You are on page 1of 3

EKONOMI

Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakain barang-barang serta kekayaan ( seperti hal
keuangan, perindustrian, dan perdagangan ). Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator yang
penting dalam menganalisis pembangunan ekonomi yang dilaksanakan. Pertumbuhan harus berjalan secara
berdampingan dan terencana dalam upaya terciptanya pemerataan kesempatan dan pembagian hasil-hasil
pembangunan. Dengan demikian maka suatu daerah yang kurang produktif akan menjadi lebih produktif
dan berkembang yang pada akhirnya dapat mempercepat proses pertumbuhan itu sendiri.

Todaro dan Smith (2006) mengatakan bahwa ada tiga faktor atau komponen utama dalam
pertumbuhan ekonomi. Pertama, akumulasi modal yang meliputi semua bentuk dan jenis investasi baru
yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan sumberdaya manusia. Kedua, pertumbuhan penduduk yang
beberapa tahun selanjutnya dengan sendirinya membawa pertumbuhan angkatan kerja dan ketiga adalah
kemajuan teknologi.

Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

Teori basis ekspor murni dikembangkan pertama kali oleh Tiebout. Teori ini membagi kegiatan
produksi/jenis pekerjaan yang terdapat di dalam satu wilayah atas sektor basis dan sektor non basis.
Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal
perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Sedangkan
kegiatan non basis adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh
karena itu, pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah tersebut. Artinya,
sektor ini bersifat endogenous (tidak bebas tumbuh). Pertumbuhannya tergantung kepada kondisi
perekonomian wilayah secara keseluruhan (Tarigan, 2007). Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang
punggung perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif (Competitive Advantage) yang
cukup tinggi. Sedangkan sektor non basis adalah sektor-sektor lainnya yang kurang potensial tetapi
berfungsi sebagai penunjang sektor basis atau service industries (Sjafrizal, 2008). Metode LQ (Location
Quotient) dan Shift Share Analysis, merupakan dua metode yang sering dipakai dalam sebagai indikasi
sektor basis yang selanjutnya digunakan sebagai sektor unggulan.
Analisis Location Quotient (Kuesion Lokasi)

Untuk mengetahui potensi aktivitas ekonomi yang merupakan indikasi basis dan non basis dapat
digunakan metode Location Quotient (LQ), yang merupakan perbandingan relatif antara kemampuan yang
sama pada wilayah yang lebih luas. Pendekatan ini sering digunakan untuk mengukur basis ekonomi.
Dalam teknik LQ pengukuran dari kegiatan ekonomi secara relatif berdasarkan nilai tambah bruto atau
tenaga kerja.

Analisis LQ juga dapat digunakan untuk menetukan komoditas unggulan dari sisi produksinya.
Asumsi dalam LQ adalah terdapat sedikit pola variasi dalam pengeluaran secara geografi dan produktivitas
tenaga kerja seragam serta masing-masing industri menghasilkan produk atau jasa yang seragam. Berbagai
dasar ukuran dalam pemakaian LQ harus disesuaikan dalam kepentingan penelitian dan sumber data yang
tersedia. Jika penelitian dilakukan untuk mencari yang kegiatan ekonominya dapat memberikan
kesempatan kerja sebanyak banyaknya, maka yang dipakai sebagai dasar ukuran adalah jumlah tenaga
kerja, sedangkan bila keperluannya digunakan untuk menaikkan pendapatan daerah, maka pendapatan
merupakan dasar ukuran yang tepat, sedangkan jika hasil produksi maka jumlah hasil produksi yang dipilih.

Asumsi yang digunakan dalam teknik ini adalah semua penduduk disetiap daerah mempunyai

pola permintaan yang sama dengan pola permintaan pada tingkat regional/nasional (pola permintaan secara
geografis sama), produktivitas tenaga kerja, dan setiap industri menghasilkan barang yang homogen pada
setiap (Arsyad, 1999 ).

Kelebihan analisis LQ adalah analisis ini bisa dibuat menarik apabila dilakukan dalam bentuk time
series/trend, artinya dianalisis selama kurun waktu tertentu. Dalam hal ini perkembangan LQ bisa dilihat
untuk suatu komoditi tertentu dalam kurun waktu yang berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan
(Tarigan, 2005).

Analisis Shift Share

Untuk melihat potensi pertumbuhan produksi al dari suatu kawasan/wilayah, dapat digunakan
analisis shift-share. Indikator yang digunakan untuk menunjukkan potensi ekonomi dalam analisis shift-
share adalah sebagai berikut.

1) Total shift (pergeseran keseluruhan), adalah pergeseran total suatu indutri i adalah sama
dengan selisih antara pertumbhan yang terjadi (actual change), dengan
pertumbuhan/perubahan yang diharapkan (expected change) terjadi jika industri i tumbuh
pada laju yang sama dengan laju total pertumbuhan nasional (semua industri)
2) .Proportional shift,adalah pergeseran yang diamati tergantung pada perbedaan antara laju
pertumbuhan nasional (dari seluruh industri) dengan laju pertumbuhan nasional dari masing-
masing industri i
3) Differential shift, adalah pergeseran yang diamati tergantung pada perbedaan antara laju
pertumbuhan industri di wilayah bersangkutan dengan laju pertumbuhan industri i di tingkat
nasional.
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Sektoral
Pertumbuhan ekonomi adalah sebagai kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dan negara
yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomis kepada penduduknya (Todaro
dan Smith, 2004). Sementara itu Boediman (1999) menyatakan pertumbuhan ekonomi merupakan
sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang.

Menurut Todaro dan Smith (2004) terdapat tiga faktor atau komponen utama yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu akumulasi modal , pertumbuhan penduduk dan
kemajuan teknologi.

Analisis Regional Multiplier

Analisis regional multiplier digunakan untuk mengetahui peranan sektor basis dalam
mendukung kegiatan perekonomian di suatu wilayah/daerah. Landasan dari analisis regional
multiplier dikenal dengan basic service ratio, yaitu angka yang menunjukkan besaran peranan
suatu komoditas terhadap perkembangan suatu wilayah. Data yang digunakan untuk menghitung
regional multiplier dapat berupa tenaga kerja, pendapatan, dan nilai tambah (PDRB) suatu daerah.

Analisis Potensi Wisata

Analisis Potensi Wisata digunakan untuk mengetahui setiap potensi wisata dan lokasi
lokasi wisata yang ada di kawasan perencanaan, dari hal ini kita dapat mengetahui mana potensi
wisata yang sudah berkembang dan mana yang belum berkembang tapi berpeluang untuk
dimajukan sehingga dapat memicu daya tarik masyarakat dan meningkatkan perekonomian lokal.

You might also like