Professional Documents
Culture Documents
OIL BURNER
Oil burner berfungsi untuk mengatomisasi bahan bakar cair. Alat ini dapat mengubah
bahan bakar cair menjadi partikal-partikel kecil yang cepat menguap dan dengan
cepat pula terbakar. Sehingga proses pembakaran dapat sempurna hanya dengan
memakan sepersekian detik.
Ada beberapa macam oil burner, yakni:
Vaporizing burner
Mechanical atomizing burner
Oil pressure atomizing burner
Low pressure air atomizing burner
High pressure steam or air atomizing burner
Pada makalah ini hanya akan dibahas tentang high pressure steam.
Prinsip Kerja
Fuel inlet menerima bahan bakar bertekanan tinggi dan menginjeksikannya ke dalam
ruang pembakaran. Saat tekanan bahan bakar yang dipompakan oleh pompa injeksi
menjadi lebih besar daripada beban pegas tekanan, maka tenaganya mendorong jarum
nozzle ke atas. Hal ini menyebabkan pegas tekanan menjadi mampat dan bahan bakar
diinjeksikan ke ruang pembakaran.
1. Bahan bakar yang disuplai lewat pemindahan pada tekanan yang terbatas ke
injektor, dihantarkan melewati injektor dan memasuki sistem saluran balik dengan
lobang pengatur tekanan yang mengontrol tekanan bahan bakar.
2. Rak atau batang pengontrol menghubungkan injektor ke governor
3. Injektor unit menggunakan prinsip pengukur heliks lobang
4. Injektor unit diaktuasi oleh perangkat lengan rocker.
5. Injektor menginjeksi bahan bakar langsung memasuki ruang pembakaran tanpa
segala pompa atau saluran bertekanan tinggi eksternal.
6. Injektor yang biasanya disuplai pada setelan kalibrasi ditentukan lewat pengujian
kompresor
7. Injektor dapat disuplai dengan rentangan penghantaran bahan bakar yang berbeda
agar sesuai dengan aplikasi yang berbeda.
8. Penyesuaian sebaiknya dibuat setiap pengerjaan manual.
Gas burner dapat diklasifikasikan menjadi premixed burner dan non-premixed burner.
Jenis flame stabilizer yang digunakan diperlihatkan pada gambar berikut:
Banyak flame stabilizer yang diterapkan pada gas burner. Bluff body, swin dan
kombinasinya merupakan mekanisme stabilisasi yang dominan.
rentang rasio bahan bakar dan udara yang lebar, pada bentuk api yang bermacam-
macam dan kemampuan membakar berbagai jenis bahan bakar. Burner jenis ini dapat
digunakan pada berbagai kondisi dengan cara membakar pada kondisi yang kaya
akan bahan bakar (50% excess bahan bakar) atau pada kondisi yang minim bahan
bakar (1000% excess udara). Dengan mengubah bentuk nozzle dan derajat putaran
udara, profil api dan kecepatan pencampuran bisa divariasikan secara luas. Misalnya
dari pencampuran secara cepat dengan api pendek (L/D=1) menjadi api konvensional
(L/D=5 sampai 10) menjadi pencampuran secara lambat menggunakan api panjang
(L/D=20 sampai 50)
4. Staged Burner
Cara yang tepat untuk meminimalisasi emisi NOx adalah dengan
menggunakan staged burner.
a. Air-Staged Burners
Pada desainnya, air-staging and external flue-gas recirculation keduanya digunakan
untuk memperoleh emisi NOx yang sangat rendah (hampir 90% di bawah burner
konvensional). Bahan bakar gasnya diresirkulasi menggunakan pompa jet yang
digerakkan oleh udara pembakaran primer.
b. Fuel-Staged Burners
Penggunaan fuel-staged burner adalah pembakaran yang berlebih untuk mengontrol
NOx karena bahan bakar gas hanya mengandung sedikit nitrogen.
Gambar 27-36 menggambarkan fuel staged natural draft pada proses refinery yang
menggunakan burner sebagai pemanas. Bahan bakar dibagi menjadi arus primer
(30%-40%) dan udara sekunder (60%-70%). Gas furnace dapat di resirkulasi
menggunakan jet udara primer untuk meningkatkan kontrol NOx. Emisi NOx turun
80% - 90% jika menggunakan pembakaran jenis ini.
Fungsi Burner
Mencampurkan pasokan bahan bakar dan udara
Mewujudkan terjadinya reaksi pembakaran antara
bahan bakar dengan udara untuk memenuhi
kriteria fungsi dan lingkungan
Menjaga api (flame) yang terbentuk stabil
Menciptakan karakteristik api yang diperlukan
Mendistribusikan panas pembakaran sesuai
dengan karakteristik perpindahan panas yang
diinginkan
Kelengkapan Burner
Perangkat pemasokan dan pendistribusian udara
untuk pencampuran yang baik dengan bahan bakar
Perangkat pemasokan dan pendistribusian bahan
bakar untukmendapatkan pencampuran yang baik
dengan udara
Perangkat pemulaan pengapian (Ignitor)
Sumber api yang kontinu (pilot flame)
Ruang/alat penambatan api untuk mendapatkan
api yang stabil
Ruang penciptaan pencampuran bahan bakar dan
udara untuk enghasilkan karakteris api yang
diinginkan
Alat monitoring api (nyala atau mati)
Konsideran pada Operasi dan
PerancanganBurner
Geometri dan ukuran burner ditentukan oleh faktor-
faktor yang menjadi konsideran sehingga burner
berfungsi sesuaidengan keperluan proses.
Faktor-faktor konsideran tersebut adalah:
1. Metoda pencampuran bahan bakar dan udara yaitu
dengan
pencampuran sempurna sebelum terjadi reaksi
pembakaran (premixed), menghasilkan premixed
flame.
pencampuran diikuti langsung dengan reaksi
pembakaran menghasilkan diffusion flame.
2. Fasa bahan bakar berupa gas, cair atau padat
yang memerlukan teknik pendistribusian bahan
bakar yang berbeda menghasilkan rancangan
burner berbeda pula
3. Ruang keberadaan api dari burner yang dapat pada
ruang terbuka tanpa dinding menghasilkan api
dalam ruang bebas.
ruang tertutup dibatasi dinding menghasilkan
api terkungkung.
4. Panjang api yang diiinginkan akan memberikan
burner dengan flame pendek atau api panjang
5. Aplikasi burner untuk industri atau domestik
6. Susunan api yang memberikan klasifikasi burner
flame tunggal atau flame jamak dalam bentuk
matrik seperti matrik burner
7. Bentuk flame berupa burner api selinder api
lebar dan tipis
8. Operasi dan perancangan burner dikendalikan
oleh fenomena pembakaran bahan bakar dan
fenomena pembakaran bergantung pada jenis
bahan bakar