You are on page 1of 11

Amoksisilin

Penulis :Felix Chikita FredyTanggal : 2017-05-30

Daftar isi
Indikasi dan kontraindikasi
Efek samping
Dosis

INDIKASI DAN
KONTRAINDIKASI
Amoksisilin adalah salah satu obat antibiotika yang banyak diresepkan di Indonesia. Bahkan orang awam
sering kali ditemukan membeli obat ini secara bebas tanpa resep dokter. Perlu menjadi perhatian bahwa
hal tersebut tidak tepat karena penggunaan antibiotik yang tidak pada tempatnya malah menyebabkan
seseorang kebal (resisten) terhadap antibiotik tersebut.
Amoksisilin dapat dibilang merupakan antibiotik dasar untuk penyakit, biasanya diberikan untuk pasien
anak-anak. Dewasa ini telah banyak diketahui bahwa beberapa jenis kuman telah kebal terhadap
amoksisilin.
Amoksisilin termasuk dalam golongan antibiotik beta laktamase, yakni antibiotik yang bekerja dengan
cara merusak dinding sel bakteri sehingga bakteri pecah dan mati. Amoksisilin diindikasikan untuk bakteri
gram positif, yaitu bakteri-bakteri yang banyak ditemukan di kulit, saluran napas, dan saluran kemih. Oleh
karena itu, amoksisilin digunakan untuk penyakit berikut:
1. Infeksi tenggorokan (faringits);
2. Infeksi amandel (tonsilitis);
3. Infeksi telinga;
4. Infeksi saluran kemih;
5. Infeksi kulit;
6. Sakit maag yang disertai infeksi bakteri;
7. Pennyakit menular seksual, seperti raja singa;
8. Infeksi lapisan jantung (endokarditis).

Amoksisilin tidak boleh diberikan pada pasien yang pernah mengalami alergi terhadap antibiotik
amoksilin dan penisilin.
EFEK SAMPING
Amoksisilin termasuk obat yang aman. Sejumlah efek samping yang pernah ditemukan dan persentase
kemunculannya adalah sebagai berikut:
1. Infeksi jamur pada kelamin (2%);
2. Diare (1,7%);
3. Mual (1,3%);
4. Sakit kepala (1%);
5. Muntah (0,7%);
6. Nyeri perut (0,3);

Efek samping lainnya namun sangat jarang ditemukan antara lain reaksi alergi (anafilaksis), anemia,
gangguan fungsi hati, kemerahan pada kulit, dan gangguan ginjal.

DOSIS
Amoksisilin adalah antibiotik yang sangat sering digunakan. Amoksisilin dapat digunakan pada anak-
anak, dewasa, maupun pasien usia lanjut. Oleh karena itu, amoksisilin tersedia dalam bentuk tablet,
kapsul, maupun sirup. Tersedia amoksisilin tablet dan kapsul dengan ukuran 250 mg dan 500 mg.
Sedangkan untuk sirup, tersedia ukuran dosis 125 mg/5ml, 200 mg/5ml, dan 250 mg/ml. Amoksisilin
dapat ditemukan sebagai obat paten maupun generik.
Dosis amoksisilin sebagai terapi infeksi tenggorokan, telinga, dan infeksi saluran kemih pada pasien
dewasa ialah 2-3 kali 500 mg. Amoksisilin diberikan selama 5 hari. Untuk infeksi berat, amoksisilin dapat
diberikan untuk 10-14 hari.
Sedangkan untuk anak-anak, dosis amoksisilin tergantung berat badan. Dosisnya ialah 25-30 mg/kg/hari
terbagi dalam 2-3 kali minum. Misalkan, seorang anak memiliki berat 10 kg, maka dosis amoksisilin untuk
anak tersebut ialah 250-300 mg/hari. Jika diminum tiga kali sehari, maka sekali minum dosisnya adalah
80-100 mg.
Perikarditis akut

CIPROFLOXACIN

CHLORAMPHENICOL
DES 8

Posted by Administrator
Nama Obat Generik :

Chloramphenicol / Kloramfenikol

Nama Obat Bermerek :

Chloramex, Chlorbiotic, Cloramidina, Colme, Colsancetine, Combicetin, Empeecetin, Enkacetyn,


Fenicol, Grafacetin, Ikamicetin, Isotic Salmicol, Kalmicetine, Kemicetine, Lanacetine, Licoklor,
Microtina, Neophenicol, Palmicol, Reco, Spersanicol, Suprachlor, Xepanicol.

