atas infundibulum dengan fimbriae-nya, ampula, dan isthmus.
Ujung oviduk dekat ovarium membentang ternganga membentuk suatu struktur berupa corong
(infundibulum). Muara infundibulum (ostium abdominale) dikelilingi oleh penonjolan-
penonjolan ireguler pada tepi ujung oviduk (fimbriae). Pada saat ovulasi, pembuluh-pembuluh
darah pada fimbriae penuh berisi darah yang mengakibatkan pembesaran dan penegangan
fimbriae. Penegangan ini diiringi oleh kontraksi otot-otot menyebabkan ostium tuba fallopii
mendekati permukaan ovarium untuk menerima ovum matang yang akan dilepaskan.
Ampula tuba fallopii merupakan setengah dari panjang tuba dan bersambung dengan
daerah tuba yang sempit, isthmus. Pada saat ovulasi, ovum disapu ke dalam ujung oviduk yang
berfimbrial. Kapasitas sperma, fertilisasi, dan pembelahan embrio terjadi di dalam tuba fallopii.
Cairan luminal tuba fallopii merupakan lingkungan yang baik untuk terjadinya fertilisasi dan
permulaan perkembangan embrional. Cairan dihasilkan oleh lapisan epitel tuba karena pengaruh
hormon ovarial. Pertemuan utero-tubal mengatur pengangkutan sperma dari uterus ke tuba
fallopii dan transpor embrio dari tuba ke dalam uterus.
c). Uterus
Uterus terdiri dari kornu, korpus, dan serviks. Proporsi relatif masing-masing bagian
berbeda-beda antar spesies. Uterus babi tergolong bicornis dengan kornu yang sangat panjang
tetapi korpusnya sangat pendek. Uterus sapi, domba, dan kuda kedua kornu dan korpus uteri
yang cukup panjang (paling besar pada kuda).
Dari segi fisiologik, hanya dua lapisan uterus yang dikenal yaitu endometrium dan
miometrium. Endometrium adalah suatu struktur glanduler yang terdiri dari lapisan epitel yang
membatasi rongga uterus, lapisan glanduler, dan jaringan ikat. Miometrium merupakan bagian
muskuler dinding uterus yang terdiri dari dua lapis otot polos, selapis dalam otot sirkuler, dan
selapis luar otot longitudinal yang tipis.
Permukaan dalam uterus ruminansia mengandung penonjolan-penonjolan seperti
cendawan dan tidak berkelenjar, disebut caruncula. Uterus sapi memiliki 70--120 caruncula
yang berdiameter 10 cm dan terlihat seperti spon karena banyak lubang-lubang kecil (crypta)
yang menerima villi chorionok placental. Villi-villi chorion hanya berkembang pada daerah
tertentu pada selubung faetus (cotyledon) yang memasuki caruncula. Cotyledon dan caruncula
bersama-sama disebut placentoma. Uterus kuda dan babi tidak mempunyai caruncula.

Gambar 3. uterus pada mencit


Uterus mempunyai fungsi-fungsi yang penting untuk perkembangbiakan ternak. Pada
waktu perkawinan, kontraksi uterus mempermudah pengangkutan sperma ke tuba fallopii.
Sebelum implantasi, uterus mengandung cairan yang merupakan medium bersifat suspensi bagi
blastocyt, sesudah implantasi uterus merupakan tempat pembentukan plasenta dan
perkembangan fetus.
Fungsi lain uterus adalah adanya hubungan kerja secara timbal balik dengan ovarium.
Adanya korpus luteum akan merangsang uterus menghasilkan PGF2 yang berfungsi untuk
regresi korpus luteum secara normal. Stimulasi uterus selama fase permulaan siklus birahi
mempercepat regresi korpus luteum dan menyebabkan estrus dipercepat.

