You are on page 1of 14

BAB 1

PENDAHULUAN

Tenggelam merupakan masalah utama kesehatan masyarakat yang kerap

dilupakan. Pada akhir tahun 1990, Bank Dunia dan WHO mengeluarkan

penelitian Global Burden Of Disease (GBD) pertama yang menyatakan bahwa

tenggelam adalah salah satu penyebab kematian tersering di dunia.1

Badan Kesehatan dunia (WHO) mencatat, tahun 2000 di seluruh dunia ada

400.000 kejadian tenggelam tidak sengaja. Artinya , angka ini menempati urutan

kedua setelah kecelakaan lalu lintas. Bahkan Global Burden of Disease (GBD)

menyatakan bahwa angka tersebut sebenarnya lebih kecil dibanding seluruh

kematian akibat tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan angkutan air

dan bencana lainnya. Ditaksir selama tahun 2000, 10% kematian di seluruh dunia

adalah akibat kecelakaan , dan 8% akibat tenggelam tidak disengaja

(unintentional) yang sebagaian besar terjadi di negara-negara berkembang.2

Sebagian kasus tenggelam terjadi di air, 90% di air tawar (sungai, danau,

kolam renang) dan 10% di laut. Tenggelam dalam cairan yang bukan air jarang

terjadi dan biasanya akibat kecelakaan industri.3

Tenggelam merupakan salah satu bentuk kematian asfiksia, baik tenggelam

dalam air tawar (fresh water drowning) maupun tenggelam dalam air asin (salt

water drowning).4

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Tenggelam adalah suatu istilah gangguan paru yang disertai hilangnya

fungsi pernafasan oleh karena bagian jalan nafas maupun jalan fungsional

(bronkus respiratorius dan alveolus) terisi air. Keadaan ini menyebabkan kedua

bagian diatas tidak bekerja. Definisi baru menyatakan bahwa tenggelam

merupakan proses yang dihasilkan dari kerusakan traktus respiratorius primer dari

adanya penumpukan dalam medium cair. Definisi implisit adalah bahwa adanya

cairan yang timbul dalam jalan nafas korban. Tenggelam merupakan suatu bentuk

suffocation dimana korban terbenam dalam air/ cairan dan benda tersebut terhisap

masuk ke jalan nafas sampai alveoli paru-paru.

Selain gangguan pada saluran pernafasan, juga terjadi perbedaan lainnya,

seperti gangguan yang serius dari kesinambungan cairan tubuh dan kimia darah

yang timbul segera setelah air terinhalasi yang dapat menimbulkan kematian.5

2.2 Klasifikasi Tenggelam (Drowning)

2.2.1. Primary drowning.

Korban meninggal dalam beberapa menit setelah permulaan peristiwa

tenggelam tanpa pertolongan pernafasan buatan.

1. Dry drowning, kematian korban oleh karena cardiac arrest yang

Mendadak dan sirkulasi refleks oleh karena refleks vagal dan sirkulasi

2
Kolaps. Tidak ada air yang masuk ke dalam traktus respiratorius dan

Traktus gastrointestinal. Juga tidak ditemukan kelainan patologis yang

bermakna.

2. Wet drowning

a. tenggelam di air tawar (fresh water), secara teoritis adalah akibat

ventrikular fibrilasi. Ditemukan kelainan patologis berupa:

hipervolemia,hemolisis, hiperkalemia, hipoklorida dan hiponatremia.

b. tenggelam di air garam (salt water), adalah kematian akibat pulmonary

edema. Didapatkan kelainan patologis berupa hipovolemia,

hipoproteinemia,hipernatremia dan hiperklorida.5

2.2.2 Secondary Drowning

Korban meninggal dalam waktu 30 menit sampai beberapa hari setelah

tenggelam dan sempat dilakukan pernafasan buatan. Biasanya korban meninggal

karena pulmonary edema, asidosis dan pneumonitis oleh karena kuman.5

2.3 Mekanisme Tenggelam

Mekanisme tenggelam ada 3 macam :

1. beberapa korban begitu berhubungan dengan air yang dingin terutama

leher atau jatuh secara horizontal, ia mengalami refleks vagal.

