You are on page 1of 13

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

BRONKOPNEUMONIA

A. Pengertian Bronkopneumonia
Bronkhopneumonia adalah salah satu peradangan paru yang terjadi pada jaringan paru atau
alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratus bagian atas selama beberapa hari.
Yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda
asing lainnya. (Dep. Kes. 1993 : Halaman 106).
Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronki dan meluas
ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. Pada bronkopneumonia terjadi konsolidasi area
berbercak. (Smeltzer,2001).
Jadi bronkopneumonia adalah radang paru dalam satu atau lebih area dalam bronki dan
meluas ke parenkim paru.

B. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan


a. Anatomi sistem pernapasan terdiri atas :
Hidung
Merupakan saluran udara yang pertama, berfungsi mengalirkan udara ke dan dari paru-paru.
Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan
udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru.
Faring atau tenggorokan
Struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring.faring dibagi
menjadi tiga region : nasofaring, orofaring, dan laringofaring.
Laring atau pangkal tenggorokan
Struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea. Fungsi utama laring adalah
untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi,melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda
asing dan memudahkan batuk. Laring sering juga disebut sebagai kotak suara. Dan terdiri atas :
epiglotis , glotis, kartilago tiroid, kartilago krikoid,kartilaago aritenoid dan pita suara.
Trakea atau batang tenggorokan
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16-20 cincin yang dari tulang-tulang
rawan.
Bronkus atau cabang tenggorokan
Merupakan lanjutan dari trakea terdiri dari bronkus kiri dan kanan.
Paru-paru
Merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung alveoli. Paru-paru
dibagi menjadi 2 bagian yaitu : paru-paru kanan dan kiri, dimana paru-paru kanan terdiri dari 3
lobus dan paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus.
b. Fisiologi
Proses pernapasan paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada
paru-paru. Proses ini terdiri dari 3 tahap yaitu :
Ventilasi
Ventilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer. Ada dua gerakan pernapasan yang terjadi sewaktu pernapasan,
yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang
diselenggarakan oleh kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke
bawah, yaitu vertikal. Penaikan iga-iga dan sternum meluaskan rongga dada ke kedua sisi dan
dari depan ke belakang. Pada ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena
paru-paru kempis kembali, disebabkan sifat elastik paru-paru itu. Gerakan-gerakan ini adalah
proses pasif. Proses ventilasi dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan
antara atmosfer dengan paru, adanya kemampuan thoraks dan paru pada alveoli dalam
melaksanakan ekspansi, refleks batuk dan muntah.
Difusi gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2 di
kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luasnya
permukaan paru, tebal membran respirasi, dan perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
Transportasi gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2
jaringan tubuh ke kapiler. Transportasi gas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung
(kardiak output), kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), eritrosit dan Hb.

C. Etiologi
Pada umumnya tubuh terserang Bronchopneumonia karena disebabkan oleh penurunan
mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Penyebab
Bronchopneumonia yang biasa ditemukan adalah :
1. Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus,
Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni), Mycobacterium
Tuberculosis.
2. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
3. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides,
Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing.
4. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah
a) Faktor predisposisi
- usia /umur
- genetik
b) Faktor pencetus
- gizi buruk/kurang
- berat badan lahir rendah (BBLR)
- tidak mendapatkan ASI yang memadai
- imunisasi yang tidak lengkap
- polusi udara
- kepadatan tempat tinggal

D. Patofisiologi
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus
penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan
broncus dan alveolus dan jaringan sekitarnya. Inflamasi pada bronkus ditandai adanya
penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Setelah
itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat
stadium, yaitu :
A. Stadium I (4 12 jam pertama/kongesti)
Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada
daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas
kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan
dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. Mediator-mediator tersebut
mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur
komplemen. Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan
otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Hal ini mengakibatkan
perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan
edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus
meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan
gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen
hemoglobin.
B. Stadium II/hepatisasi (48 jam berikutnya)
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan
fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ( host ) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang
terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga
warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak
ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat
singkat, yaitu selama 48 jam.
C. Stadium III/hepatisasi kelabu (3 8 hari)
Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah
paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagositosis sisa-sisa sel.Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih
tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler
darah tidak lagi mengalami kongesti.
D. Stadium IV/resolusi (7 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda,
sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke
strukturnya semula. Inflamasi pada bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi
demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual.
Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps
alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan
napas, sesak napas, dan napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan
penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang berfungsi untuk melembabkan rongga
fleura. Emfisema ( tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru ) adalah tindak lanjut dari
pembedahan. Atelektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis
respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan
terjadinya gagal napas.

