You are on page 1of 12

Media Giti & Kt'-l<&.

Datmber 2005, 29 (2): 55~5

KERAGAAN PERAWATAN KESEHATAN MASA NIFAS. POLA KONSUMSI


JAMU TRADISIONAL DAN PENGARUHNYA PADA IBU NIFAS
DI DESA SUKAJADI. KECAMATAN TAMANSARI, BOGOR

(Health Care and Medicinal Herbs Consumption Pattern of Postpartum Mothers at


Sukajadi Village, Subdistrict Tamansari, Bogor)

Ria Dahlianti I, Amini Nasoetion 2,3, Katrin Roosita 2

ABSTRACT. The aims of this research were to J) study the characteristics and health
practices ofmothers at postpartum period; 2) observe medicinal herbs consumption pattern of
postpartum mothers; 3) analyze its effect on health status ofpostpartum mothers. The site of the
study was selected purposively at Sulcajadi village, Sub-district Tamansari, Bogor. The cross
sectional design study was applied, and the total of30 women in the last postpartum period was
participated in this study. The results revealed that the study participants were taken care by the
traditional birth attendance called "paraji" when they give a birth. The role ofparaji was very
important because they influenced postpartum care, in terms ,of body care and medicinal herbs
consumption. The body care itself involved massage, sitting on hot dust and cleaning the
external organ with medicinal plants. The kind of medicinal herbs that most frequently
consumed by study participants was "jamu galohgor ", ''jamu seduhan" and ''jamu kemasan ".
The effects of these herbs on health status were determined qualitatively, such as feeling well,
fit, increasing breast milk production andfaster uterus recovery.

Key words: Postpartum, health practices, medicinal herbs, traditional birth attendance

PENDAHULUAN Iskandar (1995) serta Setyowati-Indarto dan


Siagian (1992) dibeberapa daerah penduduk suku
Latar belakang
Sunda di Jawa Barat, menunjukan beberapa
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil bentuk perawatan tradisional yang dilakukan ibu-
dan bersalin adalah masalah besar di negara- ibu setelah bersalin ditempat tersebut. Bentuk
negara berkembang. Berdasarkan data Survei perawatan tradisional yang umum dilakukan
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) adalah perawatan tubuh dan konsumsi jamu
tabun 1997, Indonesia tercatat sebagai negara tradisional.
yang memiliki Angka Kematian lbu (AKI) Kebiasaan mengkonsumsi jamu tradisional
tertinggi di ASEAN yaitu sebesar 343 per ditemukan pula pada ibu-ibu nifas di Desa
100.000 kelahiran hidup (Anonymous, 2003). SUkajadi, Kecarnatan Tamansari, Kabupaten
Disamping itu diperkirakan 60% kematian ibu Bogor. Menurut Pajar (2002) salah satu jamu
wbat kehamilan terjadi setelah persalinan dan tradisional yang biasa dikonsumsi oleh ibu nifas
SOOIo kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam di Desa Sukajadi adalah jarnu galohgor yang
pertama (Saifudin, Andriaansz. Wiknjosastro dan terbuat dan bahan-bahan alami seperti daun-
Waspodo, 200 I). Oleh karena itu perawatan masa daunan, bij i-bij ian, rimpang, akar-akaran dan
nifas diperlukan dalam periode ini karena sebagainya. Di beberapa daerah Sunda jamu jenis
merupakan masa kritis baik bagi ibu maupun ini ditemukan dengan komposisi bahan yang
bayinya. berbeda. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa
Disarnping perawatan nifas yang umum jarnu galohgor mengaJ!dung zat gizi dan berbagai
dilakukan, ibu nifas di pedesaan melakukan komponen aktif. Disamping itu hasil penelitian
perawatan tradisional setelah melahirkan. Hasil Roosita (2003) pada tikus memperkuat adanya
penelitian Nizrna dan Damaedi (1995), Ajijah dan pengaruh jamu tradisional terhadap pemulihan
uterus dan laktasi. Tikus yang diberikan jamu
I Program Studi GMSK, Faperta-IPB galohgor menunjukan pemulihan uterus lebih
1 Dept. Giri Masyaralcat, FEMA-IPB cepat tercapai. Disarnping itu pemberian jarnu
J Alamat korespontknsi: giziJema@ipb.ac.id

55
MtJia Gil; 8 ~hunrll, DatmM 2005. 29 (2): 5565

galohgor juga terbukti dapat meningkatkan Jenis dan Cara Pengumpulan Data
produksi susu dan mempercepat pencapaian Data yang dik'lmpulkan terdiri dari data
waktu puncak laktasi pada tikus. primer dan data sekunder. Jenis data primer yang
Berdasarkan hal tersebut diatas dinilai perlu dikurnpulkan adalah identitas contoh,
identifikasi keragaan perawatan kesehatan pada pengetahuan gizi dan kesehatan ibu nifas,
masa nifas, dan pola konsumsi jamu tradisional perawatan masa nifas dan status kesehatan ibu
dan tanaman obat pada ibu yang baru melahirkan, nifas. Identitas contoh rneliputi nama, umur,
dan manfaat kesehatan yang dirasakan setelah pendidikan formal, pekerjaan, pendapatan
mengkonsumsi jamu tradisional dan tanaman obat perkapita perbulan dan status gizi. Perawatan
tersebut. masa nifas terdiri dari riwayat persalinan (paritas,
tempat, penolong persalinan dan kompJikasi
Tujuan persalinan), pemeriksaan kesehatan, perawatan
Tujuan umum penelitian adalab untuk tubuh dan kebiasaan rnakan ibu nifas. Status
mempelajari karakteristik, perawatan rnasa nifas kesehatan ibu rneliputi keluhan kesehatan selama
dan pola konsurnsi jamu tradisionaJ pada ibu nifas nifas dan produksi AS!.
di Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Bogor. Data identitas contoh, pengetahuan gizi dan
Tujuan khusus penelitian ini yaitu: kesehatan, perawatan masa nifas, kelainan
I. Mempelajari karakteristik praktek perawatan kesehatan selama nifas dan produksi ASI
kesehatan masa nifas. dikumpulkan rnelalui wawancara menggunakan
2. Mengamati pola konsumsi jamu tradisional kuesioner. Data status gizi ibu nifas diperoleh
3. Menganalisis pengaruh jamu tradisional dengan pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas)
terhadap status kesehatan. untuk wanita subur usia 15-45 tab un (Depkes,
1995b). Data alokasi waktu istirahat contoh
diperoleh dengan cara recalJ alokasi waktu
METODE PENELITIAN selama 1x24 jam. Sedangkan data pendapatan
Desain, Tempat dan Waktu contoh didekati dari tingkat pengeluaran selarna 1
bulan terakhir.
Desain penelitian ini adalah cross sectional Data sektmder terdiri dari data geografi dan
study. Penelitian dilakukan di Desa SUkajadi, demografi serta data ibu nifas di Desa Sukajadi.
Kecamatan Tamansari, Bogor. Pemilihan lokasi Data geografi dan demografi diperoleh dari
penelitian dilakukan seearn purposij (Mantra & Kantor Desa Sukajadi. Sedangkan data ibu nifas
Kasto, J995) dengan pertirnbangan karena di pada bulan Mei-Agustus 2003 diperoleh dari
Desa Sukajadi terdapat kebiasaan mengkonsumsi petugas lapang Keluarga Berencana (PLKB),
jamu tradisional. Penelitian berlangsung selama bidan desa dan kader posyandu.
empat bulan yaitu sejak Mei hingga Agustus
2003. Pengolahan dan Analisis Data
Pemilihan Contoh Pengolahan data dilakukan dengan membuat
kategori pada variabel penelitian. Umur contoh
Populasi pada penelitian ini adalab semua ibu dikelompokkan menjadi 3 (Depkes, 1994) yaitu:
yang berada pada masa nifas terakhir antara 2-6 I) <20 tahun, 2) 20-35 tahun, 3) >35 tahun;
rninggu setelah rnelahirkan, tinggal di Desa Pendidikan contoh dikelompokkan menjadi 5
Sukajadi, dan rnasih menyusui bayinya. yaitu: 1) tidak sekolab (0 tahun), 2) tidak tarnat
Berdasarkan data ibu nifas di Desa Sukajadi yang SD (1-5 tahun), 3) tarnat SD (6 tahun), 4) tarnat
diperoleh dari bidan, Petugas Lapang Keluarga SMP (9 tahun), dan 5) tamat SMU (12 tahun);
Berencana (PLKB), dukun beranak dan kader Pekeljaan contoh dikelompokkan menjadi 2
posyandu, terdapat 41 orang ibu nifas pada bulan yaitu: I) tidak bekelja (IRT), dan 2) bekelja.
Mei-Agustus 2003. Selanjutnya diambil 30 orang Berdasarkan BPS (2000), pendapatan/
ibu yang rnasih dalam rnasa nifas dan bersedia kapitalbulan dikelompokkan menjadi 2 yaitu: 1)
diwawancarai. miskin (pendapatanlkap/bulan :5 Rp 96.455); 2)
tidak miskin (pendapatanlkap/bulan >Rp 96.455).

