Professional Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
Kata ini berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Sistem integumen
adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan
terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang
terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat atau lendir).
FUNGSI KULIT
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-fungsi
tersebut dapat dibedakan menjadi :
Sebagai pelindung atau alat proteksi lapisan kulit bagian luar relative impermeable terhadap
air, untuk mencegah penguapan yang berlebihan.
Sebagai tempat eksteroreseptorpada bagian dermis kulit terdapat reseptor berupa akhiran saraf
bebas atau badan-badan sensoris yang dapat menerima berbagai macam rangsang dari
lingkungan eksternal.
Sebagai alat ekskretori pada kulit banyak terdapat kelenjer-kelenjer keringat dan kelenjer-
kelenjer lemak yang berfungsi membantu membuang sisa-sisa hasil metabolism baik berupa air,
lipida atau garam-garam keluar tubuh.
Sebagai alat respirasi atau alat pernafasan terutama pada hewan-hewan akuantik dengan
struktur kulit yang tipis selalu basah dan sangat vaskuler. Kondisi kulit seperti ini sangat
kondusif untuk proses difusi gas O2 yang terlarut dalam air masuk ke kapiler-kapiler darah
dipermukaan kulit tubuh.
Sebagai alat nutrisi dan cadangan makanan yaitu terdapat kelenjer mammae (kelenjer susu)
yang digunakan oleh mamalia untuk nutrisi bagi hewan muda atau yang baru lahir. Dan kulit
tempat penyimpanan cadangan makanan (energi), yang berupa lemak.
Sebagai alat gerak pada hewan vofitan/arboreal seperti burung, kalrlawar, cecak terbang dll,
derivate kulit dipakai sebagai alat terbang yang sangat penting.
Sebagai tempat pembentukan vitamin D pada manusia pembentukan vitamin D3 pada kulit
sangat penting untuk pembentukan tulang. Kalsiferol dibentuk dari dehidrokolesterol yang
dihasilkan oleh hati dengan bantuan cahaya matahari dikulit.
STRUKTUR KULIT
Kulit tersusun atas lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan hypodermis :
1) Epidermis
Epidermis yang merupakan lapisan terluar terdiri atas stratum korneum, stratum
lusidum.stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel
mati dan selalu mengelupas.Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan
berfungsi mengganti stratum korneum.Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan
mengandung pigmen melanin.Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu
membentuk sel-sel baru ke arah luar.
Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
Stratum granulosum, mengandung pigmen
Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar
2) Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat,
dan kelenjar minyak.Kelenjar keringat menghasilkan keringat.Banyaknya keringat yang
dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan
pengaturan suhu.Keringat mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi
adalah sebgai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik, penyinaran, dan
bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Pada suhu lingkunga tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi aktif dan pembuluh kapiler
di kulit melebar. Melebarnya pembuluh kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan
sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan
kulit dengan cara penguapan. Penguapan mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga
kita tidak merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah, kelenjar keringat tidak
aktid dan pembuluh kapiler di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa
metabolisme dan air, akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan
tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol oleh hipotamulus. Dermis
terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar,
dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula
sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat
yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan
melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam
kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi
menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat
tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di
dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.
Akar rambut
Pembuluh darah
Syaraf
Kelenjar minyak (glandula sebasea)
Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh
suhu luar
3) Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak
berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas
tubuh.
Stratum Spinosum = Lapisan epidermis yang paling tebal, terdiri daru berbagai macam bentuk sel
(polyhedral sampai sel-sel yang berbentuk tipis) sehingga nampak berduri (spin). Disini juga
terdapat keratinocytes yang ktif melakukan mitosis. Stratum basal dan spinosum disebut lapisan
malphigi yang bertanggung jawab dalam pergantian epidermal keratinocytes.
Stratum Granulosum = Terdapat keratinocytes yang tergantikan oleh atau dari stratum spinosum.
Ketika sel tersebut mencapai lapisan ini, mulai untuk membuat protein keratohyalin dan keratin
dalam jumlah banyak. Keratohyalin merupakan zat tanduk, menyebabkan kulit less permeable.
Keratin merupakan bahan penyusun utama rambut dan kuku.
Stratum Lucidium = Lapisan ini hanya terdapat pada kulit tebal (thick skin). Walaupun lapisan
ini berisi sel-sel tipis dan kekurangan organel dan nuclei, akan tetapi mengandung keratin
filament yang tebal. Plasma membran mengalami penenbalan akibat penyuluran protei non
kreatin (infolokrin). Tidak terlihat bawah pada standard hytological layer.
Stratum Corneum = Terletak di permukaan, 15-10 lapisan tipis (epitel pipih), sel mati,
interloching cells. Disebut juga lapisan tanduk (horny layer).
Melanocytes = Didapat dari ujung saraf, memproduksi pigment melanin yang memberikan warna
coklat pada kulit. Bentuknya silindris, bulat dan panjang. Mengandung tirosinase yang dihasilkan
oleh REG, kemudian tirosinase tersebut diolah oleh Aparatus Golgi menjadi oval granules
(melanosomes). Ketika asam amino tirosin berpindah ke dalam melanosomes, melanosomes
berubah menjadi melanin. Enzim tirosinase yang diaktifkan oleh sinar ultra violet.. Kemudian
melanin meninggalkan badan melanicytes dan menuju ke sitoplasma dari sel-sel dalam lapisan
stratum spinosum. Dan pada akhirnya pigmen melanin didegradasi oleh keratinocytes.
Merkel Cells = Banyak terdapat pada daerah kulit yang sedikit rambut (fingertips, oral mucosa,
daerah dasar folikel rambut). Menyebar di lapisan stratum basal yang banyak mengandung
keratinocytes.
Langerhans Cells = Disebut juga dendritic cells karena sering bekerja di daerah lapisan stratum
spinosum. Merupakan sel yang mengandung antibodi. Banyaknya 2% 4 % dari keseluruhan sel
epidermis. Selain itu, juga banyak terdapat di bagian dermis pada lubang mulut, esophagus, dan
vagina. Fungsi dari langerhans cells adalah untuk responisasi terhadap imun karena mempunyai
antibodi.
Pigmentasi kulit
Didalam kulit terdapat butir-butir melanin, terutama pada stratum germinativum pada
bagian epidermis.Fungsi dari melanin adalah melindungi tubuh dari bahaya sinar ultra violet.
Cara terjadinya pembentukan melanin , adalah sebagai berikut :
o Sel-sel yang berperan dalam menghasilkan butir-butir pigmen disebut melanobast.
o Di dalam sitopasma sel terdapat enzim depaoksidase . darah membawa asam amino tyrosin
o Tyrosin oleh enzim depaoksidase denga bantuan sinar ultra volet diubah menjadi melanin.
Faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan warna kulit antara lain:
Kelenjar kulit
Kelenjar lendir dapat dijumpai pada pisces dan amphibi. Kebanyakan kelenjar lendir pada
ikan bersel tunggal. Lendir membuat suatu lapisan pelindung di permukaan tubuh yang berperan
untuk mengurangi gesekan tubuh dengan air, serta menghalau mikroorganisme oleh karena itu
lendir selalu ditanggalkan dan dibuat baru. Kelenjar lendir pada amphibia bersifat multiseluler
dengan bagian sekretorinya terbenam di dalam dermis. Selain itu terdapat pula kelenjar bisa yang
disebut kelenjar serous. Kelenjar ini menghasilkan zat-zat toksik untuk menghalau lawannya.
2. Kelenjar bau
Kelenjar ini terdapat misalnya pada kaki kambing, rodentia, karnivora. Pada sigung
(skunk) terdapat kelenjar bau di dekat anus, sedangkan pada ular terdapat di dekat kloaka. Fungsi
kelenjar bau adalah untuk komunikasi intraspesies, seperti membatasi teritori, untuk menarik
pasangan, atau untuk pertahanan.
