You are on page 1of 31

BAB VII

PERENCANAAN JEMBATAN

7.1 Alternatif Pemilihan Jenis Struktur


7.1.1 Struktur atas jembatan
Jembatan yang direncanakan dengan bentang 25,00 meter. Hal ini akan memberikan
beberapa alternatif pemilihan jenis jembatan yang akan direncanakan untuk mengganti jembatan
lama. Adapun alternatif bahan tersebut dengan mempertimbangkan segi biaya dan waktu adalah
sebagai berikut :

Tabel 7.1. Jenis Tipe Jembatan


No. Type Jembatan Bentang (m)
Jembatan Komposit I
1. 6 - 24
Gelagar baja + plat beton
Jembatan beton bertulang
2. 6 - 26
Gelagar beton ( konv ) balok T
Jembatan beton bertulang
3. 12 28
Gelagar beton ( konv ) box
4. Jembatan gelagar prategang I 10 36
5. Jembatan gelagar pratekan T terbalik 14 24
6. Jembatan gelagar pratekan T 18 - 44
7. Jembatan gelagar pratekan V 16 - 36

Tabel 7.2. Alternatif Struktur Bangunan Atas


No. Type Struktur Atas Jembatan Bentang (m)
1. Rangka lantai bawah dengan papan kayu 20 50
2. Rangka lantai atas dengan papan kayu 20 50
3. Gelagar baja dengan lantai papan kayu 5 35
4. Gelagar baja dengan lantai baja 5 25
5. Gelagar baja dengan lantai beton
komposit 35 - 90

34
6. Gelagar beton T 6 25
7. Gelagar beton boks 12 30
8. Gelagar I dengan lantai komposit 12 35
9. Gelagar T pasca penegangan 20 45
10 Gelagar boks pasca penegangan dengan
lantai komposit 18 - 40

Dari beberapa altenatif tersebut diatas, jembatan yang direncanakan menggunakan tipe
jembatan dengan struktur atas berupa gelagar prategang I dengan lantai komposit bentang
sederhana. Jembatan tipe ini dipilih karena proses dapat dikerjakan dipabrik atau dilokasi
pekerjaan dengan menggunakan beton ready mix sehingga mutunya terjamin (seragam). Selain
itu, jembatan tipe ini mudah dalam pelaksanaan dan biaya pemeliharaan lebih rendah.

7.1.2 Struktur Bawah Jembatan


Pangkal Jembatan (Abutment)
Jenis abutment yang dipilih dilihat dari tinggi badan abutment tersebut. Bentuk alternatif
abutment tertera seperti dibawah ini :

Tabel 7.3. Jenis Abutment Jembatan

Jenis Abutment Tinggi ( meter )


Pangkal Tembok Penahan kantilever 0-8
Pangkal Tembok Penahan Gravitasi 3-4
Pangkal Tembok Penahan Kontrafort 6-20
Pangkal Kolom Spill Through 0-20
Pangkal Balok Cap Tiang Sederhana 0-20
Pangkal Tanah Bertulang 5-15

Dari beberapa alternatif tersebut diatas dipilih tipe abutment tembok penahan kontrafort
dengan bahan beton. Abutmen tipe ini dipilih karena kemampuan abutment menahan beban,
kekuatan bahan abutment dan pelaksanaannya mudah.

35
Pondasi
Penentuan jenis pondasi dilihat dari kedalaman lapisan tanah pendukung. Bentuk alternatif
pondasi tertera pada tabel dibawah ini :

Tabel 7.4. Jenis jenis pondasi


Jenis Pondasi Kedalaman Lap. Pendukung
Pondasi langsung 03 m
Pondasi sumuran 3 15 m
Pondasi tiang beton 15 60 m
Pondasi tiang baja 7-~m

7.2 Perancangan Struktur


7.2.1 Data - Data Perancangan
Panjang jembatan (L) = 25.00 m
Lebar lantai kendaran (B) = 4.00 m
Jarak antar gelagar (s) = 2.00 m
Lebar kantilever (c') = 0.50 m
Lebar trotoar = 0.50 m
Jumlah gelagar baja (Ng) = 3 gelagar

Tebal lantai beton (d) = 20 cm


Tinggi voute (t) = 5 cm
Tebal lapisan aspal = 5 cm
Tebal trotoar = 20 cm
Tebal genangan air hujan = 5 cm
Bangunan bawah = abutment tembok penahan kontrafort
Tipe pondasi = pondasi sumuran

