You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

Tingginya angka kematian ibu (sekitar 90 orang per 10.000 persalinan) dan

tingginya kasus bayi lahir mati dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) bayi yaitu 181

orang per 1.000 kelahiran menempatkan Indonesia pada kedudukan negara nomor 3 yang

memprihatinkan khususnya pada kesehatan ibu dan bayi. Hubungan status gizi ibu

dengan status gizi bayi tidak hanya terbatas pada kekurangan zat gizi makro seperti

kekurangan protein dan energi, tetapi juga diperkirakan dipengaruhi oleh kekurangan zat

gizi mikro diantaranya folat. Defisiensi zat gizi ini perlu perhatian karena implikasinya

tidak saja pada pertumbuhan fisik tetapi juga terhadap perkembangan bayi tersebut

termasuk hubungannya dengan peningkatan resiko kondisi perkembangan kognitif dan

usia harapan hidupnya.(1)

Folat adalah salah satu jenis vitamin B, kekurangan folat secara umum adalah

terjadinya megaloblastik anemia. Kekurangan folat dapat menyebabkan cacat bawaan

pada bayi yang dilahirkan seperti rongga mulut / bibir sumbing, berat bayi lahir rendah,

keguguran, sindroma downs, Neural Tube Defects (NTD).(2,3)

Menurut Wibowo (2004) banyak calon ibu yang tidak memperhatikan asupan

asam folat pada masa-masa awal kehamilannya. Karena dari banyak pengalaman,

sebagian besar calon ibu tidak menyadari minggu-minggu pertama kehamilannya itu.

Sehingga makanan yang dikonsumsi sehari-hari tidak dipersiapkan untuk memenuhi

janin yang dikandungnya. Kebutuhan folat bisa dipenuhi dengan banyak mengkonsumsi

sayur-sayuran hijau dan buah-buahan segar, tapi karena 80 persen folat hilang selama

1
proses pemasakan, ibu hamil sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi buah yang kaya

folat seperti semangka, kiwi, dan pisang atau suplemen folat yang banyak dipasaran.(4)

Cara terbaik untuk mendapatkan kecukupan asam folat adalah dengan

mengkonsumsi multivitamin yang di dalamnya mengandung asam folat sebanyak 400

mikrogram dan memakan makanan diet sehat. Asam folat bekerja, tapi hanya bekerja jika

diambil sebelum dan selama minggu pertama hingga ke-empat kehamilan, ketika

terjadinya pembentukan tabung syaraf dalam otak dan tulang belakang. Sekitar 3000 anak

setiap tahunnya di Amerika Serikat lahir dengan kerusakan neural tube. Jika semua

wanita mendapatkan asam folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan, maka angka

bayi yang lahir dengan kerusakan neural tube dapat ditekan sekitar 70 %. (3)

BAB II

2
ASAM FOLAT DAN NEURAL TUBE DEFECT

Asam folat merupakan zat gizi esensial dan termasuk golongan vitamin B.

Dikenal juga dengan sebutan Folium (bahasa Latin) karena foliage atau asam folat ini

banyak dijumpai di alam sebagai sayuran hijau bayam hijau berdaun lebar, Kolrabi dan

bit hijau. Asam folat sangat sensitif dan mudah rusak oleh sinar UV, panas, pH dibawah 4

atau pengaruh suhu penyimpanan. (1)

Asam folat merupakan zat yang sangat penting dalam beberapa reaksi

interkonversi asam amino seperti pada biosintesis nukleotida purin. Asam folat ini

memiliki dua efek fisiologis utama, yaitu sebagai kofaktor enzim sintesis

deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA) yang berperan dalam replikasi

sel serta dibutuhkan untuk mengubah homosistein menjadi metionin, sehingga mencegah

gangguan jantung, mencegah kanker, sebagai anti depresi dan meningkatkan suasana hati.

Asam folat ditemukan pada tahun 1930, pada waktu itu didapatkan bukti bahwa penderita

anemia megaloblastik tipe tertentu dapat disembuhkan dengan pemberian jamur atau

ekstrak hati. (2,4,5)

Asam folat dibentuk oleh :(2)

1. Heterocyclic pteridine ring, 2-amino-4hydroxy-6-methylpterin

2. P-aminobenzoic acid (PABA)

3. Glutamic acid

Kehamilan diasosiasikan dengan pertambahan sel yang luar biasa akibat proses

proliferasi yang dipicu oleh kebutuhan sel darah merah guna memperkuat rahim dan

placenta serta perkembangan janin. (Blackburn dan Loper, 1992; Cunningham dkk.1993).

