You are on page 1of 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MULTIPLE SKLEROSIS

Disusun Oleh :

1. Anita Rahayu H.S (1410017)


2. Dina Windiarti (1410035)
3. Eka Pusposari (1410039)
4. Erlina Dwi Jayanti (1410041)
5. Hardilani Pritasari (1410049)
6. Niko Catur S. (1410069)
7. Raditya Ajeng K.P (1410079)
8. Suheni Khotimah I. (1410099)
9. Varinta Putri P. (1410103)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Bidang study : Keperawatan Sistem Muskuloskeletal


2. Topik : Penyakit Multiple Sklerosis
3. Sasaran : Warga Kampung Sehat Sentosa
4. Tempat : Balai Warga Kampung Sehat Sentosa
5. Hari/Tanggal : Senin / 21 November 2016
6. Waktu : 1 x 30 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan atau diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang
penyakit Multiple Sklerosis, Warga mampu memahami atau mengerti
mengenai penyakit Multiple Sklerosis.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan Warga dapat:
1. Menyebutkan pengertian dari Multiple Sklerosis
2. Memahami penyebab penyakit Multiple Sklerosis
3. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Multiple Sklerosis
4. Memahami penatalaksaan penyakit Multiple Sklerosis
5. Memahami komplikasi Multiple Sklerosis

III. SASARAN
Warga Kampung Sehat Sentosa

IV. MATERI
1. Pengertian dari Multiple Sklerosis
2. Penyebab penyakit Multiple Sklerosis
3. Tanda dan gejala penyakit Multiple Sklerosis
4. Penatalaksaan penyakit Multiple Sklerosis
5. Komplikasi Multiple Sklerosis
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VI. MEDIA
Leaflet
LCD
PPT

VII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Peserta hadir ditempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Balai Warga Kampung
Sehat Sentosa
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya

2. Evaluasi Proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan yang disampaikan oleh
pembicara
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
kegiatan selesai
Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan

3. Evaluasi Hasil
Warga mengetahui tentang penyakit Multiple Sklerosis
Ada umpan balik positif dari peserta, seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan pemateri
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 Pembukaan:
Menit Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan
diberikan
2. 15 Pelaksanaan:
Menit Menjelaskan tentang pengertian Memperhatikan
Multiple Sklerosis
Menjelaskan penyebab Multiple Memperhatikan
Sklerosis
Menjelaskan tanda dan gejala Memperhatikan
Multiple Sklerosis
Menjelaskan penatalaksanaan Memperhatikan
Multiple Sklerosis
Menjelaskan komplikasi Multiple Memperhatikan
Sklerosis
Memberikan kesempatan kepada Bertanya dan

peserta untuk bertanya menjawab


pertanyaan

3. 10 Evaluasi:
Menit Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab
materi yang telah diberikan, dan pertanyaan
reinforcement kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan.
4. 2 Terminasi:
Menit Mengucapkan terima kasih atas Mendengarkan
peran serta peserta.
Mengucapkan salam penutup. Menjawab salam

IX. PENGORGANISASIAN
Pembawa Acara : Erlina Dwi Jayanti
Pembicara : Anita Rahayu H.S
Fasilitator : Hardilani Pritasari, Niko Catur, Raditya Ajeng,
Varinta Putri
Observer : Eka Pusposari, Suheni Khotimah I.
Operator : Dina Windiarti

X. DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin Arif.2008.Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem


persyarafan.Jakarta:Salemba Medika

https://www.scribd.com/doc/313879267/MAKALAH-ASKEP-MULTIPLE-
SKLEROSIS
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi
Multipel sklerosis yang dulu disebut juga sklerosis diseminasi adalah
penyakit degeneratif, bersifat kronis dan progresif yang merusak myelin
pada sususan saraf pusat (Hickey, 2008)
Multiple sclerosis (MS) merupakan keadaan kronis, penyakit
degeneratif dikarakteristikkan oleh adanya bercak kecil demielinasi pada otak
dan medulla spinalis. Demielinasi menunjukkan kerusakan myelin yaklni
adanya material lunak dan protein disekitar serabut-serabut saraf otak. Myelin
adah Substansi putih yang menutupi serabut saraf yang berperan dalam
konduksi saraf normal (konduksi salutatory).
MS merupakan salah satu gangguan neurologik dimana onset terjadinya
multipel sklerosis rata-rata terjadi di usia 20 dan 40 tahun. Multipel sklerosis
umumnya terjadi pada usia dewasa muda dan sekitar 20% mengalami onset
awal di usia 40 dan 50 tahun. Penyakit ini lebih sering terjadi wanita dari
pada pria. sklerosis multipel berasal dari banyaknya daerah jaringan parut
(sklerosis) yang mewakili berbagai bercak demielinasi dalam sistem saraf.
Pertanda neurologis yang mungkin dan gejala dari sklerosis multipel sangat
beragam sehingga penyakit ini tidakterdiagnosis ketika gejala pertamanya
muncul.