Berat sendiri beton = 2.4 t/m3


Berat sendiri aspal = 2.2 t/m3

36
Berat sendiri trotoar = 2.1 t/m3
Berat tiang + sandaran = 0.5 t/m3
Berat sendiri air = 1.0 t/m3

Kuat tekan beton (fc ') = 25.0 MPa


Tegangan leleh baja (fy) = 400.0 MPa
Modulus elsatisitas baja (Es) = 200000.0 MPa

Profil Baja Wide Flange (W 838 x 296)


ws = 296.0 kg/m
bs = 40.0 cm
hs = 83.8 cm
As = 380.0 cm2
Ws = 10966.0 cm3
Is = 462017.0 cm4

7.2.2 Spesifikasi bahan untuk struktur


a. Beton
Struktur utama dalam perencanaan ini hampir seluruhnya menggunakan konstruksi dari
beton bertulang. Mutu beton yang digunakan dalam perencanaan konstruksi jembatan
dapat dilihat dibawah ini :
1. Gelagar Prategang = K 500
2. Plat lantai, plat injak dan diafragma = K 350
3. Deck slab, cincin pondasi, wingwall, sandaran = K 225
4. Abutment = K 250

b. Baja Tulangan
Tulangan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah tulangan yang ada di pasaran
dengan alasan mudah didapat dan umum bagi pelaksana di lapangan. Mutu baja yang
digunakan :
1. Kuat tarik ulur baja prestress 18.000 kg/cm2

37
2. Baja tulangan D > 13 mm menggunakan U 39
3. Baja tulangan D < 13 mm menggunakan U 24
4. Mutu baja railing mengikuti SK-SNI yang ada atau Standard ASTM

c. Balok Prategang
Balok prategang yang digunakan dipesan dari PT.Wijaya Karya dengan dimensi yang
sudah ada dengan tinggi balok 170 cm dan panjang 30,80 m. Adapun untuk spesifikasi
dimensi yang sudah ada adalah sebagai berikut :

Gambar 7.1 Dimensi Balok Girder

d. Kabel Prategang ( Tendon )


Kabel prategang yang digunakan mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Diameter nominal =
Tegangan ultimate minimum ( fpu ) = 190 kg / mm2
Tegangan leleh minimum (fpy) = 160 kg / mm2
Nominal section Ap = 98,71 kg / mm2
Kabel tendon yang digunakan = Seven Wire Strand

e. Elastomer
Dimensi elastomer yang digunakan dalam perencanaan ini dapat didimensi sendiri,
kemudian dipesankan lepada pihak suplier. Dimensi rencana yang digunakan dalam
perhitungan adalah (40 x 45 x 45) cm.

38
f. Pipa Baja
Pipa baja digunakan dalam sandaran. Dipasang pada jarak tepi 150 cm dan jarak tengah
setiap 200 cm. Diameter pipa yang digunakan 7,63 cm.

7.3 Analisa Pembebanan


7.3.1 Beban Mati
Beban Mati Primer (w DL)
Berat sendiri lantai beton = 1.00000 t/m
Berat sendiri voute = 0.05625 t/m
Berat sendiri gelagar = 0.29600 t/m
Berat sendiri diafragma = 0.05920 t/m
w DL = 1.41145 t/m
Beban Mati Sekunder (w SDL)
Berat sendiri aspal = 0.87400 t/m
Berat sendiri trotoar = 0.88000 t/m
Berat tiang + sandaran = 1.00000 t/m
Berat air hujan = 0.38000 t/m
w SDL = 3.13400 t/m
Karena beban mati sekunder dipikul sama besar oleh setiap gelagar, maka besarnya beban
mati sekunder (w SDL ) yang dipikul oleh gelagar tengah adalah :
= /w
= 0.62680 /

7.3.2 Beban Hidup


Beban merata (q )
Beban merata (q ) yang bekerja pada jembatan dengan panjang bentang 15,0 m
adalah :
q = 2.20 t/m (jika panjang bentang jembatan L < 30,0 m)
Besarnya beban merata (q ) yang dipikul oleh setiap gelagar tengah adalah :

= ( )
2.75
39
dimana :