3
Dalam metabolisme, asam folat atau lebih spesifik enzym metilen tetrahidrofolat

reduktase (MTHFR) memiliki fungsi spesifik identik cobalamin, Vit B12.

Defisiensi folat khususnya yang menimpa ibu hamil akan berdampak pada

perubahan biokimia darah yang berasosiasi dengan ketidaknormalan metabolisme Carbon

pada pembentukan Hb. Ketidaknormalan ini dikenal dengan hyperhomocysteinemia atau

DNA hypomethylation yang kemudian berdampak pada timbulnya penyakit kronis dan

perkembangan janin dengan cacat tabung saraf atau Neural Tube Defect / NTD, bahkan

Down Syndrom. Studi perihal defisiensi folat pada ibu hamil yang berdampak pada

penyakit serius dan kecacatan bayi, baik di negara berkembang dan negara maju yang

ditunjang parameter uji yang cukup akurat telah banyak dilakukan. Bahkan penentuan

RDA banyak dilaporkan peneliti beserta metoda pendekatan yang dilakukan. (1,2)

Ada 2 jenis asam folat yaitu (2)

1. Bentuk sintetik : dapat ditemukan dalam multivitamin, roti atau sereal yang telah

fortifikasi, obat asam folat

2. Bentuk alamiah (disebut juga folate) : ditemukan dalam sayuran hijau (bayam,

brocoli) dan buah-buahan (jeruk dan tomat), daging, jamur, produk makanan dari

susu

4
(Modified from Gregory JF III. Case study: folate bioavailability. J Nutr 2001;131(suppl):S1376-82; and Lee GR.
Wintrobe's clinical hematology. 9th ed. Philadelphia,Pa:Lea&Febiger;1993.p.158-94.) 10

Tubuh manusia lebih mudah mengabsorpsi asam folat dalam bentuk sintetik

dibandingkan dengan yang dalam bentuk alamiah, hanya 50 % asam folat alamiah yang

dapat diabsorpsi sedang yang sintetik dapat diabsorpsi 100 %. Dalam tubuh tidak ada

perbedaan biologis antara kedua bentuk asam folat tersebut.(2,5)

Neural Tube Defect (NTD) adalah cacat bawaan pada syaraf sumsum tulang

belakang dimana pembuluh syaraf tidak dapat menutup dengan sempurna. Proses ini

biasanya terjadi pada sekitar hari ke 28 setelah pembuahan. Pada umumnya kelainan ini

dapat terdeteksi pada saat lahir atau masa bayi, namun beberapa diantaranya terutama

yang tipe tertutup tidak terdeteksi sampai masa kanak-kanak atau bahkan pada usia

dewasa, contohnya : basal encephalocele mungkin tidak terdeteksi sampai usia dewasa

dimana dapat ditemukan gejala rhinorrhea atau meningitis purulent rekuren. Beberapa

jenis NTD adalah: (2)

1. Spina Bifida: tulang belakang tidak menutup

5
2. Anencepahly: tidak ada kubah tengkorak atau otak yang amat menyusut dan

melekat pada dasar tengkorak (90% dari kasus NTD)

3. Encephalocele: radang otak (10% dari kasus NTD)

Penderita NTD yang dapat hidup harus menanggung akibat dari NTD sepanjang

hidupnya, antara lain kelumpuhan, tidak dapat mengontrol keluarnya air seni, dan

gangguan kemampuan belajar. Faktor risiko NTD antara lain genetik, lingkungan,

riwayat keluarga, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah sehingga terjadi

kekurangan gizi, paparan panas, wanita diabetes yang tergantung insulin, wanita yang

minum obat antiepilepsi (valporic acid, carbamazapine), juga wanita yang minum obat

yang bersifat antagonis asam folat (amniopterin, methotrexate).(4)

Angka kejadian NTD di Amerika Serikat berkisar 1,3-2%. Di Kanada insidensnya

berkisar 1-4% kasus per 1000 kelahiran hidup. Di Asia Tenggara lebih banyak ditemukan

lesi di daerah nasofrontal (9 kali lebih banyak) dari lesi didaerah posterior atau occipital.