KOMPOSISI
Chloramphenicol 250 mg : Tiap kapsul mengandung Kloramfenikol 250 mg.
Chloramphenicol Sirup 125 mg/5 ml : Tiap 5 ml (1 sendok takar) mengandung Kloramfenikol
125 mg.
FARMAKOLOGI

Chloramphenicol (kloramfenikol) adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan


pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas anti bakterinya dengan menghambat sintesa protein
dengan jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah penting dalam pembentukan
ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram-positif, termasuk S.
pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob gram-negatif, termasuk H. influenzae, N. meningitidis,
Salmonella, P. mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps. cepacia, Vibrio cholerae, Francisella tularensis,
Yersinia pestis, Brucella dan Shigella.

INDIKASI
Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis lainnya.
Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H. influenzae (terutama infeksi meningual), rickettsia,
lymphogranuloma-psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif yang menyebabkan bakteremia
meningitis, dan infeksi berat yang lainnya.
Meningitis bakterialis.
Abses otak.
Granuloma inguinale.
Gas gangrene.
Whipples disease.
Gastroenteritis berat
KONTRAINDIKASI
Penderita yang hipersensitif atau mengalami reaksi toksik dengan kloramfenikol.
Jangan digunakan untuk mengobati influenza, batuk-pilek, infeksi tenggorokan, atau untuk
mencegah infeksi ringan.
Wanita hamil dan menyusui.
Penderita depresi sumsum tulang atau diskrasia darah.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI
Dewasa, anak-anak, dan bayi berumur lebih dari 2 minggu : 50 mg/kg BB sehari dalam dosis
terbagi 3 4.
Bayi prematur dan bayi berumur kurang dari 2 minggu : 25 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi
4.

Kloramfenikol sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong, yaitu 1 jam sebelum makan atau 2
jam setelah makan.

EFEK SAMPING
Gangguan saluran pencernaan, perdarahan saluran pencernaan,
Diskrasia darah,
Neurotoksik : neuritis optic dan perifer,
Hemolisis pada penderita defisiensi G6PD,
Sakit kepala,
Ensefalopati, kejang, delirium, depresi mental.
Reaksi hipersensitivitas / alergi seperti kemerahan kulit, demam, angioedema.
Efek samping yang berpotensi fatal : supresi sumsum tulang dan anemia aplastik ireversibel,
neutropenia, trombositopenia, grey baby syndrome, dan anafilaksis (jarang).
INTERAKSI OBAT
Kloramfenikol menghambat metabolisme dikumarol, fenitoin, fenobarbital, tolbutamid,
klorpropamid dan siklofosfamid.
Mengurangi efektivitas kontrasepsi oral.
Mengurangi efektivitas suplemen zat besi dan vitamin B12 pada terapi anemia.
Meningkatkan efek antikoagulan oral, antidiabetes oral, dan fenitoin.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Pada penggunaan jangka panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan hematologi secara berkala.
Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan ginjal, bayi prematur dan bayi yang baru
lahir.
Penggunaan kloramfenikol dalam jangka panjang dapat menyebabkan tumbuhnya
mikroorganisme yang tidak sensitif termasuk jamur.
KEMASAN
Kloramfenikol kapsul 250 mg.
Kloramfenikol sirup 125 mg/5 ml.
Tetracycline
Kapsul
PT KIMIA FARMA
OBAT ANTIBIOTIK
direkomandasi oleh 105 orang. Beri rekomendasi

Indikasi:
Bruselosis, batuk rejan, pneumonia, demam yang disebabkan oleh Rickettsia, infeksi saluran kemih, bronkitis kronik.
Psittacosis dan Lymphogranuloma inguinale. Juga untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh
Staphylococcus dan Streptococcus pada penderita yang peka terhadap penisilin, disentri amuba, frambosia, gonore
dan tahap tertentu pada sifilis.

Kontra Indikasi:
- Penderita yang peka terhadap obat-obatan golongan Tetrasiklin. - penderita gangguan fungsi ginjal (pielonefritis
akut dan kronis).

