Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
1.1 Identitas Pasien
Nama pasien : Ny. A
Umur : 34 tahun
Alamat : Mojokerto
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
No RM : W1707118956
Masuk Rs : 26-07-2017
Keluar Rs : 29-07-2017
1.2 Anamnesis
Keluhan utama
Tidak ada keluhan pasien datang dengan kontrol
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poli kandungan, tidak ada keluar cairan dari jalan
lahir, gerak bayi terasa aktif, kenceng-kenceng (-), lendir (-), darah (-), mual
(-), muntah (-), pusing (-), demam (-), riwayat jatuh (-), riwayat hubungan
suami istri (+), BAB dan BAK tiadak ada keluhan. Saat ini merupakan
kehamilan kedua dengan usia kehamilan 9 bulan. Pasien rutin periksa
kehamilan di bidan.
1
2
Asma : (-)
Diabetes melitus : (-)
HIV : (-)
Hepatitis : (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi : (-)
Asma : (-)
Diabetes melitus : (-)
Alergi : (-)
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengatakan sering melakukan kegiatan rumah tangga seperti bersih-
bersih rumah, masak, cuci baju.
Merokok : (-)
Minum-minuman beralkohol : (-)
Riwayat Menstruasi
Menstruasi pertama kali umur 13 tahun, siklus 28 hari, lama menstruasi 7
hari. Saat haid pasien mengeluh nyeri biasanya pada 3 hari pertama.
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah satu kali
10
3
Riwayat KB Terakhir
Tidak menggunakan KB sebelumnya
Riwayat hamil
HPHT : 23 11 - 2016
Tafsiran partus : 30 8 - 2017
Riwayat alergi
Tidak ada riwayat alergi
Riwayat Kehamilan
10
4
Suhu = 36,2 0C
RR = 18 x / menit
Status Generalisata
Kepala : normocephal
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
Telinga : tidak ditemukan kelainan
Hidung : tidak ditemukan kelainan
Mulut-Gigi : tidak ditemukan kelainan
Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-)
Payudara : hiperpigmentasi areola mamae (+), inversi puting (-)
Thoraks :
a. Jantung : S1S2 reguler tunggal, murmur (-), gallop (-)
b. Paru-paru : suara napas vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen:
a. Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas:
a. Superior : edema (-/-), akral hangat
b. Inferior : edema (-/-), akral hangat, varises (-/-)
c. CRT : < 2 detik
Status Obstetrik
Inspeksi : membesar arah memanjang, striae gravidarum (+),
hiperpigmentasi linea alba (+),bekas operasi(+)
Palpasi : Tinggi Fundus Uteri : 31cm
Leopold I : teraba bagian bulat dan keras
10
5
10
6
1.5 Diagnosis
Ny.A GIIP1-1 35-36 minggu tunggal hidup + letak sungsang + BSC + CPD
+ Oligohidramnion
1.6 Terapi
1. Bed rest total
2. Pasang infuse RL 20 tpm
3. Injeksi ceftriaxon 2x1 gram
4. Diet TKTP
5. Pro SC
10
7
Follow up pasien
Tanggal 27 07 - 2017
Subjektif Objektif Assesment Planning
Mual (-), A/I/C/D = -/-/-/- P 2-2 post SC Inf RL : D5 2:1
Pusing(-), TD =130/70 hari ke-0
demam (-), mmhg
nyeri luka N = 80x / menit Asam mefenamat 3x500
jahitan (+), RR =20 x/menit mg
makan dan Suhu =360 C Cefadroxil 2x1
minum mau, Solvitron 2x1
BAK tidak Nifas
ada keluhan, Fundus Uteri : 2
BAB (-) jari dibawah Diet TKTP
pusat
Kontraksi Uterus
baik konsistensi
keras
Lochea : darah
merah segar
28-07-2017
10
8
29-07-2017
10
9
10
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 CPD
Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan
ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak
dapat keluar melalui vagina. Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh
panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya.
Ukuran Panggul :
10
11
10
12
2.2.1 Definisi
rahim. Cairan ini ditampung di dalam kantung amnion yang disebut kantung
ketuban atau kantung janin. Cairan ketuban diproduksi oleh buah kehamilan,
janin, yaitu air seni janin. Sejak usia kehamilan 12 minggu, janin mulai
minum air ketuban dan mengeluarkannya kembali dalam bentuk air seni. Jadi
10
13
lapisan :
10
14
2. Lapisan Trophoblas. Lapisan ini melekat dengan lapisan sel desidua maternal,
terdiri dari 210 sel tropoblas dan akan mengalami penipisan sesuai dengan usia
kehamilan.
