Professional Documents
Culture Documents
PERENCANAAN JEMBATAN
34
6. Gelagar beton T 6 25
7. Gelagar beton boks 12 30
8. Gelagar I dengan lantai komposit 12 35
9. Gelagar T pasca penegangan 20 45
10 Gelagar boks pasca penegangan dengan
lantai komposit 18 - 40
Dari beberapa altenatif tersebut diatas, jembatan yang direncanakan menggunakan tipe
jembatan dengan struktur atas berupa gelagar prategang I dengan lantai komposit bentang
sederhana. Jembatan tipe ini dipilih karena proses dapat dikerjakan dipabrik atau dilokasi
pekerjaan dengan menggunakan beton ready mix sehingga mutunya terjamin (seragam). Selain
itu, jembatan tipe ini mudah dalam pelaksanaan dan biaya pemeliharaan lebih rendah.
Dari beberapa alternatif tersebut diatas dipilih tipe abutment tembok penahan kontrafort
dengan bahan beton. Abutmen tipe ini dipilih karena kemampuan abutment menahan beban,
kekuatan bahan abutment dan pelaksanaannya mudah.
35
Pondasi
Penentuan jenis pondasi dilihat dari kedalaman lapisan tanah pendukung. Bentuk alternatif
pondasi tertera pada tabel dibawah ini :
36
Berat sendiri trotoar = 2.1 t/m3
Berat tiang + sandaran = 0.5 t/m3
Berat sendiri air = 1.0 t/m3
b. Baja Tulangan
Tulangan yang digunakan dalam perencanaan ini adalah tulangan yang ada di pasaran
dengan alasan mudah didapat dan umum bagi pelaksana di lapangan. Mutu baja yang
digunakan :
1. Kuat tarik ulur baja prestress 18.000 kg/cm2
37
2. Baja tulangan D > 13 mm menggunakan U 39
3. Baja tulangan D < 13 mm menggunakan U 24
4. Mutu baja railing mengikuti SK-SNI yang ada atau Standard ASTM
c. Balok Prategang
Balok prategang yang digunakan dipesan dari PT.Wijaya Karya dengan dimensi yang
sudah ada dengan tinggi balok 170 cm dan panjang 30,80 m. Adapun untuk spesifikasi
dimensi yang sudah ada adalah sebagai berikut :
e. Elastomer
Dimensi elastomer yang digunakan dalam perencanaan ini dapat didimensi sendiri,
kemudian dipesankan lepada pihak suplier. Dimensi rencana yang digunakan dalam
perhitungan adalah (40 x 45 x 45) cm.
38
f. Pipa Baja
Pipa baja digunakan dalam sandaran. Dipasang pada jarak tepi 150 cm dan jarak tengah
setiap 200 cm. Diameter pipa yang digunakan 7,63 cm.
= faktor distribusi
= 1.0 (jika tidak ada gelagar melintang pada jembatan)
Maka :
= ( )
2.75
= 1.60 /
Beban garis (p )
Beban garis (p ) yang bekerja pada jembatan adalah :
p = 12.00 ton
Besarnya beban garis (p ) yang dipikul oleh setiap gelagar tengah adalah :
= ( )
2.75
dimana :
K = koefisien kejut
= 1 + [20/(50 + )]
= 1.26667
Maka :
= ( )
2.75
= 11.05458
40
b = 200.0 cm
Berdasarkan PERATURAN BINA MARGA
Lebar efektif lantai beton (b ) untuk gelagar tengah menurut peraturan BINA
MARGA adalah :
= 2 +
Dimana :
= + 2 = 50.0
= = 75.0
2
= 0.03
Untuk a/L = 0.03, dari tabel diperoleh :
=1
Maka :
= = 75.0
Jadi, lebar efektif lantai beton (b) untuk gelagar tengah menurut peraturan BINA
MARGA adalah :
= 2 +
= 200.0
41
1 = 0.85 (jika kuat tekan beton, f c ' < 30,0 MPa)
Maka :
= /1
= 420.76125
Karena lokasi garis netral penampang (x = 420,76125 mm) lebih besar dari tebal lantai
beton (d = 200,0 mm), berarti Asumsi Salah, garis netral penampang komposit berada
di daerah baja.
Untuk Garis Netral Penampang Komposit berada di daerah Baja.