2. saat korban menghirup air, air yang masuk ke laring menyebabkan

spasme laring. Sebab kematiannya karena asfiksia tetapi tanda-tanda

drowning tidak ditemukan pada organ dalam karena air tidak masuk.

3
3. pada saat korban masuk ke dalam air, ia berusaha untuk mencapai ke

permukaan sehingga menjadi panik dan menghisap air, batuk dan

berusaha untuk ekspirasi. Karena kebutuhan oksigen maka ia akan

bernafas sehingga air lebih banyak terhisap. Lama-lama korban menjadi

sianotik dan tidak sadar. Selama tidak sadar korban akan terus bernafas

dan akhirnya paru-paru tidak akan berfungsi sehingga pernafasan

berhenti. Proses ini berlangsung 3-5 menit.5

2.3.1. Mekanisme tenggelam dalam air tawar

Air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar sehingga terjadi

hemodelusi yang hebat yang berakibat terjadinya hemolisis.

Oleh karena terjadi perubahan biokimia yang serius, dimana kalium dalam

plasma meningkat dan natrium berkurang, juga terjadi anoxia pada

miokardium.

Hemodelusi menyebabkan cairan dalam pembuluh darah dan sirkulasi

berlebihan, terjadi penurunan tekanan sistole dan dalam waktu beberapa

menit terjadi fibrilasi ventrikel.

Jantung untuk beberapa saat masih berdenyut dengan lemah, terjadi anoxia

cerebri yang hebat, hal inilah yang menerangkan mengapa kematian terjadi

dengan cepat.5

2.3.2. Mekasnisme tenggelam dalam air asin

Terjadi hemokonsentrasi, cairan dari sirkulasi tertarik keluar dan masuk

kedalam jaringan paru sehingga terjadi edema pulmonum dalam waktu

relatif singkat.

4
Pertukaran elektrolit dari air asin ke dalam darah mengakibatkan

meningkatnya hematokrit dan natrium dalam darah.

Terjadinya anoxia pada miokardium dan disertai peningkatan viskositas

darah akan mengakibatkan payah jantung.5

2.4. Cara kematian pada korban tenggelam

Peristiwa tenggelam dapat terjadi karena beberapa hal yaitu:

1. Kasus kecelakaan. Misalnya pada waktu berenang kemudian korban

menderita penyakit jantung atau serangan epilepsi dan saat pesiar dengan

kapal lalu kapal tersebut terguling.

2. Kasus undetermine. Bila korban ditemukan dalam air sudah dalam kondisi

membusuk sehingga sulit diketahui cara kematiannya, atau jika tidak ada

saksi.

3. Kasus bunuh diri. Biasanya korban yang akan bunuh diri meninggalkan

perlengkapannya sebelum terjun ke air. Mungkin juga ditemukan luka-

luka percobaan bunuh diri pada tubuh. Bila korban sudah dapat dikenal,

maka dapat ditanyakan keadaan korban sebelum meninggal kepada

keluarga atau saksi.

4. Kasus pembunuhan. Korban akan diikat oleh pembunuh, ikatan ini tidak

mungkin dilakukan oleh korban sendiri. Dapat ditemukan tanda kekerasan

lain misalnya dipukul atau ditembak.5

5
2.5 Pemeriksaan Otopsi

1. Pemeriksaan Luar

Tidak ada yang patognomonis untuk drowning, fungsinya hanya

menguatkan.

Beberapa penemuan yang memperkuat diagnosa drowning antara lain,kulit

basah, dingin dan pucat.

Lebam mayat biasanya sianotik, kecuali bila air sangat dingin maka lebam

mayat akan berwarna lebih pink.

Kadang-kadang terdapat cutis anserina pada lengan, paha dan bahu. Ini

disebabkan karena suhu air dingin menyebabkan kontraksi muskulus

errektor pillorum.

Buih putih halus pada mulut dan hidung, sifatnya lekat (cairan kental dan

berbuih).

Kadang-kadang terdapat cadaveric spasm pada lengan.

Bila berada cukup lama dalam air, kulit telapak tangan dan kaki akan

mengeriput (washer womens hand) dan pucat.