B. Etiologi
Penyebab terjadi multipel sklerosis masih belum diketahui secara pasti.
Namun, para ilmuwan memperkirakan bahwa terdapat beberapa faktor
penyebab terjadinya multipel sklerosis. Penyebab MS belum diketahui secara
pasti namun ada dugaan berkaitan dengan virus dan mekanisme autoimun
(Clark, 1991).
Kerusakan myelin pada MS mungkin terjadi akibat respon abnormal
dari sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh dari serangan
organisme berbahaya (bakteri dan virus).
- Gangguan autoimun (kemungkinan dirangsang / infeksi virus)
- Genetik
- Kelainan pada unsur pokok lipid mielin
- Racun yang beredar dalam CSS
- Infeksi virus pada SSP
Ada beberapa Faktor-faktor pemicu dan yang dapat memperburuk
(eksaserbasi ) multipel sklerosis yaitu :
- Kehamilan
- Infeksi yang disertai demam
- Stress emosional
- Cedera

C. Manifestasi Klinis
Sindrom klinis pada MS secara klasik ditemukan adanya gangguan
yang bersifat relaps dan remisi yang mengenai traktus-traktus sistem saraf
dengan onset pada usia muda , dengan variasi gambaran klinis yang
ditemukan sering beragam, variasi ini termasuk dalam hal onset
usia,manifestasi awal, frekuensi, berat ringannya penyakit dan gejala sisa
relaps, tingkat progresifitas dan banyaknya gejala neurology yang timbul.
Variasi gambaran klinis ini menggambarkan banyaknya atau luasnya daerah
system saraf yang rusak (MS plak). Secara umum seorang dokter mencurigai
suatu kasus MS bila ditemukan gejala :
- Pasien mendapat 2 serangan dari gangguan neurologi (tiap serangan
lebih dari 24 jam dan berlangsung lebih dari 1 bulan, atau
- Perkembangan gejala yang progresif secara perlahan selama periode
paling sedikit 6 bulan
Multiple sclerosis memiliki kondisi yang sangat variabel dan gejala-
gejalanya bergantung pada area sistem syaraf pusat yang terserang. Tidak ada
pola khusus pada MS dan setiap penderita MS memiliki kekhasan gejalanya
sendiri-sendiri, yang bentuknya dari waktu ke waktu bervariasi dan tingkat
keparahan serta jangka waktunya pun dapat berubah, dan semua variasi dan
perubahan itu dapat terjadi bahkan pada penderita yang sama.Gejala-gejala
umum tersebut adalah:
1. Gangguan Sensorik
Gangguan sensorik merupakan gejala awal yang paling sering ditemukan
pada MS (21-55%) dan berkembang/timbul hampir pada semua pasien
MS. Biasanya pasien sering datang dengan keluhan rasa baal atau
kesemutan dimulai pada satu kaki yang merambat keatas (ascending)
pada satu sisi kemudian kesisi yang lain (kontra sisi).
- Penglihatan kabur
- Penglihatan membayang (diplopia)
- Neuritis optikal
- Pergerakan mata yang tak terkontrol
- kebutaan (sangat jarang terjadi)
- Hipestesi (baal), parestesi (kesemutan), disestesi (rasa terbakar).
Hipestesi merupakan gejala yang tersering muncul. Gangguan ini
dapat timbul disemua daerah distribusi, satu atau lebih dari satu
anggota gerak,wajah atau badan (trunkal).
2. Gangguan Motorik
Gejala awal motorik ditemukan pada 32-41% kasus MS dan lebih dari
60% kasus MS mempunyai gejala motorik.Gangguan motorik terjadi
akibat terlibatnya traktus piramidalis yang menyebabkan
kelemahan,spastisitas, gangguan gerakan tangkas, dan hiperfleksi.
Gangguan inidapat timbul akut atau kronik progresif dengan kelemahan
satu atau lebih anggota gerak, kelemahan otot wajah, kekakuan tungkai
yang dapat menyebabkan gangguan dalam berjalan dan keseimbangan