E. Manifestasi Klinik
Biasanya didahului infeksi traktus respiratoris atas
Demam (390 400C) kadang-kadang disertai kejang karena demam yang tinggi
Anak sangat gelisah,dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang dicetuskan oleh
bernapas dan batuk
Pernapasan cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung
dan mulut.
Kadang-kadang disertai muntah dan diare
Adanya bunyi tambahan pernapasan seperti ronchi, whezing.
Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.
Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang menyebabkan atelektasis absorbs

F. Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan radiologi yaitu pada foto thoraks, konsolidasi satu atau beberapa lobus yang
berbercak-bercak infiltrate
- Pemeriksaan laboratorium didapati lekositosit antara 15000 sampai 40000 /mm3.
- Hitung sel darah putih biasanya meningkat kecuali apabila pasien mengalami
imunodefiensi.
- Pemeriksaan AGD (analisa gas darah), untuk mengetahui status kardiopulmoner yang
berhubungan dengan oksigen.
- Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan biopsi jarum, untuk
mengetahui mikroorganisme penyebab dan obat yang cocok untuk menanganinya.
G. Pathway
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.HNM DENGAN DIAGNOSA
BRONKOPNEOMONI BERAT
DI RUANGAN RPI
PROF.Dr.R.D.KANDOU MANADO
A. BIODATA
1. Identitas pasien
Nama : An.HNM
Umur : 3 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kawangkoan bawah
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan :-
Suku/bangsa : Minahasa
Tanggal kunjungan : 23 Maret 2017
Tanggal pengkajian : 31 Maret 2017
No.Med Rec : 48.97.80

2. Identitas orang tua/penanggung jawab


a. Ayah
Nama : Tn.EM
Umur : 43 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir
Agama : Kristen Protestan
Suku/bangsa : Minahasa
Alamat : Kawangkoan bawah
b. Ibu
Nama : Ny.IR
Umur : 42 Tahun
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen Protestan
Suku/bangsa : Minahasa
Alamat : Kawangkoan bawah

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
- Riwayat keluhan utama : sesak nafas
- Riwayat yang menyertai : batuk dan panas
2. Riwayat kesehatan sekarang : pasien diantar ke RS dengan keluhan demam, batuk
berlendir dan sesak nafas sejak 1 minggu SMRS. Saat ini ku : tampak sakit, kes : cm, ttv N :
110 x/mnt. R : 47x/mnt, S : 35,8C.
3. Riwayat kesehatan dahulu
a. Prenatal care
- Pemeriksaan kehamilan : ibu tidak mengingat
- Keluhan selama hamil : muntah-muntah
- Kenaikan BB selama hamil : 55 kg - 75 Kg
- Imunisasi TT : 3x
- Golongan darah ibu : O, Golongan darah ayah : O
- Terapy/obat yang di konsumsi selama hamil : -
b. Natal
- Tempat persalinan : di RS Amurang
- Lama dan jenis persalinan : operasi caesar
- Penolong persalinan : dokter
- Komplikasi waktu lahir : tidak ada
c. Post natal
- Kondisi bayi
BB lahir : 2100 gr
PB lahir : 47 cm
- Apakah bayi mengalami kekuningan, kebiruan, apa ada masalah menyusui, BB tidak
stabil ? pasien lahir dengan BB di bawah normal
- Penyakit yang pernah dialami :
Pasien mengalami batuk sampai sekarang, pernah di rawat di RS Amurang selama 1
munggu di dalam incubator

C. RIWAYAT NUTRISI/ASI
1. Pemberian ASI
A. Pertama kali disusui : 2 jam setelah lahir
B. Cara pemberian : di susui
C. Lama pemberian : 1 minggu
2. Pemberian susu formula :
a. Alasan pemberian : karena ASI sedikit
b. Jumlah pemberian : 50 ml
c. Cara pemberian : dot
3. Pemberian makanan tambahan : -
4. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat sekarang : -

