You are on page 1of 10

LAPORAN SEMENTARA

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : M. Daffa Rizqullah
NIM : 03031181419052
Shif/Kelompok : Senin Pagi/4

I. JUDUL PERCOBAAN : Pembuatan Medium

II. TUJUAN PERCOBAAN


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fungi.
2. Untuk mengetahui syarat-syarat mikroba agar media dapat tumbuh.
3. Untuk mengetahui sifat dari suatu mikroba.

III. DASAR TEORI

3.1. Fungi
Fungi atau jamur adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal atau
banyak dengan tidak memiliki klorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun
atas kitin. Karena sifat-sifatnya tersebut dalam klasifikasi makhluk hidup, jamur
dipisahkan dalam kingdomnya tesendiri, jamur tidak termasuk dalam kingdom
protista, monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil, jamur temasuk ke
dalam makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme lainnya),
dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada
di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan menguai
sampah oganik seperti bangkai menjadi bahan anoganik).
Ada juga jamur yang hidup secara parasit (memperoleh bahan organik dari
inangnya), ada pula yang hidup dengan simbiosis mutualisme (yaitu hidup dengan
organisme lain agar sama-sama mendapatkan untung). Jamur terbagi atas dua, yaitu
uniseluler (bersel tunggal) dan multiseluler. Jamur uniseluler berkembangbiak
secara aseksual dengan membentuk tunas, dan secara seksual dengan membentuk
spora askus. Sedangkan jamur multiseluler yang terbentuk dari rangkaian sel
membentuk benang seperti kapas, yang disebut benang hifa.

1
2

Dalam perkembangbiakkannya secara aseksual ia memutuskan benang hifa


(fragmentasi), membentuk spora aseksual yaitu zoospora, endospora, dan konidia.
Secara seksual melalui pelebuan anatara inti jantan dan inti bentina sehingga
terbentuk spora askus atau spora sidium. Zoospora atau spora kembara adalah spora
yang dapat bergerak di dalam air dengan menggunakan flagela. Jadi jamur
penghasil zoospora biasanya hidup di lingkungan yang lembab atau berair.
Endospora adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal di dalam
sel tesebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh. Spora askus atau
askospora adalah spora yang dihasilkan melalui perkawinan jamur ascomycota.
Askospora terdapat dalam askus, biasanya berjumlah 8 spora. Spora yang
dihasilkan dari perkawinan kelompok jamur basidimycota disebut basidispora.
Basidispoa terdapat di dalam basidium, dan biasanya berjumlah empat spora.
Konidia adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang
pada ujung hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia. Jika
telah masak konidia paling ujung dapat melepaskan diri.
3.1.1 Divisi Zygomycota
Tubuh zygomycota terdiri dari benang hifa yang bersekat melintang, ada pula
yang tidak bersekat melintang. Hifa bercabang-cabang banyak dan dinding selnya
mengandung kitin. Contoh jamur ini adalah jamur yang tumbuh pada tempe, selain
itu ada juga yang hidup secara saprofit pada roti, nasi, dan bahan makanan lainnya.
Ada pula yang hidup secara parasit, misalnya penyebab penyakit busuk pada ular
jalar. Jamur zygomycota berkembangbiak secara aseksual dengan spora. Beberapa
hifa akan tumbuh ke atas dan ujungnya menggembung membentuk sporangium.
Sporangium yang terbentuk akan masuk dan akan memiliki warna hitam,
sporangium kemudian akan pecah dan spora tersebar ke lingkungan, spora jatuh di
tempat yang sesuai akan tumbuh membentuk benang baru.
Reproduksi secara seksual dilakukan dengan dua hifa yakni hifa betina dan
hifa jantan bertemu, kemudian inti jantan dan inti betina melebur, terbentuk zigot
yang berdinding tebal. Zigot menghasilkan kota spora yang disebut zigosporangium
dan sporanya disebut zigospora. Zigospora mengalami dormansi (istirahat) selama
1 sampai 3 bulan. Setelah itu zigospora akan berkecambah membentuk hifa baru.
3