Lokasi garis netral penampang komposit terhadap serat atas beton (x) :
= [ /( + )]( + )
Dimana :
= 0.003
= / = 0.002
Maka :
= [ /( + )]( + )
= 652.80
Gaya Tekan Ultimit Beton (Cc ) :
= 0.85
= 8500000.0
Gaya Tarik Ultimit Baja (Cs ) :
= 0.5 ( )
= 3350000.0
Momen Kapasitas Ultimit Penampang Komposit (Mu ) :
= +
Dimana :
= 0.5( + 3 + ) = 820.40
" = 0.5( + = 444.0
Maka :
= 8460800000.00 .
= 8460.80 . = 846.08 .
42
7.6 Perencanaan Gelagar Jembatan Secara Elastis (Elastic Design)
Perencanaan gelagar jembatan secara elastis (elastic design ) bertujuan untuk mendapatkan
tegangan yang terjadi pada penampang komposit.
7.6.1 Properties Penampang
Lebar efektif Lantai Beton (b) :
= 200.00
Modulus Rasio (n) :
= /
Dimana :
= 200000.00
= 4700 ( )0.5 = 23500.00
Maka :
= /
= 8.510638 =9
Lokasi Garis Netral Penampang Komposit :
Asumsikan Garis Netral Penampang Kmposit berada di daerah Baja.
[ (/2) + ( + + 2 )]
=
[ + ]
Dimana :
= (/) = 444.44444 2
Maka :
[ (/2) + ( + + 2 )]
=
[ + ]
= 36.22615
Karena > , berarti asumsi benar garis netral penampang komposit berada di
daerah baja. Selanjutnya dapat dihitung :
= ( + + ) = 72.57385
= 0.5 = 26.22615
= 0.5 = 30.67385
43
Momen Inersia Total Penampang Komposit (I t ) :
= + 2 + + 2
Dimana :
= 1/12 (/)3 = 14814.81481 4
2 = 305693.64913 4
= 462017.00000 4
2 = 357536.43173 4
Maka :
= + 2 + + 2
= 1140061.89568 4
Sebelum Komposit :
1 = 1/8 2 = 110.26953 .
Setelah Komposit :
2 = 1/8 2 = 88.14375 .
3 = 1/8 2 + 1/4 = 114.09112 .
Tegangan pada Penampang Komposit di Tengah Bentang Jembatan
Tegangan pada serat atas beton (fc-a ) :
= 1 + 2 + 3
Dimana :
1 = 0.0 = 0.00000 /2
2 = (2 )/( ) = 31.12023 /2
3 = (3 )/( ) = 40.28126 /2
Maka :
= 1 + 2 + 3 < 0.45
= 71.40149 /2 < 112.50 /2.... OK
44
Tegangan pada serat bawah beton (fc-b) :
= 1 + 2 + 3
Dimana :
1 = 0.0 = 0.00000 /2
2 = [2 ( ]/( ) = 45.16379 /2
3 = [3 ( ]/( ) = 58.45891 /2
Maka :
= 1 + 2 + 3 < 0.45
= 103.62270 /2 < 112.50 /2.... OK
45
b. Dengan Tumpuan Sementara Sepanjang Bentang (Full Shoring)
Momen Maksimum pada Gelagar Jembatan (Momen di Tengah Bentang Jembatan)
Sebelum Komposit :
1 = 0 = 0.00000 .
Setelah Komposit :
2 = 1/8 2 = 110.26953 .
3 = 1/8 2 = 88.14375 .
4 = 1/8 2 + 1/4 = 114.09112 .
