Professional Documents
Culture Documents
Rekahan mikro dan rekahan makro melimpah dalam reservoir batubara, dan pembentukan rekahan
tersebut bergantung kepada lingkungan pembawa batubara. Selain perkembangan rekahan
tersebut, kandungan gas dan produktivitas cbm juga dikontrol oleh lingkungan pembawa
batubabara. Penelitian terhadap karakteristik rekahan mikro dilakukan melalui pengamatan
mikroskopik dan penelitian terhadap karateristik rekahan makro dilakukan melalui investigasi core
batubara. Metode statistic dilakukan untuk menghitung submaseral secara kuantitatif, dan fasies
parameter batubara di kalkulasi. Penggambaran struktur batubara dilakukan menggunakan data
logging. Kemudian, produktifitas CBM dikontrol oleh fasies batubara yang telah diperiksa.
Hasilnya menunjukkan bahwa rekahan mikro Tipe D berkembang dengan baik, disusul oleh
rekahan mikro Tipe C. Rekahan mikro merupakan rekahan primer tensional, yang mengartikan
bahwa pembentukan rekahan mikro dikontrol oleh tekanan eksternal. Rekahan mikro tersebut
melewati makro pori dan secara efektif saling terhubung dengan rekahan mikro lainnya, sedangkan
rekahan makro berkembang pertama kali pada clarain bands dan tekstur kataklastik batubara.
Kandungan gas meningkat dengan gelatification index (GI) dan perbandingan vitrinit dengan
inertinite (V/I) pada reservoar batubara, yang berkenaan dengan kondisi geologi fasies batubara
terhadap produksi CBM. Sedangkan produksi sumur CBM berada pada tahapan awal, metana yang
dihasilkan sebagian besar bebas dan gas tersebut sangat kuat diserap. Struktur primer batubara
berkontribusi terhadap permeabilitas reservoir batubara. Perkembangan batubara pada Tipe II
dapat meningkatkan produksi metana, sedangkan perkembangan batubara pada Tipe II dapat
memberikan efek sebaliknya.
1. Pendahuluan
Batubara terdiri dari matriks, pori, dan rekahan. Sistem pori- rekahan tidak hanya berkaitan
dengan penyediaan ruang penyimpanan akan tetapi juga berfungsi sebagai jalur migrasi dari CBM
(Laxminarayana dan Crosdale, 1999). Penelitan pada system pori- rekahan telah mengalami
perkembangan dari studi pada system porositas ganda menjadi sturi pada system porositas rangkap
tiga (Fu dan Qin,2003). Jenis rekahan yang diamati termasuk rekahan marko dan mikro dilakukan
dengan metode berbeda sehingga menyebabkan perbedaan penentuan klasifikasi rekahan. Di
China, sistematis rekahan pada batubara mengacu pada isitilah pertambangan kuno, seperti cleat,
termasuk didalamnya istilah face cleat dan butt cleat (Gamson et al., 1993; Laubach et al., 1998;
Paul and Chatterjee). Huo dan Zhang (1998) merupakan orang yang mengemukakan tentang
rekahan alami dan rekahan joint, dan Sue dkk (2001) adalah orang yang memperkenalkan tentang
rekahan mikro dan rekahan makro. Sue dkk (2001) menyimpulkan bahwa rekahan secara khusus
tergantuk pada tekanan fluida pada reservoir batubara. Tekanan mengarah ke pembentukan
rekahan tersebut. Asal tekanan tersebut bervariasi, ada yang berasal dari dalam dan ada yang
berasal dari luar (Nickelsen and Hough, 1967; Ting, 1977; Karacan and Okandan, 2000). Gaya
tarik dari dalam dan penyusutan matrik merupakan tipe dari tekanan internal. dan tekanan akibat
tektonik merupakan tipe dari tekanan luar. Perkembangan rekahan endogenetik berhubungan erat
dengan litotipe batubara, rank batubara, dan ketebalan batubara (Laubach, dkk, 1998). Rekahan
eksogenetik utamanya terbentuk oleh tekanankeak. Metode klasifikasi rekahan makro dan rekahan
mikro diadopsi dalam studi ini. Rekahan yang dapat diamati dengan mata telanjang disebut
rekahan makro, sedangkan rekahan yang diamati dengan mikroskop dinamakan rekahan mikro.
Berkaitan dengan hal tersebut, rekahan yang terisolasi dan acak terdapat dalam reservoir batubara
memiliki ukuran rekahan yang bervariasi (Su dkk., 2001). Rekahan yang dibentuk oleh tekanan
akibat gata tektonik memiliki ukuran yang besar, sedangkan yang tidak terkena tekanan memiliki
ukuran yang kecil (Gamson et al., 1993; Laubach et al., 1998; Paul and Chatterjee). Karakteristik
rekahan memperngaruhi aliran interstitial dan produksi CBM (Karacan dan Okandan, 2000; Fu
dkk., 2001a, 2001b; Su dkk., 2005; Acosta dkk., 2007; Meng et al., 2014), rekahan dan pori
berkontribusi terhadap permeabilitas reservoir batubara. (Dawson dan Esterle, 2010; Qu dkk.,
2011), dan morfologi permukaan rekahan akan mempengaruhi aliran metana flow (Karacan dan
Okandan, 2000). Rekahan eksogenetik merupakan tempat untuk aliran interstitial, dan rekana
endogenic merupakan jembatan antara proses penyerapan dan aliran interstitial CBM (Fu et al.,
2004; Su et al., 2005; Liu et al., 2012). Pada studi sebelumnya difokuskan pada penggambaran
rekahan diantaranya lebar, panjang, space, saling berhubungan, aperture dan mineral apa saja yang
mengisi dan metode kuantitatif untuk mengelavuasi reservoir batubara telah dilakukan (Laubach
dkk., 1998; Su dkk., 2001; Yao dkk., 2007). Bagaimanapun juga, pada studi ini tidak
mempertimbangkan pengaruh dari lingkungan pembawa batubara. Kenyataanya, komponen dan
sifat gambut akan berbeda pada tergantung lingkungan pembawa batubara (Wang dan Chen,2005),
yang menghasilkan sifat mekanisme yang berbeda pada reservoir batubara. Karakteristik fasies
batubara dikontrol oleh lingkungan pembawa batubara dan memiliki pengaruh penting terhadap
kandungan gas pada reservoir batubara dan juga sumur produksi CBM.