56
Mtdia Giti & Kdumga, ~ 2005.29 (2): 55-65

Pengetahuan gizi dan kesehatan eontoh Riwayat Persalinan. Sebagian besar contoh
dikelompokkan menjadi 3 (Khomsan, 2000) melahirkan 2-5 kalL Sebanyak 86,7% contoh
yaitu: I. baik (skor : >80%), 2. sedang (skor: 60- melahirkan anaknya dirumah dan 80,0%
80%), 3. kurang (skor: <60%). diantaranya ditangani oleh dukun beranak
Berdasarkan Mochtar (1998), paritas contoh (parajl) terlatih. Sementara itu persalinan yang
dikelompokkan menjadi 3 yaitu: I} I kali ditangani oleh bidan hanya 13,3%. Hampir semua
(primipara), 2} 2-5 kali (multipara), 3} ~ kali proses persalinan eontoh berlangsung dengan
(grandemultipara). nonnal dan I orang (3,3%) yang persalinannya
Frekuensi makan eontoh dikelompokkan melalui operasi caesar (Tabel I).
menjadi 4 (Camelia, 2002) yaitu: I} jarang (4
harilbulan), 2} kadang-kadang (4-15 harilbulan), Tabel I. Sebaran Contoh berdasarkan Riwayat
3} sering (16-27 harilbulan), dan 4} sering sekali Persalinan
~28 harilbulan}. Riwayat Persalinan n %
Alokasi waktu istirahat dan pola konsumsi Parilas
jamu tradisional dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 1 kali 7 23,3
I} rendah: (g:skonnin-I)+ interval kelas, 2} 2-5 kali 19 63,3
sedang:(skonnin-I }+interval kelas<x>(skor min- ;:.6 kali 4 13,3
1}+2 interval kelas, dan 3} tinggi: >(skor min- Jumlah 30 100,0
1}+2 interval kelas (Slamet, 1993). Tempot persalinan
rumah sakit 2 6,7
Interval kelas: Nmin-Nmaks puskesmas 1 3,3
rumah bidan 1 3,3
Jumlah kelas
rumah 26 86,7
Jumlah 30 100,0
Pengolahan dan analisis data dilakukan PenolonJ[ persalinan
dengan komputer menggunakan program dokter 2 6,7
microsoft excel dan program Statistical Program bidan 4 13,3
for Social Science (SPSS) versi 10.0. Data dukun beranak 24 80,0
identitas eontoh, pengetahuan gizi dan kesehatan, Jumlah 30 100,0
perawatan masa nifas, konsumsi jamu tradisional Proses Persalinan
dan status kesehatan ibu nifas diolah dengan nonnal 29 96,7
tabulasi silang dan dianalisis secara deskriptif. caesar 1 3,3
Jumlah 30 100,0
Masalah persalinan
HASIL DAN PEMBAHASAN ada 5 16,7
Karakteristik dan Perawatan Masa Nifas tidak ada 25 83,3
Jumlah 30 100,0
Sebagian besar (93,3%) eontoh berumur
antara 20 sampai 35 tahun. Umumnya eontoh Oari sejumlah eontoh hanya 16,7% eontoh
tidak bekeJja atau sebagai ibu rumah tangga. yang mengalami masalah selama persalinan yaitu
Sebanyak 16,7% eontoh adalah ibu bekerja
ari-ari susah keluar, perdarahan banyak, darah
dengan jenis pekerjaan antara lain petani,
dan air ketuban keluar lebih dulu, ari-ari
wiraswasta dan karyawan swasta. Persentase membelit dan pembukaan lama. Masalah
terbesar pendidikan eontoh adalah Sekolah Oasar persalinan yang dialami oleh eontoh dapat
(SO) dan 43,3% diantaranya tidak tamat SO.
ditangani oleh bidanldokter.
Berdasarkan batas kemiskinan di daerah pedesaan Perawatan tubuh. Perawatan tubuh eontoh
di Jawa Barat (BPS, 2002) 80,0% eontoh meliputi pemeriksaan kesehatan. istirahat dan
dikategorikan tidak miskin. Sementara itu 50,0% perawatan tradisional. Sebanyak 16 orang eontoh
contoh memiliki pengetahuan gizi dan kesehatan (53,3%) melakukan pemeriksaan setelah
pada tingkat baik. Berdasarkan LILA, sebagian persalinan ke petugas kesehatan. Jenis
besar eontoh tidak memiliki resiko KEK (LILA pemeriksaan yang paling umum dilakukan adalah
~23,5 em)
pemeriksaan tekanan darah sebesar 40,0%.