4. Lapisan Reticular. Lapisan jaringan retikulin ini merupakan bagian utama dari
membrane khorion yang terdiri dari sel-sel fibroblast dan sel Hofbauer yang
6. Lapisan amnion, merupakan lapisan bagian dalam selaput ketuban serta paling
lapisan reticular yang terdiri dari jaringan kolagen dan mucus. Mempunyai
yang terdiri kolagen tipe III. Walaupun lapisan amnion lebih tipis dbanding
b. Fibroblast layer. Lapisan ini terdiri dari sel-sel mesenkimal yang berasal dari
c. Compact layer. Merupakan bagian yang paling tebal dan mengandung kolagen
interstisiial tipe I, kolagen tipe III dan kolagen tipe V. Bersama dengan
10
15
jaringan selaput ketuban lainnya. Didapatkan sel Hofbauer. Sangat kaya serabut
e. Epithelial lining. Merupakan lapisan terdalam dari selaput ketuban. Terdiri dari
selapis sel kuboid yang tidak bersilia. Permukaan bebas dari sel ini ditutupi oleh
ektoderm. Pada lapisan ini disekresi kolagen tipe III, IV dan glikoprotein
guna menyiapkan tempat untuk nidasi dari embrio. Sel yang mengalami
perubahan ini disebut Sel desidua. Setelah proses nidasi, bagian sel desidua
yang menutupi lapisan atas dari kantong khorionik disebut Lapisan sel
10
16
nidasi blastokist disebut Lapisan sel desidua parietalis. Dinding khorion yang
memenuhi seluruh rongga kavum uteri dan menyebabkan Lapisan sel desidua
10
17
10
18
dalamnya yang berasal dari lanugo, sel epitel, dan material sebasea.
Volume cairan amnion pada keadaan aterm adalah sekitar 800 ml, atau
sekresikan dari urin janin dan 200 ml berasal dari cairan trakea. Pada
10
19
kehamilan 32-33 minggu. Pada saat ini, batas normalnya adalah 400
2100 ml
10
20
persalinan, karena kemungkinan tali pusat terjepit antara bagian bayi dan dinding
rahim meningkat tatkala air ketuban sedikit. Hal ini akan menimbulkan gawat janin
10
21
plasma ibu. Pada awal trimester kedua, cairan ini terdiri dari cairan
janin menghambat difusi ini dan cairan amnion terutama terdiri dari
urin janin.
urat dibandingkan plasma. Selain itu juga mengandung sel janin yang
10
22
osmolalitas.
-fetoprotein (AFP)
10
23
Lesitin Sfingomielin
Jika konsentrasi lesitin dalam cairan amnion lebih dari dua kali
10
24
persalinan.
jaringan. Suatu hal yang unik dari agen agen bioaktif ini adalah
Sitokin
janin.
10
25
Interleukin -1
Prostaglandin
10
26
secara bertahap.
terakhir.
10
27
Steril
ekstraseluler dan di sana terjadi difusi dua arah antara janin dan cairan
Eksresi dari urin, sistem pernafasan, sistem digestivus, tali pusat dan
10
28
dan fungi patogen tertentu. Cairan amnion adalah 98% air dan
10
29
Ada beragam fungsi cairan ketuban, antara lain sebagai bantalan atau peredam
bebas ke segala arah. Selain itu sebagai benteng terhadap kuman dari luar
tubuh ibu dan menjaga kestabilan suhu tubuh janin. Cairan ketuban juga
Perlu diketahui, air ketuban tidak membuka apalagi mendorong janin keluar.
Yang bertugas untuk itu adalah kontraksi rahim (his). Jadi walaupun ketuban
10
30
sudah pecah atau kadar airnya sedikit , pembukaan mulut rahim dan dorongan
Pada kehamilan normal, cairan amnion memberikan ruang bagi janin untuk
amnion pada awal kehamilan, janin akan mengalami berbagai kelainan seperti
Potter , suatu sindrom dengan gambaran wajah berupa kedua mata terpisah
jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang
Pada pertengahan usia kehamilan, cairan amnion menjadi sangat penting bagi
menyebabkan kematian.