Pada studi ini, sampel batubara dikumpulkan dari South Yanchuan Block, dan
permukaannya dipoles untuk diamati dibawah mikroskop fluorosense dan SEM untuk menyelidiki
karakteristik rekahan mikro. Karakteristik rekahan makro diteliti menggunakan core batubara.
Kandungan submaseral dihitung secara kuantitatif, dan parameter fasies batubara di kalkulasi,
termasuk diantaranya tissue preservation index (TPI), transportation index (TI), gelatification
index (GI), dan perbandingan vitrinit dengan inertinite (V/I). Selain itu, pengaruh fasies batubara
terhadap produktivitas CBM juga dilakukan penyelidikan.
2. Tatanan Geologi
South Yanchuan Block terletak di sebelah tenggara Cekungan Ordos, persimpangan antara
Provisnsi Shanxi dengan Provinsi Shaanxi. Sistem tektonik sederhana, berstruktur monoklinal
dengan arah timurlaut dan kemiringan ke arah barat. Area tersebut dibagi menjadi lima unit
structural third-class diantaranya : the Xi Baigou gentle slope belt, Bai Efault nose structure belt,
Tan Ping gentle slope belt, Bai Shansi fault nose structure belt, and Wan Baoshan gentle slope belt
yang tersebar dari arah timur ke barat (Gambar 1.). Urutan lapisan pembawa batubara primer
berumur Karbon Atas- Permian Bawah pada Formasi Taiyuan (C2- P1t) dan lapisan batubara
nomor 2 yang berasal dari Formasi Shanxi merupakan lapisan untuk pengembangan CBM.
Kedalaman pembebanan lapisan batubara nomor 2 berkisar dari 650,10 m hingga 1502,00 m;
ketebalan batubara berkisar dari 2,70 m hingga 7,50 m dengan rata- rata ketebalan 5,03 m;
kandungan gas berkisar antara 6,10 m3/t hingga 20,40 m3/t dengan rata- rata 10,13 m3/t, dan
sebagian besar reservoir gas mengandung lebih dari 8,00 m3/t.
Saat ini, terdapat tujuh belas sumur CBM di South Yanchuan Block, dan telah berproduksi
selama satu tahun. Menurut data yang ada, tidak ada aktivitas magmatic pada daerah penelitan,
dan gradient temperature tergolong bagis berkisar antara 1,120C/ 100 m hingga 1,490C/ 100 m,
mengindikasikan bahwa temperature bumi cenderung tetap. Tekanan gradien reservoir berkisar
antara 3,14 kPA/100 m hingga 7,53 Kpa/100 m yang mengindikasikan reservoir berada pada
tekanan bawah. Sampel batubara dikumpulkan untuk penelitian ini berasal dari core batubara
sumur CBM. Karena jumlah sampel terbatas pada saat pengeboran,sehingga sampel yang
dikumpulkan tidak lengkap.
3. Metode
Sampel batubara berasal dari sumur S5 dicirikan dengan polesan permukaan berdasarkan
pada metode pembuatan sampel batubara dengan menggunakan analisa petrografi (GB/T 1677-
2008 merupakan standar di China). Dengan perbesaran mikroskop 50x, sayatan batubara yang
telah dipoles dengan ukuran 30x30 mm dibagi menjadi sembilan area yang berbeda dengan tiap
area berukuran 10x10 mm, kemudian jumlah jenis rekahan mikro yang berbeda tersebut dihitung.
Berdasarkan dengan panjang dan lebar rekahan mikro tersebut dibagi menjadi Tipe A, Tipe B,
Tipe C, dan Tipe D (Tabel 1.). Aliran interstial metana terjadi pada rekahan Tipe A; perkembangan
rekahan tipe B berhubungan dengan difusi dan migrasi metana, rekahan Tipe C merupakan jalur
migrasi metana, dan rekahan Tipe D merupakan media penghubung antara pori matriks dan
rekahan. Selain itu hubungan antara pori dengan rekahan dan bentuk rekahan diselidiki
menggunakan SEM. Untuk rekahan makro, densitas rekahan dihitung menggunakan core
batubara.
Sampel batubara yan dikumpulkan pada space sejauh 30 cm dari reservoir batubara dan
karakteristik fasies batubara dapat ditentukan secara akurat menggunakan metode distribusi
sampling sumur. Kemudian, permukaan yang dipoles tersebut diperiksa. Menurut analis maseral
pada permukaan batuan yang dipoles (SY/T 6414- 1999, merupakan standar industry minyak dan
gas alam di China), dengan jarak grid sebesar 1x1 mm, kandungan submaseral dan mineral
inorganic dapat ditentukan. Setidaknya 800 point tersedia dihitung dan parameter fasies batubara
dihitung dengan persamaan (1)- (4), termasuk diantaranya TPI, TI, GI, dan V/I (Marques, 2002).
Menurut metode pengelompokkan, factor nilai resistivitas semu, adanya selang waktu dan sinar
gamma menentukan untuk menjelaskan struktur batubara (Fu dkk., 2009)