d). Serviks
Serviks adalah suatu struktur berupa sphincter yang menonjol ke kaudal ke dalam vagina.
Serviks dikenal dari dindingnya yang tebal dan lumen yang merapat. Dindingnya ditandai
dengan berbagai penonjolan.
Pada ruminansia penonjolan-penojolan ini terdapat dalam bentuk lereng-lereng
transversal dan saling menyilang disebut cincin-cincin annuler. Cincin-cincin ini sangat nyata
pada sapi (biasanya 4 buah) yang dapat menutup rapat serviks. Pada babi, cincin-cincin tersebut
tersusun dalam bentuk sekrup pembuka botol yang disesuaikan dengan perputaran spiralis ujung
penis babi jantan. Pada kuda, rongganya lurus dengan lipatan memanjang berbentuk seperti
corong sehingga mudah didilatasi secara manual.
Serviks berfungsi untuk mencegah masuknya mikroorganisme atau benda-benda asing ke
lumen uterus. Pada saat estrus, serviks akan terbuka sehingga memungkinkan sperma memasuki
uterus sehingga terjadi pembuahan serta menghasilkan cairan mucus yang keluar melalui vagina.
Pada saat hewan bunting, serviks menghasilkan sejumlah besar mucus tebal yang dapat menutup
atau menyumbat mati canalis servicalis sehingga mencegah masuknya materi infeksius ke dalam
uterus serta mencegah fetus keluar. Sesaat sebelum partus, penyumbat serviks mencair dan
serviks mengalami dilatasi sehingga terbuka dan memungkinkan fetus beserta selaputnya dapat
keluar.

e). Vagina
Vagina adalah organ kelamin betina dengan struktur selubung muskuler yang terletak di
dalam rongga pelvis, dorsal dari vesica urinaria, dan berfungsi sebagai alat kopulatoris (tempat
deposisi semen dan menerima penis), serta sebagai tempat berlalu bagi fetus sewaktu partus.
Legokan yang dibentuk oleh penonjolan serviks ke dalam vagina disebut fornix. Himen adalah
suatu konstriksi sirkuler antara vagina dan vulva. Himen dapat menetap dalam berbagai derajat
pada semua spesies dari suatu pita sentral tipis dan vertikal sampai suatu struktur yang sama
sekali tidak tembus (himen imperforata).

b. Alat Kelamin Luar


Alat kelamin luar terbagi atas vestibulum dan vulva. Vulva terdiri dari labia majora, labia
minora, commisura dorsalis dan ventralis, serta klitoris. Pertemuan antara vagina dan vestibulum
ditandai oleh muara uretra eksterna (orificium urethrae externa). Pada sapi dan babi terdapat
kantong buntu disebut diverticulum suburethrae yang terletak pada bagian bawah dari
permuaraan uretra. Selama proses partus berlangsung, vestibulum berfungsi untuk tumpuan
pertautan bagi seluruh saluran kelamin yang berkontraksi sewaktu mengeluarkan fetus.
Labia atau bibir vulva secara normal selalu dekat berdampingan, tidak menganga, dan
lubang vulva terletak tegak lurus terhadap lantai pelvis. Labia minora adalah bibir yang lebih
kecil dengan jaringan ikat di dalamnya dan mengandung kelenjar Sebaceous. Antara celah vulva
dan anus terdapat perineum yaitu kulit yang terdiri dari jaringan ikatdan urat daging yang dapat
sobek bila melahirkan anak yang terlalu besar.
Commisura ventralis menutupi klitoris, suatu struktur yang homolog dan mempunyai asal
embriologik yang sama dengan penis. Klitoris terdiri dari jaringan erektil yang diselubungi oleh
epithel squamous bersusun dan mengandung cukup banyak ujung-ujung syaraf sensoris.