Hifa jantan dan betina hanya istilah, hifa jantan disebut jika hifanya memberi isi
sel, dan hifa betina disebut kalau menerima isi sel.
3.1.2 Divisi Ascomycota
Ciri Khusus dari jamur ascomycota adalah dapat menghasilkan spora askus
(askospora), yaitu spora hasil repoduksi seksual, berjumlah 8 spora yang tersimpan
di dalam kotak spora. Kotak spora ini menyerupai kantong sehingga disebut askus,
untuk mengetahui bentuk dan stuktur askus dibutuhkan pengamatan yang teliti.
Reproduksi secara seksual dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut. Hifa
yang bercabang-cabang ada yang berdifensiasi membentuk alat reproduksi betina
yang ukurannya menjadi lebh besar, yang disebut askogonium. Di dekatnya, dari
ujung hifa lain terbentuk alat repoduksi jantan yang disebut anteridium berinti
haploid (n-kromosom). Dari askogonium tumbuh saluran yang menghubungkan
antara askogonium dan anteridum. Saluran itu disebut trikogin.
Melalui saluran trikogin inilah inti sel dari anteridium pindah dan masuk ke
dalam askogonium. Selanjutnya, inti anteridium dan inti askogonium berpasangan.
Setelah terbentuk pasangan inti, dari askogonium tumbuh beberapa hifa. Hifa ini
disebut sebagai hifa askogonium. Kemudian membelah secara mitosis, namun tetap
saja berpasangan. Setelah memasuki inti hifa askogonium terus tumbuh,
membentuk sekat melintang, dan bercabang-cabang banyak. Di ujung-ujung hifa
askogonium ini terdapat dua inti. Ujung hifa inilah yang akan membentuk askus.
Cabang-cabang hifa itu dibungkus oleh miselium, bentuknya kompak, yang mudah
menjadi tubuh buah atau askokarp. Dua inti di dalam askus yang berasal dari ujung
hifa itu membelah secara meiosis membentuk 8 buah spora. Jadi, spora tersebut
dapat terbentuk di dalam askus, karena itulah disebut spora askus. Spora askus
dapat tersebar kemana-mana karena hembusan angin. Jika jatuh di tempat yang
sesuai spora askus akan tumbuh menjadi benag hifa baru.
Selain reproduksi secara seksual, jamur ini juga melakukan
perkembangbiakkan secara aseksual. Perkembangbiakkan secara aseksual melalui
pembentukan tunas, pembentukan konidia, fragmentas. Warna spora dan konidia
bemacam-macam, ada yang hitam, coklat, bahkan kebiruan, dan juga ada yang
merah jingga. Ukuran tubuh ascomycota ada yang mikroskopis (satu sel), ada yang
4

makroskopis (dapat dilihat dengan mata). Golongan jamur ini ada yang hidup
dengan cara saprofit, parasit dan ada pula yang hidup secara simbiosis.
3.1.3 Divisi Basidiomycota
Jamur Basidiomycota umumnya merupakan jamur makroskopik, dapat dilihat
dengan mata karena ukuannya yang besar. Pada musim penghujan dapat kita
temukan pada pohon, misalnya jamur kuping, jamur pohon, atau di tanah yang
banyak mengandung bahan organik, misalnya jamur barat. Bentuk tubuh buahnya
kebanyakan mirip payung misalnya pada jamur merang yang kalian amati.
Basidiomycota ada yang dibudidayakan misalnya jamur merang, jamur tiram, jamur
shiltake, dan lainnya, jamur-jamur tersebut merupakan makan yang bergizi tinggi.
Hifa Basidiomycota memiliki sekat melintang, berinti satu (monokariotik)
atau dua (dikariotik). Miseliumnya berada pada substrat. Dari hifa dikariotik dapat
muncul tubuh buah yang berbentuk payung atau bentuk lain yang menjulang di atas
substrat. Bagian tubuh buah inilah yang dapat dimakan. Tubuh buah atau
basidiokarp merupakan tempat tumbuhnya basidium. Setiap basidium yang terdapat
dalam basidiokarp akan menghasilkan empat spora basidum.