3. Kelenjar minyak
Kelenjar ini terbatas terdapat pada mammalia dan biasanya berhubungan dengan rambut.
Fungsi kelenjar minyak adalah menggetahkan sebum yang berguna untuk melumasi rambut dan
lapisan tanduk kulit. Modifikasi kelenjar minyak berupa kelenjar serumen yang terdapat pada
telinga luar mammalia. Selain itu, kelenjar tarsal pada kelopak mata sebelah dalam dan kelenjar
meiboom pada sudut-sudut mata juga merupakan modifikasi kelenjar minyak. Fungsi kelenjar ini
adalah menghasilkan minyakyang menutupi kornea dan berfungsi sebagai pelumas.
4. Kelenjar keringat
Kelenjar ini hanya terdapat pada mamalia. Pada manusia, kelenjar keringat tersebar di
seluruh permukaan tubuh, sedangkan pada mamalia lainnya penyebarannya lebih terbatas,
misalnya di daerah telinga, bibir, kepala, punggung, jari kaki, telapak kaki, sekitar anus, dan
kelenjar susu. Sekret kelenjar keringat bersifat seperti air serta mengandung garam-garam dan
urea. Komposisi secret tersebut berubah-ubah menurut keadaan metabolik hewannya. Evaporasi
keringat menyebabkan penyejukan, sehingga membantu memelihara suhu tubuh yang konstan.
5. Kelenjar susu
Kelenjar susu (glandula mammae) hanya dimiliki oleh mammalia. Kelenjar ini
merupakan modifikasi kelenjar keringat. Kelenjar susu terbentu sepanjang garis susu, yang
terentang dari ketiak sampai lipat paha. Berdasarkan wilayah-wilayah di mana kelenjar susu
tumbuh, dapat dibedakan kelenjar susu aksila (ketiak), thorak (dada), abdominal (perut), dan
inguinal (lipat paha).
RAMBUT
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama
mamalia.Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang
berada jauh di bawah dermis.Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga ditemukan pada
tumbuhan.
Rambut pada manusia tumbuh di seluruh permukaan kulit, kecuali pada telapak kaki,
telapak tangan dan bibir. Bagian tubuh yang memiliki rambut terpekat adalah permukaan dan
bagian belakang kepala, alis, bulu mata dan bagian lainnya.
Susunan Rambut:
Terdiri dari benang bertanduk yang berasal dari epidermis, terdiri dari batang dan akar yang
meluas ke bawah hingga menyerupai umbi yang bertakik pada lapisan di bawahnya.Ruang dalam
takik terdapat jaringan penyambung atau papilla.Akar rambut terbungkus dari folikel rambut
yang berasal dari sumbu epidermal dan dermal.Rambut terdiri atas 3 lapisan epitel, yaitu
medulla, korteks dan kutikula. Folikel rambut terdiri atas:
a. Seludang akar epitel dalam, terdiri dari kutikula, lapisan Huxley, henle.
b. Seludang akar epitel luar yang berasal dari epidermis, merupakan perpanjangan lapisan
malpighi (stratum basale dan spinosum)
c. Selubung jaringan penyambung berasal dari dermis:
- selubung dalam, membran hialin sempit, menempel pada sel-sel silindris selubung luar.
- Selubung tengah, serat jaringan penyambung halus yang tersusun dalam jaringan.
Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai darah kuat
sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan.Seperti tulang dan gigi, kuku merupakan bagian
terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat sedikit.
SISIK
Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik dapat dibedakan menjadi :
a) Sisik kosmoid dianggap sisik yang paling premitif, merupakan hasil fusi sisik plakoid dan
tulang dermal. Tersusun atas 3 lapis :
o Kosmin sebagai lapisan paling atas
o Lapisan tulang yang vaskuler
o Lapisan tulang yang kompak dan berlamela.
b) Sisik ganoid Jenis sisik ini dimiliki oleh ikan-ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus
(Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar disebut ganoine yang
materialnya berupa garam-garam an-organik, kemudian lapisan berikutnya dalah cosmine, dan
lapisan yang paling dalam adalah isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian
atas.
c) Sisik plakoid Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar yang bulat atau
bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal yang letaknya terbenam di bagian dermis
kulit, dan suatu bagian yang menonjol berupa duri keluar dari permukaan epidermis. Sisik
tersebut merupakan struktur exoskeleton yang primitive yang mempunyai titik perkembangan
menuju ke lembaran sisik yang biasa terdapat pada osteichthyes yang terdiri atas lempeng dasar,
tangkai sentral dan duri. Bagian yang lunak dari sisik ini (pulp) berisikan pembuluh darah dan
saraf yang berasal dari dermis. Sisik placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut
dermal denticle yang di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid
menyerupai pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari sel-sel dermis
yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila dermis yang mendesak
epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu merupakan derivate dari sisik.
BULUBulu adalah suatu struktur epidermis yang membentuk penutup luar, pada burung
misalnya. Bulu merupakan suatu struktur karatin yang karakteristik terdapat pada bangsa burung,
serta merupakan modifikasi dari sisik, karena bangsa burung mempunyai nenek moyang dari
bangsa reptile. Pertumbuhan awal dari bulu sama dengan pertumbuhan sisik yang berawal dari
papilla dermis.
Bulu adalah struktur keratin yang karakteristiknya terdapat pada bangsa aves, dan di anggap
sebagai modifikasi dari sisik.
Pertumbuhan awal bulu sama denga pertumbuhan awal sisik, dengan papilla dermis sebagai
struktur permulaan. Sebagian besar unggas memiliki dua bentuk bulu dasar, yaitu: bulu luar
(pluma, jamak plumae) yang berstruktur menyirip dan tampak dari luar dan bulu dalam
(plumula, jamak -e) yang berada di dalam lapisan bulu luar dan tidak berstruktur (terurai).
Beberapa burung memiliki bulu tipe yang lain, yang berbentuk seperti rambut dan disebut
filopluma (jamak~e).Jenis bulu ini, bila ada, mengisi bagian bulu dalam yang lembut. Bulu-bulu
luar yang tumbuh membentuk sayap unggas disebut sebagai remiges, sementara bulu-bulu luar
yang tumbuh membentuk ekor disebut rectrices (tunggal: rectrix). Keduanya merupakan bulu-
bulu yang penting dalam menentukan kemampuan terbang.
Macam-macam jenis bulu :
a) Pennae Hanya terdapat pada daerah tertentu dari tubuh , yaitu daerah pterylae.
b) Plumula Merupakan bulu-bulu yang kecil dengan rachis yang banyak.
c) Filoplumae Merupakan bulu-bulu rambut yang sangat halus , terdiri ari rechis dan rami,
kalamus yang telah tereduksi.
TANDUK
Adalah nama umum yang diberikan kepada penonjolan yang panjang dan runcing, bercabang
atau tidak bercabang pada kepala bagian frontal.
Macam-macam tanduk :
1) Tanduk kosong seludang zat tanduk yang melapisi sumbu tulang, tak bercabang dan tak
pernah tinggal, pada beberapa hewan yang baik pertumbuhannya pada hewan jantan.
2) Tanduk rambut disebut pula dengan cula, seperti pada badak. Yaitu kumpulan rambut-rambut
yang telah mengalami fusi. Cula atau tanduk rambut tidak dapat lepas dan tidak pula bercabang.
3) Rangga atau antler pada rusa terdapat penonjolan tulang frontal yang dapat tumbuh dan
bercabang dan dapat pula dilepaskan, jadi bukan derivate kulit, lapisan kulit hanya ada pada saat
pertumbuhan, setelah ukuran penuh dicapai kulitnya akan mengelupas.