2. Organ Reproduksi Jantan


a. Testis
Testis merupakan salah satu organ yang penting dalam reproduksi jantan. Testis
berfungsi untuk memproduksi sperma dan hormon reproduksi yaitu testosteron. Wischnitzers
(1967) menyatakan bahwa testis terdiri dari sepasang gonad yang berbentuk oval. Testis
dibungkus skrotum yang terdiri dari tiga atau empat lapisan. Lapis superficial kulit, dibawahnya
terdapat lapis fibrosa dan jaringan otot yaitu tunica dartos dibawahnya terdapat tunica vaginalis
yang menutupi dinding skrotum. Bagian dalam testis terdapat lobuli-lobuli yang didalamnya
terdiri dari saluran-saluran kecil yang bergulung yang disebut tubulus seminiferus yang
menghasilkan dan berisi spermatozoa.
Dinding tubulus seminiferus terdiri dari dua tipe sel yaitu sel yang memproduksi
sperma dan sel pendukung yang memproduksi cairan sumber makanan sperma (Lane, 1980). Sel-
sel pendukung tersebut dikenal sebagai sel sertoli. Disamping itu, terdapat sel interstitial yang
berada diantara tubulus seminiferusyang memproduksi hormon testosteron.
Ketika masa pubertas tiba, tubulus seminiferusakan bekerja dengan optimal
menghasilkan sperma dan hormon-hormon reproduksi seperti testosteron dan androgen. Pada
saat itu, secara tidak langsung dibutuhkan kapasitas yang besar dari tubulus seminiferusyang
akan meningkatkan bobot dan volume testis untuk mendukung proses tersebut. Perkembangan
dan peningkatan produksi sperma merupakan suatu hal yang berjalan seiring dengan
perkembangan bobot testis (Amann, 1970). Pineda (1989) menambahkan bahwa susunan testis
yang terdiri dari 90% tubulus seminiferus akan mempengaruhi bobot testis hewan dewasa.
Testis sebagai organ kelamin primer mempunyai dua fungsi yaitu menghasilkan
spermatozoa atau sel-sel kelamin jantan, dan mengsekresikan hormon kelamin jantan,
testosteron. Spermatozoa dihasilkan didalam tubulus seminiferus atas pengaruh FSH (Follicle
Stimulating Hormone) sedangkan testosteron diproduksi oleh sel-sel interstitial dari Leydig atas
pengaruh ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone). FSH merupakan glikoprotein yang salah
satu fungsinya adalah bersama-sama dengan androgen dalam proses spermatogenesis, sedangkan
ICSH meru merupakan glikoprotein yang memiliki fungsi untuk proses ovulasi dan merangsang
sel Leydig untuk mensekresi androgen.

b. Penis
Organ kopulatoris hewan jantan, penis, mempunyai tugas ganda yaitu
pengeluaran urin dan peletakan semen ke dalam saluran reproduksi hewan betina. Penis terdiri
dari akar, badan dan ujung bebas yang berakhir pada kepala penis (Toelihere, 1985). Badan penis
terdiri dari corpus cavernosum penisyang relatif besar dan diselaputi oleh suatu selubung fibrosa
tebal berwarna putih, tunica albuginea. Di bagian ventral terdapat corpus cavernicum urethrae,
suatu struktur yang relatif lebih kecil yang mengelilingi urethrae.