3.2. Autoclave
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan
yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan.
Autoclave juga disebut dengan sterilisasi basah. Peralatan yang digunakan perlu
disterilisasi terlebih dulu agar pada saat kontak dengan produk tidak menyebabkan
kontaminasi. Sebelum digunakan autoclave terlebih dahulu divalidasi untuk
membuktikan bahwa autoclave berfungsi dengan baik dan mampu menghasilkan
material yang steril. Tekanan yang digunakan untuk validasi adalah 15 Psi atau
sekitar 2 atm dengan suhu 121C (250 F) dalam waktu 15 menit. Jadi tekanan yang
bekerja pada permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi.
Penurunan tekanan pada autoclave tidak dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoclave. Suhu yang tinggi
inilah yang akan membunuh mikroorganisme. Autoclave ditujukan untuk
membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan
terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Jika objek yang disterilisasi tebal
5

atau cukup banyak, transfer panas pada bagian autoclave akan melambat sehingga
efek yang terjadi akan adanya perpanjangan waktu total.
Autoclave menghasilkan uap panas yang bersumber dari panas yang
dihasilkan oleh api. Autoclave dapat dioperasionalkan pada suhu 115-1500C. Bila
sterilisasi efektif dilakukan pada lamanya waktu, misalnya pada media nutrisi yang
volumenya 25-50 ml disterilisasikan di autoclave dengan suhu 121C selama 15
sampai 20 menit pada tekanan 1,5kg/cm2. Autoclave ditujukan untuk
membunuh sel resisten (endospora) yang diproduksi oleh bakteri. Endospora
adalah sel yang tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Endospora
dapat dibunuh pada suhu 100 C, yang merupakan titik didih air pada tekanan
atmosfer normal. Endospora dibunuh pada suhu 121C, dengan waktu 4menit. Pada
suhu 65 C sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik.
Ketika suhu di dalam autoclave mencapai 121C, perhitungan waktu
sterilisasi autoclave dimulai. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak,
transfer panas pada bagian dalam autoclave akan melambat, sehingga terjadi
perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek
bersuhu 121 C untuk waktu 10-15 menit. Ketika cairan dalam volume besar akan
di autoclave dibutuhkan perpanjangan waktu, dibutuhkan waktu yang lama
untuk volume yang besar sehingga mencapai suhu sterilisasi. Autoclave terdapat
tiga jenis, yang dibagi berdasarkan perbedaan bagaimana udara dihilangkan dari
autoclave selama proses sterilisasi. Gravity displacement autoclave, di dalam ruang
autoclave terdapat udara yang dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi.
Prinsipnya adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara,
sehingga udara terletak di bawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan
uap melalui bagian atas autoclave sehingga udara didalam tertekan ke bawah.
Secara perlahan, uap mulai semakin banyak sehingga menekan udara semakin turun
dan keluar melalui saluran di bagian bawah autoclave, selanjutnya suhu akan
meningkat dan terjadi proses sterilisasi. Autoclave ini dapat bekerja dengan cakupan
suhu antara 121C sampai 134C dengan waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 10
sampai 30 menit. Steam flush pressure pulse autoclave adalah jenis autoclave yang
menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan atmosfer dengan
6