= faktor distribusi
= 1.0 (jika tidak ada gelagar melintang pada jembatan)
Maka :

= ( )
2.75
= 1.60 /

Beban garis (p )
Beban garis (p ) yang bekerja pada jembatan adalah :
p = 12.00 ton
Besarnya beban garis (p ) yang dipikul oleh setiap gelagar tengah adalah :

= ( )
2.75
dimana :
K = koefisien kejut
= 1 + [20/(50 + )]
= 1.26667
Maka :

= ( )
2.75
= 11.05458

7.4 Lebar Efektif Lantai Beton


Berdasarkan Spesifikasi AASHTO
Lebar efektif lantai beton (b ) untuk gelagar tengah berdasarkan spesifikasi
AASHTO, adalah nilai terkecil dari nilai-nilai berikut :
b = L/4 = 625.0 cm
b=s = 200.0 cm
b = 12 d = 240.0 cm
Jadi, lebar efektif lantai beton (b) untuk gelagar tengah berdasarkan spesifikasi
AASHTO adalah :

40
b = 200.0 cm
Berdasarkan PERATURAN BINA MARGA
Lebar efektif lantai beton (b ) untuk gelagar tengah menurut peraturan BINA
MARGA adalah :
= 2 +
Dimana :
= + 2 = 50.0

= = 75.0
2

= 0.03

Untuk a/L = 0.03, dari tabel diperoleh :

=1

Maka :
= = 75.0
Jadi, lebar efektif lantai beton (b) untuk gelagar tengah menurut peraturan BINA
MARGA adalah :
= 2 +
= 200.0

7.5 Perencanaan Gelagar Jembatan Secara Ultimit (Ultimate Design)


Perencanaan gelagar jembatan secara ultimit (ultimate design) bertujuan untuk
mendapatkan momen kapasitas ultimit (ultimate momen capacity, Mu) yang dapat dipikul oleh
penampang gelagar jembatan.
Asumsikan Garis Netral Penampang Komposit berada di daerah Beton
Tinggi Blok Tegangan Tekan Beton (a) :
= ( )/(0.85 )
= 357.64706
Lokasi garis netral penampang komposit (x) :
= /1
Dimana:

41
1 = 0.85 (jika kuat tekan beton, f c ' < 30,0 MPa)
Maka :
= /1
= 420.76125
Karena lokasi garis netral penampang (x = 420,76125 mm) lebih besar dari tebal lantai
beton (d = 200,0 mm), berarti Asumsi Salah, garis netral penampang komposit berada
di daerah baja.
Untuk Garis Netral Penampang Komposit berada di daerah Baja.
Lokasi garis netral penampang komposit terhadap serat atas beton (x) :
= [ /( + )]( + )
Dimana :
= 0.003
= / = 0.002
Maka :
= [ /( + )]( + )
= 652.80
Gaya Tekan Ultimit Beton (Cc ) :
= 0.85
= 8500000.0
Gaya Tarik Ultimit Baja (Cs ) :
= 0.5 ( )
= 3350000.0
Momen Kapasitas Ultimit Penampang Komposit (Mu ) :
= +
Dimana :
= 0.5( + 3 + ) = 820.40
" = 0.5( + = 444.0
Maka :
= 8460800000.00 .
= 8460.80 . = 846.08 .

42
7.6 Perencanaan Gelagar Jembatan Secara Elastis (Elastic Design)
Perencanaan gelagar jembatan secara elastis (elastic design ) bertujuan untuk mendapatkan
tegangan yang terjadi pada penampang komposit.
7.6.1 Properties Penampang
Lebar efektif Lantai Beton (b) :
= 200.00
Modulus Rasio (n) :
= /
Dimana :
= 200000.00
= 4700 ( )0.5 = 23500.00
Maka :
= /
= 8.510638 =9
Lokasi Garis Netral Penampang Komposit :
Asumsikan Garis Netral Penampang Kmposit berada di daerah Baja.