Komposisi:
Tetracycline 250 mg Kapsul
Tiap kapsul mengandung: Tetrasiklin HCl 250 mg.
Tetracycline 500 mg Kapsul
Tiap kapsul mengandung: Tetrasiklin HCl 500 mg.

Cara Kerja Obat:


Tetrasiklin HCl termasuk golongan tetrasiklin, mempunyai spektrum luas dan bersifat bakteriostatik, cara kerjanya
dengan menghambat pembentukan protein pada bakteri.

Efek Samping:
- Pada pemberian lama atau berulang-ulang, kadang-kadang terjadi superinfeksi bakteri atau jamur
seperti:enterokolitis dan kandidiasis.
- Gangguan gastrointestinal seperti: anoreksia, pyrosis, vomiting, flatulen dan diare.
- Reaksi hipersensitif seperti: urtikaria, edema, angioneurotik, atau anafilaksis.
- Jarang terjadi seperti: anemia hemolitik, trombositopenia,neutropenia dan eosinofilia.

Peringatan dan Perhatian:


- Hendaknya diminum dengan segelas penuh air +/- 240 ml untuk meminimkan iritasi saluran pencernaan.
- Sebaiknya tetrasikli tidak diberikan pada kehamilan 5 bulan terakhir sampai anak berusia 8 tahun, karena
menyebabkan perubahan warna gigi menjadi kuning dan terganggupertumbuhan tulang.
- Penggunaan tetrasiklin pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal,dapat menimbulkan efek komulasi.
- Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati, wanita menyusui.
- Jangan minum susu atau makanan produk susu lainnya dalam waktu 1 - 3 jam setelah penggunaan Tetrasiklin.

Dosis:
- Dewasa: 4 kali sehari 250 mg - 500 mg.
Lama pemakaian:
Kecuali apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pengobatan dengan Tetracycline kapsul hendaknya paling
sedikit berlangsung selama 3 hari, agar kuman-kuman penyebab penyakit dapat terberantas seluruhnya dan untuk
mencegah terjadinya resistansi bakteri terhadap tetrasiklin.
- Anak-anak di atas 8 tahun: sehari 25 - 50 mg/kg berat badan dibagi dalam 4 dosis, maksimum 1 g.
Diberikan 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.

Interaksi Obat:
- Tetrasiklin membentuk kompleks khelat dengan ion-ion kalsium, magnesium, besi dan aluminium. Maka sebaiknya
tidak diberikan bersamaan dengan tonikum-tonikum yang mengandung besi atau dengan antasida berupa senyawa
aluminium, amgnesium. Susu mengandung banyak kalsium, sehingga sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan
susu.
- Pengobatan dengan tetrasiklin jangan dikombinasikan dengan penisilin atau sefalosporin.
- Karbamazepin dan fenitoin: menurunkan efektifitas tetrasiklin secara oral.
- Tetrasiklin akan memperpanjang kerja antikluogulan kumarin, sehingga proses pembekuan akan tertunda.

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya.
Komposisi:
Tiap kapsul CEFIXIME mengandung:
Cefixime trihydrate setara dengan cefixime 200 mg

Farmakologi:
Aktivitas antibakteri
Cefixime bersifat bakterisid dan berspektrum luas terhadap mikroorganisme gram-positif dan gram-
negatif. Seperti cephalosporin oral yang lain, cefixime mempunyai aktivitas yang poten terhadap
mikroorganisme gram-positif seperti Streptococcus sp., Streptococcus pneumoniae, dan gram-
negatif seperti Branhamella catarrhalis, Escherichia coli, Proteus sp., Haemophilus Influenzae.

Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis dinding sel. Cefixime memiliki afinitas tinggi
terhadap penicillin-binding proteins (PBPs) 1 (1a, 1b, dan 1c) dan 3, dengan tempat aktivitas yang
bervariasi tergantung jenis organismenya. Cefixime stabil terhadap -laktamase yang dihasilkan
oleh beberapa organisme, dan mempunyai aktivitas yang baik terhadap organisme penghasil -
laktamase.