rangkaian berulang. Waktu siklus pada saat proses yang ada pada autoclave ini
tergantung pada benda masuk yang akan disterilisasi.
Prevacuum atau high vacuum autoclave, autoclave ini adalah jenis
autoclave yang dilengkapi pompa, yang mengevakuasi hampir semua udara dari
dalam autoclave. Cara kerjannya autoclave ini dimulai dengan pengeluaran
udara. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses ini adalah 8-10 menit.
Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke dalam autoclave. Akibat
kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh permukaan benda,
kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi berlangsung.
Autoclave ini bekerja dengan suhu 132-135 C dengan waktu 3-4 menit.
Bagian-bagian dari autoclave adalah tombol pengatur waktu mundur
berfungsi sebagai pengaturan waktu lama atau sebentarnya proses sterilisasi, sesuai
dengan kebutuhan/penggunaan yang di inginkan. Katup uap adalah komponen yang
berfungsi sebagai tempat keluarnya uap air. Pengukur tekanan adalah komponen
yang berfungsu untuk mengetahiu tekanan uap yang berada didalam autoclave saat
proses sterilisasi berlangsung. Kelep pengaman berfungsi sebagai penahan atau
pengunci dari penutup autoclave. Tombol on/off berfungsi untuk menghidupkan
atau mematikan mesin autoclave. Termometer adalah komponen yang berfungsi
untuk mengetahui suhu yang sudah dicapai pada saat pensterilan. Lempeng sumber
panas adalah komponen yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi kalor
(panas). Pada dasarnya heater terbuat dari kumparan/lilitan kawat tembaga yang
jika dialiri arus listrik akan menghasilkan energi panas.
Autoclave juga memiliki komponen lain yaitu pompa vacum,
pada autoclave pompa vacum berfungsi untuk menghisap udara atau uap campuran
dari kamar/ruang sterilisasi (chamber), setelah proses sterilisasi selesai uap panas
akan segera hilang. Sehingga saat membuka lied handle terbuka uap panas yang
ada di dalam chamber sudah berkurang sehingga tidak membahayakan saat
mengeluarakan alat/peralatan yang hendak dipakai dari dalam autoclave. Selain
pompa vacun, autoclave juga memiliki Penutup yang berfungsi sebagai penutup
autoclave pada saat proses sterilisasi. Terdapat juga temperatur yang digunakan
untuk mengatur suhu pada saat akan melakukan proses sterilisasi.
7

3.3. Kepentingan Medium


Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu
substrat yang disebut medium. Sebelum menumbuhkan mikroorganisme, pertama-
tama kita harus memahami kebutuhan dasarnya lalu mencoba memformulasikan
suatu medium yang memberikan hasil baik. Berdasarkan hal tersebut maka
dilakukan suatu metode percobaan untuk menambah pengetahuan tentang cara
pembuatan medium dan juga cara mensterilisasi medium.
Medium merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba,
medium dapat pula digunakan untuk isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian
sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba. Media agar-agar merupakan
media yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme sehingga
masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkan tumbuh dengan
agak berjauhan dengan sesamanya juga memungkinkan selnya membentuk atau
membelah dan berhimpun untuk membentuk satu koloni.
Agar mikroba dapat tumbuh dengan baik dan cepat, dalam suatu medium
perlu memenuhi beberapa syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi yakni
medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia,
medium juga harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan muka, pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba, tidak mengandung zat-zat yang menghambat, dan
medium harus steril dan tidak boleh terdapat kontaminan tidak diinginkan.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang
disebut medium. Beberapa mikroorganisme yang ada dapat hidup baik pada
medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik
ditambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganisme lainnya
memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium yang
ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya.
Sterilisasi juga digunakan dalam pembuatan medium, medium tersebut
sebelum digunakan harus dalam keadaan steril, suatu medium harus mengandung
nutrisi yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut
8

dalam air. Nutrisi dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup,
meliputi air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh. Secara umum media
dikelompokan menjadi 3 yaitu alami, semi buatan, dan buatan.
Media alami seperti tape, nasi, dan tanah. Media semi buatan yakni terbuat
dari bahan kimia dengan bahan alami, misalnya agar tauge, agar kentang dextrose.
Media buatan merupakan media yang seluruhnya dibuat dari bahan kimia, misalnya
agar sabaurud, agar czapek, dan lain-lain. Organisme hidup memerlukan nutrisi
untuk pertumbuhannya. Subtansi kimia organik dan inorganik diperoleh dari
lingkungan dalam berbagai macam bentuk. Nutrient diambil dari lingkungan
kemudian ditransformasikan melalui membran plasma menuju sel. Di sel beberapa
nutrisi diolah menghasilkan energi yang digunakan dalam proses seluler. Bakteri
dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya. Bakteri yang
tidak memilik akar harus berada pada permukaan larutan makanan yang cair.