[ (/2) + ( + + 2 )]
=
[ + ]
Dimana :
= (/) = 444.44444 2
Maka :

[ (/2) + ( + + 2 )]
=
[ + ]
= 36.22615
Karena > , berarti asumsi benar garis netral penampang komposit berada di
daerah baja. Selanjutnya dapat dihitung :
= ( + + ) = 72.57385
= 0.5 = 26.22615
= 0.5 = 30.67385

43
Momen Inersia Total Penampang Komposit (I t ) :
= + 2 + + 2
Dimana :
= 1/12 (/)3 = 14814.81481 4
2 = 305693.64913 4
= 462017.00000 4
2 = 357536.43173 4
Maka :
= + 2 + + 2
= 1140061.89568 4

7.6.2 Tegangan Pada Penampang Komposit


a. Tanpa Tumpuan Sementara (Unshoring)
Momen Maksimum pada Gelagar Jembatan (Momen di Tengah Bentang Jembatan)

Sebelum Komposit :
1 = 1/8 2 = 110.26953 .
Setelah Komposit :
2 = 1/8 2 = 88.14375 .
3 = 1/8 2 + 1/4 = 114.09112 .
Tegangan pada Penampang Komposit di Tengah Bentang Jembatan
Tegangan pada serat atas beton (fc-a ) :
= 1 + 2 + 3
Dimana :
1 = 0.0 = 0.00000 /2
2 = (2 )/( ) = 31.12023 /2
3 = (3 )/( ) = 40.28126 /2
Maka :
= 1 + 2 + 3 < 0.45
= 71.40149 /2 < 112.50 /2.... OK

44
Tegangan pada serat bawah beton (fc-b) :
= 1 + 2 + 3
Dimana :
1 = 0.0 = 0.00000 /2
2 = [2 ( ]/( ) = 45.16379 /2
3 = [3 ( ]/( ) = 58.45891 /2
Maka :
= 1 + 2 + 3 < 0.45
= 103.62270 /2 < 112.50 /2.... OK

Tegangan pada serat atas baja (fs-a) :


= 1 + 2 + 3
Dimana :
1 = 1 / = 1005.55836 /2
2 = [2 ( ]/ = 86.79485 /2
3 = [3 ( ]/ = 112.34513 /2
Maka :
= 1 + 2 + 3 < /1.5
= 1204.69834 /2 < 2666.66 /2 .... OK

Tegangan pada serat bawah baja (fs-b) :


= 1 + 2 + 3
Dimana :
1 = 1 / = 1005.55836 /2
2 = (2 )/ = 561.10386 /2
3 = (3 )/ = 726.27915 /2
Maka :
= 1 + 2 + 3 < /1.5
= 2292.94137 /2 < 2666.66 /2 .... OK

45
b. Dengan Tumpuan Sementara Sepanjang Bentang (Full Shoring)
Momen Maksimum pada Gelagar Jembatan (Momen di Tengah Bentang Jembatan)

Sebelum Komposit :
1 = 0 = 0.00000 .
Setelah Komposit :
2 = 1/8 2 = 110.26953 .
3 = 1/8 2 = 88.14375 .
4 = 1/8 2 + 1/4 = 114.09112 .
Tegangan pada Penampang Komposit di Tengah Bentang Jembatan
Tegangan pada serat atas beton (fc-a) :
= 1 + 2 + 3 + 4
Dimana :
1 = 0.0 = 0.00000 /2
2 = (2 )/( ) = 38.93200 /2
3 = (3 )/( ) = 31.12023 /2
4 = (4 )/( ) = 40.28126 /2
Maka :
= 1 + 2 + 3 + 4 < 0.45
= 110.33349 /2 < 112.50 /2.... OK

Tegangan pada serat bawah beton (fc-b) :


= 1 + 2 + 3 + 4
Dimana :
1 = 0.0 = 0.00000 /2
2 = [2 ( ]/( ) = 17.43814 /2
3 = [3 ( ]/( ) = 13.93914 /2
4 = [4 ( ]/( ) = 18.04249 /2
Maka :
= 1 + 2 + 3 + 4 < 0.45
= 49.41977 /2 < 112.50 /2.... OK

46
Tegangan pada serat atas baja (fs-a) :
= 1 + 2 + 3 + 4
Dimana :
1 = 0.0 = 0.00000 /2
2 = [2 ( ]/ = 108.58202 /2
3 = [3 ( ]/ = 86.79485 /2
4 = [4 ( ]/ = 112.34513 /2
Maka :
= 1 + 2 + 3 + 4 < /1.5
= 307.72200 /2 < 2666.66 /2 .... OK

Tegangan pada serat bawah baja (fs-b) :