Farmakokinetika:
Konsentrasi dalam serum
Pemberian cefixime per oral dosis tunggal 50, 100, dan 200 mg (potensi) pada orang dewasa sehat
dalam keadaan puasa, kadar puncak serum yang dicapai setelah 4 jam pemberian yaitu masing-
masing 0,69; 1,13; dan 1,95 g/ml. Waktu paruh serum adalah 2,3-2,5 jam. Pemberian cefixime per
oral dosis tunggal 1,5; 3,0; atau 6,0 mg (potensi)/kg pada pasien pediatrik dengan fungsi ginjal
normal, kadar puncak serum yang dicapai setelah 3-4 jam pemberian yaitu masing-masing 1,14;
2,01; dan 3,97 g/ml. Waktu paruh serum adalah 3,2-3,7 jam.

Distribusi (penetrasi ke dalam jaringan)


Penetrasi ke dalam sputum, tonsil, jaringan mukosa sinus maksila, otore, cairan empedu dan
jaringan kandung empedu adalah baik.

Metabolisme
Tidak ditemukan adanya metabolit yang aktif sebagai antibakteri di dalam serum urin.

Eliminasi
Cefixime terutama diekskresikan melalui urin. Jumlah ekskresi urin (sampai 12 jam) setelah
pemberian oral 50, 100, atau 200 mg (potensi) pada orang dewasa sehat dalam keadaan puasa
kurang lebih 20-25% dari dosis yang diberikan. Kadar puncak urin masing-masing 42,9; 62,2 dan
82,7 g/ml dicapai dalam 4-6 jam setelah pemberian. Jumlah ekskresi urin (sampai 12 jam) setelah
pemberian oral 1,5; 3,0; atau 6,0 mg (potensi)/kg berat badan pada pediatrik dengan fungsi ginjal
normal kurang lebih 13-20%.

Indikasi:
Cefixime diindikasikan untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang
rentan antara lain:
a. Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh Escherichia coli dan Proteus
mirabilis.
b. Otitis media yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae (strain - laktamase positif dan
negatif), Moraxella (Branhamella) catarrhalis (sebagian besar adalah -laktamase positif) dan
Streptococcus pyogenes.
c. Faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.
d. Bronkitis akut dan bronkitis kronis dengan eksaserbasi akut yang disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae dan Haemophilus influenzae (strain -laktamase positif dan negatif).

Kontraindikasi:
Penderita dengan riwayat shock atau hipersensitif terhadap beberapa bahan dari obat ini.

Dosis dan cara pemberian:


Dewasa dan anak-anak dengan berat badan 30 kg, dosis harian yang direkomendasikan adalah
50-100 mg (potensi) cefixime, diberikan per oral dua kali sehari.
Dosis sebaiknya disesuaikan dengan usia, berat badan dan keadaan pasien.
Untuk infeksi yang berat, dosis dapat ditingkatkan sampai 200 mg (potensi) diberikan dua kali
sehari.
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal memerlukan penyesuaian dosis tergantung pada tingkat
keparahan gangguan ginjal. Dosis yang direkomendasikan adalah 75% dari dosis standar (yaitu 300
mg sehari) bila bersihan kreatinin antara 21-60 ml/menit atau untuk pasien yang menjalani
hemodialisis ginjal dan 50% dari dosis standar (yaitu 200 mg sehari) bila bersihan kreatinin <20
ml/menit atau untuk pasien yang menjalani dialisis terus menerus.

Peringatan dan perhatian:


Perhatian umum
Hati-hati terhadap reaksi hipersensitif karena reaksi-reaksi seperti shock dapat terjadi.
Cefixime sebaiknya jangan diberikan kepada pasien yang masih dapat diobati dengan antibiotik
lain. Jika perlu, harus diberikan dengan hati-hati.
Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap bahan-bahan dalam sediaan atau dengan antibiotik
cephalosporin lainnya.
Cefixime harus diberikan dengan hati-hati kepada pasien-pasien berikut:
- Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap penicillin.
- Pasien dengan riwayat personal atau familial terhadap berbagai bentuk alergi seperti asma
bronkial, ruam dan urtikaria.
- Pasien dengan gangguan fungsi ginjal berat.
- Pasien dengan nutrisi oral yang rendah, yang sedang mendapatkan nutrisi parenteral, pasien usia
lanjut atau yang dalam keadaan lemah. Pasien harus diamati karena dapat terjadi gejala-gejala
defisiensi vitamin K.
Penggunaan selama kehamilan
Keamanan pemakaian cefixime selama masa kehamilan belum dibuktikan. Sebaiknya cefixime
hanya diberikan bila manfaat terapeutik lebih besar dibandingkan risiko yang mungkin terjadi.
Penggunaan pada wanita menyusui
Belum diketahui apakah cefixime diekskresikan melalui air susu ibu. Oleh karena itu, sebaiknya
tidak menyusui selama terapi dengan obat ini.
Penggunaan pada anak-anak
Keamanan dan efektivitas penggunaan cefixime pada anak-anak dengan usia <6 bulan belum
dibuktikan (termasuk bayi baru lahir dan prematur).

