You are on page 1of 3

Etiologi

Gambar 1. Etiologi laringitis

Terdapat beberapa agen penyebab terjadinya laringitis seperti pada gambar 1 ,


penyebab utama tersering adalah agen vVirus yang sering menyebabkan laringitis akut antara
lain virus parainfluenza tipe 1 sampai 3 (75% dari kasus), virus influenza tipe A dan B,
respiratory syncytial virus (RSV). Virus yang jarang menyebabkan laringitis akut antara
lain adenovirus, rhinovirus, coxsackievirus, coronavirus, enterovirus, virus herpes simplex,
retrovirus, virus morbili (measles), virus mumps.4

Bakteri walaupun jarang tetapi dapat juga menyebabkan laringitis akut seperti H.
Influenzae tipe B, streptococcus B Hemoliticus, Moxarella chatarralis,
S.Pneumoniae,Klebsiella Sp. C.Diphteriae harus dicurigai sebagai penyebab utama kuman
penyebab karena dapat menyebabkan membranous obstruktif laringitis.4

Diagnosis

Penegakan diagnosis dari laringitis dapat dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan


fisik dan pemeriksaan penunjang5

Anamnesis

Didapatkan mulai terjadinya gejala penyakit dari onset, demam , batuk kering, suara
parau sampai tidak bersuara, adanya nyeri telan dan adanya stridor, serta adanya gejala-gejala
dari common cold seperti bersin, sumbatan hidung, nyeri kepala dan lain-lain.5

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik akan tampak mukosa laring yang hiperemis, membengkak

terutama dibagian atas dan bawah pita suara dan juga didapatkan tanda radang akut di hidung
atau sinus paranasal atau paru. Pada pemeriksaan laringoskopi indirek akan ditemukan

mukosa laring yang sangat sembab, hiperemis dan tanpa membran serta tampak

pembengkakan subglotis yaitu pembengkakan jaringan ikat pada konus elastikus yang akan

tampak dibawah pita suara.5

Pemeriksaan Penunjang

Foto rontgen leher AP : bisa tampak pembengkakan jaringan subglotis (Steeple sign).

Tanda ini ditemukan pada 50% kasus.5

Gambar 2. Gambaran Steeple sign laringitis akut

Terapi

Karena laringitis sering berupa self-limiting penatalaksanaan dari laringitis mencakup


beberapa hal yaitu yaitu terapi supportif dan kausatif. Terapi supportif berupa dengan
mengistirahatkan pita suara (vocal cord) selama 2-3 hari dan menghirup udara lembab hal
tersebut dapat mengurangi inflamasi pada pita suara.1

Terapi supportif lainnya meliputi nebulisasi dan penggunaan agen antitusif dan
ekspektoran. Nebulisasi 2mg budesonide telah menunjukkan kemanjuran dalam memperbaiki
stridor, batuk dan berbagai kegawatan dalam 2 jam setelah pengobatan. Onset cepat
menunjukkan efek steroid pada permeabilitas vaskuler dibandingkan dengan efek anti
inflamasi saja. Penggunaan obat antitusif dapat berfungsi untuk menekan dari reflek batuk.
Antitusif dapat digunakan pada gangguan saluran nafas yang tidak produktif dan pada batuk
akibat iritasi saluran pernafasan2

Penggunaan antibiotik tidak direkomendasikan kecuali jika terdapat bukti terjadinya


laringitis bakteri dan hasil biakan terdapat streptococcus. Penggunaan obat-obatan yang dapat
dipakai seperti golongan penisilin 3X 500mg perhari pada dosis dewasa dan 50 mg/kgbb
dibagi 3 dosis atau doksisiklin 200 mg per hari. 2

Selain pengobatan kadang pasien memerlukan juga intubasi endotrakeal. Intubasi


harus dilakukan dengan perhatian penuh, sehingga meminimalkan cedera dan inflamasi
saluran nafas. Tube endotrkea harus sampai 1 ukuran lebih kecil dari ukuran seharusnya
berdasarkan usia pasien (atau seukuran dengan jari kelingking pasien) dan tube dipotong
untuk memperpendek panjangnya dan mengurangi resistensi aliran udara. Setelah diintubasi
pasien jarang memerlukan bantuan ventilator mekanik. Pasien harus diberi oksigen lembab
selama diintubasi.3

You might also like