atau terjadi suatu spastisitas. Latihan atau panas biasanya menyebabkan
gejala memburuk.
- hilang keseimbangan tubuh
- Gemetar (tremor)
- ketidakstabilan kemampuan berjalan (ataksia)
- kekakuan anggota tubuh
- gangguan koordinasi
- perasaan lemah: pada kasus tertentu hal ini dapat mempengaruhi
kaki dan kemampuan berjalan
- kekakuan otot yang dapat mempengaruhi mobilitas dan cara berjalan
3. Gangguan indra perasa
- perasaan geli di beberapa bagian tubuh
- perasaan seperti di tusuk-tusuk jarum
- kebas (paraesthesia)
- perasaan seperti terbakar
4. Gangguan kemampuan berbicara
- perlambatan cara berbicara
- berbicara seperti menggumam
- perubahan ritme berbicara
- sulit menelan (dysphagia)
5. Gangguan berkemih dan BAB
Gangguan berkemih merupakan salah satu gejala MS yang sering
ditemukan.Pada saat awal terjadi urgency dan frekuensi kemudian
terjadi inkontinensia urin. Konstipasi lebih sering ditemukan (39-53%)
dibandingkan inkontinensia alvi. Hal diatas merupakan masalah yang
serius bagi penderita MS karena dapat menyebabkan infeksi pada
saluran kemih.
- Gangguan kandung kemih meliputi: sering buang air kecil, tidak
dapat buang air kecil secara tuntas atau tidak bisa menahan air
kecil.
- Gangguan usus meliputi: konstipasi/sembelit, dan kadang-kadang
diare.
6. Gangguan Seksual
Gangguan seksual terjadi pada lebih dari 70% pasien MS. Disfungsi
seksual merupakan gabungan dari berbagai masalah yang timbul baik
masalah motorik dan sensorik maupun masalah psikologis penderita.
- impoten
- Berkurangnya kemampuan seksual
- kehilangan gairah
7. Gangguan Kognitif dan Emosi
Masalah kognitif seperti kesulitan berkonsentrasi,gangguan
memori, dan gangguan mental terdapat pada 40-70 % pasien MS.
Banyak penderita MS meninggalkan pekerjaannya akibat masalah diatas.
Pada 10% kasus, disfungsi mental berat dan demensia dapat tejadi.
Gangguan ini mungkin berhubungan dengan depresi yang dilaporkan
ditemukan pada 25-50% kasus MS.
Ada beberapa penelitian yang mengatakan bahwa depresi pada MS
bukan karena masalah psikologi,umur atau lamanya menderita penyakit
tetapi dipengaruhi oleh jumlah lesi yang ditemukan pada gambaran MRI
(Swirsky-Sacchetti T et al 1992). Atrofi otak, pembesaran ventrikel dan
menipisnya korpus kalosum juga penyebab gejala gangguan kognitif
diatas.
8. Gangguan Nervus Cranialis
- Gangguan Penciuman :Gangguan penciuman sering ditemukan
terjadi pada kasus MS.
- Gangguan Penglihatan :
Neuritis Optika (ON) adalah gangguan penglihatan yang paling sering
terjadi 14-23% kasus dan 50% ,biasanya muncul secara akut atau
subakut dan unilateral dengan diikuti rasa nyeri pada mata terutama
dengan adanya gerakan bola mata. Neuritis Optika bilateral sangat
jarang terjadi, bila ditemukan biasanya asimetris dan lebih berat pada
satu mata. Neuritis optika bilateral biasanya terjadi pada anak dan ras
Asia.
- Gangguan Gerakan Bola Mata
Gangguan gerakan bola mata sering terjadi pada pasien MS biasanya
berhubungan dengan gangguan saraf penggerak bola mata, Nervus
cranial VI,III dan jarang pada nervus VI. Nistagmus adalah gejala
yang paling sering muncul (DellOsso,Daroff,Troost,1990) berupa
jelly like nystagmusberupa gerakan cepat dengan amplitudo kecil,
pendular. Internuklear ophtalmoplegia (INO) juga sering ditemukan,
dan bila ditemukan bilateral biasanya didapatkan juga adanya
nistagmus vertical dan upward gaze.