Di Australia kejadian sincipital encephalocele pada orang kulit putih berkisar 2,2 %

sedang pada suku aborigin kejadiannya meningkat menjadi 50%. Data dari seluruh dunia

memperlihatkan prevalensi NTD terbanyak ditemukan di Irlandia Utara (8 dari 1000

kelahiran) dan terendah di Jepang.

Kemungkinan berulangnya kasus NTD pada wanita yang pernah melahirkan bayi

NTD sekitar 2%, pada populasi yang berisiko tinggi angka ini meningkat menjadi 4-5%.
(10,11,12)
Hubungan antara NTD dan folat pertama kali dikemukakan 30 tahun yang lalu.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah banyak dilakukan, diperkirakan bahwa sekitar 50

70% kasus NTD dapat dicegah bila ibu mengkonsumsi asam folat sebelum kehamilan

hingga 4 minggu pertama kehamilan.(2)

6
BAB III

ENBRIOGENESIS NEURAL TUBE

Pada akhir minggu pertama sesudah ovulasi yaitu pada saat implantasi terjadi

perubahan pada inner cell blastokist dan terbentuk massa bilaminer yang terdiri dari

epiblas dan hipoblas, epiblas kemudian menjadi ektoderm dan hipoblas menjadi

endoderm. Kemudian dilanjutkan dengan proses gastrulasi membentuk massa trilaminer

dimana mesoderm terbentuk.(2)

Pada awal minggu ketiga terbentuk neural plate (lempeng saraf) dan pada hari ke

18 terbentuk cekungan pada garis tengah lempeng saraf dengan lipatan saraf pada kedua

sisinya, lipatan saraf ini bertumbuh dan saling mendekat membentuk tabung saraf. Proses

ini diawali pada somit (tonjolan saraf ) ke 4 dan berlanjut ke atas dan ke bawah. Pada hari

ke 24-25 bagian cranial tabung saraf akan menutup sedang bagian caudal akan menutup

pada hari 27-28.(2)

Segera sesudah penutupan tabung saraf, ektoderm di permukaan akan terpisah

dari neuroektoderm. Ektoderm membentuk kulit yang menutup tabung saraf sedang

mesenkim akan membentuk meninges, lengkung saraf vertebra dan otot-otot paraspinal.

NTD terjadi karena kegagalan pada proses penutupan tabung saraf tersebut dan

menimbulkan defek pada otak dan medula spinalis.

Ada tiga tipe NTD Yaitu, anensefali (pertumbuhan tengkorak kepala dan otak tak

sempurna), spina bifida (sumbing tulang belakang, yaitu celah pada tulang belakang

karena beberapa ruas tulang gagal bertaut) serta ensefalosel (burut otak). Bentuk

terbanyak adalah : anencephali dan spina bifida. Spina bifida dapat menimbulkan

berbagai gejala mulai dari yang ringan sampai yang berat, dapat terjadi paralisis tungkai

7
bawah dan inkontinesia urin, serta inkontinensia alvi, sekitar 30 % disertai dengan

retardasi mental yang ringan sampai berat. Kekurangan asam folat pada wanita hamil

juga berisiko terjadinya gangguan jantung, bibir sumbing, cacat saluran kemih pada janin.
(2,13)

Ada 2 bentuk spina bifida :(2,13)

1. Spina bifida occulta : hanya ada defek kecil pada tulang belakang, dan tertutup

kulit, biasanya tidak ada gejala.

2. Spina bifida aperta : tampak ada kantong di daerah tulang belakang yang disebut

meningocele.

Pada tahun 1950 para ilmuwan menemukan hubungan antara diet dengan kejadian

NTD, dari pengamatan ditemukan bahwa insidens NTD meningkat pada populasi dengan

sosial ekonomi rendah yang mengalami malnutrisi, dan juga pada kehamilan yang terjadi

pada musim dingin dan awal musim semi mungkin karena kurangnya makanan segar

pada kedua musim tersebut.(2,13) Pada tahun 1960 para peneliti menemukan hubungan

antara defisiensi asam folat dengan kelainan bawaan pada binatang, artinya nutrisi

memegang peranan penting dalam pembelahan dan pertumbuhan sel. Tahun 1999 Czeizel

menemukan bahwa pemberian asam folat pada masa perikonsepsi dapat menurunkan

kejadian kelainan kongenital secara bermakna.(2,13)