= 1 + 2 + 3 + 4
Dimana :
1 = 0.0 = 0.00000 /2
2 = (2 )/ = 701.95174 /2
3 = (3 )/ = 561.10386 /2
4 = (4 )/ = 726.27915 /2
Maka :
= 1 + 2 + 3 + 4 < /1.5
= 1989.33475 /2 < 2666.66 /2 .... OK

7.7 Perencanaan Penghubung Geser (Shear Connector)


Karena hubungan antara lantai jembatan dengan gelagar beton ptategang merupakan
hubungan komposit, dimana dalam hubungan ini, lantai dengan gelagar beton tidak dicor dalam
satu kesatuan, maka perlu diberi penahan geser agar hubungan antara lantai dengan gelagar beton
dapat bekerja secara bersamaan dalam menahan beban.
Direncanakan :
Diameter angkur : 2D16 ( 2 kaki )
Tinggi angker masuk ke pelat : HSC-P = 17 cm

47
Tinggi angker masuk ke gelagar : HSC-G = 27 cm

Gambar 7.2 Shear Connector

7.7.1 Menghitung kekuatan angkur


Kekuatan q buah stud shear connector (Bina Marga) :

5.5 = 5.5 2

Angkur yang masuk ke plat :
17
10,63 5,5 = 5.5 1,62 350 = 2634,13
1.6
Dipakai 2 kaki, maka Q = 5268,25 kg
Angkur yang masuk ke plat :
27
16,88 5,5 = 5.5 1,62 350 = 3148,38
1.6
Dipakai 2 kaki, maka Q = 6296,76 kg

7.7.2 Menghitung jarak dan jumlah angkur



Jarak angkur : =

Kekuatan shear connector per panjang 1 m (lungitudinal shear connector) :



=

Besar Gaya Lintang (Dx) pada jarak tinjauan :

48
Untuk L = 3,125 m D = 27259,2 kg = 27259 ton
Untuk L = 6,250 m D = 13629,6 kg = 13629 ton
Jarak shear connector tiap bagian setengah bentang dihitung dalam tabel berikut :

Tabel 7.5 Jarak shear connector tiap bagian setengah bentang

Jarak Dx Sx Ixk Q q S (Q/q)


(m) (kg) (cm3) (cm4) (kg) (kg/cm) (cm)
0 54518.4 762363.8 27018103.6 6296.76 1538.33 4.09
3.125 27259.2 762363.8 27018103.6 6 296.76 769.17 8.19
6.250 13629.6 762363.8 27018103.6 6296.76 384.58 16.37

Gambar 7.3 Penempatan Shear Connector

49
7.8 Perencanaan Sandaran
7.8.1 Pipa Sandaran
Spesifikasi teknis :
- Muatan Horizontal = 100 kg/m
- Jarak tiang sandaran = 200 cm
- Tinggi tiang sandaran = 50 cm
- Dimensi tiang sandaran = pipa baja galvanis 76,3 mm BJ-37
( ijin = 1600 kg/cm2 )
- Dari tabel baja diperoleh : T = 2,4 mm
G = 4,73 kg/m
W = 9,98 cm3
Pembebanan :
- Beban Vertikal
Beban mati = 4,73 kg/m ( berat pipa )
Beban hidup = 100 kg/m
qVertikal ( qv ) = ( 1,2 x 4,73 ) + ( 1,6 x 100 )
= 165,68 kg/m
- Beban Horizontal = 100 kg/m

Perhitungan :

= ( 2 + 2 )

= (165,6822 + 1002 )
= 193,52 /
Cek kekuatan pipa :
1
= 2
8
1
= 193,52 22
8
= 9676 .
Tegangan yang terjadi :
9676
= = = 969,54 2 1600 . .
9,98 2

50
7.8.2 Tiang sandaran
Tiang sandaran diasumsikan sebagai struktur jembatan yang diperhitungkan mampu
menahan beban horisontal sebesar 100 kg dan mampu menahan railing sandaran.
Data perhitungan :
- fc = 22,5 Mpa
- fy = 320 Mpa
- b = 15 cm
- h = 20 cm
- p = 4 cm
- Tulangan = 12 mm
- Begel = 8 mm
- Jarak tiang sandaran = 2 m

Gambar 7.4 Detail Dimensi Sandaran

51
7.9 Perencanaan Abutment Jembatan
7.9.1 Pembebanan Abutment
a. Beban Mati
Berat sendiri