Dalam menjalankan fungsinya, epidermis epidermis membentuk derivat yang berbeda pada
setiap hewan tergantung dari adaptasi kehidupannya masing-masing. Derivat-derivart epidermis
merupakan struktur yang berasal dari epidermis, meliputi struktur yang keras dan lunak seperti
tanduk dan kelenjar.Dermis merupakan lapisan lapisan yang lebih tebal daripada epidermis pada
hewan vertebrata. Didalam dermis dapat ditemukan jaringan ikat, struktur-struktur
epidermis(kelenjar-kelenjar), dderivat dermis, pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf dan
badan-badan indera. Derivat-derivat dermis terdiri dari sisik-sisik dermis, jari-jari sirip dermis
dan keping-keping tulang / osteoderm.
CIRI-CIRI KULIT
1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
3. Luas : 1,50 1,75 m.
4. Tebal rata rata : 1,22mm.
5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5
mm.pada daerah penis.
Fungsi rambut:
1. melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
2. menyarig udara.
3. serta berfungsi sebagai pengatur suhu,
4. pendorong penguapan kerngat dan
5. indera peraba yang sensitive.
RaMbut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin ).Bagian dermis yang
masuk dalam kandung rambut disebut papil.
Terdapat 2 fase :
1. fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela.
Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal
mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.
2. Fase Istirahat( Telogen)
Berlangsung + 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 100 lembar rambut rontok dalam
tiap harinya.Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt Piloereksi.
Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin .
Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hgormon seks( rambut wajah, janggut,
kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi rambut
ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S.
Cushing(wanita).
KUKU
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras dan
transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula.Berfungsi mengangkat benda benda kecil.
Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki:
12- 18 bulan.
a) Kelenjar Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut
dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
b) Kelenjar Mammae Kelenjar mammae atau payudara merupakan derivatif sel epitel dan
lapisan ektoderm. Jaringan payudara ini sangat sensitif terhadap hormon. Efek hormonal pada
payudara paling jelas terlihat selama perkembangan embrionik dan setelah pubertas. Setiap
kelenjar mammae terdiri atas massa jaringan yang berlobul. Jaringan kelenjar melekat di dalam
jaringan adiposa dan dipisahkan oleh jaringan fibrosa.
c) Kelenjar keringat
diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu
lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf
simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap
setress, nyeri dll.
Kelenjar Apokrin.Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada folkel
rambut Kelenjar ini aktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada
sklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh
bakteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin
khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen(wax).
2. REPTIL
Kulit pada Reptilia umumnya tidak mengandung kelenjar keringat.Lapisan terluar dari kulit yang
menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama
akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut
hilang apabila hewan berganti kulit. Pada calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi
warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam dermis yang terkumpul
atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes (bunglon) perubahan ini
relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum outonomicum.
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku
Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu dapat berukuran amat halus, seperti halnya
sisik-sisik yang menutupi tubuh cecak, atau pun berukuran besar seperti yang dapat kita amati
pada tempurung kura-kura. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang
mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan
bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.
Ciri ciri umum tentang reptil diwakili oleh masing masing contoh :
a) Crocodilia (meliputi kelompok Buaya)
b) Ophidia (kelompok Ular)
c) Lacertilia (kelompok Kadal)
d) Chelonia (kelompok Kura-kura)
Derivat derivat kulit pada reptil :
Beberapa bentuk sisik yang umum pada reptil :
sikloid (cenderung datar membundar), granular (berbingkul-bingkul), dan berlunas (memiliki
gigir memanjang di tengahnya, seperti lunas perahu). Perbedaan bentuk dan komposisi sisik-sisik
ini pada berbagai bagian tubuh reptil biasa digunakan untuk mengidentifikasi spesies hewan
tersebut.
Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat.Lapisan terluar
dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini
mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi.
Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada calotes (bunglon) integument
mengalami modifikasi warna. Perubahan warna ini dikarenakan adanya granulea pigment dalam
dermis yang terkumpul atau menyebar karena pengaruh yang bermacam-macam. Pada calotes
(bunglon) perubahan ini relatif cepat, karena selalu dibawah kontrol sistem nervosum
outonomicum.
3. Pisces
Yang termasuk dalam sistem integumen pada ikan adalah kulit dan derivat integumen.Kulit
merupakan lapisan penutup tubuh yang terdiri dari dua lapisan, yaitu epidermis pada lapisan
terluar dan dermis pada lapisan dalam.Derivat integumen merupakan suatu struktur yang secara
embryogenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit yang sebenarnya.
Sistem integumen yang berhubungan langsung dengan lingkungan tempat hidup memiliki
berbagai fungsi yang sangat vital pada kehidupan ikan, yaitu :
Pertahanan fisik = Merupakan fungsi utama dari integument yaitu sebagai pertahanan pertama
dari infeksi, paparan sinar ultra violet [UV] dan gesekan tubuh dengan air atau benda keras
lainnya. Hal ini disebabkan karena kulit memiliki kelenjar mukosa sebagai pelindung kulit dari
parasit, bakteri dan mikroorganisme merugikan lainnya serta memperkecil gesekan dengan
adanya sifat mucus yang licin.
Keseimbangan cairan [air] = Keseimbangan cairan dilakukan oleh integumen kelompok
amphibian dan ikan memiliki sistem tersendiri dalam proses keseimbangan cairan yaitu dengan
menggunakan insangnya.
Thermoregulasi = Thermoregulasi dilakukan oleh vertebrata dengan jalan memasukkan dan
mengeluarkan panas secara bergantian melalui aliran darah pada kulit.
Warna = Warna yang ada pada integurnen ikan digunakan sebagai alat komunikasi, tingkah laku
seksual, peringatan dan penyamaran untuk mengelabui predator. Warna yang dihasilkan akan
berbeda-beda yang disebabkan karena perbedaan tempat hidup dari ikan tersebut. Pada open-
water fishes, warna tubuh ikan terbagi atas warna keperakan dibagian ventral dan warna
iridescent biru atau hijau di bagian dorsal [countershading]. Ada tiga macam warna dominan
ikan yang hidup dilautan, yaitu keperakan bagi ikan yang hidup di permukaan laut, kemerahan
pada ikan yang hidup di daerah tengah perairan dan violet atau gelap pada ikan yang hidup di
dasar perairan.
Pergerakan = Pergerakan ikan dipengaruhi pula oleh keberadaan sisik yang membantu dalam
meningkatkan kemampuan berenang ikan yang menghadapi halangan kuat.
Respirasi = Respirasi ikan tidak menggunakan kulit sebagai sarananya tetapi dilakukan oleh
golongan Amphibian. Hal ini dilakukan karena kulit merupakan lapisan yang relatif tipis, selalu
basah dan terdapat banyak pembuluh darah sehingga pertukaranoksigen dan karbondioksida
dapat berlangsung.
Kelenjar kulit = Pada kulit terdapat kelenjar yang memungkinkan ikan dapat mengeluarkan
pheromone untuk menarik pasangannya dan sebagai alat untuk menetapkan daerah teritorial.
Selain itu, kelenjar kulit juga dapat menghasilkan zat-zat racun yang berguna untuk mencari
mangsa ataupun untuk pertahanan diri dari predator.
Keseimbangan garam [homeostatis] pada ikan dilakukan pada kulit dan insang yaitu dengan
pengaturan kadar garam cairan tubuh ikan [osmoregulasi] sehingga cairan dalam tubuh akan
tetap stabil sesuai dengan lingkungan dimana ikan berada. Pada ikan yanghidup di laut,kulit akan
menjaga pengeluaran cairan dalam tubuh yang berlebihan sedangkan pada ikan yang hidup di
perairan tawar, kulit akan mengatur agar cairan dari luar tubuh tidak terlalu banyak yang masuk
ke dalam tubuh. Selain itu, kulit berperan dalam proses ekskresi hasil metabolisme yang
dilakukan oleh tubuh.