c. Epididimis
Epididimis adalah suatu struktur memanjang yang bertaut rapat dengan testis. Ia
mengandung ductus epididymidis yang sangat berliku-liku. Epididimis dapat dibagi atas kepala,
badan dan ekor. Epididimis terletak dibagian permukaan dorsal testis. Organ tersebut terdiri dari
tubulus-tubulus yang bersambung dari testis melalui ductus efferentes yang lembut
(Wischnitzers, 1967). Secara makroskopis dibedakan adanya kepala (caput), badan (corpus) dan
ekor (cauda) epididimis.
Epididimis mempunyai fungsi utama: pengangkutan, konsentrasi, maturasi dan
penyimpanan sperma (Toelihere, 1985). Menurut Clermont (1962) dan Sutyarso (1992), pada
fase maturasi sperma yang telah matang akan segera dilepaskan kedalam lumen tubulus
seminiferus. Menurut Toelihere (1985), pada proses maturasi, spermatozoa membutuhkan bahan
utama yang terdiri atas ion (Ca, Na, K, Cl), substrat (protein, asam sialat, glikogen, asam laktat,
gliserol fosforilkolin) serta enzim yang semuanya dihasilkan oleh lumen epididimis.
Poerwodihardjo (1985) menambahkan bahwa epididimis merupakan penghubung antara kelenjar
testis dengan vas deferens.
Epididimis berfungsi untuk pematangan spermatozoa dan untuk menyimpan
spermatozoa yang sudah matang (dewasa). Saluran epididimis dan vas deferen juga berfungsi
untuk transpor spermatozoa. Proses pendewasaan sperma (maturasi sperma) merupakan hal yang
sangat penting untuk memperoleh kualitas sperma yang baik. Sperma yang memasuki epididimis
akan mengalami perubahan morfologis dan biokimia untuk memperoleh kapasitas fertilisasi
maksimum. Proses maturasi ini meliputi juga perubahan struktural diantara bagian kepala dan
ekor sperma serta perubahan unsur-unsur permukaan kepala sperma disertai peningkatan
motilitas sperma progresif.
Penyimpanan sperma pada epididimis dilakukan pada bagian kauda
epididimis.Pada daerah ini, konsentrasi sperma relatif tinggi dengan lumen duktus epididimis
yang lebar. Proses perkembangan epididimis berjalan seiring dengan perkembangan reproduksi
itu sendiri. Perkembangan epididimis yang optimal diperlukan untuk mendukung proses
spermatogenesis yang telah dilakukan pada organ testis terlebih dahulu. Hubungan antara
produksi sperma dengan cadangan atau depot sperma di dalam epididimis adalah rendah.

d. Vas Deferens
Vas deferens atau ductus deferens adalah saluran yang berliku-liku yang berjalan
sejajar dengan epididimis yang mengangkut sperma dari ekor epididimis ke urethra. Dindingnya
mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisasi pengangkutan semen waktu ejakulasi
(Toelihere, 1985). Menurut Poerwodihardjo (1985), Fungsi vas deferens adalah untuk
transportasi spermatozoa. Kedua vas deferensyang terletak bersebelahan diatas vesica urinaria
lambat laun akan menebal dan membesar membentuk ampula. Penebalan ampula disebabkan
karena banyak terdapat kelenjar pada dinding saluran. Kelenjar-kelenjar ini bersifat tubuler dan
secara histologis sangat mirip dengan struktur kelenjar vesicularis.

B. CARA REPRODUKSI MAMALIA MENCIT

Siklus reproduksi pada mamalia primate disebut siklus menstruasi, sedangkan


siklus reproduksi pada non-primata disebut siklus estus. Dari satu estrus ke estrus berikutnya
disebut satu estrus. Panjang siklus estrus pada tikus mencit 4-5 hari, pada babi, sapi, dan kuda 21
hari, pada marmot 15 hari (Adnan, 2012).