Gambar 7.5 Bagian-bagian abutment dan letak titik beratnya

Tabel 7.6 Pembebanan abutment akibat berat sendiri


Jarak Momen
Bagian Gaya Vertikal Vs (ton)
(m) (tm)
1 0.3 x 0.8 x 3.25 0.780 3.85 3.00
2 0.8 x 0.5 x 3.25 1.300 3.95 5.14
3 0.7 x 0.2 x 3.25 0.455 4.05 1.84
4 0.5 x 1.6 x 3.25 2.600 3.40 8.84
5 2 x 0.5 x 3.25 3.250 2.10 6.83
6 1.2 x 0.7 x 3.25 x 0.5 1.365 3.73 5.09
7 1.2 x 0.9 x 3.25 3.510 3.05 10.71
8 1.2 x 0.4 x 3.25 x 0.5 0.780 2.47 1.93
9 0.9 x 4.7 x 3.25 13.747 3.05 41.93

52
10 4.00 23.40
11 3 x 0.6 x 3.25 x 0.5 2.925 1.73 10.12
3 x 0.6 x 3.25 x 0.5 2.925
12 3.25 205.97
3 x 6.5 x 3.25 63.375
Vtotal 97.013 Momen 324.79
total

Untuk lebar 5 m, maka :


V = 97.013 5 = 485.065
M = 324.79 5 = 1623.95
Jarak titik berat abutment terhadap titik A :
1623.95
= = = 3.348
485.065
Momen yang terjadi terhadap titik A :

= = 1623.95

Beban mati bangunan atas


Pembebanan akibat beban mati bangunan atas adalah :
Beban aspal : 0.05 4 30.8 2.2 = 13.552
Beban air hujan : 0.05 5 30.8 1.0 = 7.7
Beban plat lantai : 0.2 11 30.8 3.25 = 220.22
30.8
Beban sandaran : 2 (0.25 0.3 30.8)3.25 + 2 ( + 1) 0.9 0.2 0.15 3.25 +
2

2(30.8/2 + 1)0.25 0.12 3.14 0.2 3.25 = 13.39


Beban balok prestress :0.4775 30.8 3.15 5 = 231.635
Beban diafragma : 1.459 3 6 = 15.66
Total = 502.147 ton
Jadi total beban mati untuk abutment : 0.5 502.147 = 251.0735

53
Gambar 7.6 Pembebanan abutment akibat beban mati bangunan atas

Pm = 251.0735 T
Lengan terhadap G (x) = 3,05 m
Momen terhadap G :
= x = 3.05 251.0735 = 765.7742
Lengan terhadap CL (x) = 0,165 m
Momen terhadap CL :
= x = 0.165 251.0735 = 41.4271

54
Gaya akibat beban vertikal tanah

Gambar 7.7 Pembebanan abutment akibat beban vertikal tanah timbunan

Untuk tanah timbunan digunakan tanah pada kedalaman 1-3 m, karena d nya tertinggi
dari kedalaman yang lain.
= 1,4242 gr/cm3 = 1,4242 T/m3

Tabel 7.7 Pembebanan abutment timbunan tanah diatas pondasi


Bagian GayaVertikal Vs (ton) Jarak ke A (m) Momen thdp A
(ton m)
1 2.50 x 0.80 x 1.42 2.85 5.05 14.38
2 2.30 x 2.00 x 1.42 6.55 5.15 33.74
3 2.30 x 1.20 x 1.42 3.93 5.15 20.24
4 0.50 x 1.20 x 1.42 x 0.50 0.43 3.83 1.64
5 3.00 x 4.70 x 1.42 20.08 5.00 100.41
6 3.00 x 0.60 x 1.42 x 0.50 1.28 5.50 7.05
Jumlah 35.12 177.46
Untuk lebar 5 m, maka :

55
= 35.12 5 = 175.6
= 177.46 5 = 887.3
Jarak titik berat timbunan terhadap titik A adalah :
887.3
= = = 5.053
175.6
Momen yang terjadi terhadap titik A :

= = 887.3

b. Beban Hidup
Beban hidup bangunan atas
Beban merata D : 0.79 30.8 5.5 + 0.5 0.79 30.8 5.5 + 0.5 0.79
30.8 0.25 = 136.870
Beban garis KEL : 6.16 30.8 = 189.728
Total = 326,598 T
Jadi total beban hidup untuk satu abutment : 0.5 326.598 =163.299 ton