Kadang terdapat luka berbagai jenis pada yang tenggelam dipemandian

atau yang loncat dari tempat tinggi.5

6
2. Pemeriksaan Dalam

Jalan nafas berisi buih, kadang ditemukan lumpur, pasir, rumput air, dan

diatom.

Pleura dapat berwarna kemerahan dan terdapat bintik-bintik perdarahan

yang terjadi karena adanya kompresi terhadap septum interalveoler atau

oleh karena terjadinya fase konvulsi akibat kekurangan oksigen.

Paru-paru membesar mengalami kongesti dan mempunyai gambaran

seperti marmer sehingga jantung kanan dan vena-vena besar dilatasi. Bila

paru masih fresh, kadang-kadang dapat dibedakan apakah ini tenggelam

dalam air tawar atau air asin.

Banyak cairan dalam lambung .

Perdarahan telinga bagian tengah.

7
Bila jenazah sudah beberapa hari berada dalam air maka terjadi bleaching

dan terjadi pembusukan dimana kulit ari banyak yang terkelupas. Pembusukan

terjadi dalam 2 hari setelah tenggelam pada iklim yang panas. Pada iklim yang

dingin dapat bertahan 1 minggu.

Pembusukan dimulai pada bagian kepala dan atas tubuh, karena dalam air

kepala mempunyai kecenderungan lebih rendah letaknya oleh karena lebih berat.

Bila pembusukan sudah merata, seluruh tubuh akan mengapung karena timbunan

gas, hal ini yang disebut sebagai floater.Volume gas pembusukan dapat menjadi 2

kali tubuh korban.5

tenggelam dalam air tawar tenggelam dalam air asin

paru-paru kering paru-paru basah

paru-paru besar tapi ringan paru-paru besar dan berat

warna merah pucar dan emfisematous warna ungu atau kebiruan, permukaan

mengkilat

paru-paru tidak kempes bila paru-paru bila dikeluarkan dari toraks,

dikeluarkan dari toraks bentuknya mendatar dan bila ditekan

menjadi cekung

batas anterior menutupi jantung batas anterior menutup mediastinum

bila diiris terdengar krepitasi, tidak bila diiris terdengar krepitasi menurun,

mengempis, tidak mengandung cairan, tanpa ditekan akan keluar banyak

dipijat keluar buih cairan

8
2.6 Pemeriksaan Laboratorium

1. Pemeriksaan diatom

Diatom merupakan alga (ganggang) bersel satu dengan dinding sel

yang terbuat dari silikat yang tahan panas dan asam kuat. Diatom dapat

ditemukan dalam air tawar, air laut, air sungai, air sumur, dan udara.

Diatom dan elemen plankton lainnya masuk ke dalam saluran pernafasan

dan pencernaan ketika seseorang tenggelam dan menelan air. Kemudian

diatom akan masuk ke dalam aliran darah melalui kerusakan dinding

kapiler pada waktu korban masih hidup dan tersebar ke seluruh jaringan.

Di sisi lain jika sebuah mayat ditenggelamkan dalam air meskipun diatom

dapat masuk ke dalam paru-paru secara pasif, tidak ada aliran sirkulasi

darah yang terjadi sehingga tidak mungkin ada diatom yang ditemukan

pada organ-organ dalam yang lebih jauh.

9
Pemeriksaan diatom dilakukan pada jaringan paru mayat yang masih

segar. Bila mayat telah membusuk, pemeriksaan diatom dilakukan dari

jaringan ginjal, otot skelet atau sumsum tulang paha.

Pemeriksaan diatom dengan metode destruksi (digesti asam ada paru)

dilakukan dengan mengambil dari jaringan perifer paru sebanyak

100gram, lalu dimasukan ke dalam wadah lalu ditambahkan asam sulfat

pekat sampai paru terendam. Diamkan kurang ebih setengah hari agar

jaringan hancur. Kemudian dipanaskan dalam lemari asam sambil

diteteskan asam nitrat pekat sampai terbentuk cairan jernih, dinginkan dan

cairan diputer dalam sentrifuge. Sedimen yang terbentuk ditambahkan

dengan aquadest, diputar kembali dan akhirnya dilihat dengan mikroskop.