57
M.dia Gin 8 Keluarra. D-mbtr 2005.29 (2): 55~5

Umumnya pemeriksaan kesehatan dilakukan pada Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup
hari ke-7 hingga hari ke-15 (Tabel 2). Sebagian setelah melewati proses persalinan yang
besar contoh memeriksakan kesehatannya di melelahkan, apalagi jika mengalami masalah
rumah bersamaan dengan pemberian imunisasi selama persalinan seperti yang dialami oleh lima
yang pertama bagi bayinya. orang contoh. Jika ibu kurang istirahat akan
mempengaruhi ibu dalam beberapa hal yaitu
Tabel2. Sebaran Contoh berdasarkan mengurangai jumlah ASI yang diproduksi,
Pemeriksaan Kesehatan memperlambat proses involusi uterus,
Jenis pemeriksaan kesehatan n % memperbanyak perdarahan, depresi dan
Periksa tekanan darah 12 40,0 ketidakmampuan untuk merawat bayi serta
Periksa tekanan darah dan mata 1 33 dirinya sendiri (Saifudin et al., 200 I)
Pcriksa tekanan darah dan kram 1 3,3 Jenis perawatan tradisional yang dilakukan
Periksa tekanan darah + vitamin +obat 1 3,3 oleh contoh setelah melahirkan adalah pijat
Suntik + obat 1 3,3 (96,7%), menduduki abu panas (60,0%) dan
Jumlah 16 53,3 membasuh alat kelamin luar dengan tanaman obat
Waktu pemcriksaan tertentu (70,0%) (Gambar I).
<hari ke-3 4 13,3
hari ke-7 - hari ke-15 II 36,7
~ hari ke-21 1 3,3
%1
Jumlah 16 53,3
Tempat pemeriksaan
Puskesmas 3 10,0
Rumah 13 43,3
Jumlah 16 53.3

Pemeriksaan kesehatan oleh petugas


kesehatan ideaJnya dilakukan selama 4 kali yaitu
2 jam setelah melahirkan, hari ke-3, ke-14 dan ke- Pijat Abu panas Cebokan
40 (Depkes, 1998 dalam Rostati, 2000). Namun
Rentuk nenlWlltan tmdisionlll
hal tersebut sulit dilakukan oleh contoh di Desa
Sukajadi karena sebagian besar persalinan Garnbar I.Persentase Contoh berdasarkan Bentuk
ditangani oleh paraji dan perannya dalam Perawatan Tradisional setelah Melahirkan
perawatan ibu nifas terus berlanjut hingga hari
ke-40. Dengan demikian contoh merasa tidak Perawatan pijat dilakukan oleh paraji dengan
perlu untuk memeriksakan kesehatannya ke menggunakan minyak kelapa atau minyak k/etik.
petugas kesehatan kecuali dalam kondisi tertentu Pada umumnya perawatan pijat dilakukan
dimana terdapat masalah kesehatan yang tidak sebanyak 4 kali selama nifas, yaitu pada hari ke-
dapat ditangani oleh paraji. 3, ke-7, ke 15 dan hari ke-40. Manfaat yang
Sebanyak 46,7% contoh mempunyai alokasi banyak dirasakan oleh contoh setelah dipijat
waktu untuk istirahat pada kategori sedang, yaitu adalah kebugaran tubuh dan peningkatan
dalam kisaran waktu 13,88-17,27 jam per hari produksi ASI.
(Tabel 3). Istirahat contoh meliputi tidur, duduk Perawatan tradisional dalam bentuk
sambi! mengobrol atau menonton televisi. menduduki abu panas ditangani sendiri oleh
contoh. Bahan yang digunakan adalah abu panas
Tabel3. Sebaran Contoh berdasarkan Alokasi yang dibungkus dengan daun pisang atau koran,
Waktu Istirahat lalu dibungkus lagi dengan kain. Selanjutnya abu
Kategori n % panas tersebut diduduki oleh contoh sampai
Rendah 9 30,0 hilang panasnya. Perawatan tradisional ini
Sedan[ 14 46,7 dilakukan sebanyak 1 kalilhari pada pagi hari.
Tinggi 7 23,3 Umumnya contoh mulai menduduki ahu panas
Jumlah 30 100,0 pada minggu I sebanyak 1-5 kalilmasa nifas.

58
Mtdia Giti (!/ Ke/wnza, lJaembeo-2005. 29 Cl}: 5565

Manfaat yang banyak dirasakan oleh contoh jenis ikan yang banyak dikonsumsi adalah ikan
setelah menduduki abu panas adalah kebugaran asin. Oisarnping kedua kelompok makanan
tubuh. tersebut diatas, kelompok makanan jajanan dan
Perawatan tradisional dalam bentuk kacang-kacangan, biji-bijian dan olahannya
membasuh alat kelamin luar dengan tanaman obat merupakan kelompok pangan yang juga
tertentu umumnya juga ditangani sendiri oleh dikonsumsi hampir setiap hari oleh sekitar
emtoh. Tanaman obat yang banyak digunakan sebagian contoh. Kelompok telur dan olahannya,
edalah jawer kotok (Coleus sculella roides susu dan olahannya daging dan olahannya serta
BENTH), daun sirih (Piper belle Linn) dan daun sayuran dan olahannya hampir tidak ada yang
beluntas (Plucea indica Less). Tanaman obat mengkonsumsi ~ 28 hari/bulan. Khususnya buah-
tersebut diseduh terlebih dulu dengan air hangat buahan hampir tidak ada yang mengkonsumsi
kemudian air seduhannya digunakan ketika ke selama nifas.
kamar mandi. Perawatan tradisional ini mulai
dilakukan pada minggu I. Umumnya contoh Pol a Konsumsi Jamu Tradisional
membasuh alat kelamin luamya dengan tanaman Pada perawatan kesehatan tradisional jawa
OO8t sebanyak 3-15 kalilmasa nifas. Manfaat yang digunakan jamu tradisional untuk perawatan
banyak dirasakan setelah membasuh alat kelamin tubuh dan mengatur pengembalian fungsi
luar dengan tanaman obar adalah kebugaran fisiologis pada tubuh manusia. Jamu dari bahan-
tubuh dan pemulihan alat kelamin. bahan alami memberikan efek magic pada setiap
tahapan penting kehidupan wanita mencakup
Kebiasaan Makan. Dalam kebiasaan makan tahapan remaja, pemikahan, persalinan, penuaan,
contoh dijumpai makanan pantangan dan anjuran perawatan tubuh dan kulit (Tilaar, 1994).
sclama nifas. Kelompok pangan yang paling Kebiasaan mengkonsumsi jamu terdapat
banyak dipantang adalah buah-buahan dan umbi- pada masyarakat. Sukajadi. Ibu yang baru
umbian. Jenis buah-buahan yang paling banyak melahirkan biasanya dianjurkan untuk
dipantang oleh contoh adalah pisang. Sedangkan mengkonsumsi jamu, baik yang dibuat sendiri
jenis umbi-umbian yang paling banyak dipantang maupun yang telah dibuat oleh pembuat jamu.
edalah ubi jalar. Menurut kepercayaan Berdasarkan wawancara dengan contoh di Desa
masyarakat, pisang dapat menyebabkan Sukajadi terdapat beberapa jenis jamu tradisional
peranakan tidak kering sedangkan ubi jalar dapat yang dikonsumsi selama nifas. Berdasarkan
menyebabkan peranakan menjadi bengkak. bentuknya terdapat dua kelompok jlUllU yaitu
Pantangan terbadap buah-buahan didasarkan pada jamu serbuk dan jamu cairo Jamu serbuk terdiri
pengalaman empiris dan belum ada literatur yang dari jamu galohgor dan jamu kemasan sedangkan
dapat menjelaskannya jamu cair meliputi jamu seduhan, jamu godogan,
Pangan yang paling banyak dianjurkan untuk jamu peras dan jamu gendong. Persentase dari
dikonsumsi selama nifas adalah daun-daunan dan masing-masingjamu disajikan dalam Gambar 2.
rimpang yang dikonsumsi sebagai lalapan. Jenis
daun-daunan yang paling banyak dikonsumsi oleh
contoh adalah daun rane (Se/aginellla wildonewii
BACKER). Sedangkan jenis rimpang yang paling
% .galohgor
banyak dikonsumsi adalah kunyit (Curcuma
.kemasan
domeslica VAL). Beberapa jenis daun-daunan
1:1 seduhan
dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI dan
rasa bugar pada tubuh. Sedangkan beberapa jenis
rimpang dapat mengurangi bau amis pada darah.
Berdasarkan pola konsumsi pangan selama
serbuk cair
1''-
EI perIlS
II gendong