Organ indera Kulit memiliki sel-sel yang berfungsi sebagai reseptor dari stimulus lingkungan,
misalnya panas, sakit dan sentuhan. Derivat integumen seperti barbels dan flaps memiliki sel-sel
syaraf sebagai indera. Barbels berfungsi sebagai alat bantu makan dan mengandung organ-organ
sensory serta sebagai alat untuk kamuflase pada ikan demikian juga flaps. Barbels ini ada yang
berbentuk seperti alga. Letak dari barbels ada pada hidung, bibir, dagu, sudut mulut dengan
bentuk rambut, pecut, sembulan, bulu dan lain-lain.
Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam yang
disebut dermis atau corium.
Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang
dalam terdiri dari lapisan sel yang selalu giat mengadakan pembelahan untuk mengantikan sel-
sel sebelah luar yang lepas dan untuk persediaan pengembangan tubuh. Lapisan ini dinamakan
stratum germinativum (lapisan Malphigi).
Dermis lebih tebal daripada epidermis dan tediri dari sel-sel yang susunannya lebih kompak.
Lapisan ini berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang bersisik.Derivat-derivat kulit juga
dibentuk dari lapisan ini.Pada dermis ini terkandung pembuluh darah, saraf dan jaringan
pengikat.
2. Lendir
Sel kelenjar yang berbentuk piala dan terletak didalam epidermis, mengeluarkan suatu zat
(semacam glycoprotein) yang dinamakan mucin. Apabila mucin ini bersentuhan dengan air maka
akan berubah menjadi lendir. Kegiatan sel kelenjar tersebut akan menentukan ketebalan lendir
yang menutupi kulit. Umumnya ikan yang tidak bersisik memiliki lendir yang lebih tebal
dibandingkan dengan ikan yang bersisik.Hal ini merupakan suatu keadaan pengganti ketiadaan
sisiknya. Ketebalan sisik yang menyelimuti tubuh ikan tidak selalu sama dari waktu kewaktu.
Pada keadaan yang genting, seperti bila melepaskan diri dari bahaya, sel kelenjar akan lebih giat
lagi untuk mengeluarkan lendir sehingga lapisan lendir menjadi lebih tebal daripada keadaan
normal. Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air supaya ikan dapat berenang lebih
cepat, berperan dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipermiabel yang mencegah keluar
masuknya air melalui kulit, mencegah infeksi dan menutup luka. Pada beberapa ikan, lendir
berguna untuk menghindarkan diri dari kekeringan. Ikan paru-paru (Protopterus) di Afrika
mengadakan tidur musim panas (summer destivation) pada musim kemarau dengan cara
membuat lubang pada dasar sungai yang berlumpur. Apabila dasar sungai menjadi kering selama
musim kemarau, ia akan tetap tinggal didalam lumpur yang dibuatnya dan tubuhnya dibungkus
dengan lendir agar kulitnya selalu tetap basah. Bila musim penghujan tiba dan sungai pun
kembali berair kembali maka ia akan keluar dari lubangnya. Beberapa ikan menggunakan lendir
untuk membuat sarangnya dalam rangka melindungi telur yang telah dibuahi dari gangguan luar,
misalnya ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis), sepat rawa (Trichogaster trichopterus) dan
lain-lain.
3. Sisik
Sisik sering diistilahkan sebagai rangka dermis karena sisik dibuat dari lapisan dermis.Pada
beberapa ikan sisiknya berubah menjadi keras karena bahan yang dikandungnya, sehingga sisik
tersebut menjadi semacam rangka luar.Ikan yang bersisik keras terutama ditemukan pada ikan-
ikan yang masih primitif.Sedangkan pada ikan modern kekerasan sisiknya sudah tereduksi
menjadi sangat fleksibel. Disamping ikan-ikan yang bersisik, juga banyak terdapat ikan yang
sama sekali tidak bersisik, misalnya ikan-ikan yang termaksud kedalam subordo Siluroidea (Ikan
jambal Pangasius pangasius, lele Clarias batrachus, dan belut sawah Fluta alba). Sebagai suatu
kompensasi, sebagaimana yang telah dikemukakan, mereka mempunyai lendir yang lebih tebal
sehingga badannya menjadi lebih licin.
Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung didalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi
lima jenis, yaitu cosmoid, placoid, ganoid, cycloid, dan stenoid.
Sisik cosmoid Sisik cosmoid hanya terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif. Sisik ini terdiri
dari beberapa lapisan, berturut-turut dari luar adalah vitrodentine yang dilapisi oleh semacam
enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan yang kuat, dan noncellular, terakhir
isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang. Pada lapisan isopedine terdapat
pembuluh-pembuluh kecil.Yang menarik perhatian dari sisik ini adalah pertumbuhan sisik ini
hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup yang menutup
permukaan.Ikan yang memiliki sisik tipe cosmoid ini misalnya Latimeria chalumnae.
Sisik placoid Sisik ini hanya terdapat pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuk
sisik tersebut hampir seperti duri bunga mawar dengan dasar yang bulat atau bujur
sangkar.Bagian yang menonjol seperti duri keluar dari epidermis.Susunannya hampir seperti gigi
manusia.Pulp (bagian yang lunak) berisikan pembuluh darah dan saraf yang berasal dari
dermis.Sisik placoid sering disebut juga dermal denticle.
Sisik ganoidSisik ini terdiri dari beberapa lapisan, lapisan terluar dinamakan ganoine yang
materialnya terdiri dari garam-garaman organik. Dibawahnya terdapat lapisan seperti cosmine,
dan lapisan paling dalam adalah isopedine.Berbeda dengan sisik cosmoid, sisik ganoid tumbuh
dari atas dan bawah.Ikan yang memiliki sisik tipe ganoid ini antara lain Polypterus, Lapisostidae,
Acipenceridae, dan Polyodontidae.
Sisik Cycloid dan Stenoid Sisik ini terdapat pada golongan ikan Teleostei, dimana masing-
masing terdapat pada golongan ikan bejari-jari sirip lemah (Malacopterygii) dan golongan ikan
berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii).Dibandingkan dengan ketiga sisik terdahulu, kedua sisik
ini kepipihannya sudah tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel, transparant, dan tidak
mengandung dentine maupun enamel.Pertumbuhan sisik ini terjadi pada bagian atas maupun
bawah.
4. Pigmen Warna
Ikan-ikan yang hidup di perairan bebas seperti tenggiri (Scomberomorus commersoni) dan lain-
lain mempunyai warna tubuh yang sederhana, bertingkat dari keputih-putihan pada bagian perut,
keperak-perakan pada sisi tubuh bagian bawah sampai kebiru-biruan atau kehijau-hijauan pada
sisi atas dan kehitamhitaman pada bagian punggungnya. Ikan yang hidup didaerah dasar, bagian
dasar perutnya bewarna pucat dan bagian punggungnya bewarna gelap.Warna tubuh yang
cemerlang dan cantik biasanya dimiliki oleh ikan-ikan yang hidup di sekitar karang, misalnya
ikan-ikan yang termaksud kedalam familia Apogonidae, Chaetodontidae, Achanturidae, dan
sebagainya.Umumnya ikan laut yang hidup dilapisan atas bewarna keperak-perakan, dibagian
tengah kemerah-merahan dan dibagian bawah ungu atau hitam. Warna ikan tersebut dikarenakan
oleh schemachrome (karena konfigurasi fisik) dan biochrome ( pigmen pembawa
warna).Schemachrome putih terdapat pada rangka, gelembung renang sisik; biru dan ungu pada
iris mata; warna-warna pelangi pada sisik, mata dan membran usus.