Mekanisme Kerja Asam Folat Dalam Mencegah NTD

Sampai sekarang belum jelas diketahui bagaimana mekanisme kerja asam folat

dalam mencegah terjadinya NTD, banyak peneliti memperkirakan bahwa asam folat

mengatasi defisiensi nutrisi sedang yang lainnya mengatakan suplementasi asam folat

8
membantu mengatasi ketidak mampuan tubuh dalam memproses folate.(2)

Selama proses kehamilan, terjadi pembelahan sel yang sangat cepat untuk

perkembangan placenta dan janin. Oleh sebab itu kebutuhan asam folat ibu hamil naik

hampir 2 kali lebih banyak dari kebutuhan normal yaitu sekitar 600 g/h sampai 800

g/h. dapat dimaklumi asam folat tersebut digunakan untuk pembentukan butir darah

merah baru, peningkatan volume darah, memperkuat dinding uterus, placenta dan tumbuh

kembang janin menjadi bayi cukup umur. Hal ini sejalan dengan peningkatan serum folat

dan RCF (lebih dari 13,5 n mol/L dan lebih dari 360 n mol/L).(1)

Asam folat merupakan kofaktor untuk enzym-enzym yang terlibat dalam sintesis

DNA dan RNA. Asam folat juga berfungsi sebagai penyalur gugus metil pada siklus

metilasi yang menggunakan metionin dan menghasilkan homosistein. Kofaktor folat akan

menyumbangkan gugus metil kepada enzym yang berkaitan dengan vitamin B12 yaitu

enzym metionin sintase yang akan mendaur ulang homosistein kembali menjadi

metionin. Kekurangan folat dan atau vitamin B12 akan meyebabkan kegagalan fungsi sel

dalam metilasi protein dan lemak. Gangguan pada sintesis DNA atau reaksi metilasi

dapat menghambat penutupan saluran saraf. Defisiensi asam folat menyebabkan

peningkatan kadar uracil DNA akibat dari terbatasnya sintesis purin dan thymin pada

nukleotida, hal ini akan menyebabkan kerusakan kromosom.(2)

Mills dkk (1995) melaporkan bahwa kadar homosistein darah meninggi pada ibu-

ibu yang melahirkan bayi dengan NTD dan menyimpulkan bahwa hal ini mungkin

disebabkan oleh defek pada enzym methionine synthase. Pada ibu-ibu yang melahirkan

bayi dengan NTD, gangguan remetilasi homosistein menjadi metionin dapat diatasi

dengan pemberian asam folat. Defisiensi beberapa enzym di bawah ini akan menghambat

9
(2)
proses remetilasi

- Cystathionine synthase

- N5,N10-metylenetetrahydrofolate reductase

- Methionine synthase

Jika pada masa-masa ini terjadi defisiensi akut asam folat maka dapat dipastikan

pembentukan butir darah merah tidak sempurna, terlebih apabila diikuti oleh defisiensi

zat besi dan Vit B12.(1)

Anemia megaloblastik dicirikan dengan pembesaran inti sel darah merah dan

ukuran yang tidak beraturan. Untuk memenuhi kebutuhan asam folat, janin akan

mengambilnya dari ibu sehingga akhirnya defisiensi berakhir pada gangguan uterus,

gangguan fungsi placenta yang berakibat keguguran, toxemia, kelahiran prematur bahkan

kecenderungan ibu untuk melahirkan bayi BBLR. Defisiensi sedang juga dapat

berdampak iritasi, kekakuan, anoreksia, bahkan gangguan mental berupa depresi hebat.

Beberapa penelitian pemberian suplemen folat pada ibu hamil berdampak positif terhadap

berkurangnya resiko kasus persalinan dan resiko bayi bermasalah.(1)

James (1999) menemukan metabolisme folate yang abnormal pada ibu yang

mempunyai bayi dengan sidroma Down, sementara Palekar (2001) menemukan

metabolisme folate yang abnormal pada ibu merupakan faktor risiko untuk terjadinya

NTD dan sindroma Down, dan merekomendasikan untuk memberikan fortifikasi asam

folat dalam makanan atau suplementasi oral dengan cyanocobalamin (Vit B.12)(2,13)

Defisiensi asam folat bukan saja dapat menyebabkan terjadinya NTD namun juga dapat

menyebabkan hambatan dalam pertumbuhan janin dan plasenta.