Tegangan pada Penampang Komposit di Tengah Bentang Jembatan
Tegangan pada serat atas beton (fc-a) :
= 1 + 2 + 3 + 4
Dimana :
1 = 0.0 = 0.00000 /2
2 = (2 )/( ) = 38.93200 /2
3 = (3 )/( ) = 31.12023 /2
4 = (4 )/( ) = 40.28126 /2
Maka :
= 1 + 2 + 3 + 4 < 0.45
= 110.33349 /2 < 112.50 /2.... OK
46
Tegangan pada serat atas baja (fs-a) :
= 1 + 2 + 3 + 4
Dimana :
1 = 0.0 = 0.00000 /2
2 = [2 ( ]/ = 108.58202 /2
3 = [3 ( ]/ = 86.79485 /2
4 = [4 ( ]/ = 112.34513 /2
Maka :
= 1 + 2 + 3 + 4 < /1.5
= 307.72200 /2 < 2666.66 /2 .... OK
47
Tinggi angker masuk ke gelagar : HSC-G = 27 cm
48
Untuk L = 3,125 m D = 27259,2 kg = 27259 ton
Untuk L = 6,250 m D = 13629,6 kg = 13629 ton
Jarak shear connector tiap bagian setengah bentang dihitung dalam tabel berikut :
49
7.8 Perencanaan Sandaran
7.8.1 Pipa Sandaran
Spesifikasi teknis :
- Muatan Horizontal = 100 kg/m
- Jarak tiang sandaran = 200 cm
- Tinggi tiang sandaran = 50 cm
- Dimensi tiang sandaran = pipa baja galvanis 76,3 mm BJ-37
( ijin = 1600 kg/cm2 )
- Dari tabel baja diperoleh : T = 2,4 mm
G = 4,73 kg/m
W = 9,98 cm3
Pembebanan :
- Beban Vertikal
Beban mati = 4,73 kg/m ( berat pipa )
Beban hidup = 100 kg/m
qVertikal ( qv ) = ( 1,2 x 4,73 ) + ( 1,6 x 100 )
= 165,68 kg/m
- Beban Horizontal = 100 kg/m
Perhitungan :
= ( 2 + 2 )
= (165,6822 + 1002 )
= 193,52 /
Cek kekuatan pipa :
1
= 2
8
1
= 193,52 22
8
= 9676 .
Tegangan yang terjadi :
9676
= = = 969,54 2 1600 . .
9,98 2
50
7.8.2 Tiang sandaran
Tiang sandaran diasumsikan sebagai struktur jembatan yang diperhitungkan mampu
menahan beban horisontal sebesar 100 kg dan mampu menahan railing sandaran.
Data perhitungan :
- fc = 22,5 Mpa
- fy = 320 Mpa
- b = 15 cm
- h = 20 cm
- p = 4 cm
- Tulangan = 12 mm
- Begel = 8 mm
- Jarak tiang sandaran = 2 m
51
7.9 Perencanaan Abutment Jembatan
7.9.1 Pembebanan Abutment
a. Beban Mati
Berat sendiri
52
10 4.00 23.40
11 3 x 0.6 x 3.25 x 0.5 2.925 1.73 10.12
3 x 0.6 x 3.25 x 0.5 2.925
12 3.25 205.97
3 x 6.5 x 3.25 63.375
Vtotal 97.013 Momen 324.79
total
= = 1623.95
53
Gambar 7.6 Pembebanan abutment akibat beban mati bangunan atas
Pm = 251.0735 T
Lengan terhadap G (x) = 3,05 m
Momen terhadap G :
= x = 3.05 251.0735 = 765.7742
Lengan terhadap CL (x) = 0,165 m
Momen terhadap CL :
= x = 0.165 251.0735 = 41.4271
54
Gaya akibat beban vertikal tanah
Untuk tanah timbunan digunakan tanah pada kedalaman 1-3 m, karena d nya tertinggi
dari kedalaman yang lain.
= 1,4242 gr/cm3 = 1,4242 T/m3
55
= 35.12 5 = 175.6
= 177.46 5 = 887.3
Jarak titik berat timbunan terhadap titik A adalah :
887.3
= = = 5.053
175.6
Momen yang terjadi terhadap titik A :
= = 887.3
b. Beban Hidup
Beban hidup bangunan atas
Beban merata D : 0.79 30.8 5.5 + 0.5 0.79 30.8 5.5 + 0.5 0.79
30.8 0.25 = 136.870
Beban garis KEL : 6.16 30.8 = 189.728
Total = 326,598 T
Jadi total beban hidup untuk satu abutment : 0.5 326.598 =163.299 ton
56
Lengan terhadap = = 3.05
SLS (Serviceability Limit State) P = 163,299 T
Momen terhadap G =
= x = 3.05 163,299 = 498,016