Sel khusus yang memberikan warna pada ikan ada dua macam yaitu :
5. Organ Cahaya
Cahaya yang dikeluarkan oleh jasad hidup dinamakan bioluminescens, yang umumnya bewarna
biru atau biru kehijau-hijauan.Terdapat dua sumber cahaya yang dikeluarkan oleh ikan dan
keduanya terdapat pada kulit, yaitu warna yang dikeluarkan oleh bakteri yang bersimbiosis
dengan ikan dan cahaya yang dikeluarkan oleh ikan itu sendiri.Ikan-ikan yang dapat
mengeluaran cahaya umumnya tinggal di bagian laut dalam dan hanya sedikit yang hidup
diperairan dangkal.Sebagian dari padanya bergerak ke permukaan untuk ruaya makanan.Di laut
dalam terletak antara 300 1000 meter dibawah permukaan laut.Sel pada kulit ikan yang dapat
mengeluarkan cahaya disebut sel cahaya atau photophore (photocyt).Ini biasanya terdapat pada
golongan Elasmobranchii (Sphinax, Etmopterus, Bathobathis moresbyi) dan Teleostei
(Stomiatidae, Hyctophiformes, Batrachoididae).
Cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri yang hidup bersimbiosis dengan ikan, misalnya terdapat
pada ikan-ikan dari famili Macroridae, Gadidae, Honcentridae, Anomalopodidae, Leiognathidae,
Serranidae, dan Saccopharyngidae.Di Laut Banda ikan leweri batu (Photoblepharon palpebatrus)
dan leweri air (Anomalops katoptron), yang keduanya termaksud kedalam famili
Anomalopodidae, mempunyai bakteri cahaya yang terletak dibawah matanya.Kedua ikan
tersebut hidup di perairan dangkal.Anomalops mengeluarkan cahaya yang berkedap-kedip secara
teratur yang dikendalikan oleh organ cahaya yang keluar masuk suatu kantong pigmen hitam
dibawah mata.Photoblepharon menunujukan suatu cahaya yang menyala terus, tetapi dapat pula
dipadamkan oleh suatu lipatan jaringan hitam yang menutupiorgan cahayanya.Bakteri yang
dapat mengeluarkan cahaya terdapat didalamkantung kelenjar di epidermis.Pemantulan cahaya
yang dikeluarkan oleh bakteri diatur oleh jaringan yang berfungsi sebagai lensa.Pada bagian
yang berlawanan dengan lensa banyak pigmen yang berfungsi sebagai pemantul.Ada juga
kelenjar yang berisi bakteri itu
dikelilingi oleh sel-sel pigmen itu seluruhnya.Pemencaran cahaya yang dikeluarkan oleh bakteri
diatur oleh konstraksi pigmen yang berfungsi sebagai iris mata.
Pada ikan Malacocephalus (yang hidup di laut dalam), pengeluaran cahayanya mempunyai
peranan dalam pemijahan.Kekuatan cahayanya dapat menerangi sejauh 10 meter dengan panjang
gelombang 410 600 mikrometer. Pada musim pemijahan, bila ikan jantan bertemu dengan ikan
betina, maka si jantan akan membimbing betinanya untuk mencari tempat yang baik untuk
berpijah. Cahaya yang dikeluarkan oleh ikan jantan dipakai sebagai isyarat untuk diikuti si
jantan.
Anglor fish(Linophyrin brevibarbis), yang terdapat didasar laut, mempunyai tentakel yang
bercahaya. Diduga ikan ini mempunyai kultur bakteri yang terdapat pada kulitnya. Tentakel yang
ujungnya mempunyai jaringan yang membesar itu digosokan di atas kultur bakteri tersebut,
sehingga bakteri yang bercahaya terbawa oleh tentakel untuk menarik perhatian mangsanya.
Jadi fungsi organ cahaya pada ikan ialah sebagai tanda pengenal individu ikan sejenis untuk
memikat mangsa, menerangi lingkungan sejenis, mengejutkan musuh, dan melarikan diri,
sebagai penyesuaian ketidak adaan sinar di laut dalam dan diduga sebagai ciri ikan beracun.
6. Kelenjar Beracun Kelenjar beracun merupakan derivat kulit yang merupakan modifikasi
kelenjar yang mengeluarkan lendir.Kelenjar beracun ini bukan saja dipergunakan untuk
pertahanan diri saja, tetapi juga untuk menyerang dan mencari makan.Studi tentang racun ikan
ini dinamakan ichthyotoxisme, yang meliputi ichthyosarcotoxisme (mempelajari berbagai
macam keracunan akibat memakan ikan beracun) dan ichthyoacanthotoxisme (mempelajari
sengatan ikan berbisa). Jadi ichthyotoxisme tidak terbatas mempelajari yang dikeluarkan oleh
kulit saja, melainkan racun yang berasal dari organorgan lain dan gejala keracunan dengan segala
aspek-aspeknya. Ikan-ikan yang sistem integumennya mengandung kelenjar beracun antara lain
ikan-ikan yang hidup disekitar karang, ikan lele dan sebangsanya (Siluroidea), dan golongan
Elasmobranchii (Dasyatidae, Chimaeridae, Myliobathidae). Beberapa jenis ikan buntal
(Tetraodontidae) juga terkenal beracun, tetapi racunnya bukan berasal dari sistem integumennya,
melainkan dari kelenjar empedu.
4. Amphibi
Kulit amfibi adalah permeabel terhadap air dan sarat dengan kelenjar lendir banyak yang
mencegah kulit dari kekeringan.Kulit juga memfasilitasi pertukaran gas yang memungkinkan
amfibi untuk bernapas ketika mereka menjalani hibernasi.Kulit dicegah dari kerusakan oleh
predator banyak amfibi telah berevolusi kelenjar racun di kulit dan toksisitas dari kelenjar
bervariasi sesuai dengan spesies.Racun yang dikeluarkan oleh beberapa amfibi yang fatal bagi
manusia juga tapi sisanya memiliki efek yang sangat sedikit atau ringan.Kelenjar yang
bertanggung jawab untuk produksi toksin adalah kelenjar paratoid yang melepaskan bufotoxin
dan terletak di belakang telinga katak dan kodok tertentu sementara di salamander mereka hadir
tepat di belakang mata.
Struktur yg menutupi ini dibatasi oleh adanya struktur dinamis tertentu khas vertebrata misalnya,
adanya lapisan luar yang sangat cornified yang mengalami molting reguler dan proses ini
dikendalikan oleh hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis dan tiroid. Kutil atau
thickenings lokal adalah karakteristik kodok. Bagian luar kulit ditumpahkan secara periodik
dalam satu potong, sementara pada mamalia dan burung itu tertumpah dalam serpih dan mereka
juga dikenal untuk makan kulit sloughed. Kromatofora juga dikenal sebagai sel-sel pigmen yang
bertanggung jawab untuk warna kulit amfibi dan disusun dalam tiga lapisan.Tiga lapisan
biasanya termasuk sel-sel yang dikenal sebagai melaophores, guanophores dan
lipophores.Banyak spesies yang juga dikenal untuk mengubah warna kulit mereka dan ini benar-
benar di bawah kendali kelenjar pituitari.Warna yang sangat terang biasanya menunjukkan
bahwa kulit sarat dengan kelenjar racun.
Skeletal system
Sistem kerangka amfibi biasanya mirip dengan tetrapoda lain dengan derajat macam variasi.
Struktur rangka termasuk tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk, tulang panjang seperti femur
dan humerus dengan tulang pendek seperti falang, metacarpals dan metatarsal.Sebagian besar
amfibi diakui oleh kehadiran empat anggota badan kecuali caecilian.Tulang yang berlubang dan
ringan.The korset bahu ketat dibangun pada rencana para leluhur.The korset panggul lebih
berkembang dan terdiri dari tiga tulang yaitu, ilium, iskium dan acetabulum.
