You are on page 1of 3

Sebelum menentukan kandungan karbonat pada sampel kulit telur ada beberapa

perlakuan yang dilakukan terlebih dahulu. Langkah pertama yaitu pembuatan larutan NaOH 4
M. NaOH yang bentuk awalnya berupa padatan berwarna putih ditimbang sebanyak 8 gram
dan dilarutkan dalam labu takar 50 Ml, lalu dihomogenkan. Langkah kedua yaitu pembuatan
larutan HCl 6M, 36%. HCl yang bentuk awalnya berupa cairan berwarna kuning dipipet
sebanyak 128,8526 ml dan diencerkan dalam labu takar 250 ml, lalu dihomogenkan. Langkah
ketiga yaitu pembuatan larutan MgSO4.7H2O. MgSO4 yang bentuk awalnya berupa serbuk
berwarna putih ditimbang sebanyak 0,6 gram dan dilarutkan dalam labu takar 250 ml lalu
dihomogenkan. Langkah ke empat yaitu pembuatan larutan EDTA. EDTA yang bentuk
awalnya berupa serbuk berwarna putih ditimbang sebanyak 7,306 gram dan dilarutkan dalam
labu takar 500 ml lalu dihomogenkan.

Setelah beberapa perlakuan diatas dikerjakan, selanjutnya dilakukan percobaan


Penentuan Kadar CaCO3 dalam Kulit Telut. Pada percobaan ini, dilakukan dua kali
percobaan. Percobaan pertama yaitu Pembakuan Larutn EDTA. Pembakuan larutan EDTA ini
bertujuan untuk.... langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu larutan
MgSO4.7H2O dimasukkan kedalam labu erlenmeyer sebanyak 25 ml. Larutan Mg berupa
larutan tak berwarna, larutan ini berfungsi untuk menstandarisasi larutan EDTA. Larutan
tersebut ditambahkan dengan 10 ml larutan buffer Ph 10. Larutan buffer berupa larutan tak
berwarna. Penambahan larutan buffer ph 10 ini bertujuan untuk mempertahankan Ph larutan
supaya konstan dan untuk menjaga ion agar tetap dalam larutan. kemudian campuran
ditambahkan dengan sedikit indikator EBT. Indikator EBT berwarna merah. Setelah
campuran ditambahkan indikator, campuran berubah warna menjadi warna merah muda.
Penamb ahan indikator EBT ini bertujuan untuk mengetahui titik akhir titrasi dengan adanya
perubahan warna dari merah muda menjadi biru. Selanjutnya campuran dititrasi dengan
larutan EDTA yang ada pada buret sampai berwarna biru. Setelah mencapai titik akhir
titrasi, larutan berubah warna menjadi berwarna biru. Titrasi dilakukan secara dua kali
pengulangan (duplo). Pengulangan ini bertujuan agar didapat volume EDTA yang terpakai
lebih akurat untuk dimasukkan kedalam perhitungan. Volume rata-rata EDTA yang terpakai
yaitu sebanyak 3,5 ml. Sehingga dari perhitungan didapat konsentrasi EDTA sebesar 0,06958
M.

Percobaan kedua yaitu penentuan kadar CaCO3 dalam kulit telur. Pada percobaan ini
kulit telur yang digunakan merupakan kulit telur ayam negri. Pertama-tama kulit telur
dibersihkan dari membrannya dan dicuci dengan air sampai bersih. Setelah itu, kulit telur
yang sudah bersih ditempatkan pada cawan penguap dan dikeringkan pada oven (105Oc)
selama 30 menit. Pengeringan ini bertujuan untuk ... Sampel kulit telur yang sudah kering
didinginkan, sampel ini merupakan padatan berwarna coklat. Setelah dingin, kulit telur
tersebut digerus sampai halus dalam mortar. kulit telur yang sudah halus berupa serbuk
berwarna putih kecoklatan. Serbuk tersebut ditimbang sebanyak 3 gram dan ditempatkan
pada gelas kimia lalu ditambahkan dengan 10 ml aquadest untuk melarutkan sampel.
Sampel yang sudah ditambahkan aquadest larut sebagian dan berubah warna menjadi larutan
yang keruh dengan terdapat endapan putih. Campuran ditambahkan dengan HCl 6 M
sebanyak 50 ml. Penambahan HCl bertujuan untuk .... penambahan ini dilakukan dengan
setiap penambahan volume 10 ml sebanyak 5 kali penambahan sambil dipanaskan dan
diaduk. Pemanasan ini bertujuan untuk ..... larutan HCl merupakan larutan yang berwarna
kuning dan bau karena dalam bentuk pekat. Pada saat dilakukan penambahan HCl, campuran
yang berwarna coklat keruh mulai larut dan terbentuk busa berwarna putih. Busa ini berasal
dari .... Campuran yang sudah larut sempurna didinginkan dan disaring menggunakan corong
biasa dengan kertas saring. Pada saat penyaringan terdapat residut berwarna cokelat dan
filtrat berwarna cokelat. Filtrat yang dihasilkan dari hasil penyaringan ini diencerkan sampai
volumenya 250 ml menggunakan labu takar 250. Filtrat yang sudah diencerkan merupakan
larutan tidak berwarna (larutan sampel) . Selanjutnya, larutan sampel yang sudah diencerkan
tersebut dipipet sebanyak 25 ml dan diencerkan kembali pada labu takar 100 ml dengan
aquadest. Larutan sampel merupakan larutan tidak berwarna.

Untuk menentukian kandungan CaCO3 pada kulit telut dilakukan titrasi. Langkah
pertama yaitu larutan sampel dipipet sebanyak 10 ml dan d imasukkan kedalam erlenmeyer.
Kemudian sampel tersebut ditambahkan dengan 20 ml aquadest dan ditambahkan dengan 2
ml larutan NaOH 4 M. NaOH berupa larutan tak be rwarna. Penambahan NaOH ini
bertujuan untuk ... kemudian campuran ditambahkan dengan sedikit indikator murexid.
Indikator murexid berupa serbuk berwarna merah pekat. Penambahan indikator murexid ini
bertujuan untuk mengetahui titik akhir titrasi dengan adanya perubahan warna dari merah
muda menjadi ungu biru. Campuran setelah ditambahkan indikator berubah warna menjadi
merah muda. Selanjutnya, campran dititrasi dengan larutan EDTA pada buret yang sudah
dibakukan terlebih dahulu. Setelah mencapai titik akhir titrasi, larutan berubah warna
menjadi ungu biru. Titrasi dilakukan secara dua kali pengulangan (duplo). Pengulangan ini
bertujuan agar didapat volume EDTA yang terpakai lebih akurat untuk dimasukkan kedalam
perhitungan. Volume rata-rata EDTA yang terpakai yaitu sebanyak 7 ml. Dari perhitungan
didapat kadar Ca2+ sebesar 65%.

You might also like