D. RIWAYAT IMUNISASI
JENIS IMUNISASI WAKTU PEMBERIAN REAKSI SETELAH
PEMBERIAN
BCG - -
DPT (I,II,III) - -
POLIO (I,II,III,IV) - -
CAMPAK - -
HEPATITIS B 0-7 hari -

E. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


1. Pertumbuhan fisik
a. Berat badan : 2300 gr
b. Tinggi badan : 50 cm
c. Lingkar kepala : 35 cm , lingkar lengan atas : 10 cm , lingkar dada : 34 cm
d. Waktu tumbuh gigi : -
2. Perkembangan tiap tahap usia anak :
a. Berguling : -
b. Duduk : -
c. Merangkak : -
d. Berdiri : -
e. Berjalan : -
f. Senyum pada orang lain pertama kali : -
g. Bicara pertama kali : -
h. Berpakaian tanpa bantuan : -

F. RIWAYAT KESEHATAN LINGKUNGAN


1. Tempat tinggal : bersih
2. Ventilasi dan lantai rumah : ada dan rumah 1 lantai
3. Saluran pembuangan air limbah : Ada
4. Kamar mandi/WC : Ada

G. RIWAYAT SPIRITUAL
Pasien beragama Kristen protestan, pasien masih berusia 3 bulan jadi belum mengerti cara
beribadah.

H. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Orang tua dan keluarga sangat menyayangi pasien, mereka selalu bersama-sama untuk
menjaga pasien.

I. AKTIVITAS SEHARI-HARI (Kebutuhan dasar)


1. Nutrisi/cairan : saat sakit pasien di berikan susu setiap 3 jam
2. Eliminasi BAB dan BAK : BAB 1x sehari, BAK 2x/hari, pasien menggunakan pempers.
3. Istirahat/tidur : sebelum sakit tidur siang 2 jam, tidur malam 10 jam. Saat sakit tidur
siang 2 jam, tidur malam 8 jam
4. Personal hygiene : setiap hari pasien di bersihkan/ di lap 2x sehari
5. Aktivitas fisik : pasien baru berumur 3 bulan jadi belum bisa melakukan aktivitas fisik.

J. KEADAAN UMUM
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E = 4, M = 6, V = 5
TTV :
TD : -
N : 102x/mnt
R : 35x/mnt
S : 37,6C

K. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)


Kepala : Abnormal PCH +
Mata : Normal
Hidung : Normal
Mukosa mulut : lembab
Tenggorokan : Normal
Telinga : Simetris, tidak ada serumen
Leher : Normal
Thorax : Normal
Jantung : Normal
Paru : Abnormal, Weezhing
Abdomen : Normal
Genetalia dan anus : Normal

L. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter Nilai Rujukan Satuan

HEMATOLOGI
Leukosit 4000-10000 10760 /uL
Eritrosit 4.70-6.10 3.42 10^6/Ul
Hemoglobin 11.5-16.5 10.1 g/dL
Hematokrit 37.0-47.0 30.0 %
Trombosit 150-450 456 10^3/Ul
MCH 27.0-35.0 39.6 pg
MCHC 30.0-40.0 33.7 g/dL
MCV 80.0-100.0 87.9 fL

M. PERAWATAN/PENGOBATAN
Paracetamol 0,5 ml (PO)
Gentamycin 15 mg (IV)
Ambrokxol 0.1 ml (PO)
Cefotaxamin 15 mg (IV)
Ampicilin 90 mg (IV)

N. ANALISA DATA

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Bakteri stafilokokus aureus Bersihan jalan
Ibu pasien mengatakan Bakteri hemofilus influenza nafas tidak
pasien batuk berlendir efektif
DO : Saluran pernafasan atas
- Pasien tampak batuk
Kuman berlebih di bronkus
berlendir
- Terdengar bunyi
Proses peradangan
weezing
- Pasien tampak
Akumulasi secret di bronkus
gelisah
Bersihan jalan nafas tidak
efektif

