Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua (aging) merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut
secara alamiah) yang dimulai sejak lahir dan umumnya dialami oleh semua
makhluk hidup. Perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia dapat mengenai
sistem muskuloskeletal, yaitu rasa nyeri sendi pada ekstremitas bawah adalah
keluhan yang paling sering muncul pada lansia (Yohanita & Dewi, 2010).
Diperkirakan pada tahun 2010 jumlah lansia di Indonesia meningkat
menjadi 19,9 juta jiwa atau 8,48% dari total penduduk Indonesia. Sekitar 80%
lansia mengalami kondisi kronis yang dihubungkan dengan nyeri dan hampir
Nyeri sendi yang paling banyak adalah pada sendi-sendi penahan berat tubuh
lansia antara lain osteoartritis, artritis reumatoid, dan gout (Yohanita & Dewi,
bertahap. Penyakit ini dapat mengenai satu sendi atau lebih, terutama
mengenai sendi yang menyangga berat badan seperti sendi lutut dan panggul.
sekitar sendi yang terkena, misalnya kelemahan otot, dan pertumbuhan tulang
latihan yang didesain dengan baik, meliputi latihan aerobic dan ketahanan,
memerlukan keterampilan khusus, olahraga jalan kaki juga aman untuk lansia
karena memiliki risiko yang sangat kecil terjadinya cidera otot maupun
riset tentang pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi intensitas nyeri
Jember.
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
Masalah yang sering dikeluhkan oleh penderita osteoarthritis adalah
Kasiyan Jember?
b. Bagaimana intensitas nyeri pada penderita osteoatritis lutut di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi intensitas
Kasiyan Jember.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi olahraga jalan kaki di Wisma Teratai UPT PSLU
Kasiyan Jember.
b. Mengidentifikasi Intensitas nyeri pada penderita osteoatritis lutut
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Kesehatan
Memberikan informasi mengenai terapi atau latihan yang dapat diajarkan
lutut.
6. Peneliti Lain
Sebagai bahan kajian pustaka bagi peneliti lain, terutama sebagai bahan
A. Konsep Osteoarthritis
1. Definisi Osteoartritis
Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif dengan etiologi
dan patogenesis yang belum jelas serta mengenai populasi luas. Pada
yang terlalu lama serta faktor risiko lainnya, seperti obesitas dan
(seluruh arah gerakan) maupun eksentris (salah satu arah gerakan saja).
kartilago.
Pada penelitian dengan menggunakan MRI, didapat bahwa sumber dari
efusi sendi, dan edema sumsum tulang. Osteofit merupakan salah satu
nyeri. Nyeri dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae di
dekat sendi. Sumber nyeri yang umum di lutut adalah aakibat dari
dalam waktu yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi
hari.
d. Krepitasi
Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit. Gejala
ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya berupa
perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau
yang biasanya tidak banyak (< 100 cc) atau karena adanya osteofit,
gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan) dapat dijumpai
ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih pada pasien
lansia, antara lain dengan cara memperbaiki satu tahap saja dari
teratur (Darmojo & Martono, 2004). Edward dan Larson (cit. Darmojo
menimbulkan komplikasi.
3) Latihan dan olah raga pada lansia harus disesuaikan secara
pasien.
Pasien diinstruksikan untuk bernafas selama masing-masing
5-10 kali per hari, disesuaikan dengan kondisi pasien. Hal yang
osteoarthritis.
d) Latihan aerobic
Latihan aerobic (berjalan, bersepeda, berenang, senam aerobic,
Oleh karena itu, berat badan harus dapat dijaga agar tidak berlebih dan
badan berlebih.
Terapi farmakologis
Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang
pilihan pertama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain untuk
mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi
B.
C. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan
bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau tingatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
(Tamsuri, 2007).
Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak
Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang
dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi
ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada
oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.
3. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut
dan kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan
dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis,
dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi
4. Stimulus Nyeri
laktat.
5. Teori Nyeri
nyeri tergantung dari kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya
system supresif.
nociceptor.
yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri, tingkat
kesehatan fisik dan mental, rasa takut, cemas, usia, dan lain-lain.
Skala Keterangan
0 Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan
4-6 Nyeri sedang
7-9 Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan aktifitas
Skala Keterangan
1 Tidak nyeri
2 Nyeri sedang
3 Nyeri berat
4 Nyeri sangat berat
5 Nyeri hebat
8. Etiologi Nyeri
b. Iskemik jaringan.
menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang lama.
tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat
9.