3.4. Nutrisi
Semua mikroorganisme memerlukan bahan makanan untuk kehidupannya.
Bahan makanan tersebut dapat berupa bahan organik maupun bahan anorganik
yang diambil dari lingkungannya. Bahan-bahan ini disebut nutrient, dan proses
pengambilan atau penyerapan (absorbsi) nutrient disebut nutrisi Nutrient yang telah
diserap ke dalam sel mikroorganisme digunakan oleh sel melalui proses yang
disebut metabolisme. Ada dua macam proses metabolisme, yaitu katabolisme atau
dissimilasi atau bioenergi, dan anabolisme atau assimilasi atau biosintesis. Nutrient
yang diperlukan oleh mikroorganisme secara keseluruhan mengandung sumber
karbon (karbohidrat), sumber nitrogen (protein, amoniak), ion-ion anorganik
tertentu (Fe, K), metabolit penting (vitamin, asam amino), dan air.
Pada proses katabolisme, nutrient berfungsi sebagai sumber energi atau
penerima elektron. Sumber energi pada mikroorganisme misalnya bahan organik
yang diuraikan menjadi bahan-bahan yang lebih sederhana. Energi yang dihasilkan
berupa energi kimia yang diperlukan untuk aktivitas sel, misalnya untuk
pergerakan, pembentukan spora, biosintesis, dan lain-lain. Nutrient selain sebagai
sumber energi juga berfungsi sebagai penerima elektron, misalnya oksigen dan
KNO3. Pada biosintesis, nutrient berfungsi sebagai bahan baku sintesis macam-
9

macam komponen maupun senyawa sel. Secara umum kultur media bakteri harus
mengandung sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, vitamin atau bahan-bahan
yang dapat mendorong pertumbuhan bakten seperti ekstrak daging atau ragi.
Ekstrak daging mengandung pepton dan asam asam amino. Pepton dipakai
dalam kultur media sebagai sumber nitrogen, banyak senyawa nitrogen sederhana
tedcandung dalam pepton, sehingga mudah dilepas unsur nitrogennya. Selain itu
bakteri juga ada yang membutuhkan penyubur seperti darah, serum serta logam dari
garam-garam anorganik sebagai trace elements atau elemen mikro seperti Ca, Mn,
Na, Mg, Zn, Co, Fe, Cu. Dari macam- macam media yang sudah dibuat, baik yang
diramu maupun bentuk siap pakai untuk keperluan isolasi, identifikasi dan
pemeliharaan bakteri dipadukan bahan-bahan nutrisi sebagai berikut, pertama
energi, untuk keperluan pertumbuhan bakteri pada media diperlukan energi, yang
diperoleh dan oksida senyawa organik yang terkandung dalam media tersebut
seperti karbohidrat dan protein. Kedua, sumber karbon (C) bisa diperoleh dari
senyawa organik protein dan karbohidrat. Protein diperoleh misalnya dari ekstrak
daging atau pepton, sedangkan karbohidrat misalnya glukosa, laktosa, sukrosa.
Ketiga, sumber N untuk kebutuhan nutrisi ada 2 yaituu N berasal dari nitrogen
anorganik dan N dari nitrogen organik. Kebutuhan N dari nitrogen anorganik
biasanya dipakai amomumnitrat (NH4NO3) atau amonium sulfat (NH4)2SO4,
sedangkan N dari nitrogen organik diperoleh dari protein/pepton atau asam-asam
amino. Keempat, sumber sulfur (S) untuk kebutuhan nutrisi ada 2, yaitu S yang
berasal dan senyawa anorganik dan S dari senyawa organik. Kebutuhan S dari
senyawa anorganik biasanya dipakai amoniumsulfat (NH4)2SO4, sedangkan
kebutuhan S dan senyawa organik diperoleh dalam molekul protein/pepton atau
asam-asam amino. Kelima, fosfat dipakai biasanya dalam bentuk garam seperti
kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4), dikalium hidrogenfosfat (K2HPO4), natrium
dihidrogen fosfat (NaH2PO4) dan dinatrium hidrogen fosfat (Na2HP04).
Keenam, unsur logam anorganik, beberapa spesies bakteri ada yang
memerlukan unsur logam tertentu, unsur-unsur yang diperlukan dan berguna untuk
mengaktAan enzim, supaya reaksi biokinuawi dalam sel berjalan lancar. Unsur
logam ini pemakaiannya sedikit sekali, dan merupakan elemen mikro. Ketujuh,
10