2. DS : Bakteri stafilokokus aureus Gangguan pola


Ibu pasien mengatakan Bakteri hemofilus influenza nafas
anaknya sesak
DO : Saluran pernafasan atas
- Pasien tampak sesak
- RR : 47 x/mnt Saluran pernafasan bawah
- Pasien tampak lemah
- Pernafasan cuping Edema antara kapiler dan
hidung alveoli
- Pernafasan dangkal
dan cepat Iritasi PMN
- Terpasang O2 1 Eritrosit pecah
L/mnt
Edema paru

Pengerasan dinding paru

Penurunan compliance paru

Suplai O2 menurun

Hiperventilasi

Dispneu
Retraksi dada/nafas cuping
hidung

Gangguan pola nafas

DIAGNOSA
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d akumulasi secret di bronkus
2. Gangguan pola nafas b.d suplai O2 ke jaringan menurun

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Hari / No Jam Implementasi Evaluasi


tanggal Dx
1 Selasa I 14.35 2) Memberikan posisi semi (20.30)
28-03-2017 fowler S : Orang tua
Hasil : mengatakan
Pasien tampak nyaman pasien masih
berlendir
14.40 3)Mengauskultasi suara nafas O : - Pasien
Hasil : tampak
Suara nafas ronchi sesak dan
berlendir
14.45 4)Kolaborasi pemberian oksigen
Hasil : - Suara nafas
Pasien di berikan O2 1 L/mnt ronchi
- Pasien
19.00 5)Kolaborasi pemberian obat masih
Hasil : tampak
Pasien di berikan obat gelisah
Cefotaxime 120mg A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi
2,3,4,5
NO Hari / No Jam Implementasi Evaluasi
tanggal Dx
2 Selasa 2 14.30 1) Mengobservasi KU pasien (20.35)
28-03-2017 S : Orang tua
Hasil :
mengatakan
Ku : tampak sakit, kes : cm pasien masih
14.50 2) Memberikan posisi pasien semi sesak
fowler O:
Hasil : - Pasien
Pasien tampak nyaman dengan tampak sesak
posisi yang berikan - RR :
15.00 3) Mengkaji tanda-tanda vital (rr, 42x/mnt
nadi, suhu)
A : Masalah belum
Hasil : teratasi
TTV : P : Lanjutkan
N : 120 x/mnt intervensi
1,2,3,4,5
R : 42x/mnt
S : 36,8C
4) Memonitor kebutuhan oksigen
14.55
Hasil :
Oksigen 1 L/mnt
(10.00)
15.00 5) Batasi jumlah pengunjung
Hasil :
Pasien dijaga oleh 1 orang
anggota keluarga

CATATAN PERKEMBANGAN

NO Hari / No Jam Implementasi Evaluasi


tanggal Dx
1 Rabu 1 22.05 2) Memberikan posisi semi (07.00)
29-03-2017 fowler S : Orang tua
Hasil : mengatakan
Pasien tampak nyaman pasien masih
berlendir
22.10 3)Mengauskultasi suara nafas O : - Pasien
Hasil : tampak
Suara nafas ronchi sesak dan
berlendir
22.07 4)Kolaborasi pemberian oksigen
Hasil : - Suara nafas
Pasien di berikan O2 1 L/mnt ronchi
A : masalah belum
23.00 5)Kolaborasi pemberian obat
teratasi
Hasil :
Pasien di berikan obat P : lanjutkan
Cefotaxime 120mg intervensi
2,3,4,5

NO Hari / No Jam Implementasi Evaluasi


tanggal Dx
2 Rabu 2 22.00 1). Mengobservasi KU pasien (07.10)
29-03-2017 S : Orang tua
Hasil :
mengatakan
Ku : tampak sakit, kes : cm pasien masih
2). Memberikan posisi pasien sesak
04.05 semi fowler O:
Hasil : - Pasien masih
Pasien tampak nyaman dengan tampak
posisi yang berikan sedikit sesak
- RR :
3). Mengkaji tanda-tanda vital 38x/mnt
22.00 (rr, nadi, suhu)
A : Masalah teratasi
Hasil : sebagian
TTV : P : Lanjutkan
N : 128x/mnt intervensi
1,2,3,4,5
R : 40x/mnt
S : 36,9C
4). Memonitor kebutuhan
22.15 oksigen
Hasil :
Oksigen 1 L/mnt
22.00 5). Batasi jumlah pengunjung
Hasil :
Pasien dijaga oleh 1 orang
anggota keluarga

You might also like