1. Fase Estrus Mencit (Mus musculus)


a. Fase Proestrus
Proestrus merupakan periode persiapan yang ditandai dengan pemacuan pertumbuhan
folikel oleh FSH sehingga folikel tumbuh dengan cepat. Proestrus berlangsung selama 2-3 hari.
Pada fase kandungan air pada uterus meningkat dan mengandung banyak pembuluh darah dan
kelenjar-kelenjar endometrial mengalami hipertrofi.
b. Fase estrus
Estrus adalah masa keinginan kawin yang ditandai dengan keadaaan tikus tidak tenang,
keluar lendir dari dalam vulva, pada fase ini pertumbuhan folikel meningkat dengan cepat, uterus
mengalami vaskularisasi dengan maksimal, ovulasi terjadi dengan cepat, dan sel-sel epitelnya
mengalami akhir perkembangan/terjadi dengan cepat.
c. Fase metaestrus
Metaestrus ditandai dengan terhentinya birahi, ovulasi terjadi dengan pecahnya folikel,
rongga folikel secara berangsur-ansur mengecil,dan pengeluaran lendir terhenti. Selain itu terjadi
penurunan pada ukuran dan vaskularitas.
d. Fase diestrus
Diestrus adalah periode terakhir dari estrus, pada fase ini corpus luteum berkembang
dengan sempurna dan efek yang dihasilkan dari progesteron (hormon yang dihasilkan dari corpus
luteum) tampak dengan jelas pada dinding uterus serta folikel-folikel kecil dengan korpora lutea
pada vagina lebih besar dari ovulasi sebelumnya.
Pada fase estrus, terlihat pengaruh estrogen dan dikarakteristikkan oleh sel kornifikasi
yang nyata (jelas) dan hilangnya leukosit. Pada akhir fase estrus, lapisan kornifikasi tampak
sloughed off dan invasi leukosit terjadi. Selama diestrus, leukosit tampak berlimpah. Fase
proestrus, tanpa leukosit dan dikarakteristikkan oleh sel epitel yang dinukleasi. Fase estrus terjadi
dengan pengaruh hormon gonadotropin dan sekresi estrogen mempunyai pengaruh yang besar.
Fase metestrus, selama fase ini dimana sinyal stimulasi estrogen turun. Uterus dipengaruhi oleh
progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas dan mungkin berakhir 1-5 hari(Hill,
2006).
Genitalia eksterna dari spermatogenesis adalah penis yang terdiri dari 3 massa silindris
dari jaringan erektil ditambah uretra. Dua silindris disebut corpora kavernosa penis, terletak
dibagian dorsal. Satunya dinamakan korpus kavernosum uretra atau korpus spongiosum dan
mengelilingi uretra (uretra di tengahnya), pada ujung penis melebar membentuk gland penis.

C. KARAKTERISTIK HABITAT REPRODUKSI MAMALIA


1. Habitat Mencit
Mencit umumnya tinggal di dekat dengan manusia di rumah-rumah, gudang, lumbung,
dll. Mereka juga menduduki ladang yang ditanami, dan bahkan daerah-daerah berhutan, tapi
mereka jarang menyimpang jauh dari bangunan. Beberapa individu menghabiskan musim panas
di ladang dan pindah ke lumbung dan rumah-rumah dengan mulainya musim gugur cuaca dingin.
Karena asosiasi mereka dengan manusia, tikus rumah telah dapat mendiami daerah-daerah yang
tidak ramah (seperti tundra dan padang pasir) yang mereka tidak akan dapat menempati secara
mandiri.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan pembahsan yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya:
a. Organ reproduksi mencit jantan terdiri atas ginjal, ureter, testis, penis, vas deferens. Testis
berkembang pada ujung dorsal rongga peritoneum dan tersuspensi dalam skrotum. Testis sebagai
penghasil sperma, penis sebagai alat memasukkan sperma ke tubuh mencit betina.
b. organ reproduksi mencit betina terdiri atas ginjal, ovarium, oviduk, ureter, vagina. Ovarium
sebagai penghasil telur. Di dalam ovarium terdapat folikel primer, sekunder, tersier, dan folikel
matang. Oviduk adalah organ berbentuk tubuler tergantung pada kedua sisi ovarium ke uterus.
Oviduk sebagai lumen menghubungkan rongga peritoneum dengan rongga uterus yang
digantungkan pada mesentrium.
c. Cara reproduksi mamalia mencit dengan beberapa fase, dimulai dari proestrus-estrus-metaestrus-
diestrus.
d. Mencit umumnya tinggal di dekat dengan manusia di rumah-rumah, gudang, lumbung, dll.
Mereka juga menduduki ladang yang ditanami, dan bahkan daerah-daerah berhutan, tapi mereka
jarang menyimpang jauh dari bangunan. Beberapa individu menghabiskan musim panas di
ladang dan pindah ke lumbung dan rumah-rumah dengan mulainya musim gugur cuaca dingin.

You might also like