nifas, kelompok pangan yang paling sering


dikonsumsi adalah serealia, umbi dan olahannya
serta ikan dan olahannya. Dalam kelompok
pangan serealia beras merupakan pangan yang Gambar 2. Persentase Contoh berdasarkan
dikonsumsi setiap hari oleh contoh. Sedangkan Jenis Jamu yang Dikonsumsi

59
Media Citi (/ ICebunzo. ~ 2005. 29 (2): SUS

Manfaat yang banyak dirasakan oleh contoh jenis ikan yang banyak dikonsumsi adalah ikan
setelah menduduki abu panas adalah kebugaran asin. Oisamping kedua kelompok makanan
tubuh. tersebut diatas, kelompok makanan jajanan dan
Perawatan tradisional dalam bentuk kacang-kacangan, biji-bijian dan olahannya
membasuh alat kelamin luar dengan tanaman obat merupakan kelompok pangan yang juga
tertentu umumnya juga ditangani sendiri oleh dikonsumsi hampir setiap hari oleh sekitar
contoh. Tanaman obat yang banyak digunakan sebagian contoh. Kelompok telur dan olahannya,
adalah jawer kotok (Coleus sculel/a roides susu dan olahannya daging dan olahannya serta
BENTH), daun sirih (Piper betle Linn) dan daun sayuran dan olahannya hampir tidak ada yang
beluntas (Plucea indica Less). Tanaman obat mengkonsumsi ~ 28 harilbulan. Khususnya buah-
tersebut diseduh terlebih dulu dengan air hangat buahan hampir tidak ada yang mengkonsumsi
kemudian air seduhannya digunakan ketika ke selama nifas.
kamar mandi. Perawatan tradisional ini mulai
dilakukan pada minggu I. Umumnya contoh Pola Konsumsi Jamu Tradisional
membasuh alat kelamin luamya dengan tanaman Pada perawatan kesehatan tradisional jawa
obat sebanyak 3-15 kalilmasa nifas. Manfaat yang digunakan jamu tradisional untuk perawatan
banyak dirasakan setelah membasuh alat kelamin tubuh dan mengatur pengembalian fungsi
luar dengan tanaman obar adalah kebugaran tisiologis pada tubuh manusia. Jamu dari bahan-
tubuh dan pemulihan alat kelamin. bahan alami memberikan efek magic pada setiap
tahapan penting kehidupan wanita mencakup
Kebiasaan Makan. Dalam kebiasaan makan tahapan remaja, pemikahan, persalinan, penuaan,
contoh dijumpai makanan pantangan dan anjuran perawatan tubuh dan kulit (Tilaar, 1994).
selama nifas. Kelompok pangan yang paling Kebiasaan mengkonsumsi jamu terdapat
banyak dipantang adalah buah-buahan dan umbi- pada masyarakat. Sukajadi. Ibu yang baru
umbian. Jenis buah-buahan yang paling banyak melahirkan biasanya dianjurkan untuk
dipantang oleh contoh adalah pisang. Sedangkan mengkonsumsi jamu, baik yang dibuat sendiri
jenis umbi-umbian yang paling banyak dipantang maupun yang telah dibuat oleh pembuat jamu.
adalah ubi jalar. Menurut kepercayaan Berdasarkan wawancara dengan contoh di Desa
masyarakat, pisang dapat menyebabkan Sukajadi terdapat beberapa jenis jamu tradisional
peranakan tidak kering sedangkan ubi jalar dapat yang dikonsumsi selama nifas. Berdasarkan
menyebabkan peranakan menjadi bengkak. bentuknya terdapat dua kelompok jamu yaitu
Pantangan teriladap buah-buahan didasarkan pada jamu serbuk dan jamu cairo Jamu serbuk terdiri
pengalaman empiris dan belum ada literatur yang dari jamu galohgor dan jamu kemasan sedangkan
dapat menjelaskannya. jamu cair meliputi jamu seduhan, jamu godogon,
Pangan yang paling banyak dianjurkan untuk jamu peras dan jamu gendong. Persentase dari
dikonsumsi selama nifas adalah daun-daunan dan masing-masing jamu disajikan dalam Gambar 2.
rimpang yang dikonsumsi sebagai lalapan. Jenis
daun-daunan yang paling banyak dikonsumsi oleh
contoh adalah daun rane (Selaginell/a wildonewii
BACKER). Sedangkan jenis rimpang yang paling
% gaIohgor'r
banyak dikonsumsi adalah kunyit (Curcuma
domestica VAL). Beberapa jenis daun-daunan .kemasan
dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI dan cscduhan
rasa bugar pada tubuh. Sedangkan beberapa jenis IJgodokan
rimpang dapat mengurangi bau amis pada darah. Elpens
Berdasarkan pola konsumsi pangan selama Bgendong
nifas, kelompok pangan yang paling sering serbuk cair
dikonsumsi adalah serealia, umbi dan olahannya
serta ikan dan olahannya. Oalam kelompok
pangan serealia beras merupakan pangan yang Gambar 2. Persentase Contoh berdasarkan
dikonsumsi setiap hari oleh contoh. Sedangkan Jenis Jamu yang Oikonsumsi