Selain itu cairan ini juga mempunyai peran protektif pada janin, cairan ini
kelahiran cairan amnion terus bertindak sebagai medium protektif pada janin
untuk memantau dilatasi servik. Selain itu cairan amnion juga berperan
sebagai sarana komunikasi antara janin dan ibu. Kematangan dan kesiapan
10
31
janin untuk lahir dapat diketahui dari hormon urin janin yang diekskresikan ke
Cairan amnion juga dapat digunakan sebagai alat diagnostik untuk melihat
dengan melakukan kultur sel. Jadi cairan amnion memegang peranan yang
Urin Janin
Sumber utama cairan amnion adalah urin janin. Ginjal janin mulai
memproduksi urin sebelum akhir trimester pertama, dan terus berproduksi sampai
janin secara 3 dimensi setiap 15 menit sekali, dan melaporkan bahwa produksi
urin janin adalah sekitar 230 ml / hari sampai usia kehamilan 36 minggu, yang
dengan yang dilakukan Wladimirof dan Campbell, namun dengan cara setiap 2
sampai 5 menit, dan menemukan volume produksi urin janin sebesar 1224
ml/hari. Pada tabel menunjukkan rata-rata volume produksi urin per hari yang
10
32
didapatkan dari beberapa penelitian. Jadi, produksi urin janin rata-rata adalah
Cairan Paru
Cairan paru janin memiliki peran yang penting dalam pembentukan cairan
paru janin memproduksi cairan sampai sekitar 400 ml/hari, dimana 50% dari
produksi tersebut ditelan kembali dan 50% lagi dikeluarkan melalui mulut.
namun data ini memiliki nilai yang representratif bagi manusia. Pada kehamilan
normal, janin bernafas dengan gerakan inspirasi dan ekspirasi, atau gerakan
masuk dan keluar melalui trakea, paru-paru dan mulut. Jadi jelas bahwa paru-paru
Gerakan menelan
Pada manusia, janin menelan pada awal usia kehamilan. Pada janin
cairan amnion yang ditelan dengan menggunakan hewan, namun pada manusia,
pengukuran yang tepat sangat sulit untuk dilakukan. Pritchard meneliti proses
10
33
ml/kg/hari.
bertambahnya usia kehamilan. Penelitian seperti ini tidak dapat lagi dilakukan
pada masa sekarang ini karena faktor etik, namun dari penelitian di atas jelas
amnion dari produksi urin dan paru-paru janin, karena itu, harus ada mekanisme
10
34
Absorpsi Intramembran
ketidaksesuaian antara produksi cairan amnion oleh ginjal dan paru janin, dengan
konsumsinya oleh proses menelan. Jika dihitung selisih antara produksi dan
konsumsi cairan amnion, didapatkan selisih sekitar 500-750 ml/hari, yang tentu
terdapat keseimbangan yang nyata antara produksi dan konsumsi cairan amnion
oleh Manning dan Platt pada tahun 1981 sebagai bagian dari
10
35
dengan volume amnion sebenarnya (R2 dari 0.55, 0.30 dan 0.24) dan
dua dari tiga penelitian ini menunjukkan bahwa teknik single pocket
10
36
dari Gilbert5
cairan ketuban sudah bisa dideteksi begitu seorang ibu terlambat haid
dan dengan USG sudah terlihat kantung janinkarena itu berarti sudah
10
37
dari 500 cc. Hal ini diketahui dari hasil pemeriksaan USG. Istilah
keluar secara berlebih atau sedikit tetapi terus menerus melalui vagina.
Biasanya berbau agak anyir, warnanya jernih dan tidak kental. Sangat
mungkin itu adalah cairan yang keluar atau merembes karena ketuban
Hidramnion (polihidramnion)
urinarius janin.
Oligohidramnion
10
38
2.3 Oligohidramnion
Definisi Oligohidramnion
Definisi lainnya menyebutkan sebagai AFI yang kurang dari 5 cm. Karena
VAK tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang lebih tepat adalah AFI yang
kurang dari presentil 5 ( lebih kurang AFI yang <6.8 cm saat hamil cukup bulan)
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir,
menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari
dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu,
karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal
10
39
sebagaimana mestinya. Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal
ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral)
maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih)
dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma
Potter.
Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal
hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
Gawat pernafasan.
10
40
kehamilan 42 minggu1
10
41
bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan pengobatan yang
Fetal :
Kromosom
Kongenital
Kehamilan postterm
Maternal :
Dehidrasi
Insufisiensi uteroplasental
Preeklamsia
Diabetes
Hypoxia kronis
Induksi Obat :
Idiopatik
10
42
tinggi :
Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada
ballotemen.
Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang
keluar.
10
43
terlalu sedikit atau terlalu banyak. Umumnya para doketer akan mengukur
Metode ini dikenal dengan nama Amniotic Fluid Index (AFI). Jika ketinggian
amniotic fluid (cairan ketuban) yang di ukur kurang dari 5 cm, calon ibu
normal dan janin masih hidup. Bahkan air ketuban akan tetap diproduksi,
janin, air ketuban berbeda dari air seni biasa, baunya sangat khas. Ini yang
menjadi petunjuk bagi ibu hamil untuk membedakan apakah yang keluar itu
mereka cenderung lahir denga sehat. Akan tetapi wanita tersebut harus
10
44
lebih sering untuk mengamati apakah jumlah cairan ketuban terus berkurang.
untuk mengganti kondisi stress tidaknya janin, dengan cara merekam denyut
jantung janin. Tes ini dapat memberi informasi penting untuk dokter jika janin
masalah lebih serius. Janin yang tidak berkembang sempurna dalam rahim ibu
sebelum atau sesudah kelahiran. Ibu dengan kondisi janin seperti ini akan
melalui leher rahim kedalam rahim. Cara ini mungkin mengurangi komplikasi
10
45
caesar. Studi menunjukan bahwa pendekatan ini sangat berarti pada saat
buruk prognosisnya
tumbuh dalam kamar sempit yang membuatnya tidak bisa bergerak bebas.
10
46
Malah pada kasus extrem dimana sudah terbentuk amniotic band (benang atau
serat amnion) bukan tidak mustahil terjadi kecacatan karena anggota tubuh
Bahaya lainnya akan terjadi bila ketuban lalu sobek dan airnya
merembes sebelum tiba waktu bersalin. Kondisi ini amat beresiko
menyebabkan terjadinya infeksi oleh kuman yang berasal daribawah. Pada
kehamilan lewat bulan, kekurangan air ketuban juga sering terjadi karena
ukuran tubuh janin semakin besar.
10
47
10
48
10
49
10
50
1. Sebagian luka sembuh dan tertutup dengan baik, sebagian yang lain
terdapat eksudat dalam jumlah sedang atau banyak dan keluar melalui
lubang-lubang (fistel) dan terinfeksi.
2. Luka terbuka sebagian, bernanah dan terinfeksi
3. Luka terbuka seluruhnya dan usus kelihatan atau keluar
Luka tersebut memerlukan perawatan khusus sampai memerlukan
reinsisi untuk membuat luka baru dan menutupnya kembali. Komplikasi di
atas sering kita jumpai pada kasus dengan DM, obesitas, dan partus lama di
mana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartum.
10
51
10
52
10
53
BAB 3
RINGKASAN
10
54
10
55
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstorm
KD. Williams obstetric. 22nd ed. New York. McGraw-Hill Companies, Inc; 2005.
Steer P, editors. Turnbulls obstetrics. 3rd ed. London: Churchill Livingstone; 2002.
physiology. In: DeCherney AH, Nathan L. Current obstetric & gynecologic diagnosis
Chamberlain G, editor. Obstetrics by ten teacher. 16th ed. New York: Oxford
University Press;1995.
Gibbs RS, Karlan BY, Haney AF, Nygaard I, editors. Danforths obstetrics
and gynecology. 10th ed. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
10
56
Owen P. Fetal assessment in the third trimester: fetal growth and biophysical
methods. In: Chamberlain G, Steer P, editors. Turnbulls obstetrics. 3rd ed. London:
Tong XL, Wang L, Gao TB, Qin YG, Xu YP. Potential function of amniotic
amniotic fluid with umbilical cord and maternal serum at mid and late gestation. J
Neilson JP. Fetal medicine in clinical practice. In: Ketih D, Edmons, editors.
Dewhursts textbook of obstetrics and gynaecology for postgraduates. 6th ed. London:
Barbati A, Renzo GCD. Main clinical analyses on amniotic fluid. Acta Bio
red cell antigens. In: Chamberlain G, Steer P, editors. Turnbulls obstetrics. 3rd ed.
Al-Salami KS, Sada KA. Maternal hydration for increasing amniotic fluid
10
57
Hacker NF, Moore JG, Gambone JC. Essentials of obstetric and gynecology.
10