- Gangguan Nervus Kranial lain


Gangguan sensasi pada wajah ,subjektif maupun objektif sering
ditemukan. Ditemukannya trigeminal neuralgia pada dewasa muda
mungkin merupakan gejala awal dari MS. Hemifasial spasme,paresis
wajah tanpa adanya gangguan pengecap dapat ditemukan.Vertigo
dilaporkan merupakan gejala yang ditemukan pada 30-50% kasus MS
dan biasanya berhubungan dengan kelainan nervus kranialis, biasanya
ditemukan hipo atau hiperakusis. Bisa juga terjadi gangguan
pendengaran dan biasanya unilateral. Gangguan yang berhubungan
dengan Nervus Kranial IX,X dan XII biasanya terjadi disfagia.dan
biasanya merupakan gejala akhir yang muncul.

D. Penatalaksanaan
Tujuan dari pengobatan atau penatalaksanaan multiple sklerosis adalah
menghilangkan gejala dan membantu fungsi klien.
1. Penatalaksanaan farmakoterapi
a. Terapi obat untuk fase akut :
Kortikosteroid dan ACTH : Digunakan sebagai agens anti-inflamasi
yang dapat meningkatkan konduksi saraf. Pemberian awal dapat
dimulai dari Metilprednisolon 0.5-1 g IV selama 3 -7 hari dan
dosisnya diturunkan 60mg perhari selama 3 hari berturut-turut
sampai 10 mg per hari. Dosis oral dapat diberikan sama dengan IV
kecuali penurunan dosis 60 mg selama 5-7 hari.
b. Terapi obat untuk menurunkan jumlah kekambuhan
Beta interferon ( betaseron ) : Digunakan dalam perjalanan
relapsing-remittting, dan juga menurunkan secara signifikan jumlah
dan beratnya eksaserbasi. Interferon tidak dapat diberikan dengan
dosis tunggal tetapi harus di kombinasikan dengan 3 jenis obat yaitu
alfa, beta dan gamma interferon. Alfa dan beta diproduksi dari sel
yang terinfeksi virus. Beta interferon menurunkan frekuensi
kambuhnya MS. Rute pemberian obat melalui subkutan dan lebih
baik lagi pemberian melalui intratekal atau IM. Dosis pada orang
dewasa 3-9 juta unit SC 3x/minggu selama 6 bulan. Obat lain yang
dapat menurunkan frekuensi kambuhnya MS adalah : copolymer 1
dan azathioprine.
c. Baklofen : sebagai agens antispasmodicmerupakan pengobatan yang
dipilih untuk spastisitas. Klien dengan spastisitas beret dan
kontraktur memerlukan blok saraf dan intervensi pembedahan untuk
mencegah kecacatan lebih lanjut.
d. Imunosupresan (immunosuppressant) dapat menstabilkan kondisi
penyakit
e. Terapi obat lain : cycloscospamid, total limpoid irradiation ( TLI).
2. Terapi suportif
Terapi suportif diberikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan
mempertahankan kondisi pasien agar tetap stabil. Fisioterapi dan terapi
okupasi diberikan untuk mempertahankan tonus dan kekuatan otot serta
ditambah dengan obat untuk relaksasi otot untuk mengurangi
ketidaknyamanan dan nyeri karna spastik.
3. Blok saraf dan pembedahan : Dilakukan jika terjadi spastisitas berat dan
kontraktur untuk mencegah kerusakan lebih lanjut

E. Komplikasi
Komplikasi yang biasanya terjadi pada multiple skleriosis adalah :
1. Disfungsi pernafasan
2. Infeksi kandung kemih, system pernafasan dan sepsis
3. Komplikasi dari imobilitasc

You might also like