59
Media Giti fI ~ Daember 2005. 29 (2): 5~5

Jam" galohgOl'. Jamu galohgOl' adalab jamu HasH penelitian Roosita (2003) memperkuat
habis bersalin yang diprodu1csi secara tradisional adanya pengaruh jamu galohgor terhadap
dan terbuat dari berbagai jenis ramuan seperti pemulihan WerrIS dan laktasi. Tikus yang
daun-daunan, akar-akaran rimpang dan batang diberikan jamu galohgOl' menunjukan pemulihan
pohon yang dikeringkan kemudian ditambab uterrlS lebih cepat tercapai. Disamping itu
dengan bij i-bij ian. Semua bahan disangrai pemberian jamu galohgor juga terbukti dapat
kemudian dihaluskan sehingga diperoleh jamu meningkatkan produksi susu dan mempercepat
dalam bentuk serbuk. pencapaian waktu puncak laktasi pada tikus.
Jamu galohgor umumnya dikonsumsi
Tabel 4. Persentase Contoh berdasarkan Pola langsung oleh contoh tanpa diseduh terlebih
Konsumsl. Jamu Ga I0 hlJ~or dahulu. Penggunaannya pun tidak mengenal
Pola Konsumsi n % waktu artinya bisa dikonsumsi kapanpun.
Sebagian besar contoh memperoleh jamu
Waktu konsumsi galohgor dengan cara membeli dari pembuat
-MinSWl I 21 91,3
jamu yang ada di Sukajadi. Berdasarkan hasil
- Minggu II 2 8,7
survei dan wawancara diperoleh enam orang
Lama konsumsi (harilmasa nifas)
43,5
pembuat jamu galohgor. Dari enam orang
- 1-13 10
- 14-25 8 34,8 tersebut diketahui bahwa bahan-bahan yang
-26-38 5 21,7 digunakan untuk pembuatan jamu galohgor tidak
Manfaat vanS[ dirasakan sarna antara satu pembuat jamu dengan pembuat
- kebugaran tubuh 7 30,4 jamu lainnya.
- peningkatarl produksi ASl 3 13,0
- penyembuhan rahim 7 30,4 Jamu lcemasan. Persentase contoh yang
mengkonsumsi jamu kemasan cukup besar yaitu
Jamu galohgor merupakan jamu yang paling 53,3% contoh (Gambar 2). Dari hasil wawancara
banyak dikonsumsi oleh contoh yaitu sebanyak ada sekitar 6 merekjamu yang dikonsumsi contoh
76,7% (Gambar 2). Tabel 4 menunjukkan bahwa di Desa Sukajadi. Tabel 5 menunjukkan merek
sebagian besar contoh mulai mengkonsumsi jamu jamu yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh
galohgor pada minggu I. Persentase terbesar adalah jamu Gatian Parem yaitu sebesar 56,2%.
contoh mengkonsumsi jamu galohgor selama 1- Selanjutnya diikuti oleh jamu bersalin Nyonya
13 hari. Dua orang contoh yang mengalami Meneer yang dikonsumsi oleh 18,8% contoh.
masalah persalinan mengkonsumsi jamu galohgor Umumnya (81,2%) contoh mulai
selama 1-30 hari. mengkonsumsi jamu kemasan pada minggu I.
Manfaat yang banyak dirasakan contoh Berdasarkan lama konsumsi sebanyak 37,5%
setelah mengkonsumsi jamu galohgor adalah contoh mengkonsumsi jamu kemasan selama 1-
kebugaran tubuh dan penyembuhan rahim yang 13 hari dan 28-40 hari (Tabel 6). Jamu kemasan
dinyatakan oleh masing-masing sebesar 30,4% dikonsumsi dengan cara diseduh dengan air
contoh. panas.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
oleh Pajar (2002) diketahui bahwa jamu galohgor Tabel5. Sebaran Contoh berdasarkan Merek
mengandung senyawa aktif seperti alkaloid. Jamu Kemasan yang Du unakan
flavanoid, triterpenoid dan fenol hidroquinon. Merekjamu n %
Senyawa aktif tersebut diduga dapat memberikan Gillian param 9 56,2
efek relaksasi pada tubuh sehingga tubuh terasa Jamu bersalin Nyonya Meneer 3 18,8
enak, ringan. Disamping itu bahan-bah an yang Bisma sehat 1 6,2
digunakan dalam pembuatan jamu galohgor AnJtgUr buah 1 6,2
diantaranya adalah pangan laktagogum, sehingga Rapet wangi 1 6,2
efek yang dirasakan setelah mengkonsumsi jamu Rumput fatima I 6,2
galohgor terasa pada produksi ASI. Jumlah 16 100,0

60
..
Media Giti (1 K.!wmza, Desemher 2005. 29 (2): 5565

Dari sejumlah contoh yang mengkonsumsi selama 1-13 hari. Jamu seduhan biasanya
jamu kemasan sebanyak 56,2% contoh merasa dikonsumsi 2 kalilhari yaitu pagi dan sore hari.
tubuhnya bugar setelah mengkonsumsi jamu
kemasan. Sementara itu sebanyak 31,2% contoh Tabel7. Persentase Contoh berdasarbn Pola
menyatakan bahwa jamu kemasan dapat Konsumsi Jamu Seduhan
meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI serta Waktu konsumsi n %
2S,OO.4 contoh menyatakan bahwa dengan Waktu konsumsi
mengkonsumsi jamu kemasan dapat - Minggu 1 21 95,4
menyembuhkan rahim. - Mingu II 1 4,6
Lama konsumsi (hari/masa nifas)
Tabe16. Persentase Contoh berdasarkan Pola - 1-\3 14 63,6
Konsumsi Jamu Kemasan - 14-26 6 27,3
Pola Konsumsi n % - 27-40 2 9,1
Waktu penggunaan Manfaat yan~ dirasakan
-Min~u 1 13 81,2 - kebugaran tubuh II 50,0
- Minggu If 2 12,5 - oenin~katan produksi ASI 4 18,2
-Minggu V I 6,2 - oemulihan rahim 9 40,9
Lama konsumsi (harilmasa nifas) - pemulihan alat kelamin 7 31,8
- 1-13 6 37,5
- 14-27 4 25,0 Dari sejumlah contoh yang mengkonsumsi
-28-40 6 37,5 jamu seduhan, setengah diantaranya merasakan
Manfaat konsumsi tubuhnya segar setelah mengkonsumsi jamu
- kebugaran tubuh 9 56,2 tersebut. Disamping itu sebanyak 40,9% contoh
- peningkatan produksi ASI 5 31,2 menyatakan bahwa jamu seduhan dapat
- pemulihan rahim 4 25,0 menyembuhkan rahim.