Efek samping:
Shock
Perhatian yang cukup sebaiknya dilakukan karena gejala-gejala shock kadang bisa terjadi. Jika
terjadi beberapa tanda atau gejala seperti perasaan tidak enak, rasa tidak enak pada rongga mulut,
stridor, pusing, defekasi yang tidak normal, tinitus atau diaforesis, maka pemakaian obat harus
dihentikan.
Hipersensitivitas
Jika terjadi tanda-tanda reaksi hipersensitivitas seperti ruam, urtikaria, eritema, pruritus atau
demam, maka pemberian cefixime harus dihentikan dan dilakukan penanganan yang lebih tepat.
Hematologi
Granulositopenia atau eosinofilia jarang terjadi. Trombositopenia kadang dapat terjadi. Pemakaian
cefixime sebaiknya dihentikan bila ditemukan kelainan-kelainan tersebut. Anemia hemolitik
dilaporkan pernah terjadi pada penggunaan cephalosporin lainnya.
Hepatik
Jarang terjadi peningkatan SGOT, SGPT atau alkaline phosphatase.
Renal
Saluran cernaPemantauan fungsi ginjal secara periodik dianjurkan karena gangguan fungsi ginjal
yang serius, seperti insufisiensi ginjal, kadang dapat terjadi. Bila ditemukan adanya kelainan ini,
pemberian cefixime harus dihentikan dan diberikan penanganan yang tepat.
Kadang terjadi kolitis yang serius seperti kolitis pseudomembranosa, yang ditunjukkan dengan
adanya darah di dalam tinja. Diare, buang air besar cair, nyeri perut, dispepsia, mual, dan muntah.
Pernapasan
Kadang terjadi pneumonia interstisial atau sindrom PIE, yang ditunjukkan dengan gejala demam,
batuk, dispnea, ketidaknormalan rontgen dada atau eosinofilia. Jika terjadi gejala tersebut, cefixime
sebaiknya segera dihentikan dan dilakukan penanganan yang tepat seperti pemberian hormon
adrenokortikal.
Perubahan flora bakteri
Stomatitis atau kandidiasis jarang terjadi.
Defisiensi vitamin
Defisiensi vitamin K ,seperti hipoptotrombinemia atau kecenderungan perdarahan, atau defisiensi
kelompok vitamin B ,seperti glositis, stomatitis, anoreksia, atau neuritis, jarang terjadi.
Lain-lain
Jarang terjadi sakit kepala atau pusing. Pada penelitian terhadap anak tikus yang diberi 1000
mg/kgBB/hari secara oral, dilaporkan adanya penurunan spermatogenesis.
Pengaruh terhadap tes laboratorium
Dapat terjadi hasil false-positive pada penentuan kadar gula di dalam urin dengan menggunakan
larutan Benedict, Fehling, dan Clinitest. Namun tidak terjadi false-positive saat pengukuran dengan
Testape. Hasil positif dari uji Coombs dapat terjadi.

Interaksi obat:
Carbamazepine
Peningkatan kadar carbamazepine dilaporkan pada penggunaan bersama dengan cefixime pasca
pemasaran. Pemantauan obat dilakukan untuk mendeteksi perubahan kadar plasma
carbamazepine.

Overdosis:
Pembersihan lambung dapat dilakukan jika tidak ada antidote khusus. Cefixime tidak dieliminasi
dalam jumlah yang signifikan dari sirkulasi melalui hemodialisis atau dialisis peritoneal.

Kemasan dan nomor registrasi:


Kotak, 10 strip @ 10 kapsul. GKL

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

SIMPAN PADA SUHU DIBAWAH 30C, TERLINDUNG DARI CAHAYA

Diproduksi oleh:
PT Dexa Medica

You might also like