vitamin diperlukan untuk mengaktifkan enzim, banyak spesies bakteri yang dapat
mesintesa sendiri vitamin yang dibutuhkannya. Beberapa vitamin yang biasa
digunakan adalah vitamin B, vitamin B6, vitamin C dan vitamin B komplek.
Delapan, untuk menumbuhkan bakteri yang revel, sulit ditambahkan perlu
ditambahkan penyubur kedalam media. Penyubur yang biasa dipakai antara lain
darah domba/sapi, serum ayam/sapukuda dan suplemen tertentu. Sembilan, selain
sebagai elemen mikro, NaCl diperlukan untuk menaikkan tekanan osmosa dan
keseimbanpn fisiko khemis sel bakteri yang tumbuh dalam media tersebut. Sepuluh,
untuk media bentuk padat/semi padat ditambahkan agar-agar sebagai pemadat.
Sebelas, air mutlak diperlukan selain sebagai pelarut bebas media, umumnya
bakteri lebih subur tumbuhnya dengan air, dan biasanya digunakan aquadest.

3.5. Mekanisme Masuknya Nutrient Kedalam Sel


Transportasi nutrient bervariasi antar mikroba. Sebelum nutrient dapat diolah
di dalam sel, nutrient terlebih dahulu harus menerobos lapis batas sel. Lapis batas
sel yang bertanggung jawab bagi transportasi nutrient ke bagian dalam sel yaitu
membran sitoplasma. Transportasi nutrient melintasi membran sitoplasma pada
umumnya bersifat spesifik, hanya nutrient yang sesuai dengan sistem transportasi
yang dapat diangkut. Mekanisme transportasi zat dapat dibedakan menjadi
beberapa proses. Dua diantaranya hanya mengangkut saja, tanpa adanya
penimbunan zat di dalam sel. Sebaliknya ada sejumlah proses dengan transportasi
zat secara aktif yang mengakibatkan akumulasi zat di dalam sel. Transportasi suatu
zat ke dalam suatu struktur sel terdiri dari difusi biasa atau difusi pasif, difusi
dipermudah, transportasi aktif, dan translokasi gugus.
Difusi biasa atau difusi pasif yaitu penerobosan spesifik dari zat ke dalam sel.
Difusi ini hanya berdasar pada perbedaan konsentrasi. Hanya yang konsentrasi di
luar sel lebih besar dibanding di dalam sel. Contohnya CO2, O2, dan lemak terlarut.
Difusi dipermudah, pada difusi dipermudah, zat-zat yang terdapat dalam larutan
nutrient ditransportasi ke dalam sel mengikuti gradien konsentrasinya. Proses ini
tergantung dari energi metabolisme, kecepatan transportasi dalam cakupan luas
tergantung dari kadar substrat dalam medium. Nutrient tidak dapat ditimbun
melawan gradien konsentrasi yang terdapat di dalam sel, contohnya gula.

You might also like