10
Selain defisiensi asam folat, NTD juga dapat disebabkan oleh faktor faktor lain seperti :
(2,5,13)

1. Riwayat NTD dalam keluarga

2. Riwayat NTD pada kehamilan sebelumnya

3. Pemakaian obat-obat anti kejang

4. Kegemukan

5. Demam selama awal kehamilan

6. Diabetes Melitus

11
BAB IV

PERANAN ASAM FOLAT

A. Dosis Asam Folat Yang Diperlukan

Kebutuhan asam folat wanita dalam usia reproduksi tidak dapat dipenuhi dari

makanan saja. Centers for Disease Control (CDC) dan American Academy of Pediatrics

di Amerika Serikat merekomendasikan pemberian asam folat sebagai berikut :(2)

1. Untuk wanita usia subur secara umum disarankan untuk mengkonsumsi asam folat

minimal sebanyak 400 microgram setiap hari. Hal ini disebabkan karena 95% anak-

anak yang dilahirkan dengan kasus NTD berasal dari ibu yang tidak memiliki riwayat

NTD atau belum pernah melahirkan bayi dengan kasus NTD sebelumnya.

2. Untuk wanita yang akan hamil perlu mendapat asam folat dengan dosis 400

microgram (mcg) perhari.

3. Untuk wanita yang pernah melahirkan bayi dengan kasus NTD diharuskan untuk

mengkonsumsi 4000 mcg perhari selama 1 3 bulan sebelum hamil. Hal ini berguna

untuk mencegah terulangnya kasus NTD pada bayi yang dilahirkan nanti.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terulangnya kasus NTD jauh lebih

rendah pada wanita yang memperoleh asupan tambahan asam folat. Penelitian yang

dilakukan oleh British Medical Research Council (MRC) menunjukkan bahwa

terulangnya kasus NTD pada kelompok yang mendapat tambahan asam folat adalah 72%

lebih rendah bila dibandingkan kelompok yang tidak menerima tambahan asam folat.

The Expert Advisory Group on Folic Acid merekomendasikan suplementasi

asam folat dengan dosis 0,4 mg atau 400 mcg perhari dalam 12 minggu pertama

kehamilan untuk mencegah terjadinya NTD.(2)

12
Suplementasi asam folat dalam bentuk obat kadang sulit dijangkau oleh wanita

dari keluarga yang miskin, pada kehamilan yang tidak direncanakan atau karena

ketidaktahuan, sehingga pada tahun 1998 mulai dilakukan fortifikasi asam folat sebanyak

0,14 mg dalam 100 gram bahan makanan yang berasal dari gandum dan padi, seperti

roti, tepung terigu, beras, makaroni dan juga pada makanan dari jagung. Hal ini dapat

meningkatkan intake asam folat rata-rata sebesar 0,3 mg per hari.(13)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan, orang dewasa membutuhkan

400 mikrogram per hari dan wanita hamil minimal sebanyak 800 mikrogram per hari.

Dosis ini disesuaikan dengan yang direkomendasikan untuk penggunaan harian oleh

RDA (recommended daily allowance) AS, yaitu angka kecukupan gizi harian minimal

200 mikrogram per hari untuk orang dewasa dan 400 mikrogram untuk ibu hamil.(1,4)

Penelitian Czeizel tahun 1993 di Hongaria, memperlihatkan bahwa asam folat

sebanyak 0,4 miligram sebelum hamil dapat menurunkan risiko NTD sebesar 50 persen.