5. Aves
Struktur bulu :
1. Penutup tubuh
Penutup tubuh burung khususnya burung perkutut (Geopelia Striata) adalah bulu.
a) Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh
aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile
serupa dengan sisik.Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis.Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk
folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup
bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan
penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan
mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada
perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-
cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang
ramping dan beberapa barbulae di puncak.
Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
Barbae
Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang
berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya.
Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari
rachis.
Gambar Struktur Bulu Burung
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung
calamus disebut umbilicus superior.Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile,
sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
Tectrices, bulu yang menutupi badan.
Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai
kemudi.
Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
a) remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada
metacarpalia.
b) Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
c) Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah siku.
Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984)
b) Fungsi bulu
1. Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam
cuaca dingin.
2. Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan bulu-
bulu mereka.
3. Penutup tubuh.
4. Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk yang
berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem.
5. Untuk memperindah tubuh.
6. Plumae berfungsi agar dapat terbang.
7. Plamulae berfungsi Sebagai isolator.
8. Filoplumae Berfungsi sebagai sensor.
9. Mengangkat tubuh burung di udara.
10. Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya.
1. Cancella sisik sangat kecil, yang hanya berupa penebalan serta pengerasan dari kulit,
saling bersilang dengan alur yang dangkal.
2. Reticula kecil tapi berbeda, terpisah, berbentuk sisik. Ditemukan pada permukaan
lateral dan medialmetatarsusayam. Sisik ini terbuat dari alpha-keratin.
3. Scutella Sisik yang tidak sebesar scute, seperti yang ditemukan pada bagian belakang,
dari metatarsus ayam.
4. Scute sisik terbesar, biasanya ditemukan pada permukaan bagian depan metatarsus dan
permukaan dorsal jari. Sisik ini terbuat dari beta-keratin seperti pada sisik reptilia.
Pada beberapa kaki burung, bulu dapat bercampur dengan sisik. Kantung bulu dapat
terletak di antara sisik atau bahkan langsung di bawah sisik, di lapisan dermis kulit yang lebih
dalam. Dalam kasus terakhir ini, bulu mungkin muncul secara langsung melalui sisik, dan
sepenuhnya akan dilingkari di bidang munculnya oleh keratin sisik.
Rampoteka dan Podoteka
Paruh pada sebagian besar burung wader memiliki ujung saraf yang membantu mereka
mendeteksi mangsa yang bersembunyi di bawah pasir yang basah dengan merasakan perbedaan
tekanan yang mendadak di dalam air.
Semua burung berevolusi dengan memindahkan bagian rahang atas terhubung dengan
tengkorak otak. Namun hal ini lebih menonjol dalam beberapa burung dan dapat dengan mudah
dideteksi pada burung bayan.
Daerah di antara mata dan paruh di sisi kepala burung disebut Lore. Daerah ini kadang-
kadang berbulu, dan kulit dapat berwarna, seperti dalam banyak spesies dari keluarga
pecuk.Selaput bersisik yang melingkupi kaki burung disebut podoteka.
2.6 SISTEM INTEGUMEN MAMALIA
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan
oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan
anaknya. Mamalia memliki integumen yang terdiri dari tiga lapisan: paling luar adalah
epidermis, yang tengah adalah dermis, dan paling dalam adalah hipodermis.
Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan vaskuler. Tersusun atas epitelium
berlapis dan terdiri dari atas sejumlah lapisan sel yang disusun atas dua lapis yang jelas tampak,
yaitu selapis lapisan tanduk dan selapis zona germinalis, epidermis tidak berisi pembuluh darah,
saluran kelenjar keringat menembus epidermis dan mendampingi rambut. Sel epidermis
membatasi folikel rambut, dan di atas epidermis terdapat garis lekukan yang berjalan sesuai
dengan papil dermis di bawahnya. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang
paling atas sampai yang terdalam):
1. Stratum Komeum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.
2. Stratum Lusidum, lapisan ini berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak kaki dan telapak tangan, tidak tampak pada kulit tipis.
3. Stratum Granulosum lapisan ini ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya di
tengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin
yang mengandung protein kaya akan histidin.
4. Stratum Spinosum, pada lapisan ini terdapat berkas-berkas filamen yang dinamakan
tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang
terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak
tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan malfigi, dan juga
terdapat sel langerhans.
5. Stratum Germinativum, pada lapisan ini terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan
bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui
setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Lapisan
stratum germinativum ini merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit
Dermis
Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, folikel rambut, kelenjar
keringat, syaraf dan sel fibroblast. Fibroblast ini berfungsi menghasilkan kollagen, yang sangat
penting peranannya terhadap kekenyalan dan elastisitas kulit. Selain itu pada lapisan ini juga
terdapat reseptor yang berfungsi untuk merasakan sensasi raba dan nyeri.
Hipodermis
Merupakan bagian terdalam dari kulit, yang terdiri dari banyak sel lemak sehingga
berfungsi sebagai bantalan terhadap cedera dan membantu dalam mempertahankan panas tubuh
Ciri-Ciri Kulit
1. Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
2. Alat tubuh yang terberat : 15 % dari berat badan.
3. Luas : 1,50 1,75 m.
4. Tebal rata rata : 1,22mm.
5. Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5
mm.pada daerah penis.
Proses Sistem Pencernaan Pada Reptil dan Fungsi-Fungsi
Organnya
Proses Sistem Pencernaan Pada Reptil dan Fungsi-Fungsi Organnya - Sebagian besar reptil
adalah pemakan daging (karnivora) yang memiliki sistem secara lebih sederhana dibanding
pemakan tumbuhan (herbivora). Daging/makanan yang berasal dari hewan lebih mudah dicerna
dibanding makanan dari tumbuhan. Hal ini karena adanya perbedaan struktur sel kedua jenis
makanan tersebut. Sel-sel tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun dari senyawa selulosa,
yang sulit dicerna karena tidak memiliki enzim selolase. Oleh karena itu, herbivora akan
mengadakan simbiosis mutualisme dengan bakteri atau protozoa penghasil enzim selulase
(mikroorganisme selulolitik).
1. Mulut
Makanan akan diingesti ke dalam rongga mulut reptil yang akan mengalami pencernaan secara
mekanik maupun kimiawi. Mulut disusun oleh sel-sel bersilia yang mengsekresikan
mukus/lendir untuk membantu melumasi makanan agar mudah ditelan. Pada reptil pemakan
daging (karnivora), mulut dilengkapi dengan gigi-gigi yang tajam yang membantu menangkap
objek makanannya. Sedangkan pada reptil herbivora, terdapat gigi yang sederhana dalam rongga
mulutnya. Keberadaan kerikil-kerikil kecil dalam lambung yang dikenal dengan gastrolit juga
membantu kerja gigi dalam mencerna makanan di dalam mulut. Beberapa reptil bahkan memiliki
lidah panjang yang dapat dijulurkan ke luar guna mendeteksi panas yang dipantulkan dari tubuh
mangsanya, juga dapat digunakan untuk menagkap mangsanya dan digunakan untuk minum.
Rahang atas dan rahang bawah reptil tidak menyatu, hal ini memungkinkan reptil untuk
memangsa hewan yang berukuran lebih besar dari dirinya. Kelenjar ludah mebnghasilkan saliva
yang mengandung enzim pencernaan. Beberapa reptil, memiliki kelenjar racun di dalam rongga
mulut yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsanya.
2. Esofagus
Esofagus pada reptil memiliki panjang yang bervarian tergantung spesiesnya. Esofagus disusun
atas sel-sel bersilia dan sel goblet yang menghasilkan lendir/mukus. Saluran esofagus akan
menghantarkan makanan dari mulut menuju lambung melalui gerakan peristaltik yang dibantu
oleh otot-otot penyusun dinding esofagus. Di dalam esofagus tidak terjadi proses pencernaan.