Pemeriksaan diatom bernilai positif bila pada jaringan paru ditemukan 4-5

diatom per lapang pandang besar atau 10-20 per satu sediaan atau pada

sumsum tulang cukup ditemukan 1.5

2. Pemeriksaan elektrolit

Kadar Elektrolit tenggelam dalam air tawar tenggelam dalam air asin

Cl jantung kiri < kanan jantung kiri > kanan

Na dalam plasma menurun dalam plasma meningkat

K dalam plasma meningkat dalam plasma kurang

3. Pemeriksaan histopatologi jaringan paru

Mungkin ditemukan bintik-bintik perdarahan disekitar bronkioli yang di sebut

Paltauf Spot. Dapat juga terjadi pada asfiksia oleh karena penutupan jalan

10
nafas secara mekanis yang lain. Ada tanda emfisema yang akut dengan

pecahnya banyak alveoli.5

11
BAB III

KESIMPULAN

Tenggelam (drowning) adalah kematian yang disebabkan oleh aspirasi

cairan ke dalam saluran pernafasan akibat terbenamnya seluruh atau sebagian

tubuh ke dalam cairan. Sedangkan hampir tenggelam (near drowning) adalah

keadaan gangguan fisiologi tubuh akibat tenggelam, tetapi tidak terjadi kematian.

Mekanisme kematian pada korban tenggelam dapat berupa asfiksia akibat

spasme laring, asfiksia karena gagging dan choking, reflek vagal, fibrilasi

ventrikel (tenggelam di air tawar), dan edema pulmoner (tenggelam di air asin).

Pada peristiwa tenggelam di air tawar, akan terjadi hemolisis dan

hemodelusi yang akhirnya menyebabkan hiperkalemia. Dan kematian terjadi

karena fibrilasi ventrikel. Sedangkan pada peristiwa tenggelam di air asin, karena

konsentrasi elektrolit air asin lebih tinggi daripada plasma air akan ditarik dari

sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan interstitial paru yang akan menimbulkan

edema paru, hemokonsentrasi dan hipovolemia.

Berdasarkan morfologi penampakan paru kasus tenggelam pada otopsi,

tenggelam dibedakan menjadi tenggelam tipe kering (dry drowning) dan

tenggelam tipe basah (wet drowning) dan jika ditinjau berdasarkan jenis air

tempat terjadinya tenggelam maka tenggelam dibedakan menjadi tenggelam di air

tawar dan tenggelm di air asin.

Diagnosis kematian akibat tenggelam dapat ditegakan melalui pemeriksaan

luar, pemeriksaan dalam dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan

12
laboratorium ini berupa histologi jaringan paru, destruksi jaringan, dan berat jenis

serta kadar elektrolit darah. Pada pemeriksaan luar, dapat ditemukan busa halus

pada hidung dan mulut, kutis anserina, washer women hands atau telapak tangan

dan kaki yang keputihan serta berkeriput, cadaveric spasme, tanda-tanda asfiksia

seperti sianosis dan ptekie. Kemudian dapat juga dijumpai luka lecet dan

penurunan suhu tubuh pada mayat. Sedangkan pada pemeriksaan dalam, paru

tetap kering pada kasus tenggelam di air tawar. Dan pada kasus tenggelam di air

laut, paru dapat ditemukan membesar. Ptekie juga dapat dijumpai dan organ lain

dapat mengalami pembendungan.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Van beeck,E.F. Branche,C.M. dkk.2005. A New Definition Of Drowning.


http://www.usla.org/publicinfi/Drowning Definition WHO Bulletin NOV05.pdf
.
2.Satriaperwira 2008. Drowning (tenggelam).
http://www.sutcliffe.ca/joel/nls/drowning.pdf

3.Wikipedia.2009.Drowning. http://en.wikipedia.org/wiki/drowning.

4.Idries,A.M.1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Ed I. Jakarta: Binarupa


Aksara.

5.Hoediyanto. A Hariadi.2010. Drowning (Tenggelam). Buku Ajar Ilmu


Kedokteran Forensik Dan Medikolegal. Edisi Ke VII. Surabaya: Departemen
Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga.

14

You might also like