ULS (Ultimate Limit State) = 163.299 2 = 326,598 T
Momen terhadap G =
= x = 3.05 326,598 = 996,124
Momen terhadap CL =
= x = 0,165 326,598 = 53,89
57
Tinggi Abutmen rencana = 10 m
SLS (Serviceability Limit State) P = 25 T
Momen terhadap G =
= x = 25 10 = 250
ULS (Ultimate Limit State) = 25 2 = 50
Momen terhadap G =
= x = 50 10 = 500
Momen terhadap CL =
= x = 50 10 = 500
58
Panjang abutmen arah melintang L = 5,00 m
Beban hidup yang bekerja diatas oprit q = 2,182 t/m
1 = 1/2 2 = 251.944
2 = 2 = 62.775
= 1/2 = 0
= 251.944 + 62.775 = 314.719
59
Momen terhadap titik G :
= = 33.028 8.2 = 270.83
Momen terhadap titik CL :
= = 33.028 8.2 = 270.83
Beban angin (w = 62,1 kg/m2)
Beban angin pada sisi struktur atas jembatan (d1) :
1 = 100% /2 = 100% (2 30.8) 62.1/2 = 1912.68
Beban angin pada muatan hidup setinggi 2 m (d2) :
2 = 100% 2/2 = 100% 62.1 30.8 2/2 = 1912.68
= 1 + 2 = 1912.68 + 1912.68 = 3825.36
Lengan terhadap A:
Y1 = 8,4 + 1 = 9,4 m
Y2 = 10,0 + 1 = 11 m
Momen terhadap titik A :
= 1 1 + 2 2 = 1912.68 9.4 + 1912.68 11 = 39.02
Momen terhadap titik CL :
= 1 1 + 2 2 = 1912.68 9.4 + 1912.68 11 = 39.02
dimana :
Pmax = beban maksimum total pondasi
Pv = beban vertikal total
A = luas dasar pondasi
Mx = momen arah x
My = momen arah y
x = 3,6 / h
y = 13 / h
Ix = momen inersia arah x
Iy = momen inersia arah y
60
Gambar 7.11 Dimensi Kaki Abutment
= 0.5 0.5 = 2.5
= 0.5 0.9 = 4.5
= 1/12 3 = 1/12 5.0 93 = 554.58 4
= 5.0 9 = 452
Kapasitas dukung tanah dasar (bearing capacity) dipengaruhi oleh parameter , c,dan .
Besarnya kapasitas dukung tanah dasar dapat dihitung dengan metode Terzaghi, yaitu :
= ( (1 + 0.3/) + + 0.5 (1 0.2/)
dimana :
Pult = daya dukung ultimate tanah dasar (t/m2)
c = kohesi tanah dasar (t/m2)
= berat isi tanah dasar (t/m3)
B = D = lebar pondasi (meter)
Df = kedalaman pondasi (meter)
61
N , Nq, Nc = faktor daya dukung Terzaghi
Ap = luas dasar pondasi
B = lebar pondasi
L = panjang pondasi
Tabel 7.8 Nilai-nilai daya dukung Terzaghi
Keruntuhan Geser Umum Keruntuhan Geser Lokal
Nc Nq N Nc Nq N
0 5,7 1,0 0,0 5,7 1,0 0,0
5 7,3 1,6 0,5 6,7 1,4 0,2
10 9,6 2,7 1,2 8,0 1,9 0,5
15 12,9 4,4 2,5 9,7 2,7 0,9
20 17,7 7,4 5,0 11,8 3,9 1,7
25 25,1 12,7 9,7 14,8 5,6 3,2
30 37,2 22,5 19,7 19,0 8,3 5,7
34 52,6 36,5 35,0 23,7 11,7 9,0
35 57,8 41,4 42,4 25,2 12,6 10,1
40 95,7 81,3 100,4 34,9 20,5 18,8
45 172,3 173,3 297,5 51,2 35,1 37,7
48 258,3 287,9 780,1 66,8 50,5 60,4
50 347,6 415,3 1153,2 81,3 65,6 87,1
62
= ( (1 + 0.3/) + + 0.5 (1 0.2/)
= (0.19 (22.15)(1 + 0.3 500/1100) + (1.4242/1000) 100 (10.58)
+ 0.5(1.4242/1000) 500 (7.82)(1 0.2 500/1100))
= 8,82 /2
= 1/3 = 1/3 8,82 = 29,4 /2
Kontrol Terhadap:
a. Gaya Guling
5339,97
= = = 1.5 Aman
= 2,338 > SF
2283,123
b. Gaya Geser
+
=
1819,714 0,45 + 0 5,0
= = 1.5
= 2,040 > SF
401,377
c. Eksentrisitas
4.5
= < = = 0.75
2 6 6
5.0 5339,97 2283,123
= = 0.71 < 0.75
2 1819,714
d. Pmax Pondasi
x y
= ( ) ( ( )) + ( ( ))
1819,714 (2283,123) 2,5
= + = 82.9 /2 > = 29.4 /2
55 114.58
64