Gambar 7.8 Pembebanan abutment akibat beban hidup bangunan atas

56
Lengan terhadap = = 3.05
SLS (Serviceability Limit State) P = 163,299 T
Momen terhadap G =
= x = 3.05 163,299 = 498,016
ULS (Ultimate Limit State) = 163.299 2 = 326,598 T
Momen terhadap G =
= x = 3.05 326,598 = 996,124
Momen terhadap CL =
= x = 0,165 326,598 = 53,89

Gaya horisontal akibat rem dan traksi


BMS 1992 : pengaruh percepatan dan pengereman dari lalu lintas harus
diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja pada
permukaan lantai jembatan. Besar gaya rem untuk L < 80 m = 250kN = 25 T.

Gambar 7.9 Pembebanan pilar akibat gaya rem dan traksi

57
Tinggi Abutmen rencana = 10 m
SLS (Serviceability Limit State) P = 25 T
Momen terhadap G =
= x = 25 10 = 250
ULS (Ultimate Limit State) = 25 2 = 50
Momen terhadap G =
= x = 50 10 = 500
Momen terhadap CL =
= x = 50 10 = 500

Gaya akibat tekanan tanah aktif


Besarnya tekanan tanah yang bekerja pada abutmen tergantung dari properties tanah
dan ketinggian tanah dibelakang abutmen.
Parameter tanah :
10 1 = 1.2914 /3 1 = 150 C = 0.11 kg/cm2
kg
1 3 = 1.4242 1 = 230 C = 0.19
3 cm2
Koefisien tekanan tanah :
= 2 (45 1) = 0.3197
= 2 (45 1) = 3.1162

Tegangan tanah aktif :


1 = = 5.599 /2
1 = = 0.697 /2

Tegangan tanah pasif :


= = 0 /2

Besarnya tekanan tanah aktif / pasif :


Rencana tinggi abutmen H = 10,00 m
Lebar telapak abutmen B = 5,00 m

58
Panjang abutmen arah melintang L = 5,00 m
Beban hidup yang bekerja diatas oprit q = 2,182 t/m
1 = 1/2 2 = 251.944
2 = 2 = 62.775
= 1/2 = 0
= 251.944 + 62.775 = 314.719

Gaya gesek akibat tumpuan-tumpuan bergerak


=
dimana:
= gaya gesek tumpuan bergerak (rol)
Pm = beban mati konstruksi atas (T) = 262,674 T
C = koefisien tumpuan gesekan karet dengan baja = 0,15
= 262.674 0.15 = 33.028

Gambar 7.10 Gaya gesek tumpuan bergerak

Lengan gaya terhadap titik G :


Yges = 8,2 m

59
Momen terhadap titik G :
= = 33.028 8.2 = 270.83
Momen terhadap titik CL :
= = 33.028 8.2 = 270.83
Beban angin (w = 62,1 kg/m2)
Beban angin pada sisi struktur atas jembatan (d1) :
1 = 100% /2 = 100% (2 30.8) 62.1/2 = 1912.68
Beban angin pada muatan hidup setinggi 2 m (d2) :
2 = 100% 2/2 = 100% 62.1 30.8 2/2 = 1912.68
= 1 + 2 = 1912.68 + 1912.68 = 3825.36
Lengan terhadap A:
Y1 = 8,4 + 1 = 9,4 m
Y2 = 10,0 + 1 = 11 m
Momen terhadap titik A :
= 1 1 + 2 2 = 1912.68 9.4 + 1912.68 11 = 39.02
Momen terhadap titik CL :
= 1 1 + 2 2 = 1912.68 9.4 + 1912.68 11 = 39.02

7.9.2 Perhitungan Kapasitas Pondasi Telapak


x y
= ( ) ( ( )) + ( ( ))

dimana :
Pmax = beban maksimum total pondasi
Pv = beban vertikal total
A = luas dasar pondasi
Mx = momen arah x
My = momen arah y
x = 3,6 / h
y = 13 / h
Ix = momen inersia arah x
Iy = momen inersia arah y