Sementara itu, penelitian Berry RJ dan rekannya di Cina tahun 1999 menemukan bahwa

risiko NTD bisa menurun sebanyak 85 persen dengan cara mengonsumsi asam folat

sebesar 0,4 miligram sebelum dan di awal kehamilan.(4)

Konsumsi asam folat sesuai jumlah yang disarankan dapat dicapai dengan

beberapa cara, yaitu melalui konsumsi makanan sehari-hari, mengkonsumsi tablet

tambahan asam folat atau mengkonsumsi makanan yang diperkaya/ ditambahkan asam

folat.(4,13)

1. Konsumsi makanan sehari-hari.

Makanan sumber folat antara lain adalah kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran

hijau dan yang paling tinggi kandungan folatnya adalah hati sapi. Akan tetapi secara

13
rata-rata kandungan folat didalam makanan termasuk rendah makan untuk mencapai

jumlah yang disarankan diperlukan konsumsi yang cukup banyak. Disamping itu,

folat alami pada bahan makanan umumnya tidak stabil dan mudah rusak karena

pemanasan / pemasakan atau penyimpanan yang terlalu lama. Dengan demikian,

konsumsi makanan sehari-hari sulit diandalkan untuk menurunkan terjadinya NTD

secara umum.

2. Mengkonsumsi tablet tambahan (suplemen) asam folat.

Keuntungan dari suplemen asam folat antara lain adalah dapat ditargetkan khusus

untuk wanita usia subur, wanita hamil, atau wanita yang sedang merencanakan

kehamilan dengan jumlah asam folat yang tepat sesuai dengan yang disarankan. Akan

tetapi tidak banyak wanita yang mengkonsumsi suplemen asam folat karena

kurangnya pengetahuan dan kesadaran untuk mengkonsumsinya secara teratur. Suatu

survey pada tahun 1999 menunjukkan bahwa walaupun banyak wanita hamil yang

mengetahui bahwa folat dapat mengurangi resiko terjadinya NTD pada bayi yang

dilahirkan, hanya sedikit diantara mereka yang mengkonsumsi suplemen folat

sebelum hingga bulan pertama kehamilan.

Masalah lainnya adalah kenyataan bahwa 50 % kehamilan di banyak negara biasanya

tidak direncanakan. Dengan demikian, kehamilan umumnya baru diketahui setelah

bulan-bulan pertama kehamilan yang merupakan masa yang penting untuk

pembentukan otak dan syaraf sumsum tulang belakang.

3. Makan yang diperkaya / ditambahkan asam folat.

Penambahan asam folat pada makanan merupakan kebijakan beberapa negara untuk

menurunkan terjadinya kasus NTD. Makanan yang biasanya ditambahkan asam folat

14
adalah makanan pokok (roti, sereal), tepung terigu/ gandum atau susu. Akan tetapi

karena makanan-makanan ini dikonsumsi oleh masyarakat secara umum maka

banyaknya asam folat yang ditambahkan pada makanan pokok atau tepung biasanya

sangat terbatas. Di Amerika dan Kanada banyaknya asam folat yang ditambahkan

pada tepung terigu/ gandum dapat meningkatkan asupan asam folat sebanyak 80-100

mcg per hari pada wanita usia subur yang menjadi target utama, akan tetapi tidak

menyebabkan kelebihan asam folat pada masyarakat umum lainnya.

The Expert Advisory Group on Folic Acid merekomendasikan suplementasi

asam folat dengan dosis 0,4 mg atau 400 mcg perhari dalam 12 minggu pertama

kehamilan untuk mencegah terjadinya NTD.13

Sumber Makanan Mengandung Folat


Micrograms (per 100 g of food-3.5 oz)

Sayur-sayuran yang berdaun hijau 120 - 160

Sayur-sayuran lainnya 40 - 100

Buah-buahan (terutama sitrus) 50 - 100

Kacang-kacangan 50 - 300

Padi-padian 60 - 120

Sereal 100 or 400

From:Folic acid information.m U.S. Food and Drug Administration, FDA consumer, May 1994. 14

Suplementasi asam folat dalam bentuk obat kadang sulit dijangkau oleh wanita

dari keluarga yang miskin, pada kehamilan yang tidak direncanakan atau karena

ketidaktahuan, sehingga pada tahun 1998 mulai dilakukan fortifikasi asam folat sebanyak

0,14 mg dalam 100 gram bahan makanan yang berasal dari gandum dan padi, seperti

roti, tepung terigu, beras, makaroni dan juga pada makanan dari jagung. Hal ini dapat

15
meningkatkan intake asam folat rata-rata sebesar 0,3 mg per hari.(2)

B. Manfaat Lain Dari Asam Folat Untuk Kesehatan

Selama bertahun-tahun para pakar kesehatan telah mengetahui bahwa asam folat

sangat penting peranannya dalam mempertahankan kesehatan, sejak lama sudah diketahui

bahwa asam folat berperan dalam produksi sel-sel darah merah, dan orang yang

mengalami defisiensi asam folat dapat mengalami anemia tipe megaloblastik. 1,2 Penelitian

terakhir menemukan manfaat asam folat dalam mencegah terjadinya penyakit jantung

dan stroke. Nampaknya individu yang memiliki kadar homosistein yang tinggi dalam

darahnya akan mempunyai risiko yang tinggi untuk mendapat kelainan jantung dan

stroke dan pemberian asam folat dapat menurunkan kadar homosistein dalam darah.