10. Manifestasi Klinis
a. Gangguam tidur
g. Nadi meningkat
h. Pernafasan meningkat
i. Depresi
dalam bentuk latihan low impact. Jalan kaki dikelompokkan jenis olahraga
jalan kaki memang baru bisa disebut olahraga jika dilakukan secara
yang diatur oleh medulla spinalis pada tingkat neuron mototris. Berjalan
lansia karena memiliki risiko yang sangat kecil terjadinya cidera otot
berikut:
a. Badan tegak kepala lurus dengan badan dan dagu ampir sejajar
dengan pundak
b. Bengkokkan lengan dan siku dengan sudut yang benar (kira-kira
90 derajat), lalu ayunkan sejajar dengan tubuh atau boleh juga sedikit
anda.
d. Pompa lengan untuk menambah momentum jalan, namun lengan
kaki belakang (toe) diangkat dari tanah. Dengan kata lain, salah satu
kaki harus kontak dengan tanah. Sebab jika tidak begitu maka akan
dan Dewi Ika tahun 2010 pada lansia di Posyandu Lansia Sejahtera GBI
5 kali per minggu secara teratur dan terus-menerus dengan lama latihan
15-30 menit.
2. Keuntungan Jalan Kaki
Keuntungan yang diperoleh dari jalan kaki adalah:
a. Jalan merupakan aktivitas aerobic yang sangat baik, dengan banyak
sama dengan jogging pada jarak yang sama dengan stress fisik yang
kecil
d. Jalan merupakan aktivitas yang dapat dikatakan bebas dari cedera,
dari berbagai macam usia, dan khususnya bagi para manula (manusia
Kusnandi, 2012).
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Penatalaksanaan OA:
1. Terapi non
farmakologis
2. Terapi
Terapi non farmakologis:
farmakologis
1. Edukasi
Intensitas nyeri pada
2. Terapi fisik atau
penderita osteoatritis lutut
rehabilitasi Variabel Confounding
a. Latihan a. Usia
Gambar 3.1 Kerangka konsep pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi intensitas nyeri
b. Jenis kelamin
pada penderita osteoatritis
fleksibilitas (ROM) lutut di Wisma Teratai UPT PSLU Kasiyan Jember.
c. Pengalaman terhadap
b. Latihan
nyeri
Keterangan:c. Latihan aerobic
kekuatan
:(jalan kaki)
Diteliti
: Tidak diteliti
: Diteliti
: Tidak diteliti
1.
2. Penjelasan Kerangka Konsep
Terdapat dua jenis penatalaksanaan osteoatritis yaitu terapi non
pada terapi non farmakologis salah satunya adalah latihan aerobic yang
dalam penelitian ini adalah latihan berjalan kaki. Variabel Independen pada
penelitian ini adalah olahraga jalan kaki, sedangkan yang menjadi variabel
B. Hipotesis
H1 : Ada pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi intensitas
nyeri pada penderita osteoatritis lutut di Wisma Teratai UPT PSLU Kasiyan
Jember.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
dalam penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen, tipe non randomized
pretest and post test, yaitu mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah
terapi diberikan, hal ini untuk mengetahui apakah klien mengalami penurunan
(Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang ada di
2008).
C. Definisi Operasional
Definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,
bawah ini.
D. Tempat Penelitian
Tempat pengambilan data pada penelitian ini adalah di Wisma Teratai
E. Waktu Penelitian
Pelaksanaan pengambilan data pada penelitian ini dimulai pada
meliputi:
1. Informed Consent (LembarPersetujuan)
Lembar persetujuan penelitian diberikan pada responden. Tujuannya
yang diteliti selama pengumpulan data. Bila subyek bersedia diteliti maka
diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
2. Anonimity (TanpaNama)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas pasien, peneliti tidak akan
nomor kode.
3.
4. Confidentiallity (Kerahasiaan)
Informasi yang berhasil dikumpulkan dari sampel penelitian dijaga
dan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan hanya kelompok tertentu saja
data yang diisi subyek pada kuesioner yang dibagikan, kemudian setiap
2013).
b. Analisa bivariat.
quasy experiment yaitu non randomize pre test dan post test design uji
Kasiyan Jember.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian tentang pengaruh olahraga jalan kaki
Teratai UPT PSLU Kasiyan Jember yang dilaksanakan pada tanggal 19 September
2015 dan diakhiri tanggal 25 September 2015 dengan jumlah responden sebanyak
A. Data Umum
1. Jenis Kelamin Responden
1 Laki-laki 3 37,50%
2 Perempuan 5 62,50%
Total 8 100%
2.
3. Usia Responden
1 60 70 tahun 5 62,50%
2 71 80 tahun 2 25,00%
Total 8 100%
4. Pendidikan Responden
1 SD 3 37,50%
Total 8 100%
eksperiment
Tidak nyeri 0 0 0
Ringan 1 2 3
Sedang 3 2 5
Berat 0 0 0
Total 4 4 8
eksperimen kontrol
Tidak nyeri 1 0 1
Ringan 2 2 4
Sedang 1 2 3
Berat 0 0 0
Total 4 4 8
nyeri sesudah diberi perlakuan (post test) pada kelompok eksperimen yaitu
yaitu dari nyeri sedang (3 orang) sebelum melakukan jalan kaki menjadi 1
orang.