60
Gambar 7.11 Dimensi Kaki Abutment
= 0.5 0.5 = 2.5
= 0.5 0.9 = 4.5
= 1/12 3 = 1/12 5.0 93 = 554.58 4
= 5.0 9 = 452
Kapasitas dukung tanah dasar (bearing capacity) dipengaruhi oleh parameter , c,dan .
Besarnya kapasitas dukung tanah dasar dapat dihitung dengan metode Terzaghi, yaitu :
= ( (1 + 0.3/) + + 0.5 (1 0.2/)
dimana :
Pult = daya dukung ultimate tanah dasar (t/m2)
c = kohesi tanah dasar (t/m2)
= berat isi tanah dasar (t/m3)
B = D = lebar pondasi (meter)
Df = kedalaman pondasi (meter)

61
N , Nq, Nc = faktor daya dukung Terzaghi
Ap = luas dasar pondasi
B = lebar pondasi
L = panjang pondasi
Tabel 7.8 Nilai-nilai daya dukung Terzaghi
Keruntuhan Geser Umum Keruntuhan Geser Lokal

Nc Nq N Nc Nq N
0 5,7 1,0 0,0 5,7 1,0 0,0
5 7,3 1,6 0,5 6,7 1,4 0,2
10 9,6 2,7 1,2 8,0 1,9 0,5
15 12,9 4,4 2,5 9,7 2,7 0,9
20 17,7 7,4 5,0 11,8 3,9 1,7
25 25,1 12,7 9,7 14,8 5,6 3,2
30 37,2 22,5 19,7 19,0 8,3 5,7
34 52,6 36,5 35,0 23,7 11,7 9,0
35 57,8 41,4 42,4 25,2 12,6 10,1
40 95,7 81,3 100,4 34,9 20,5 18,8
45 172,3 173,3 297,5 51,2 35,1 37,7
48 258,3 287,9 780,1 66,8 50,5 60,4
50 347,6 415,3 1153,2 81,3 65,6 87,1

Berdasar data tanah diperoleh nilai :


1 = 230
gr
d = 1.4242 = 0.001424 kg/cm3
cm2
= 1.9 /2 = 0.19 /2
Sehingga diperoleh ( hasil interpolasi ) :
Nc = 22,15
Nq = 10,58
N = 7,82
Daya dukung ijin pondasi dangkal menurut formula Terzaghi & Peck :

62
= ( (1 + 0.3/) + + 0.5 (1 0.2/)
= (0.19 (22.15)(1 + 0.3 500/1100) + (1.4242/1000) 100 (10.58)
+ 0.5(1.4242/1000) 500 (7.82)(1 0.2 500/1100))
= 8,82 /2
= 1/3 = 1/3 8,82 = 29,4 /2

Tabel 7.9 Kombinasi Pembebanan 1


Kombinasi 1 (Aksi Tetap ULS + Aksi Transien ULS
+ Gaya Rem
AKSI ULS + Gaya Gesek SLS + Beban Angin SLS)
V Vertikal V M M ULS/SL
Horisontal Vertikal Horisontal S
1. Aksi Tetap:
berat sendiri 1067,143 3572,69
prategang 425,973 801,156
Tekanan tanah 314,719 1573,595
2. Aksi transien x
beban lajur D, atau 326,598 966,124
beban truk T
3. 3. Gaya rem, atau gaya 50 500 x
sentrifugal
4. beban pejalan kaki
5. Gesekan pada perletakan 33,028 125.508 0
6. Beban angin 3,83 39,02 0
7. Aksi lain: gempa

Jumlah 1819,714 401,377 5339,97 2238,123

Digunakan kombinasi 1 dengan gaya dan momen sebagai berikut :


Vv = 1819,714 t
Vh = 401,377 t
63
Mv = 5339,97 tm
Mh = 2283,123 tm

Kontrol Terhadap:
a. Gaya Guling
5339,97
= = = 1.5 Aman
= 2,338 > SF
2283,123

b. Gaya Geser
+
=

1819,714 0,45 + 0 5,0
= = 1.5
= 2,040 > SF
401,377

c. Eksentrisitas
4.5
= < = = 0.75
2 6 6
5.0 5339,97 2283,123
= = 0.71 < 0.75
2 1819,714

d. Pmax Pondasi
x y
= ( ) ( ( )) + ( ( ))

1819,714 (2283,123) 2,5
= + = 82.9 /2 > = 29.4 /2
55 114.58

64

You might also like