3. Lambung
Lambung akan meneruskan pencernaan dari mulut. Dinding-dinding lambung melepaskan
enzim-enzim pencernaan dan getah lambung (HCL) kemudian membantu memecah senyawa
protein. Setelah itu, makanan akan dialirkan menuju usus halus melalui sfingter piloris.
Advertisement
Usus halus merupakan organ terpanjang pada sistem pencernaan. Duodenum merupakan bagian
usus halus yang pertama kali menerima kim dari lambung. Kelenjar-kelenjar pencernaan, hati,
dan pankreas membantu mencerna makanan secara kimiawi dengan mengeluarkan sekretnya
(tidak terjadi pencernaan mekanik di usus halus). Pankreas mengeluarkan enzim-enzim ke dalam
lumen duodenum yang akan membantu menghidrolisis makanan yang mengandung karbohidrat
oleh karbohidrase, lemak oleh lipase, dan protein oleh proteinase. Garam empedu yang disimpan
di dalam kantung empedu merupakan hasil perombakan sel darah merah yang telah usang.
Garam empedu disekresikan ke lumen duodenum untuk membantu dalam pencernaan lemak dan
penyerapan vitamin yang terlarut dalam lemak. Selain itu, di dalam garam empedu terdapat zat
warna urobilin yang akan mewarnai feses.
Lebih jauh lagi, dinding duodenum juga menghasilkan enzim pencernaan yang membantu
melumatkan lebih dalam kim yang berasal dari lambung. Pencernaan terus berjalan seiring
dengan didorongnya partikel-partikel makanan menyusuri jejenum melalui gerakan peristaltik
otot-otot usus. Penyerapan sari-sari makanan berlangsung di usus ileum yang memilki pembuluh
darah dan limfe disepanjang dinding ileum. Adanya pelipatan sel epitelium dinding ileum yang
disebut dengan jonjot vili membuat luas permukaan penyerpan usus semakin luas.
5. Usus Besar
Makanan yang tidak dicerna didorong menuju usus besar. Terdapat sekum yang pendek yang
membatasi antara usus halus dengan usus besar. Sekum berkembang baik pada reptil pemakan
tumbuhan (herbivora). Di dalam usus besar, reptil akan mengalami pembususkan dan
pengurangan kadar air. Dinding-dinding sel usus besar menyerap kelebihan air dan nutrisi
penting yang belum diserap saat di bagian ileum,
6. Kloaka
Merupakan muara tiga saluran, urin, reproduksi dan pencernaan. Kloaka merupakan muara
menjadi tiga bagian:
1. Korprodaeum : tempat keluar dari sistem pencernaan
2. Uradaeum : menerima dari saluran urin dan sel kelamin
3. Proctodaeum : daerah pengumpul.
Pustaka:
http://137.222.110.150/calnet/irish_cal/exotics/reptiles/lizards/digestive%20system.html
http://wikipedia.com
B. Organ Pencernaan pada Aves
Organ pencernaan pada aves terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Makanan dari avs, misalnya burung bermacam-macam yaitu biji-bijian, buah-buahan, dan hewan kecil.
Keterangan organ pencernaan sebagai berikut.
1. Saluran Pencernaan pada Aves
a. Mulut
Aves tidak mempunyai bibir, lidah, pipi dan gigi sejati, bagian mulut atas dan bawah tersusun
atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti
engsel (North, 1978). Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah ke depan.
Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke kerongkongan sewaktu
lidah digerakkan dari depan ke belakang (Akoso, 1993). Lidah berfungsi untuk membantu menelan
makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas makanan untuk
mempermudah masuk ke kerongkongan (Nesheim et al., 1979). Di dalam mulut tidak diproduksi amilase
(Nesheim et al., 1972). Air diambil dengan cara menyendok saat minum dengan menggunakan paruh
dan masuk ke dalam kerongkongan setelah kepala menengadah dengan memanfaatkan gaya gravitasi
(North, 1978).
b. Kerongkongan (oesophagus)
Secara biologis sistem pencernaan ini dilakukan oleh mikroba sehingga proses pencernaan ini
kemudian disebut pencernaan secara mikrobiologis. Proses pencernaan secara mikrobiologis terjadi
ketika pencernaan tertahan di dalam usus besar, seperti sekum dan usus besar.
Gambar 2 : Sistem pencernaan pada Burung
Sumber : http://jejaksiganteng.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Noer, Tjandrakirana S. 2007. Struktur Hewan Jilid II. Surabaya : Unesa University Press
b). Oviduk
Oviduk atau tuba fallopii merupakan saluran kelamin paling anterior, kecil berliku-liku,
dan terasa keras seperti kawat terutama pada pangkalnya. Pada sapi dan kuda, panjang oviduk
mencapai 20--30 cm dengan diameter 1,5--3 mm. oviduk tergantung pada mesosalpink. Ia dapat
dibagi atas infundibulum dengan fimbriae-nya, ampula, dan isthmus.
Ujung oviduk dekat ovarium membentang ternganga membentuk suatu struktur berupa corong
(infundibulum). Muara infundibulum (ostium abdominale) dikelilingi oleh penonjolan-
penonjolan ireguler pada tepi ujung oviduk (fimbriae). Pada saat ovulasi, pembuluh-pembuluh
darah pada fimbriae penuh berisi darah yang mengakibatkan pembesaran dan penegangan
fimbriae. Penegangan ini diiringi oleh kontraksi otot-otot menyebabkan ostium tuba fallopii
mendekati permukaan ovarium untuk menerima ovum matang yang akan dilepaskan.
Ampula tuba fallopii merupakan setengah dari panjang tuba dan bersambung dengan
daerah tuba yang sempit, isthmus. Pada saat ovulasi, ovum disapu ke dalam ujung oviduk yang
berfimbrial. Kapasitas sperma, fertilisasi, dan pembelahan embrio terjadi di dalam tuba fallopii.
Cairan luminal tuba fallopii merupakan lingkungan yang baik untuk terjadinya fertilisasi dan
permulaan perkembangan embrional. Cairan dihasilkan oleh lapisan epitel tuba karena pengaruh
hormon ovarial. Pertemuan utero-tubal mengatur pengangkutan sperma dari uterus ke tuba
fallopii dan transpor embrio dari tuba ke dalam uterus.
c). Uterus
Uterus terdiri dari kornu, korpus, dan serviks. Proporsi relatif masing-masing bagian
berbeda-beda antar spesies. Uterus babi tergolong bicornis dengan kornu yang sangat panjang
tetapi korpusnya sangat pendek. Uterus sapi, domba, dan kuda kedua kornu dan korpus uteri
yang cukup panjang (paling besar pada kuda).
Dari segi fisiologik, hanya dua lapisan uterus yang dikenal yaitu endometrium dan
miometrium. Endometrium adalah suatu struktur glanduler yang terdiri dari lapisan epitel yang
membatasi rongga uterus, lapisan glanduler, dan jaringan ikat. Miometrium merupakan bagian
muskuler dinding uterus yang terdiri dari dua lapis otot polos, selapis dalam otot sirkuler, dan
selapis luar otot longitudinal yang tipis.
Permukaan dalam uterus ruminansia mengandung penonjolan-penonjolan seperti
cendawan dan tidak berkelenjar, disebut caruncula. Uterus sapi memiliki 70--120 caruncula
yang berdiameter 10 cm dan terlihat seperti spon karena banyak lubang-lubang kecil (crypta)
yang menerima villi chorionok placental. Villi-villi chorion hanya berkembang pada daerah
tertentu pada selubung faetus (cotyledon) yang memasuki caruncula. Cotyledon dan caruncula
bersama-sama disebut placentoma. Uterus kuda dan babi tidak mempunyai caruncula.
d). Serviks
Serviks adalah suatu struktur berupa sphincter yang menonjol ke kaudal ke dalam vagina.