4.
5. Hasil analisis pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi
PSLU
Tabel 5.7 hasil analisis pengaruh olahraga jalan kaki untuk mengurangi
intensitas nyeri pada penderita osteoatritis lutut di Wisma Teratai
UPT PSLU
Kelompok Mean Median Sd P value
Kelompok Pre 1,88 2,00 0,619 0,002
Post 1,56 2,00 0,727
Eksperimen
Kelompok Pre 1,88 2,00 0,719 0,025
Post 1,00 1,00 0,516
Kontrol
Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan bahwa ada pengaruh olahraga jalan
Teratai UPT PSLU Kasiyan Jember yang dilaksanakan pada tanggal 19 September
2015 dan diakhiri tanggal 25 September 2015 dengan jumlah responden sebanyak
8 responden.
A. Intepretasi dan Hasil Diskusi
Berdasarkan teori yang ada, osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi
degeneratif dengan etiologi dan patogenesis yang belum jelas serta mengenai
populasi luas, dengan tanda dan gejala adanya nyeri sendi, kekakuan,
resiko jatuh. Dalam jurnal yang kami bahas, disebutkan bahwa di Jepang
lebih dari 50% orang dengan osteoarthritis lutut mengalami jatuh pada tahun
orang yang sebagian besar adalah lansia. Karena hal inilah penulis jurnal
energy, kerja insulin, kepadatan tulang, dan status fungsional pada orang
otot dan ketahanan statis (static endurance) dengan cara menyiapkan sendi
untuk gerakan yang lebih dinamis dan merupakan titik awal program
dikenakan pada otot saat panjang otot sama dengan kondisi istirahat.
Olahraga jalan kaki merupakan salah satu olehraga aerobic yang banyak
lansia karena memiliki risiko yang sangat kecil terjadinya cidera otot
maupun persendian.
Dalam penelitian ini responden sebanyak 8 orang, peneliti
menggunakan latihan berjalan yang merupakan salah satu dari bagian latihan
oleh alasan karena latihan berjalan adalah salah satu latihan yang mudah dan
lutut.
Dalam penelitian ini didapatkan mayoritas responden mengalami nyeri
nyeri ringan. Dalam penelitian ini didapatkan pengaruh yang signifikan antara
dikatakan bebas dari cedera, dapat dimanfaatkan untuk terapi latihan, untuk
merupakan latihan olahraga yang dapat dilakukan oleh orang dari berbagai
macam usia, dan khususnya bagi para manula (manusia usia lanjut) sangat
kognitif.
Berdasarkan analisis data menggunakan spearmans rank menunjukkan
nyeri pada penderita osteoatritis lutut di Wisma Teratai UPT PSLU Kasiyan
Jember adalah (P value=0,002) karena Pvalue lebih kecil dari 0,05 maka
B. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian melibatkan subjek penelitian dalam jumlah terbatas,
setiap hari sehingga cocok untuk dilakukan oleh lansia dengan osteoarthritis
lutut.
Impelementasi keperawatan terkait dengan manfaat latihan berjalan
berdasarkan pada teori dan hasil penelitian yang ada, berhubungan dengan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Berdasarkan hasil penelitian sebelum melakukan jalan kaki
sedang.
2. Pada lansia yang sudah melakukan jalan kaki didapatkan mayoritas
B. Saran
1. Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
terapi atau latihan yang dapat diajarkan kepada pasien dengan Osteoartritis
mengenai terapi atau latihan yang dapat diajarkan kepada pasien dengan
Osteoartritis lutut
4. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai terapi atau latihan yang dapat dilakukan pada pasien
rumah.
5. UPT PSLU Kasiyan
6. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian pustaka bagi
Yohanita & Dewi. 2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Stretching) Terhadap
Penurunan Nyeri Sendi Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu
Lansia Sejahtera Gbi Setia Bakti Kediri. STIKES RS Baptis.
MINI RISET
PENGARUH OLAHRAGA JALAN KAKI UNTUK MENGURANGI
INTENSITAS NYERI PADA PENDERITA OSTEOATRITIS LUTUT DI
WISMA TERATAI UPT PSLU KASIYAN JEMBER
DISUSUN OLEH :
Chusnawiyah S,Kep
Dewi Krisdianawati S,Kep
Dio Areza Prastyatama S,Kep
Ervan Setyobudi S,Kep
Jumaidah S,Kep
Munfarikatus Zuhdataini S,Kep