Jamu Godogan. Jamu godogan merupakan


Jamu seduhan. Jamu seduhan terbuat dari
jamu tradisional yang terbuat dari bahan-bahan
berbagai macam tanaman obat berupa daun-
segar atau kering yang direbus dalam waktu
daunan dan rimpang yang digunakan secara
tertentu kemudian air rebusannya dim inurn. Jamu
tunggal atau campuran. Tanaman obat yang
godogan yang terbuat dari bahan-bahan segar
berupa daun langsung diseduh dengan air panas
lebih banyak dikonsumsi yaitu oleh 72,7%
dan air seduhannya diminum. Sedangkan yang
contoh. Sedangkan sisanya (27,3%)
bcrupa rim pang harus diparut terlebih dahulu,
mengkonsumsi jamu godogan kering yang telah
kemudian diseduh dengan air panas.
dikemas dengan merle jamu "cap timbangan".
Jamu seduhan merupakan jamu terbanyak
Jamu tersebut diperoleh dari salahsatu toko jamu
kedua yang dikonsumsi oleh contoh setelah jamu
yang berada di pasar Bogor.
galohgor yaitu sebesar 73,3% (G~bar 2): Tanaman obat yang paling banyak digunakan
Sebagian besar jamu seduhan yang dlkonsumsl untuk membuat jamu godogan adalah daun sirih
clibuat sendiri oleh contoh. Tanaman obat yang
(Piper belle LINN). Umumnya pe~buatan. jamu
banyak digunakan oleh contoh dalam pembuatan
godogan dari bahan-bahan segar dltanganl oleh
jamu seduhan adalah jawer kotok (Coleus sculella
orangtua contoh.
roides BENTH), daun sembung (Blumea Jamu godogan dikonsumsi oleh 43,3%
balsamifera DC) dan daun sirih (Piper belle contoh (Gambar 2). Tabel 8 menunjukkan bahwa
LINN). 76 9% contoh mulai mengkonsumsi jamu
Tabel 7 menunjukkan bahwa umumnya gOdogan pada minggu I. Sementara itu lama
waktu mulai mengkonsumsi jamu seduhan pada konsumsi jamu godogan umumnya adalah 1-16
minggu I (95,4%) dan sisanya pada minggu II. hari. Sarna halnya dengan jamu seduh, jamu
8erdasarkan lama konsumsi sebagian besar godogan biasanya dikonsumsi sebanyak 2 kalil
(63,6%) contoh mengkonsumsi jamu seduhan
hari yaitu pagi dan sore hari.

61
Media Gifi (1 Kelaunza, ~mber 1005, 29 (Z): 55-65

Dari sejumlah contoh yang mengkonsumsi Tabel9. Sebaran Contoh berdasarkan Pola
jamu godogan sebanyak 76,9% menyatakan Konsumsi Jamu Peras
bahwa jamu godogan membuat badan menjadi Pola Konsumsi n %
bugar. Disamping itu 46,2% contoh menyatakan Lama konsumsi hari/masa nifas
bahwa jamu godogan dapat menyembuhkan - 2-3 3 75,0
rahim. - 4-5 25,0
Manfaat konsumsi
Tabel 8. Sebaran Contoh Berdasarbn Pola - kebu aran tubuh 25,0
K onsumsl. Jamu Godoogan -~emulihan rahim 3 75,0
Pola Konsumsi n %
Lama konsumsi (harilmasa nifas) Jamu Gendong. Disamping jamu yang
- 5-16 10 76,9 dibuat sendiri dari berbagai tanaman obat, ada
- 17-28 I 7,7 pula jamu cair yang langsung dikonsumsi yaitu
-29-40 2 14,3 jamu gendong. Jamu gendong adalah jamu
Manfaat konsumsi tradisional yang berbentuk cair dan dimasukkan
- kebugaran tubuh 10 76,9 dalam botol yang disusun dalam baku I dan
- ~ningkatan~roduksi AS] I 7,7 digendong dipunggung (Augusta, Sulistiarini,
pel1y.embuhan rahim 6 46,2 Hoesen, Zatum, Windadri & Syarif, 2000).
Jamu gendong dikonsumsi oleh 26,7%
Jamu peras. Jamu peras terbuat dari contoh (Gambar 2). Jamu tradisional ini
berbagai macam tanaman obat berupa daun dan diperoleh contoh dari pedagang jamu gendong
rimpang baik tunggal maupun campuran. Bahan yang sering berjualan di Desa Sukajadi. Jamu
yang berupa rimpang biasanya diparut terlebih gendong mulai dikonsumsi oleh contoh pada
dulu lalu airnya diperas. Sedangkan bahan berupa minggu I (87,5%) sedangkan sisanya pada
daun sebelum diperas dulu dengan tangan hingga minggu II. Umumnya contoh mengkonsumsi
airnya keluar. Dari sejumlah contoh yang jamu gendong lebih lama dibandingkan jamu
mengkonsumsi jamu peras setengahnya Jainnya yaitu 28-40 hari/masa nifas (Tabel 10).
menggunakan lempuyang (Zingiber aromaticum Setengah dari contoh merasa badannya segar
VAL) dan daun pepaya (Carica papaya L.) setelah mengkonsumsi jamu gendong. Manfaat
sebagai bahan dalam pembuatan jamu peras. lain yang dirasakan adalah peningkatan produksi
Bahan lain yang digunakan dalam pembuatan ASI dan penyembuhan rahim masing-masing oleh
jamu peras adalah kunyit (Curcuma domeslica sebesar 25,0% contoh.
VAL) dan jahe (Zingiber officinale ROSC). Jamu
peras umumnya dibuat sendiri oleh contoh.
TabellO. Persentase Contoh berdasarkan Pola
Dibandingkan jenis jamu lainnya jamu peras
Konsumsi Jamu Gendon i!:
merupakan jamu yang paling sedikit dikonsumsi
Pola Konsumsi n %
oleh contoh yaitu hanya sebesar 13,3% (Gambar
2), Semua contoh yang mengkonsumsi jamu Waktu konsumsi
peras mulai mengkonsumsinya pada minggu I. - minggu I 7 87,5
- minggu II 1 125
Dari sejumlah contoh yang mengkonsumsi jamu
Lama konsumsi (harilmasa nifas)
peras sebanyak 75% diantaranya mengkonsumsi
- 3-15 2 25,0
selama 23 hari/masa nifas dan sisanya selama 4- - 16-27 I 125
5 hari (Tabel 9). Manfaat yang paling banyak - 28-40 5 62,5
dirasakan contoh setelah mengkonsumsi jamu Manfaat konsumsi
peras adalah penyembuhan rahim. - kebugaran tubuh 2 25,0
- peningkatan produksi ASI 4 50,0
-pemulihan rahim 2 25,0