Serviks dikenal dari dindingnya yang tebal dan lumen yang merapat. Dindingnya ditandai
dengan berbagai penonjolan.
Pada ruminansia penonjolan-penojolan ini terdapat dalam bentuk lereng-lereng
transversal dan saling menyilang disebut cincin-cincin annuler. Cincin-cincin ini sangat nyata
pada sapi (biasanya 4 buah) yang dapat menutup rapat serviks. Pada babi, cincin-cincin tersebut
tersusun dalam bentuk sekrup pembuka botol yang disesuaikan dengan perputaran spiralis ujung
penis babi jantan. Pada kuda, rongganya lurus dengan lipatan memanjang berbentuk seperti
corong sehingga mudah didilatasi secara manual.
Serviks berfungsi untuk mencegah masuknya mikroorganisme atau benda-benda asing ke
lumen uterus. Pada saat estrus, serviks akan terbuka sehingga memungkinkan sperma memasuki
uterus sehingga terjadi pembuahan serta menghasilkan cairan mucus yang keluar melalui vagina.
Pada saat hewan bunting, serviks menghasilkan sejumlah besar mucus tebal yang dapat menutup
atau menyumbat mati canalis servicalis sehingga mencegah masuknya materi infeksius ke dalam
uterus serta mencegah fetus keluar. Sesaat sebelum partus, penyumbat serviks mencair dan
serviks mengalami dilatasi sehingga terbuka dan memungkinkan fetus beserta selaputnya dapat
keluar.
e). Vagina
Vagina adalah organ kelamin betina dengan struktur selubung muskuler yang terletak di
dalam rongga pelvis, dorsal dari vesica urinaria, dan berfungsi sebagai alat kopulatoris (tempat
deposisi semen dan menerima penis), serta sebagai tempat berlalu bagi fetus sewaktu partus.
Legokan yang dibentuk oleh penonjolan serviks ke dalam vagina disebut fornix. Himen adalah
suatu konstriksi sirkuler antara vagina dan vulva. Himen dapat menetap dalam berbagai derajat
pada semua spesies dari suatu pita sentral tipis dan vertikal sampai suatu struktur yang sama
sekali tidak tembus (himen imperforata).
b. Penis
Organ kopulatoris hewan jantan, penis, mempunyai tugas ganda yaitu
pengeluaran urin dan peletakan semen ke dalam saluran reproduksi hewan betina. Penis terdiri
dari akar, badan dan ujung bebas yang berakhir pada kepala penis (Toelihere, 1985). Badan penis
terdiri dari corpus cavernosum penisyang relatif besar dan diselaputi oleh suatu selubung fibrosa
tebal berwarna putih, tunica albuginea. Di bagian ventral terdapat corpus cavernicum urethrae,
suatu struktur yang relatif lebih kecil yang mengelilingi urethrae.
c. Epididimis
Epididimis adalah suatu struktur memanjang yang bertaut rapat dengan testis. Ia
mengandung ductus epididymidis yang sangat berliku-liku. Epididimis dapat dibagi atas kepala,
badan dan ekor. Epididimis terletak dibagian permukaan dorsal testis. Organ tersebut terdiri dari
tubulus-tubulus yang bersambung dari testis melalui ductus efferentes yang lembut
(Wischnitzers, 1967). Secara makroskopis dibedakan adanya kepala (caput), badan (corpus) dan
ekor (cauda) epididimis.
Epididimis mempunyai fungsi utama: pengangkutan, konsentrasi, maturasi dan
penyimpanan sperma (Toelihere, 1985). Menurut Clermont (1962) dan Sutyarso (1992), pada
fase maturasi sperma yang telah matang akan segera dilepaskan kedalam lumen tubulus
seminiferus. Menurut Toelihere (1985), pada proses maturasi, spermatozoa membutuhkan bahan
utama yang terdiri atas ion (Ca, Na, K, Cl), substrat (protein, asam sialat, glikogen, asam laktat,
gliserol fosforilkolin) serta enzim yang semuanya dihasilkan oleh lumen epididimis.
Poerwodihardjo (1985) menambahkan bahwa epididimis merupakan penghubung antara kelenjar
testis dengan vas deferens.
Epididimis berfungsi untuk pematangan spermatozoa dan untuk menyimpan
spermatozoa yang sudah matang (dewasa). Saluran epididimis dan vas deferen juga berfungsi
untuk transpor spermatozoa. Proses pendewasaan sperma (maturasi sperma) merupakan hal yang
sangat penting untuk memperoleh kualitas sperma yang baik. Sperma yang memasuki epididimis
akan mengalami perubahan morfologis dan biokimia untuk memperoleh kapasitas fertilisasi
maksimum. Proses maturasi ini meliputi juga perubahan struktural diantara bagian kepala dan
ekor sperma serta perubahan unsur-unsur permukaan kepala sperma disertai peningkatan
motilitas sperma progresif.
Penyimpanan sperma pada epididimis dilakukan pada bagian kauda
epididimis.Pada daerah ini, konsentrasi sperma relatif tinggi dengan lumen duktus epididimis
yang lebar. Proses perkembangan epididimis berjalan seiring dengan perkembangan reproduksi
itu sendiri. Perkembangan epididimis yang optimal diperlukan untuk mendukung proses
spermatogenesis yang telah dilakukan pada organ testis terlebih dahulu. Hubungan antara
produksi sperma dengan cadangan atau depot sperma di dalam epididimis adalah rendah.
d. Vas Deferens
Vas deferens atau ductus deferens adalah saluran yang berliku-liku yang berjalan
sejajar dengan epididimis yang mengangkut sperma dari ekor epididimis ke urethra. Dindingnya
mengandung otot-otot licin yang penting dalam mekanisasi pengangkutan semen waktu ejakulasi
(Toelihere, 1985). Menurut Poerwodihardjo (1985), Fungsi vas deferens adalah untuk
transportasi spermatozoa. Kedua vas deferensyang terletak bersebelahan diatas vesica urinaria
lambat laun akan menebal dan membesar membentuk ampula. Penebalan ampula disebabkan
karena banyak terdapat kelenjar pada dinding saluran. Kelenjar-kelenjar ini bersifat tubuler dan
secara histologis sangat mirip dengan struktur kelenjar vesicularis.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahsan yang telah dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya:
a. Organ reproduksi mencit jantan terdiri atas ginjal, ureter, testis, penis, vas deferens. Testis
berkembang pada ujung dorsal rongga peritoneum dan tersuspensi dalam skrotum. Testis sebagai
penghasil sperma, penis sebagai alat memasukkan sperma ke tubuh mencit betina.
b. organ reproduksi mencit betina terdiri atas ginjal, ovarium, oviduk, ureter, vagina. Ovarium
sebagai penghasil telur. Di dalam ovarium terdapat folikel primer, sekunder, tersier, dan folikel
matang. Oviduk adalah organ berbentuk tubuler tergantung pada kedua sisi ovarium ke uterus.
Oviduk sebagai lumen menghubungkan rongga peritoneum dengan rongga uterus yang
digantungkan pada mesentrium.
c. Cara reproduksi mamalia mencit dengan beberapa fase, dimulai dari proestrus-estrus-metaestrus-
diestrus.
d. Mencit umumnya tinggal di dekat dengan manusia di rumah-rumah, gudang, lumbung, dll.
Mereka juga menduduki ladang yang ditanami, dan bahkan daerah-daerah berhutan, tapi mereka
jarang menyimpang jauh dari bangunan. Beberapa individu menghabiskan musim panas di
ladang dan pindah ke lumbung dan rumah-rumah dengan mulainya musim gugur cuaca dingin.