Penelitian lain juga memperlihatkan manfaat asam folat dalam mencegah penyakit kanker

khususnya kanker kolon.(2)

16
BAB V

KESIMPULAN

1. Asam folat yang dikonsumsi pada awal kehamilan dapat mengurangi resiko

terjadinya NTD dan membantu mencegah terjadinya cacat bawaan lainnya.

2. Suplementasi multivitamin dan asam folat dapat menurunkan angka NTD dan

kelainan kogenital lainnya, dengan mengkonsumsi multivitamin suplemen yang

mengandung asam folat lebih memberikan hasil dibanding asam folat saja.

3. Wanita yang sedang merencanakan kehamilan harus mengkonsumsi 400mcg asam

folat dalam sehari melalui suplemen atau makanan yang telah diperkaya /

ditambahkan asam folat.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Sunaryo ES. Defisiensi Folat dan Tingginya Angka Kematian Ibu Serta Kasus
Bermasalah (Kajian Filsafat Ilmu). Program Pasca Sarjana / S3. IPB. Desember 2000.
http://tumoutou.net/pps702_11001/endang_s_sunaryo.pdf.
2. Lukas E. Hubungan Antara Defisiensi Asam Folat Dengan Kejadian Neural Tube
Defect. Sub Bagian Feto Maternal, Bagian/UP Obgin FK. UNHAS/ RS. Dr. Wahidin
Sudirohusodo, Makasar.
3. Molloy AM, Weir DG, Scott JM. Homocysteine, folate enzymes and neural tube
defects, Haematologica 1999 Jun;84 Suppl EHA-4:53-6.
4. Indonesian Nutrition Network (INN). 2004. Konsumsi Asam Folat Cegah Bayi Lahir
Cacat. http://www.swarakarya.com.
5. Wibowo N. The Role of Folic Acid In Obstetrics and Gynecology. Dalam Kumpulan
Makalah Pilihan Simposium Folic Acid From Vitamin To Drug 2001 April 21;
Semarang-Jakarta-bandung; 2001. p. 18-21.
6. Haas. E.M. 1992. Staying Healthy with Nutrition. P9 132 - 136.
7. Wagner. C. 1995. Biochemical Role of Folate In Cellular Metabolism. In : Folate In
Health and Disease. P9 23 - 42
8. Cuningham FG, MacDonald PC, Gant NF. Perawatan Prenatal. Dalam Williams
Obstetric. Edisi 18 Jakarta : EGC, 1995 ; 295-317.
9. Jacobs Peter, Wood L. Folates. Hematology of Malnutrition, Part Two. Disease-A-
Month, 49 (11) November 2003. Available from URL :
http://home.mdconsult.com/das/article/body/33945120-/jorg=journal&source=MI&s.
Accessed December 15th 2003.
10. American Academy of Pediatrics (Policy Statement). Folic Acid for The Prevention
of Neural Tube Defects. Policy Statement. In : Pediatrics 1999 ;104 (2).p. 325-7.
11. Niebyl JR. Folic acid supplementation prevents birth defects. Available from URL :
http://www.vh.org/adult/provider/obgyn/folicacid / . Acessed November 19 2003.
12. Canadian Pediatric Society. Periconceptional Use of Folic Acid for Reduction of The
Risk of Neural Tube Defects. Available from URL : Accessed November 19th 2003.
http://www.cps.ca/english/statements/DT/dt95-01.htm.
13. Krisnadi, SR. The Role of Folic Acid during Preconceptional Period and Pregnancy.
Dibawakan dalam Fourth Scientific Meeting on Feto Maternal Medicine;2003
Apr;Medan, Indonesia; 2003.
14. Folic acid information.U.S. Food and Drug Administration. FDA consumer; May
1994.

18
19

You might also like