Diagnosa dan intervensi keperawatan pada penyakit menular seksual meliputi pengelolaan nyeri, demam, gangguan eliminasi urin, risiko penularan, dan harga diri. Tujuan perawatan adalah mengurangi gejala, mencegah penularan, serta meningkatkan harga diri pasien. Tindakan meliputi pemantauan vital, analgesia, cairan, nutrisi, edukasi kesehatan, dan dukungan psikososial.
Original Description:
Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan Tentang Penyakit Menular Seksual
Diagnosa dan intervensi keperawatan pada penyakit menular seksual meliputi pengelolaan nyeri, demam, gangguan eliminasi urin, risiko penularan, dan harga diri. Tujuan perawatan adalah mengurangi gejala, mencegah penularan, serta meningkatkan harga diri pasien. Tindakan meliputi pemantauan vital, analgesia, cairan, nutrisi, edukasi kesehatan, dan dukungan psikososial.
Diagnosa dan intervensi keperawatan pada penyakit menular seksual meliputi pengelolaan nyeri, demam, gangguan eliminasi urin, risiko penularan, dan harga diri. Tujuan perawatan adalah mengurangi gejala, mencegah penularan, serta meningkatkan harga diri pasien. Tindakan meliputi pemantauan vital, analgesia, cairan, nutrisi, edukasi kesehatan, dan dukungan psikososial.
DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
1. Nyeri berhubungan dengan reaksi infalamasi/infeksi
Tujuan perawatan : nyeri berkurang atau hilang KH: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan: Mengenali faktor penyebab Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol Intervensi Keperawatan : a. Kaji secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, dan onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi. b. Observasi isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya ketidakmampuan untuk komunikasi secara efektif. c. Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri d. Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga e. Kolaborasi dalam pemberikan analgesik sesuai anjuran
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.
Tujuan Kepertawatan : suhu badan klien dalam keadaan normal 36,5 C 37,5 C KH: setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan: Suhu dalam rentang normal Nadi dan RR dalam rentang normal Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing IntervensiKeperawatan : a. Monitor vital sign b. Monitor suhu minimal 2 jam c. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi d. Selimuti klien untuk mencegah hilangnya panas tubuh e. Kompres klien pada lipat paha dan aksila f. Berikan antipiretik bila perlu
3. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan keperawatan : pola eliminasi tidak terganggu lagi KH: setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan: Urin akan menjadi kontinens Eliminasi urin tidak akan terganggu: bau, jumlah, warna urin dalam rentang yang diharapkan dan pengeluaran urin tanpa disertai nyeri Intervensi keperawatan : a. Pantau eliminasi urin meliputi: frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna dengan tepat. b. Pantau spesimen urine pancar tengah untuk urinalisis. c. Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala inferksi saluran kemih. d. Sarankan pasien untuk minum sebanyak 3000 cc per hari. e. Rujuk pada ahli urologi bila penyebab akut ditemukan.
4. Resiko penularan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang sifat
menular dari penyakit Tujuan keperawatan : klien menjadi tahu tentang sifat penularan dari gonore KH: dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit pada orang lain Intervensi keperawatan : a. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien dengan menjelaskan tentang : b. Bahaya penyakit menular c. Pentingnya memetuhi pengobatan yang diberikan d. Jelaskan cara penularan PMS dan perlunya untuk setia pada pasangan e. Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat menghindarinya.
5. Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit
Tujuan keperawatan : klien tidak merasa harga dirinya rendah dengan penyakit yang dialaminya
KH: Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan
Mengekspresikan pandangan positif untuk masa depan dan memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya Mengindentifikasi aspek-aspek positif diri Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol koping. Intervensi keperawatan : a. Bantu individu dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan b. Dorong klien untuk membayangkan masa depan dan hasil positif dari kehidupan c. Perkuat kemampuan dan karakter positif (misal: hobi, keterampilan, penampilan, pekerjaan) d. Bantu klien menerima perasaan positif dan negatif e. Bantu dalam mengidentifikasi tanggung jawab sendiri dan kontrol situasi C. Kriteria Evaluasi 1. Klien mampu mengenali faktor penyebab 2. Klien melaporkan nyeri berkurang atau hilang 3. TTV dalam rentang normal a. Tekanan darah : 110/70-120/80 mmHg a. Denyut nadi : 70-80 x/menit b. Pernafasan : 20 24 x/menit c. Suhu : 36 37 oc 4. Urin akan menjadi kontinens 5. Eliminasi urin tidak akan terganggu: bau, jumlah, warna urin dalam rentang yang diharapkan dan pengeluaran urin tanpa disertai nyeri 6. dapat meminimalkan terjadinya penularan penyakit pada orang lain 7. Mengekspresikan pandangan positif untuk masa depan dan memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya 8. Mengindentifikasi aspek-aspek positif diri 9. Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya 10. Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol kopin