62

M~ Giti 11 K~IuaTca, ~mber 2005. 29 (2): 55-65

Pengaruhn~ a Terhadap Status Kesehatan. puting susu terdiri dari pemberian istirahat pada
Keluhan kesehatan selama nifas. Menurut puting susu yang sakit sedikit demi sedikit selama
Soedigdomarto (1979) wanita yang barn 24 jam. Lecet pada puting susu dapat diobati
melahirlcan dapat mengalami keluhan kesehatan. dengan salep misalnya salep levertran. Jika
Dari 13 jenis keluhan kesehatan yang umum dianggap perlu pada waktu meneteki dapat
dialami oleh wanita postpartum, sebagian besar dipergunakan alat pelindung puting susu.
contoh tidak mengalami keluhan tersebut. Hanya Selanjutnya Soedigdomarto (1979)
sekitar 3,3 0V0-40,O% eontoh yang mengalami menjelaskan bahwa pembendungan ASI
keluhan kese hatan selama nifas (Tabel II). disebabkan karena terjadi tumpukan ASI dalam
payudara yang menyebabkan payudara menjadi
Tabel II. Persentase Contoh berdasarkan Jenis keras dan bengkak (Soedigdomarto, 1979). Bila
Keluhan Kesehatan Selama Nifas hal ini terjadi ibu harus segera memberikan ASI
pada bayinya. Penanganan pembendungan ASI
Jenis k n %
dilakukan dengan jalan menyokong payudara
Perdarahan p 2 6,7 dengan bra dan memberikan obat analgetika.
Perdarahan p 1 3,3
Air seni te Sebelum menyusui, pengeluaran air susu dengan
3 10,0
Buang air kecil terasa sakit 10 33,3
pijatan ringan dapat diusahakan (Wiknjosastro,
Air seni terus menerus menetes 2 6,7 1994).
Sembelit 10 33,3
Oedema 6 20,0 Produksi ASl. Setelah melahirkan ibu
Puting susu Ieeet 12 40,0 mempunyai tugas untuk menyusui bayinya. Ibu
Puting susu tertarik kedalam I 3,3 yang sehat dapat memproduksi ASI dalam jumlah
Pembentukan AS! kuran 2 6,7 yang eukup. Produksi ASI sangat tergantung
Pembendunglan AS! 11 36,7 kepada dua hal penting yaitu permintaan bayi
Mastitis 1 3,3 dan psikologi ibu (Husaini & Husaini, 1984).
Febris puerpu ralis 2 6,7 Semua eontoh mampu memberikan ASI pada
bayinya dan 96,7% diantaranya menyatakan
Persalinan yang meninggalkan luka pada alat bahwa ASI-nya eukup untuk bayinya. Sementara
kelamin menj adi penghalang eontoh untuk buang itu 3,3% eontoh yang merasa ASI-nya tidak
air keeil. Menurot beberapa eontoh ketika buang eukup memberikan susu formula untuk
memenuhi kebutuhan susu bayinya. Dalam
air keeil terasa sakit apalagi bagi yang pertama
kondisi sehat bayi yang tercukupi kebutuhan ASI
lcaIi melahirkan sehingga tidak jarang menahan
keinginan untuk buang air keeil. tidak akan rewel. Tabel 12 menunjukan sebagian
besar (86,7%) contoh yang merasa ASI-nya
Buang aIT besar harns dilakukan 3-4 hari
eukup kondisi bayinya tidak rewel setelah
pasca persal'man. Namun alat kelamin yang
disusui.
belurn sembuh membuat eontoh merasa ragu dan
khawatir untu k buang air besar sehingga masalah
sembelit sering timbul selama nifas. Tabel 12. Produksi ASI berdasarkan Persepsi
Kelainan payudara yang sering dialami Ibu terhadap Keeukupan ASI dan
contoh yaitu puting susu leeet dan pembendungan Kondisi Bayi Setelah Disusui
ASI. Beberapa eontoh yang mengalami puting Kondisi bayi setelah
susu leeet adalah eontoh yang melahirkan disusui Jumlah
Kecukupan Rewel Tidakrewel
pertamakali (pri.>r.ipara). Menurut eontoh jika
puting susu leeet dapat diatasi dengan n % n % n %
mengompres payudara dengan air hangat atau Cukup 3 10,0 26 86,7 29 96,7
menempeli payudara dengan daun pepaya Tidakeukup 1 3,3 0 0,0 ! 3,3
Jumlah 4 13,4 26 86,7 30 100,0
(Carica pap aya L.} yang telah dihaluskan.
Disamping itu eontoh juga mengobatinya dengan
salep yang diperoleh dari bidan. Sedangkan
menurot Soed igdomarto (1979) perawatan pada

63
Media Gi~i & Kelscarza, lk.ernM 2005. 29 (2): 55-65

KESIMPULAN DAN SARAN Jamu tradisional sangat besar pe~annya


membantu pemulihan kesehatan selam, nifas.
Kesimpulan
Untuk itu perlu didukung ketersediaan bahan
Sebagian persalinan contoh ditangani oleh bakunya setiap saat, dan program tanaman obat
dukun beranak (parajl). Umumnya paraji tersebut keluarga perlu digalakkan kembali. Di samping
terlatih walaupun saat ini tidak semua paraji rutin itu perlu adanya penelitian lanjut terhadap
mengikuti pembinaan di puskesmas. berbagai jamu tradisional selain jamu galohgor
Disamping melaleukan perawatan kesehat8n untuk mengetahui kandungan gizi dan senyawa
secara modem yaitu dalam bentuk pemeriksaan aktifuya serta dosis yang tepat untuk setiap jenis
kesehatan, contoh juga melakukan perawatan jamu.
tubuh secara tradisional. Bentuk perawatan yang
dilakukan adalah pijat, menduduki abu panas dan
membasuh alat kelamin luar dengan tanaman DAFT AR PUSTAKA
ohat. Perawatan tersebut dirasakan contoh Ajijah, N & M. Iskandar. 1995. Menggali
memberikan manfaat berupa kebugaran tubuh, Budaya Orangtua Tempo Doeloe dalam
peningkatan produksi AS} dan pemulihan alat Memanfaatkan Tumbuhan di Pedesaan Jawa
kelamin luar. Barat. Dalam Puslitbang Biologi L1PI,
Selama nifas contoh memantang buah- Fakultas Biologi UGM, (him 61-78),
buahan dan umbi-umbian. Sebaliknya daun- Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional
daunan dan rimpang dianjurkan untuk dimakan. Etnobotani II, Yogyakarta 24-25 Januari.
Berdasarkan bentuknya terdapat dua kelompok Ikatan Pustakawan Indonesia (PII), Jakarta.
jamu yang dikonsumsi selama nifas yaitu jamu
serbuk dan jamu cairo Jamu serbuk meliputi jamu Anonymous. 2003. Perempuan Tidak Tahu Hak
galohgor dan jamu kemasan. Sedangkan jamu Reproduksi Akibat Kebodohan.
cair meliputi jamu seduhan, jamu godogan, jamu Swaranet@jdteam.com.
peras dan jamu gendong. Jenis jamu yang Augusta, A., D. Sulistiarini, D.S.H. Hoesen, J.
dikonsumsi oleh sebagian besar contoh adalah Zatum, F. I. Windadri & I. Syarif. 2000.
jamu galohgor, jamu seduh dan jamu kemasan. Potensi dan Cara Pemanfaatan Bahan
Semua jamu tradisional yang dikonsumsi oleh Tanaman Obat. Dalam H. Sutamo &
contoh belum memiliki ukuran dan frekuensi Atmowidjojo (Eds.), Seri Pengembangan
konsumsi yang pasti. Disamping itu ada heberapa Prosea 12 (1).1., (hIm 18-21). Prosea
jenis tanaman obat yang digunakan sebagai bahan Indonesia-Yayasan Prosea, Jakarta.
pembuatan jamu yang belum diketahui nama
ilmiahnya. BKKBN. 1997. Gerakan Pembangunan Keluarga
Dari 13 jenis keluhan kesehatan yang umum Sejahtera. BKKBN Propinsi Jawa Barat.
dialami oleh wanita postpartum, sebagian hesar BPS. 2000. Indikator Kesejahteraan Rakyat: Seri I
contoh tidak mengalami keluhan tersebut. Hanya Publikasi Susenas Mini: Buku 2. Biro Pusat
sekitar 3,30/0-40,0% contoh yang mengalami Statistik, Jakarta.
keluhan kesehatan selama nifas.
Camelia, L.S. 2002. Konsumsi lkan dan Faktor
Saran yang Mempengaruhinya pada Remaja di
SMUN 9 Bandung. Skripsi Sarjana Jurusan
Perlu pemahaman mengenai makanan yang
Girl Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,
sehat dan bergizi kepada ibu nifas melalui
Institut Pf'!rtanian Bogor.
penyuluhan gizi dan kesehatan di posyandu,
dengan leaflet dan poster. Departemen Kesehatan. 1995b. Pedornan
Peranan paraji dalam membantu persalinan Penggunaan Alat Ukur Lingkar Lengan Atas .
maupun perawatan nifas masih sangat hesar. (LILA) Pada Wanita Usia Subur.
Malea upayakan paraji dapat mengikuti Departemen Kesehatan RI, Direktorat
pembinaan rutin untuk mengurangi masalah Jenderal Pembinaan Kesehatan MasyaraJeat,
persalinan dan nifas, kematian bayi dan ibu. Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Jakarta.

64
Media Giti (/ Kebcmca. ~ 2005, 29 (2): 5565

Husaini, Y.K. & M.A. Husaini. 1984. Makanan Rostati, T. 2000. Faktor-faktor yang Berhubungan
Bayi Bergizi. Gadjahmada University Press, dengan Praktek Kesehatan yang Dilakukan
Yogyakarta. Ibu Pada Pasca Salin di Wilayab Kota
Administratif Cimahi, Dati II, Kabupaten
Khomsan, A. 2000. Pedoman Penilaian
Bandung. Tesis Master Fakultas Kesehatan
Pengetahuan Gizi. Diktat Jurusan Gizi
Masyarakat, Universitas Indonesia, Jakarta.
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Saifudin, A.B., G. Andriaansz, G.H. Wiknjosastro
& Waspodo. 200 I. Buku Acuan Nasional
Mantra, I. B. & Kasto. 1995. Penentuan Sampel.
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Dalam M. Singarimbun dan S. Effendi (Eds),
JNPKKR-Perkumpulan Obstetri dan
Metode Penilaian Survei. LP3S, Jakarta.
Ginekologi Indonesia. Yayasan Bina Pustaka
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri,Obstetri Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Fisiologi, Obstetri Patologi (D. Lutan,
Setyowati-Indarto, N & M.H. Siagian. 1992.
Penerjemah), Edisi II. EGe Penerbit Buku
Beberapa Jenis Tumbuhan Perangsang
kedokteran, Jakarta.
Persalinan di Ciomas, Bogor. Dalam R. E.
Nizma & S.Y. Damaedi. 1995. Pemakaian Jenis Nasoetion et 01 (Eds.) (him. 250-257),
Tumbuhan untuk Obat Tradisional Prosiding Semianr dan Lokakarya Nasional
Masyarakat Sunda Kasepuhan. Dalam Etnobotani, Cisarua, Bogor, 19-20 Februari.
Puslitbang Biologi LIPI, Fakultas Biologi Ikatan Pustakawan Indonesia (PH), Jakarta.
UGM, (him. 29-33), Prosiding Seminar dan
Siamet, Y. 1993. Analisis Kuantitatifuntuk Data
Lokakarya Nasional Etnobotani II,
Sosial. Dabara, Solo.
Yogyakarta 24-25 Januari. Ikatan
Pustakawan Indonesia (PII), Jakarta. Soedigdomarto, 1979. Perawatan Ibu di Pusat
Kesehatan Masyarakat: Pedoman Bagi
Pajar. 2002. Kandungan Gizi dan Senyawa Aktif
Petugas Kesehatan. Pusat Penelitian dan
Jamu Tradisional untuk Kesehatan Ibu
Pengembangan PeIayanan Kesehatan, Badan
Melahirkan dan Menyusui (Produk Jamu dari
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Kabupaten Bogor). Skripsi Sarjana Jurusan
Jakarta.
Gizi Masyarakat dan Sumberdaya KeIuarga,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tilaar, M. 1994. Indonesian Herbs and Its Effect
on Health. Dalam Persatuan Ahli Gizi
Roosita, K. 2003. Efek Jamu Postpartum Pada
Indonesia (hal 257-260), Prosiding "The First
Involusi Uterus dan Produksi Susu Tikus
Asian Conference on Dietetics" .
(Rat/us sp.) (Produk Jamu Tradisional Desa
Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Wiknjosastro, H. 1994. Ilmu Kebidanan, Edisi
Bogor). Makalah disajikan dalam Seminar IV. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Prawirohardjo, Jakarta
Bogor.

65

You might also like